Buffer

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 34

Pernahkan Anda melihat cairan infus?

Dimanakah Anda menjumpai cairan


infus? Tentu cairan infus banyak dijumpai di ruang rawat rumah sakit. Apa isi dari
cairan infus? Bila seseorang sudah jatuh sakit dan mengalami gangguan sistem
penyangga dalam tubuhnya, biasanya dokter menyuntikkan caira infus yang berisi
larutan peyangga buatan.

Apa yang dimaksud dengan sistem penyangga (buffer)? Zat – zat terlarut apa
saja yang dapat membentuk larutan penyangga? Bagaimana cara penyiapan larutan
penyangga di laboratorium? Bagaimana penentuan pH larutan penyangga? Apa yang
diamati ketika larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau
diencerkan? Pertanyaan-pertanyaan ini akan mengantarkan Anda untuk menganalisis
komponen larutan penyangga.

Dalam bab ini, Anda akan mempelajari pengertian larutan penyangga, sifat-sifat
larutan penyangga, penentuan pH larutan penyangga, dan pembuatan larutan
penyangga.

1
PETA KONSEP LARUTAN PENYANGGA

pH Relatif Tetap

Asam Lemah Asam Lemah Basa Lemah Basa Lemah


dengan Basa dengan Basa dengan Asam dengan
Konjugat Kuat Konjugat Asam Kuat

pelarut pelarut pelarut

Basa Lemah Tersisa,


Asam Lemah Tersisa,
Asam Kuat Habis
Basa Kuat Habis

CH3COOH CH3COOH NH4OH NH4OH


Dengan dengan NaOH dengan NH4+ dengan HCl
CH3COO-

Membentuk

Sistem Penyangga Sistem Penyangga


Asam Basa

2
A. KOMPETENSI DASAR
3.12 Menjelaskan prinsip kerja, perhitungan pH, dan peran larutan penyangga
dalam tubuh makhluk hidup
4.12 Membuat larutan penyangga dengan pH tertentu

B. INDIKATOR

1. Menjelaskan pengertian, sifat dan komponen larutan penyangga


2. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan
3. Menghitung pH larutan penyangga
4. Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam, sedikit
basa atau dengan pengenceran
5. Menjelaskan peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
6. Melakukan percobaan menentukan sifat larutan penyangga
7. Menyimpulkan dan menyajikan data hasil percobaan menentukan sifat larutan
penyangga
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian, sifat dan komponen larutan
penyangga berdasarkan diskusi kelompok
2. Peserta didik dapat menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga
melalui data hasil percobaan
3. Peserta didik dapat menghitung pH larutan penyangga berdasarkan diskusi
kelompok
4. Peserta didik dapat menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan
sedikit asam, sedikit basa atau dengan pengenceran berdasarkan diskusi
kelompok
5. Peserta didik dapat menjelaskan peran larutan penyangga dalam tubuh
makhluk hidup berdasarkan diskusi kelompok
6. Peserta didik dapat menentukan sifat larutan penyangga berdasarkan data hasil
percobaan
7. Peserta didik dapat menyimpulkan dan menyajikan data hasil percobaan
menentukan sifat larutan penyangga.

3
RINGKASAN

Larutan penyangga adalah larutan yang pHnya relatif tetap pada


penambahan sedikit asam dan/atau sedikit basa, serta pada pengenceran.
Berdasarkan komponen zat penyusunnya, terdapat 2 sistem larutan penyangga,
yaitu sistem penyangga asam lemah dengan basa konjugasinya dan sistem
penyangga basa lemah dengan asam konjugasinya.
Penambahan sedikit asam atau basa terhadap sistem penyangga
menyebabkan rasio [HA]/[A-] atau [BOH]/[B+] berubah sehingga pH larutan
berubah.
Konsentrasi H+ dalam larutan penyangga asam lemah dan basa konjugasinya
dapat dirumuskan:
mol asam
[H+] = Ka x mol basa konjugasi

Konsentrasi OH- dalam larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya
dapat dirumuskan:
mol basa
[OH-] = Kb x mol asam konjugasi

Kapasitas penyangga adalah kemampuan atau keefektifan suatu sistem


penyangga untuk mencegah larutan sampel terhadap perubahan pH yang besar
akibat penambahan asam atau basa. Makin besar konsentrasi komponen sistem
penyangga (makin pekat), makin besar kapasitas penyangganya.
Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, terbentuknya larutan
penyangga asam terjadi pada rentang perubahan pH sebelum mencapai titik
ekuivalen. Pada titrasi basa dengan asam kuat, terbentuknya larutan penyangga
basa terjadi pada rentang perubahan pH sebelum mencapai titik ekuivalen.
Beberapa contoh larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari:
 Sistem penyangga karbonat dalam darah
 Sistem penyangga fospat dalam cairan sel
 Sistem penyangga asam amino/ protein

4
A. KOMPONEN LARUTAN PENYANGGA
Suatu larutan bila ditambah asam akan turun pH-nya karena memperbesar konsentrasi
H+. Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH karena meningkatkan konsentrasi
OH-. Seterusnya, suatu larutan asam atau basa bila ditambah air akan mengubah pH, karena
konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Ada larutan yang bila ditambah sedikit asam,
basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan seperti itu disebut larutan buffer
(penyangga).

(Gambar A.1 Contoh-contoh larutan penyangga)

Suatu larutan yang mengandung suatu asam lemah ditambah suatu garam dari asam
itu, atau suatu basa lemah ditambah suatu garam dari basa itu, mempunyai kemampuan
bereaksi baik dengan asam kuat maupun basa kuat. Sistem semacam ini dirujuk sebagai
larutan buffer (berpenyangga), karena penambahan asam kuat itu hanya mengubah pH sedikit.

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan


perubahan pH ketika sedikit asam atau basa ditambahkan kedalam larutan tersebut. larutan
penyangga mengandung asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam
konjugatnya dalam keadaan kesetimbangan.

