Professional Documents
Culture Documents
Bab 4 Sewa Guna Usaha
Bab 4 Sewa Guna Usaha
Bab 4 Sewa Guna Usaha
Apabila salah satu syarat di atas tidak terpenuhi, maka transaksi tersebut
dikelompokkan sebagai sewa menyewa biasa atau sewa guna usaha tanpa hak
opsi.
3.1 Membeli secara Langsung atau Melalui Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pajak untuk hal ini, antara lain
sebagai berikut:
1. Apablia membeli secara langsung maka jumlah yang dapat dibiayakan dalam
rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah beban penyusutan.
2. Besarnya beban penyusutan antara lain ditentukan oleh metode penyusutan dan
umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
3. Apabila membeli secara sewa guna usaha, maka semua biaya yang dikeluarkan
untuk membayar sewa guna usaha tersebut dapat dibiayakan pada tahun yang
bersangkutan.
4. Masa sewa guna usaha bisa lebih pendek dari umur ekonomis sehingga
perusahaan dapat membiayakan perolehan aset tetap lebih cepat dibandingkan
apabila menggunakan penyusutan (penyusutan dipercepat). Masa sewa guna
usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal
golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan 7 (tujuh)
tahun untuk gulongan bangunan.
3.2 Penjualan dan Penyewaan Kembali
Pada saat penjualan dari lessee kepada lessor, lessee dikenakan PPh 5% (lima
persen) dari nilai jual (nilai akta) atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang digunakan
untuk menghitung PBB jika nilai jual lebih rendah dari NJOP. Saat lessor menjual kepada
lessee (pengambilan opsi ), lessor dikenakan PPh 5% dari nilai opsi. Hal yang perlu
diperhatikan di sini adalah jika gedung dimiliki secara langsung, maka biaya yang boleh
dikurangkan hanya beban penyusutan atas gedung yang harus dilakukan dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) tahun. Apabila diperoleh melalui sewa guna usaha dengan hak opsi
maka semua biaya dikeluarkan untuk pembayaran sewa baik atas tanah maupun bangunan
dapat dibiayakan.
Contoh Kasus
Perhitungan table :
Bulan ke-1
A= Xi
= X 1,83%
= 28.355.470
B = i X PVke-0
C =A–B
E =1
F =AXE
= 28.355.470 X 1 = 28.355.470
Bulan ke-2
A= Xi
= X 1,83%
= 28.355.470
B = i X PVke-0
C =A–B
D = PV – C
E =
= = 0,98361
F=AXE
= 28.335.470 X 0,98361 = 27.890.626
Penyusutan mesin yang dibeli dan yang disewagunausahakan dengan hak opsi
dengan tingkat diskon 20%
Tahun Nilai Buku (Rp) Beban Penyusutan Saldo (Rp) Tingkat Diskon Nilai Tunai B
(Rp) Penyusutan (Rp)
Tahun Nilai Buku Beban Penyusutan Saldo (Rp) Tingkat Diskon Nilai Tunai B
(Rp) (Rp) Penyusutan (Rp)
Tabel 4.4
Perbandingan antara harga perolehan dan penghematan pajak antara sewa guna
usaha dengan pembelian langsung
Keterangan Sewa Guna Usaha dengan Bunga 22% Beli Secara Tunai (Rp)
(Rp)
PV PV
Nominal (Tingkat Diskon Nominal (Tingkat Diskon
20%) 20%)
Harga Perolehan:
Biaya Sewa 1.361.062.562,52 947.345.315,65
Nilai Opsi 100.000.000,00 100.000.000,00
Harga Mesin 1.000.000.000,00 565.903.584,16
Jumlah 1.461.062.562,52 1.047.345.315,65 1.000.000.000,00 565.903.584,16
Jumlah yang boleh
dibiayakan:
Biaya Sewa 1.361.062.562,52 947.345.315,65
Beban Penyusutan 100.000.000,00 27.290.875,01 1.000.000.000,00 565.903.584,16
Jumlah 1.461.062.562,52 974.636.190,66 1.000.000.000,00 565.903.584,16
PPh 30% SGU 438.318.768,76 292.390.857,20 300.000.000 169.771.075,25
PPh 30% beli tunai (300.000.000) (169.771.075,25)
Penghematan pajak 138.318.768,76 122.619.781,95
Tabel 4.5
Jumlah penghematan tunai antara sewa guna usaha dengan pembelian langsung
Keterangan Tingkat Diskon (20%)
Nilai tunai biaya sewa 947.345.315,65
Penghematan dana tunai karena sewa (900.000.000,00)
guna usaha 47.345.315,65
Selisih 122.619.781,95
Penghematan pajak 75.274.466,30
Penghematan neto 228.371.616,43
Pendapatan bunga deposito* 303.646.082,73
Jumlah penghematan tunai
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian secara sewa guna usaha
lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembelian tunai. Karena
dibandingkan dengan pembelian tunai terdapat penghematan neto. Besarnya
jumlah penghematan neto dengan tingkat diskon 20% adalah Rp 303.646.082,73.