Sistem penyangga terdiri dari dua zat terlarut, yang satu berperan sebagai asam
Bronsted lemah dan yang satunya lagi sebagai basa bronsted lemah. Dua zat terlarut ini
merupakan pasangan asam-basa konjugat. Jika yang menjadi asam adalah molekul, maka
yang menjadi basa konjugatnya adalah garam terlarut dari asam tersebut. Ada pula larutan
penyangga yang terdiri dari pasangan basa lemah dengan asam konjugatnya. Jadi, dapat
dikatakan bahwa penyangga merupakan pasangan asam lemah atau basa lemah dengan
garamnya.
Jika diamati berdasarkan komponen zat terlarut yang dicampurkan ada dua jenis
larutan penyangga yang mungkin dapat terbentuk, yaitu:

5
a. Asam Lemah dengan Basa Konjugasinya (Buffer Asam)
Misalnya, kedalam campuran larutan CH3COOH dan CH3COO- ditambahkan sedikit
asam atau basa, yang terjadi adalah:
1) Jika ditambahkan asam maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion
CH3COO- membentuk CH3COOH, menurut reaksi berikut
CH3COO- (aq) + H+ (aq) CH3COOH (aq)
Sehingga harga pH tetap.
2) Jika ditambahkan basa, ion OH- akan dinetralkan oleh CH3COOH menurut reaksi
berikut
CH3COOH (aq) + OH- (aq) CH3COO- (aq) + H2O (l)
Sehingga harga pH tetap.

b. Basa Lemah dengan Asam Konjugasinya (Buffer Basa)


Misalnya, ke dalam campuran larutan NH3 dan NH4+ ditambahkan sedikit asam atau basa.
Hal yang terjadi adalah sebagai berikut
1) Jika ditambahkan asam maka ion H+ akan dinetralkan oleh NH3, menurut reaksi berikut
NH3 (aq) + H+ (aq) NH4+ (aq)
Sehingga harga pH tetap.
2) Jika ditambahkan basa, ion OH- akan bereaksi dengan ion NH4+ sebagai berikut
NH4+ (aq) + OH- (aq) NH3 (aq) + H2O (l)
Sehingga harga pH tetap.

6
Contoh

Manakah dari campuran dua larutan berikut ini yang dapat membentuk larutan
penyangga asam, penyangga basa, dan bukan larutan penyangga?

a. KF dengan HF
b. KCl dengan HCl
c. NH4OH dengan (NH4)2SO4
Penyelesaian:
a. F- (dalam KF) adalah basa konjugat dari HF. Oleh karena itu, campuran antara
Larutan KF dengan HF akan membentuk larutan penyangga asam.
b. HCl bukan asam lemah. Oleh karena itu, campuran antara KCl dengan HCl
bukan larutan penyangga.
c. NH4OH (basa lemah) dengan NH4+ (asam konjugat) membentuk larutan
penyangga basa

Uji Kompetensi A

. Tuliskanlah masing-masing 2 contoh larutan penyangga asam dan basa!


2. Jika ke dalam sistem kesetimbangan asam HCOOH ditambahkan
garam HCOONa, dengan anggapan bahwa konsentrasi HCOONa
dalam campuran sama dengan konsentrasi HCOOH, Maka:
a Konsentrasi ion apa yang bertambah
b Bagaimana [H3O+] Sebelum dan sesudah penambahan garam,
bertambah atau berkurang?
c Kompenen apa yang jumlahnya lebih dominan dalam campuran
yang terbentuk?
3. Jika larutan HCOOH dicampur dengan larutan HCOOK, komponen
apa yang membentuk sistem kesetimbangan? Sistem penyangga apa
yang terbentuk?

7
B. PEMBUATAN LARUTAN PENYANGGA
1. Pembuatan Larutan Penyangga Asam
a. Mencampurkan asam lemah HA dengan basa konjugat A- (dalam bentuk garam
LA).
Contoh :
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Tersisa Terbentuk
asam lemah basa konjugat

Penyangga asam

b. Mereaksikan asam lemah HX berlebih dengan basa kuat (basa kuat habis bereaksi,
HX tersisa)
Contoh :
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Tersisa Terbentuk
asam lemah basa konjugat

Penyangga asam

2. Pembuatan Larutan Penyangga Basa


a. Mencampurkan basa lemah BOH dengan asam konjugat B- (dalam bentuk garam
BY).
Contoh :
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O(l)
Tersisa Terbentuk
basa lemah asam konjugat

Penyangga basa

b. Mereaksikan basa lemah berlebih dengan sedikit asam kuat HY (HY habis
bereaksi, BOH tersisa).
Contoh :
NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)
Tersisa Terbentuk
basa lemah asam konjugat

Penyangga basa

8
Contoh

1. Jika larutan HCOOH dicampur dengan larutan HCOOK, komponen apa yang
membentuk sistem kesetimbangan? Sistem penyangga apa yang terbentuk?

Penyelesaian:

Komponen zat terlarut yang membentuk sistem kesetimbangan adalah HCOOH dan
HCOO-. Campuran antara HCOOH (asam lemah) dengan HCOOK membentuk sistem
kesetimbangan sebagai berikut:

HCOOH(aq) HCOO-(aq) + H+(aq)

Karena dalam sistem kesetimbangan ini dihasilkan ion H+ , maka sistem penyangga yang
terbentuk adalah sistem penyangga asam. Dalam sistem kesetimbangan ini, HCOO-(aq)
lebih banyak berasal dari penguraian sempurna HCOOK dalam air.

HCOOK(aq) HCOO-(aq) + K+(aq)

2. Jika larutan NH4OH dicampur dengan larutan (NH4)2SO4, komponen apa yang
membentuk sistem kesetimbangan? Sistem penyangga apa yang terbentuk?

Penyelesaian:

Komponen zat terlarut yang membentuk sistem kesetimbangan adalah NH4OH dan NH4+.
Campuran antara NH4OH (basa lemah) dengan NH4+ membentuk sistem kesetimbangan
sebagai berikut:

NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

Karena dalam sistem kesetimbangan ini dihasilkan ion OH- , maka sistem penyangga
yang terbentuk adalah sistem penyangga basa.

Uji Kompetensi B

1. Apakah semua campuran antara asam lemah dengan basa konjugatnya dapat
digunakan untuk membuat larutan penyangga asam?

2. Jika sebanyak 100 ml larutan HF 0,1 M (Ka = 6,8 x 10-4) dicampur dengan 50
ml larutan NaOH 0,1 M, apakah larutan hasil pencampuran ini merupakan
larutan penyangga asam?

3. Jika sebanyak 100 ml larutan NH4OH 0,1 M (Kb = 1,8 x 10-5) dicampur
dengan 50 ml larutan HCl 0,1 M, apakah larutan hasil pencampuran ini
merupakan larutan penyangga basa?

9
C. PENENTUAN pH LARUTAN PENYANGGA
1. Sistem Penyangga Asam Lemah dan Basa Konjugasinya
Faktor yang berperan penting dalam larutan penyangga adalah sistem reaksi
kesetimbangan yang terjadi pada asam lemah atau basa lemah. Pada sistem penyangga asam
lemah (misalnya CH3COOH), dengan basa konjugasinya, misalnya ion CH3 COO− yang
berasal dari CH3COONa, maka didalam sistem larutan terdapat kesetimbangan :
CH3 COOH(aq) ⇌ H+ (aq) + CH3 COO− (aq) ……………………(1)

CH3 COONa(aq) ⇌ Na+ (aq) + CH3 COO− (aq) ……………………(2)


Dari reaksi kesetimbangan (1) didapat :
[𝐻 + ][CH3 COO− ]
Ka = [ CH3 COOH ]
…………………………………………………....(3)

Sehingga konsentrasi ion H+ dalam sistem dapat dinyatakan :


+ Ka [ CH3 COOH]
[𝐻 ] = [CH3 COO− ]
……………………………......……………….....(4)

Pada sistem (campuran) tersebut, CH3COOH merupakan asam lemah yang sedikit terionisasi.
Sehingga konsentrasi CH3COOH dianggap tetap dan selanjutnya disebut dengan konsentrasi
asam atau [asam].

[CH3COOH] = [asam]……………………………………….………….(5)
Konsentrasi ion [CH3 COO− ] berasal dari dua komponen, yaitu [CH3 COO− ] dari asam lemah
(CH3COOH) dan [CH3 COO− ] dari CH3COONa. Oleh karena CH3COOH asam lemah, maka
hanya dihasilkan ion CH3 COO− dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga CH3 COO− yang
berasal dari asam dapat diabaikan. Jadi, [CH3 COO− ] dianggap sama dengan [CH3 COO− ] yang
berasal dari CH3COONa dan selanjutnya disebut sebagai konsentrasi basa konjugasinya atau
[Basa Konjugasi]
[CH3 COO− ] = [Basa Konjugasi]……………………………………….(6)
Sehingga disubstitusi persamaan (5) dan (6) ke persamaan (4), sehingga:
+ Ka [ CH3 COOH]
[𝐻 ] = [CH3 COO− ]
………………………………………………(7)

+ [asam]
[𝐻 ] = Ka ×
[Basa Konjugasi ]

10
Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M = n/v , maka:
𝑛 CH3COOH
+
⁄𝑣
[𝐻 ] = Ka 𝑛
CH3 COO−⁄
𝑣
Oleh karena sistem merupakan campuran dalam satu wadah maka volumenya akan selalu
sama, sehingga rumusan tersebut dapat ditulis dengan :

mol asam
[𝐻 + ] = Ka ×
mol basa konjugasi

Sehingga pH = −log [𝐻 + ]

2. Sistem Penyangga Basa Lemah dan Asam Konjugasinya


Seperti halnya pada sistem penyangga asam lemah dan basa konjugasinya, didalam sistem
penyangga basa lemah dan asam konjugasinya yang berperan dalam sistem tersebut adalah
reaksi kesetimbangan pada basa lemah.

Pada sistem penyangga basa lemah (misalnya NH4OH), dengan asam konjugasinya,
misalnya ion NH4 + yang berasal dari NH4Cl, maka didalam sistem larutan terdapat
kesetimbangan :
NH4 OH(aq) ⇌ NH4 + (aq) + OH− (aq) …………………………(1)

NH4 Cl(aq) ⇌ NH4 + (aq) + Cl− (aq) …………………………(2)


Dari reaksi kesetimbangan (1) didapat :

[NH4 + ][OH ]
Kb = [NH4 OH ]
……………………………………………………..(3)

Sehingga konsentrasi ion OH − dalam sistem dapat dinyatakan :


Kb NH4 OH
[OH− ] = ……………………………………………….......(4)
[NH4 + ]

Pada sistem (campuran) tersebut, NH4 OH merupakan basa lemah yang sedikit terionisasi.
Sehingga konsentrasi NH4 OH dianggap tetap dan selanjutnya disebut dengan konsentrasi basa
atau [basa].
[NH4 OH] = [basa]……………………………………………...…….(5)
Konsentrasi ion [NH4 + ] berasal dari dua komponen, yaitu[NH4 + ] dari basa lemah (NH4 OH)
dan [NH4 + ] dari NH4 Cl. Oleh karena NH4 Cl basa lemah, maka hanya dihasilkan ion NH4 +
dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga [NH4 +] yang berasal dari basa dapat diabaikan.

11
Jadi, [NH4 + ] dianggap sama dengan [NH4 + ]yang berasal dari NH4 Cl dan selanjutnya disebut
sebagai konsentrasi asam konjugasinya atau [Asam Konjugasi]
+
[NH4 ] = [Asam Konjugasi]………………………………..……….(6)
Sehingga disubstitusi pers (5) dan (6) ke persamaan (4), sehingga:
Kb [NH4 OH ]
[OH− ] = ………………………………………………......(7)
[NH4 + ]

[basa]
[OH− ] = Kb ×
[asam konjugasi]

Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M = n/v , maka:
𝑛NH4OH⁄
[OH− ] = Kb 𝑛 + 𝑣
NH4 ⁄
𝑣
Oleh karena sistem merupakan campuran dalam satu wadah maka volumenya akan selalu
sama, sehingga rumusan tersebut dapat ditulis dengan :

mol basa
[OH − ] = Kb ×
mol asam konjugasi

Sehingga pOH = − log [OH − ]

pH = 14 − pOH

12
Contoh
1. Hitung pH larutan penyangga yang dibuat dari campuran 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M.
(Ka CH3COOH = 10-5)

Penyelesaian:

CH3COOH = 100 ml x 0,1 mol/L

= 10 mmol (asam)

CH3COOH = 200 ml x 0,1 mol/L

= 20 mmol

CH3COO- = 20 mmol (basa konjugasi)


𝑛𝑎𝑠𝑎𝑚
[H+] = Ka x
𝑛𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑠𝑖

10
= 10-5 x
20

= 5 x 10-6

Ph = -loq 5 x 10-6
= 6 – loq 5

2. Didalam satu liter larutan terdapat 0,01 mol NH3 dan 0,02 mol NH4+ yang berasal dari kristal
(NH4)2SO4. Jika Kb NH3 = 10-5, hitunglah ph larutan tersebut.