3.6 Tanah dan Bangunan yang Sudah Dimiliki, Sebaiknya Direvaluasi, Tidak
Direvaluasi, atau Dijual dan Disewakan Kembali
Berikut ini adalah data tanah dan bangunan yang diperoleh tahun 2005:
Harga perolehan tanah Rp 1.000.000.000
Harga perolehan bangunan Rp 1.000.000.000
Akumulasi penyusutan bangunan (4 tahun) Rp 200.000.000
Nilai buku bangunan Rp 800.000.000
Faktor penyesuaian 300%
Harga tanah setelah revaluasi Rp 3.000.000.000
Harga bangunan setelah revaluasi Rp 2.400.000.000
Besarnya beban penyusutan gedung setelah revaluasi dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6
Beban Penyusutan Dan Nilai Tunainya
Dasar penyusutan : Rp 2.400.000.000
Umur : 20 Tahun
Metode penyusutan : Garis lurus
Tingkat diskon: 20%
Tahun Nilai Buku Beban Penyusutan Tingkat Diskon Nilai Tunai Beban
(Rp) (Rp) Penyusutan (Rp)
1 2.400.000.000,00 120.000.000,00 0,83333 100.000.000,00
2 2.280.000.000,00 120.000.000,00 0,69444 83.333.333,33
3 2.160.000.000,00 120.000.000,00 0,57870 69.444.444,44
4 2.040.000.000,00 120.000.000,00 0,48225 57.870.370,37
5 1.920.000.000,00 120.000.000,00 0,40188 48.225.308,64
6 1.800.000.000,00 120.000.000,00 0,33490 40.187.757,20
7 1.680.000.000,00 120.000.000,00 0,27908 33.489.797,67
8 1.560.000.000,00 120.000.000,00 0,23257 27.908.164,72
9 1.440.000.000,00 120.000.000,00 0,19381 23.256.803,94
10 1.320.000.000,00 120.000.000,00 0,16151 19.380.669,95
11 1.200.000.000,00 120.000.000,00 0,13459 16.150.558,29
12 1.080.000.000,00 120.000.000,00 0,11216 13.458.798,57
13 960.000.000,00 120.000.000,00 0,09346 11.215.665,48
14 840.000.000,00 120.000.000,00 0,07789 9.346.387,90
15 720.000.000,00 120.000.000,00 0,06491 7.788.656,58
16 600.000.000,00 120.000.000,00 0,05409 6.490.547,15
17 480.000.000,00 120.000.000,00 0,04507 5.408.789,29
18 360.000.000,00 120.000.000,00 0,03756 4.507.324,41
19 240.000.000,00 120.000.000,00 0,03130 3.756.103,68
20 120.000.000,00 120.000.000,00 0,02608 3.130.086,40
2.400.000.000,00 584.349.568,01
Tabel 4.7
Beban penyusutan dan nilai tunainya
Dasar penyusutan : Rp 800.000.000
Sisa umur : 16 Tahun
Metode penyusutan : Garis Lurus
Tingkat diskon: 20%
Periode Angsuran Per Angsuran Pokok Angsuran Bunga Sisa Pinjaman Tingkat Nilai tunai biaya
Anggaran Bulan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Diskon sewa guna usaha
(Rp) (Rp)
Tabel 4.9
Biaya penyusutan bangunan yang diperoleh dari penjualan dan penyewaan
kembali dan nilai tunainya.