Penyelesaian:
[NH3]
[OH-] = Kb x [NH4+]

0,01
= 10-5 x
0,02

= 5 x 10-6

POH = -loq 5 x 10-6

= 6 – loq 5

= 6 – log 5

Ph = 14 –(6 – loq 5)
= 8 + loq 5

13
Uji Kompetensi C

1.Jika sebanyak 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 1,8 x 10-5) dicampur
dengan 50 mL larutan NaOH 0,1 M, Berapakah pH larutan yang diperoleh?
2. Tentukan pH larutan apabila 200 mL larutan NH4OH 0,5 M dicampur dengan
50 mL larutan NH4Cl 0,5 M! (Kb NH4OH = 1,8 X 10-5)
3. Larutan penyangga dengan pH = 3,167 dapat diperoleh melalui pencampuran
larutan HF 0,05 M dengan larutan CaF2 0,05 M. Berapakah perbandingan
volume kedua larutan tersebut yang harus dicampurkan? (Ka HF = 6,8 x 10-4
pada 25oC)

D. SIFAT-SIFAT LARUTAN PENYANGGA


Berdasarkan persamaan yang menunjukkan hubungan antara [HA]/[A-] dengan [H+] dan
hubungan antara [BOH]/[B+] dengan [OH-], dapat dipahami bahwa pH larutan tidak
terpengaruh oleh adanya penambahan pelarut (pengenceran).

Sistem penyangga berperan mempertahankan pH larutan melalui penetralan asam atau


basa yang ditambahkan. Pada larutan penyangga asam, penetralan terjadi pada pasangan asam
lemah dengan basa konjugatnya. Adapun pada penyangga basa, penetralan terjadi pada basa
lemah dengan asam konjugatnya. Untuk memahami hal ini, anda perlu mengingat kembali
sistem kesetimbangan yang terjadi pada penyangga asam dan penyangga basa. Untuk sistem
penyangga asam HA dengan A-, sistem kesetimbangan yang terjadi adalah:
HA(aq) H+(aq) + A-(aq)
Adapun untuk sistem penyangga basa BOH dengan B+, sistem kesetimbangan yang
terjadi adalah:
BOH(aq) B+(aq) + OH-(aq)

Penetralan pada penyangga asam terjadi melalui reaksi berikut: ketika sedikit asam (H+)
ditambahkan pada sistem penyangga, maka basa konjugat A- akan bereaksi dengan asam
tersebut membentuk asam lemah HA. Reaksi menyebabkan konsentrasi A- sedikit berkurang
dan sebaliknya konsentrasi HA sedikit ditambah.
A-(aq) + H+(aq) → HA(aq)

14
Sebaliknya , ketika sedikit basa (OH-) yang ditambahkan, maka asam lemah HA
bereaksi dengan basa tersedut membentuk basa konjugat A-. Reaksi ini menyebabkan
konsentrasi HA sedikit berkurang dan sebaliknya konsentrasi A- sedikit bertambah.
HA(aq) + OH-(aq) → A-(aq) + H2O(l)
Kedua reaksi ini hanya berpengaruh terhadap rasio [HA]/[A-] sehingga relatif tidak
berpengaruh pada pH larutan penyangga. Jadi,
1) Jika rasio [HA]/[A-] bertambah, [H3O+] bertambah , dan pH larutan penyangga sedikit
berkurang.
2) Jika rasio [HA]/[A-] berkurang, [H3O+] berkurang , dan pH larutan penyangga sedikit
bertambah.
Seperti halnya penyangga asam, reaksi penetralan juga terjadi pada penyangga basa
ketika ditambah sedikit asam kuat atau basa kuat. Asam (H+) yang ditambahkan
bereaksi dengan basa lemah BOH dan basa (OH-) yang ditambahkan bereaksi dengan
asam konjugat B+.
BOH(aq) + H+(aq) → B-(aq) + H2O(l) ([BOH] berkurang; [B+] bertambah)
B+(aq) + OH-(aq) → BOH(aq) ([BOH] bertambah; [B+] berkurang)
Oleh karena itu:
1) Jika rasio [BOH]/[B+] bertambah, [OH-] bertambah , dan pH larutan penyangga sedikit
bertambah.
2) Jika rasio [BOH]/[B+] berkurang, [OH-] berkurang , dan pH larutan penyangga sedikit
berkurang.

Cara kerja penyangga asam dapat dipelajari dari contoh sistem penyangga yang tersusun
dari asam asetat (CH3COOH) dengan ion asetat (CH3COO-) yang disediakan dari garam
seperti (CH3COONa) .
Campuran kedua komponen ini akan membentuk sistem kesetimbangan sebagai berikut:
CH3COOH(aq) CH3COO- (aq) + H+(aq)
Jika ditambahkan ion H+ atau H3O+ (dari asam kuat) pada sistem penyangga ini, ion asetat
(basa konjugat) akan bereaksi dengan H+ sebagai berikut:
H+(aq) + CH3COO- (aq) → CH3COOH(aq)
Oleh karena itu, penambahan asam (H+) akan mengurangi jumlah basa konjugat (CH3COO-)
dan sebaliknya menambah jumlah asam lemah (CH3COOH). Reaksi ini mencegah
pengembangan jumlah H+ yang berlebih akibat penambahan asam kuat.

15
Respon yang sama juga terjadi jika basa kuat ditambahkan pada sistem penyangga ini.
Ion OH- yang ditambahkan akan bereaksi dengan CH3COOH (asam lemah) melalui reaksi
berikut:
OH-(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COO- (aq) + H2O(l)
Reaksi ini mencegah pengembangan jumlah OH- yang berlebih akibat penambahan basa kuat.
Itulah sebabnya, pH larutan penyangga relatif tidak berubah akibat penambahan sedikit asam
kuat atau sedikit basa kuat.

Contoh

1. Sebanyak satu liter larutan penyangga mengandung 1 mol CH3COOH (Ka = 1,8 x 10-5)
dan 1 mol CH3COONa.

a. Hitunglah pH sistem penyangga tersebut.

b. Berapakah pH sistem penyangga setelah penambahan 0,1 mol HCl? Anggaplah bahwa
volume larutan tidak bertambah setelah penambahan HCl.

Penyelesaian:

Sistem penyangga yang dimaksud merupakan asam sehingga pH larutan pasti kurang dari
7. Oleh karena itu, pH larutan dihitung terlebih dahulu dengan menghitung [H+] dalam
sistem penyangga.

Sebelum penambahan HCl:

[CH3COOH] = 1 M dan [CH3COO-] = 0,1 M

a. Anggaplah bahwa konsentrasi setiap zat pada kesetimbangan adalah sebagai berikut:

CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+ (aq)

M: 1 1 0

B: -x +x +x

S: 1-x 1+ x x

Karena Ka CH3COOH sangat rendah, maka CH3COOH yang terionisasi sangat rendah
sehingga 1-x = 1 dan 1 + x = 1. Oleh karena itu

[CH3COOH] 0,1
[H+] = Ka x [CH3COO−] = (1,8 x 10-5) 0,1 = 1,8 x 10-5 M
16
-5
pH = - log (1,8 x 10 ) = 4,74
b. HCl yang ditambahkan bereaksi dengan komponen basa, yaitu NH3.
Mol HCl yang ditambahkan = 2 mL x 0,1 mmol/mL = 0,2 mmol
Susunan campuran setelah HCl ditambahkan dapat dirinci sebagai berikut:
NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)
Mula-mula: 10 mmol 0,2 mmol 10 mmol
Bereaksi : 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol
Sisa : 9,8 mmol - 10,2 mmol
Campuran tetap bersifat penyangga basa, karena mengandung NH3 dan NH4+.
9,8
[OH-] = 1 x 10-5 x 10,2 = 0,96 x 10-5

pOH = - log 0,96 x 10-5 = 5 – log 0,96 = 5 – (-0,017) = 5,017


pH = 14 – 5,017 = 8,983

c. NaOH yang ditambahkan bereaksi dengan komponen asam konjugasi, yaitu NH4+.
Mol NaOH yang ditambahkan = 2 mL x 0,1 mmol/mL = 0,2 mmol
Susunan campuran setelah HCl ditambahkan dapat dirinci sebagai berikut:
NH4+(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(aq)
Mula-mula: 10 mmol 0,2 mmol 10 mmol
Bereaksi : 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol
Sisa : 9,8 mmol - 10,2 mmol
Campuran tetap bersifat penyangga basa, karena mengandung NH3 dan NH4+.
10,2
[OH-] = 1 x 10-5 x 9,8
= 1,04 x 10-5

pOH = - log 1,04 x 10-5 = 5 – log 1,04 = 5 – 0,017 = 4,982


pH = 14 – 4,982 = 9,018

d. pH setelah ditambah 100 mL air


𝑏
𝑉
[OH-] = Kb x 𝑔
𝑉

Volume campuran setelah ditambah air = 100 mL + 100 mL = 200 mL


Mol basa (b) = 100 mL x0,1 mmol/mL = 10 mmol
Mol asam konjugasi (g) = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol
10
200
[OH-] = 1 x 10-5 x 10 = 1 x 10-5
200

pOH = - log 1 x 10-5 = 5


pH = 14 - 5 = 9

17
Uji Kompetensi D

1. Diketahui Ka asam asetat 2 x 10-5. Apabila dicampurkan 1 g NaOH


(Mr = 40) ke dalam 100 mL asam asetat 0,75 M, hitung pH larutan
yang terjadi.
2. Pada titrasi 40 mL NH3 0,1M (Kb=1,8x10-5) dengan HCl 0,1M.
Tentukan nilai pH larutan setelah penambahan HCl sebesar 20 ml.
3. Tentukan pH campuran antara 100 mL HCl dengan pH = 1 dan 100
mL NH4OH dengan pOH = 3-log 2 (Kb = 2 x 10-5).

E. KAPASITAS PENYANGGA
Kapasitas penyangga adalah kemampuan atau keefektifan suatu sistem penyangga
untuk mencegah larutan sampel terhadap perubahan pH yang besar akibat penambahan asam
atau basa. Makin besar konsentrasi komponen sistem penyangga (makin pekat), makin besar
kapasitas penyangganya.
Untuk memahami kapasitas penyangga, amatilah data pH air dan dua sistem
penyangga akibat penambahan sejumlah HCl pada tabel E.1, ketika 0,01 mol per liter HCl
ditambahkan pada larutan penyangga yang pertama (Kolom 3), perubahan pH hanya terjadi
sangat kecil (E.2 dan E.3). Adapun penambahan HCl pada air murni akan berpengaruh pada
penurunan pH secara drastis. Perhatikanlah bahwa larutan penyangga yang kedua (kolom 4)
memiliki kapasitas penyangga yang lebih besar dari pada larutan penyangga yang pertama.
Sistem penyangga yang kedua dan yang pertama mampu melindungi penambahan asam atau
basa berturut-turut sebesar 0,1 mol dan 0,01 mol per liter. Terbukti bahwa makin besar
konsentrasi komponen sistem penyangga, makin besar kapasitas penyangga.

Tabel E.1 Pengaruh penambahan asam hidroklorat (HCl) terhadap air dan dua larutan penyangga
Mol HCl per pH sistem penyangga CH3COOH pH sistem penyangga CH3COOH
pH air
liter larutan 0,10 M/CH3COO- 0,10 M 0,20 M/ CH3COO- 0,20 M
0 7 4,74 4,74
0,000001 6 4,74 4,74
0,00001 5 4,74 4,74
0,0001 4 4,74 4,74
0,001 3 4,74 4,74
0,01 2 4,66 4,70
0,1 1 2,72 4,27

18
Data dalam tabel E.1 dapat digambarkan melalui grafik sebagai berikut:

(Gambar E.1 pengaruh penambahan HCl terhadap pH sistem penyangga dan pada air murni. pH air murni turun
secara drastis, sedangkan pH sistem penyangga relatif tidak berubah hingga penambahan HCl 10 -2 M)

pH

(Gambar E.2 penambahan sedikit asam dan basa hanya berpengaruh sedikit pada perubahan pH larutan
penyangga)

19
CONTOH
Tanah yang banyak mengandung batu kapur (kalsium karbonat, CaCO3) memiliki kemampuan
untuk menahan pengaruh hujan asam. Berapakah kapasitas penyangga, jika asam nitrat (HNO3)
ditambahkan pada 1,0 L penyangga karbonat yang mengandung bikarbonat dan basa konjugatnya
dengan konsentrasi yang sama, yakni 0,10 M? Berapa mol asam nitrat yang diperlukan untuk
menurunkan pH hingga satu satuan untuk 2,0 L larutan penyangga pada suhu 25oC? Diketahui Ka
bikarbonat (HCO3-) = 4,69 x 10-11.

Penyelesaian:

Jumlah mol awal HCO3- dalam sistem penyangga = (0,10 M)(1,0 mol/L) = 0,1 mol

Karena dalam sistem penyangga awal [HCO3-] = [CO32-], maka berdasarkan persmaan:

[𝐻𝐶𝑂3]
[H+] = [𝐶𝑂32− ]

pH awal = pKa = - log 4,69 x 10-11 = 10,329

untuk setiap penambahan x mol HNO3 akan terjadi pengurangan x mol CO32- dan penambahan x
mol HCO3- karena terjadinya reaksi:

CO32- (aq) + H+ (aq)  HCO3- (aq)

Sehingga

Mol CO32- = (0,1 – x)mol

Mol HCO3- = (0,1 + x)mol

Penambahan HNO3 menyebabkan terjadinya penurunan pH sebanyak satu satuan, dari 10,329
menjadi 9,329. Oleh karena itu, banyaknya HNO3 yang diperlukan untuk menurunkan satu satuan
pH dapat dihitung sebagai berikut:

pH awal = 10,329  [H+] awal = antilog (-10,329) = 4,69 x 10-11 M

pH setelah penambahan x mol HNO3 = 9,329  [H+] = 4,69 x 10-10 M



[𝐻𝐶𝑂3]
dengan persamaan: [H+] = [𝐶𝑂32− ]

maka setelah penambahan HNO3 :