Dasar Penyusutan : Rp 240.000.000
Umur : 20 Tahun
Metode Penyusutan : Garis Lurus
Tingkat Diskon : 20%
240,000,000.0 1,615,055.8
11 12,000,000.00 0,13459
0 3
228,000,000.0 1,345,879.8
12 12,000,000.00 0,11216
0 6
216,000,000.0 1,121,566.5
13 12,000,000.00 0,09346
0 5
204,000,000.0 934,638.7
14 12,000,000.00 0,07789
0 9
192,000,000.0 778,865.6
15 12,000,000.00 0,06491
0 6
180,000,000.0 649,054.7
16 12,000,000.00 0,05409
0 2
168,000,000.0 540,878.9
17 12,000,000.00 0,04507
0 3
156,000,000.0 450,732.4
18 12,000,000.00 0,03756
0 4
144,000,000.0 375,610.3
19 12,000,000.00 0,03130
0 7
132,000,000.0 313,008.6
20 12,000,000.00 0,02608
0 4
120,000,000.0 260,840.5
21 12,000,000.00 0,02174
0 3
108,000,000.0 217,367.1
22 12,000,000.00 0,01811
0 1
96,000,000.0 181,139.2
23 12,000,000.00 0,01509
0 6
84,000,000.0 150,949.3
24 12,000,000.00 0,01258
0 8
72,000,000.0 125,791.1
25 12,000,000.00 0,01048
0 5
60,000,000.0 104,825.9
26 12,000,000.00 0,00874
0 6
48,000,000.0 87,354.9
27 12,000,000.00 0,00728
0 7
36,000,000.0 72,795.8
28 12,000,000.00 0,00607
0 1
24,000,000.0 60,663.1
29 12,000,000.00 0,00506
0 7
12,000,000.0 50,552.6
30 12,000,000.00 0,00421
0 4
Jumlah 240,000,000.00 9,437,571.767
Jumlah biaya yang dapat dibebankan jika seluruh biaya sewa dan
penyusutan atas perolehhan bangunan berdasarkan nilai opsi. Berdasarkan table
4.10 dengan bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat diskon 20% jumlah nominal
yang dapat dibiayakan adalah sebesar Rp 12..294.561,86 dengan nilai tunai
Rp 5.294.091.122,43.
Dengan bunga sewa guna usaha 22% dan tingkat diskon 20% harga
perolehan atas tanah dan bangunan adalah Rp 12..294.561,86 tetapi kalau dinilai
tunaikan hanya sebesar Rp 5.294.091.122,43. Jika bunga sewa guna usaha 33%
nilai setelah revaluasi sebesar Rp 5.400.000.000 dan beban penyusutan yang
diperkenankan hanya atas bangunan yaitu sebesar Rp 240.000.000. Seandainya
perusahaan tidak melakukan revaluasi nilai buku tanah dan bangunan sebesar Rp
1.800.000.000 maka jumlah biaya yang dapat disusutkan hanya nilai buku atas
bangunan yaitu Rp 800.000.000
Tabel 4.10
Penghematan Pajak
(dengan Revaluasi) 2,968,368,577.76 1,412,922,466.32
Penghematan Pajak
(tanpa revaluasi) 3,448,368,577.76 1,348,227,336.73
Tabel 4.11
Jumlah Penhematan Tunai antara Penjualan dan Penyewaan Kembali dengan Revaluasi
Selisih 694,653,550.67
Tabel 4.12
Jumlah Penghematan Tunai antara Penjualan dan Penyewaan Kembali dengan Tidak
Revaluasi
Keterangan Tingkat Diskon (20%)
Selisih 694,653,550.67
Bunga deposito dari penghematan tunai karena pembelian melalui sewa guna usaha