(0,1+𝑥)
4,69 x 10-10 = (4,69 x 10-11) x
(0,1−x)

(0,1+𝑥)
10 = (0,1−x)
 x = 0,125 mol HNO3(untuk 1 L larutan)

Jadi, kapasitas penyangga untuk 1,0 L larutan penyangga = 0,125 mol HNO3
0,2 𝐿
Untuk 0,2 L larutan penyangga yang sama, kapasitas penyangga = 0,125 mol x 1,0 L
=
0,025 𝑚𝑜𝑙 HNO3

20
UJI KOMPETENSI E

1. Suatu larutan penyangga yang mengandung 0,200 M asam HA dan


0,150 M basa konjugat A- memiliki pH 3,5. Berapakah pH 0,500 L
larutan ini setelah penambahan 0,0015 mol NaOH?
2. Suatu larutan penyangga dibuat melalui pencampuran 184 ml larutan
CH3COOH 0,442 M dan 0,500 L larutan natrium asetat 0,400 M. (Ka
CH3COOH = 1,8 x 10-5)
a Berapakah pH larutan penyangga?
b Berapa gram KOH yang harus ditambahkan kedalam 0,500 L
larutan penyangga agar pH larutan berubah sebesar 0,15 satuan?
3. larutan anti septik dengan pH tertentu dapat dihasilkan dengan
mencampurkan larutan HOCl dan larutan NaOH, (diketahui: Ka HOCl
= 2,95 x 10-5)
a Hitung pH larutan antiseptik yang dihasilkan dari pencampuran
100 ml larutan HOCl 0,1 M dengan 50 ml larutan NaOH 0,1 M
b Larutan a ditambahkan 1 mmol HCl dengan meneteskan
beberapa tetes larutan HCL pekat ( volume larutan HCl pekat
dapat diabaikan). Hitung pH larutan setelah penambahan HCl.

F. TITRASI ASAM BASA MENGHASILKAN LARUTAN PENYANGGA


Titrasi asam basa yang menghasilkan larutan penyangga dilakukan berdasarkan reaksi
antara asam lemah dengan basa kuat atau basa lemah dengan asam kuat. Pada titrasi asam
lemah dengan basa kuat, terbentuknya larutan penyangga asam terjadi pada rentang
perubahan pH sebelum mencapai titik ekivalen. Pada rentang pH ini, jumlah basa kuat yang
ditambahkan lebih rendah dari pada jumlah asam lemah yang tersedia. Oleh karena itu, pH
larutan penyangga asam sedikit diatas pH larutan asam lemah asam, tetapi masih pada daerah
pH kurang dari 7,00 (dibawah pH hidrolisis). Sistem penyangga asam ini terbentuk karena
pada rentang titrasi sebelum mencapai titik ekivalen terbentuk karena pada rentang titrasi
sebelum mencapai titik ekivalen terbentuk campuran basa konjugat A- dan sisa asam lemah
HA yang berasal dari reaksi berikut:
HA (aq) + OH- (aq)  A-(aq) + H2O (l)
Tersisa Terbentuk

21
Pasangan asam lemah-basa konjugat (penyangga asam)
Adapun larutan penyangga basa terbentuk pada rentang penambahan asam kuat kedalam
larutan basa lemah sebelum mencapai titik ekivalen. Pada rentang pH ini, campuran yang
terbentuk memiliki pH lebih dari 7,00 (diatas pH hidrolisis). Sistem penyangga basa terbentuk
karena pada rentang titrasi ini terbentuk campuran sisa basa lemah BOH dengan asam
Konjugat B+ yang diperoleh dari reaksi berikut:
BOH (aq) + H+ (aq)  B+ (aq) + H2O (l)
Tersisa Terbentuk

Pasangan Basa lemah-asam konjugat (penyangga basa)


Dalam titrasi ini, pH larutan yang diperoleh dihitung dari reaksi asam basa yang terjadi,
dengan asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan sebagai pereaksi pembatas.
(Haris Watoni, 2014)

CONTOH

Sebanyak 50,00 ml larutan NH4OH 0,1 M (Kb = 1,8 x 10-5) dititrasi larutan HCl 0,1 M.
Berapakah pH larutan yang terbentuk ketika penambahan HCl mencapai 25,00 ml?

Penyelesaian:

Reaksi asam-basa yang terjadi menghasilkan larutan penyangga basa.

Mol NH4OH yang tersedia = (50,00 ml)(0,1 mmol/ml) = 5,00 mmol

Mol H+ yang ditambahkan = (25,00 ml)(0,1 mmol/ml) = 2,50 mmol

Persamaan reaksi: NH4OH (aq) + H+(aq)  NH4+(aq) + H2O(l)

Mula-mula 5,00mmol 2,50mmol 0

Reaksi -2,50mmol -2,50mmol +2,50mmol

Akhir reaksi 2,50mmol 0 2,50mmol


[NH4OH] 2,50
[OH-] = 𝐾𝑏 𝑥 = (1,8 x 10-5) 2,50 = 1,8 x 10-5
[NH +4]

Poh = -log 1,8 x 10-5 = 4,74  pH = 14 – 4,74 = 9,26

22
UJI KOMPETENSI F

1. Jelaskan, mengapa pH larutan penyangga relatif tidak berubah jika


ditambah sedikit asam maupun sedikit basa?
2. Hitunglah pH larutan yang mengandung asam format, HCOOH 0,50 M
dan natrium Format, HCOONa 0,40 M. Berapakah pH satu liter larutan
ini setelah ditambah dengan HCl 0,05 mol? (Ka asam format = 1,77 x
10-4)
3. Sebanyak 1 liter larutan NH3 0,400 M juga mengandung 12,78 g
NH4Cl. Berapa perubahan pH larutan setelah dialiri dengan 0,142 mol
gas HCl? (Kb NH3 = 1,8 x 10-5)

G. PERANAN LARUTAN PENYANGGA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


1. Sistem penyangga karbonat dalam darah

(Gambar G.1 Sistem penyangga karbonat dalam darah)

Darah mempunyai pH yang relatif tetap di sekitar 7,4. Cairan darah dalam tubuh
merupakan larutan penyangga. Sebab mampu mengendalikan pH dalam darah. Fungsi utama
darah adalah pembawa oksigen yang bergantung pada kemampuan mempertahankan pH
disekitar 7,4. Sebab jika pH dalam darah berubah maka kemampuan darah membawa oksigen
akan menurun.

Hal ini dimungkinkan karena adanya sistem penyangga H2CO3 atau HCO3-, sehingga
meskipun setiap saat darah kemasukan berbagai zat yang bersifat asa atau basa, tetapi
pengaruhnya terhadap perubahan pH dapat dinetralisir. Jika pH darah di luar nilai tersebut
akan berakibat fatal terhadap tubuh. Penyakit di mana pH darah selalu rendah disebut dengan
asidosis. Sedangkan bila pH darah selalu tinggi disebut dengan alkalosis.

23
 Jika darah kemasukan zat yang bersifat asam, maka ion H+ dari asam tersebut akan
bereaksi dengan ion HCO3- dengan reaksi :
H+(aq) + HCO3(aq) H2CO3(aq)
Kadar H2CO3 yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan penurunan nilai pH. Untuk
menjaga agar penurunan pH tidak terlalu besar, maka H2CO3 akan segera terurai
menjadi gas CO2 dan H2O. Akibatnya pernapasan berlangsung lebih cepat agar darah
dapat membuang CO2 ke dalam paru-paru dengan cepat.
 Jika darah kemasukan zat yang bersifat basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan
H2CO3 dengan reaksi :
OH-(aq) + H2CO3(aq) HCO3-(aq) + H2O(l)
Jika pada kondisi tertentu darah banyak mengandung basa (ion OH-), maka basa akan
diikat oleh H2CO3 yang akan berubah menjadi HCO3-. Dengan demikian, diperlukan
gas CO2 dari paru-paru yang harus dimasukkan dalam darah untuk menggantikan
H2CO3 tersebut.

2. Sistem penyangga fosfat dalam cairan sel

Adanya zat hasil metabolisme yang berupa asam akan menurunkan nilai pH cairan intra
sel, dan sebaliknya jika dihasilkan zat yang bersifat basa akan menaikkan nilai pH cairan intra
sel.
Sistem penyangga fosfat ( H2PO4- atau HPO42- merupakan sistem penyangga yang
bekerja untuk menjaga pH cairan intra sel. Jika dari proses metabolisme dihasilkan banyak zat
yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42- dengan reaksi :
HPO42-(aq) + H+(aq) H2PO4-(aq)
Jika pada proses metabolisme sell menghasilkan senyawa yang bersifat basa, mak ion OH-
akan bereaksi dengan ion H2PO4- dengan reaksi :
H2PO4-(aq) + OH-(aq) HPO42-(aq) + H2O(l)
Dengan demikian, perbandingan [H2PO4-] / [HPO42-] akan selalu tetap, dan ini akan
meyebabkan pH larutan tetap.

24
3. Sistem penyangga asam amino / protein

(Gambar G.2 struktur asam amino)

Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa.
Oleh karena itu, asam amino dapat berfungsi sebagai sistem penyangga tubuh. Adanya
kelebihan ion H+ akan diikat oleh gugus yang bersifat basa dan jika ada kelebihan ion OH-
maka akan diikat oleh gugus yang bersifat asam. Dengan demikian, larutan yang megandung
asam amino akan mempunyai pH relatif tetap.

25
Soal Uraian

1. Sebanyak 100 mL CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL NaOH 0,1 M,


tentukan :
a). pH awal larutan masing-masing
b). pH setelah dicampurkan (Ka = 1 x 10-5 )

2. Sebanyak 200 mL CH3OOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL NaOH 0,2


M. Jika Ka = 2 x 10-4, pH setelah reaksi adalah …..

3. pH larutan penyangga dengan perbandingan volume CH3COOH 0,1 M dan


NaOH 0,1 = 2 : 1 (Ka = 1 x 10-5) adalah …

4. Larutan NH4OH 0,1 M yang volumenya 400 mL ditambahkan ke dalam 200 mL


larutan H2SO4, ternyata diperoleh larutan penyangga dengan pH = 9-2 log 2? (Kb
= 10-5). Hitunglah kemolaran larutan NH4OH tersebut?

5. Berapa mL volume Ba(OH)2 0,1 M dan larutan CH3COOH 0,05 M agar diperoleh
400 mL larutan penyangga dengan pH = 5 + 2 l0g 2 (Ka CH3COOH = 10-5 )

26
DAFTAR PUSTAKA

A. Haris Watoni. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan


Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Yrama Widya: Bandung

Keenan. 1984. Kimia untuk universitas jilid 1 edisi keenam. Erlangga: Jakarta

Syukri S. 1999. Kimia Dasar II. ITB: Bandung

Tine Maria dkk. 2016. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI. Bailmu:
Jakarta

Unggul Sudarmono. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan


Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Erlangga. Jakarta

Unggul Sudarmono. 2017. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga: Jakarta

Yayan Sunarya. 2012. Kimia dasar jilid 2. Yrama widya: Bandung

27
GLOSARIUM

Asam konjugasi: basa yang menerima ion H+ atau garam dari asam lemah

Asam kuat : asam yang dalam larutan banyak menghasilkan ion H+ sehingga α
nya besar

Asam lemah : asam yang dalam larutan sedikit menghasilkan ion H+ sehingga α
nya kecil

Asam asetat : asam etanoat:asam organik sederhana yang memberikan rasa dan
aroma cuka

Basa konjugasi : asam yang telah melepaskan ion H+ nya atau garam dari basa
lemah

Basa kuat : basa yang dalam larutan banyak menghasilkan ion OH- sehingga
α nya besar

Basa lemah : basa yang dalam larutan sedikit menghasilkan ion OH- sehingga
α nya kecil

Kapasitas penyangga: kemampuan suatu larutan penyangga untuk menahan


perubahan pH akibat penambahan sedikit asam atau sedikit basa.

Larutan Penyangga (Buffer): campuran dari asam lemah dan basa konjugasinya.
Campuran ini mempunyai kemampuan untuk mempertahankan
harga pH pada penambahan sedikit asam atau basa atau pada
pengenceran.

28
Larutan penyangga asam (Buffer asam): campuran dari asam lemah dan basa
konjugasinya. Larutan ini mempunyai pH kurang dari 7 dan dapat
mempertahankan nilai pH pada penambahan sedikit asam atau basa
atau pada pengenceran.

Larutan penyangga basa (Buffer basa): campuran dari asam lemah dan asam
konjugasinya. Larutan ini mempunyai pH > 7 dan dapat
mempertahankan nilai pH pada penambahan sedikit asam atau basa
atau basa atau pengenceran.

Reaksi netralisasi: reaksi asam-basa: reaksi pembentukan molekul air dari reaksi
asam dengan basa

Tetapan kesetimbangan asam (Ka): tetapan disosiasi asam menghasilkan ion H+


dan anion

Tetapan kesetimbangan basa (Kb): tetapan disosiasi basa menghasilkan ion


kation dan ion OH-

29
SOAL MISKONSEPSI

1. Sebanyak 50 ml larutan asam asetat 0,2 M yang pH nya 2 + log 5 dicampur dengan 30
ml larutan NaOH 0,2 M kemudian kedalam larutan tersebut ditambah 20 ml larutan HCl
0,1 M maka pH campuran adalah. . .
a 4 + log 5
b 5 – log 5
c 5 + log 2
d 4 + log 2
e 6 – log 2
Penyelesaian:
Alasan:
1) Campuran tersebut bukan campuran buffer
2) pH seharusnya adalah 12 + log 5 karena kelebihan asam lemah
3) Tidak ada jawaban, seharusnya 5 – log 2
4) pH larutan adalah 4 + log 5, karena kelebihan asam lemah sehingga bersifat
penyangga

2. Sebanyak 4 L NH4OH 0,5 M dicampur dengan 2 L larutan (NH4)2SO4 0,15 M. , jika


harga Kb NH4OH 1,8 x 10-5. Maka pH larutan sebelum dan sesudah ditambahkan 50 ml
H2SO4 0,19 M adalah. . .
a. 10-log 1,67 dan 10-log 2,78
b. 9 + log 2 dan 10-log 2
c. 9 – log 2 dan 10 + log 2
d. 8 – log 1,67 dan 8- log 2,78
e. 7 + log 3 dan 8 + log 3
Alasan:
1) Tidak ada jawaban, seharusnya 9 + log 6 dan 9 + log 3,6
2) Campuran tersebut bukan campuran buffer
3) pH larutan sebelum adalah 10- log 1,67 dan pH larutan sesudah adalah 10-log 2,78
karena terbentuk dari basa lemah dan asam konjugatnya sehingga bersifat
penyangga.
4) pH seharusnya adalah 7 + log 3 dan 8 + log 3 karena kelebihan basa lemah

30
Pembahasan:
Pembahasan:
a. pH awal
mol NH4 OH = M × V
= 0,5 M × 4 L
= 2 mol

mol (NH4 )2 SO4 = M × V


= 0,15M × 2L
= 0,3 mol

(NH4 )2 SO4 → 2NH4 + + SO4 2−


0,3 mol ~ 0,6 mol ~ 0,3 mol
asam konjugasi
nb
[OH − ] = Kb ×
nak
2 mol
= 1,8 × 10−5 ×
0,6mol
−5
= 6 × 10
maka pOH = 5 − log 6 maka pH = 9 + log 6

50 mL
b. pH penambahan 1000 H2 SO4 0,19 M = 0,0095mol

R ∶ NH4 OH + H2 SO4 → (NH4 )2 SO4 + H2 O

M ∶ 2,25 mol 0,0095 mol 0,5505 mol

B ∶ 0,0095 mol 0,0095 mol 0,0095 mol

S ∶ 2,2405mol − 0,56 mol

(NH4 )2 SO4 → 2NH4 + + SO4 2−


0,56 mol ~ 1,12025 mol ~ 0,56 mol
asam konjugasi
nb
[OH − ] = Kb ×
nak
2,2405 mol
= 1,8 × 10−5 ×
1,12025 mol
= 3,6 × 10−5
maka pOH = 5 − log 3,6
pH = 9 + log 3,6

31
3. Sebanyak 450 mL larutan campuran NH4OH 0,1 M dengan HCl 0,2 M
mempunyai pH campuran 9+log 5,4. Jika Kb NH4OH = 1,8 x 10-5.
Tentukanlah perbandingan volume NH4OH dengan HCl?
a 10 : 5
b 8:1
c 6:3
d 4:2
e 2:1

Alasan:
1) Mengalami hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial karena terbentuk dari
asam lemah dan basa kuat
2) Perbandingan volume NH4OH dengan HCl adalah 8 : 1 karena berlebih basa
lemah sehingga terbentuk larutan penyangga
3) Tidak terdapat jawaban, karena larutan campuran tersebut mengalami
hidrolsis sebagian
4) soal salah karena seharusnya pH campuran yang dihasilkan lebih kecil dari
7.

Jawaban: 8:1
Pembahasan:
V NH4OH = a
V HCl = 450-a
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl (aq) + H2O (l)
m 0,1 a 0,2(450-a)
b 0,2(450-a) 0,2(450-a) 0,2(450-a)

s 0,1a- [0,2(450-a)] - 0,2(450-a)

mol NH4OH = 0,1a- [0,2(450-a)] = -90 + 0,3a


mol NH4Cl = 90 - 0,2a
pH = 9+log 5,4
pOH = 5-log 5,4

32
OH- = 5,4 x 10-5

𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻4 𝑂𝐻
OH- = Ka x 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻4 𝐶𝑙
(−90+0,3𝑎)
5,4 x 10-5 = 1,8 x 10-5 x (90−0,2 𝑎)
(−90+0,3𝑎)
3 = (90−0,2 𝑎)

270 – 0,6 a = -90 + 0,3 a


360 = 0,9 a
a = 400 = volume NH4OH
volume NH4Cl = 450-a =450-400 = 50
volume NH4OH : volume NH4Cl = 8:1

4. Jika 1.000 gram NaOH (Mr = 40) dimasukkan ke dalam 500 ml 0,10 M CH3COOH (Ka =
1,0 x 10-5) maka akan dihasilkan larutan. . .
a Penyangga dengan pH 5
b Penyangga dengan pH 6
c Penyangga dengan pH 9
d Garam terhidrolisis dengan pH 5
e Basa dengan pH 9
Alasan:
1) terbentuk larutan penyangga dengan karena terdapat sisa asam lemah dan garam
sehingga pH larutan adalah 5
2) Tidak terdapat jawaban, karena
3) merupakan larutan bersifat basa karena pH yang dihasilkan 9
4) Mengalami hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial karena terbentuk dari asam
lemah dan basa kuat

Pembahasan:

𝑁𝑎OH + CH3 COOH → CH3 COONa + H2 O

m 25 mol 50 mol
b 25 mol 25 mol 25 mol
s - 25 mol 25 mol

33
sisa asam lemah dan garam akan membentuk larutan penyangga
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑠𝑎𝑚
[H+] = ka x 𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
25 𝑚𝑜𝑙
= 10-5 x 25 𝑚𝑜𝑙
= 10-5
pH = - log [H+]
pH = - log 10-5
pH = 5

34

You might also like