Professional Documents
Culture Documents
Mesin Produksi Pertanian Bahan Ajar Mesin Produksi Pertanian
Mesin Produksi Pertanian Bahan Ajar Mesin Produksi Pertanian
OIeh:
SUNARTO CIPTOHADIJOYO
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Pertimbangan Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian
B. Penilaian Kesiapan Wilayah Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian
1. Aspek Wilayah.
Kita ketahui keadaan lahan pertanian di Indonesia sangat beragam baik
kondisi maupun tipe tanahnya. Dalam keadaan demikian tentu saja tidak semua
lahan pertanian tersebut dalam pengelolaannya dapat dilakukan secara mekanis
semuanya.
Dari segi teknis pengembangan alat dan mesin pertanian baru
dimungkinkan dapat berjalan dengan baik apabila keadaan wilayah dapat
memenuhi persyaratan teknis orerasional dan suatu alat dan mesin pertanian
tertentu yang alçan dikembangkan pada wilayah tersebut, khususnya untuk alat
dan mesin pertanian yang dioperasikan di lapangan.
Sebagai contoh suatu lahan yang mempunyai derajat kelerengan yang
tinggi, meskipun telah berbentuk terasering-terasening dan merupakan lahan
subur, serta faktorfaktor lainnya mendukung, namun traktor pertanian akan sulit
untuk dikembangkan pada wilayah ini. Hal ini disebabkan karena disamping
biasanya ukuran petak lahannya sempit sehingga menyebabkan hambatan
operasional dan traktor atau alat mesin pertanian lain, juga untuk membawa
peralatan mekanis sampai ke lokasi ini hambatannya akan sangat tinggi.
4. Aspek Agroteknis.
Merupakan kriteria yang menelaah hubungan antara penggunaan alat dan
mesin pertanian dengan tanaman yang diusahakan. Penggunaan alat dan mesin
pertanian haruslah mampu menaikkan kualitas maupun kuantitas hasil pertanian
yang diusahakan, atau setidak-tidaknya mampu mempertahankan. Jadi jangan
sampai penggunaan alat dan mesin pertanian justru berakibat menurunkan hasil
pertanian baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Sebagai misal : pengolahan tanah dengan menggunakan tenaga traktor
harus mampu menciptakan kondisi tanah yang lebih baik daripada pengolahan
tanah dengan tenaga ternak hela ataupun manusia serta mampu menciptakan
kedalaman tanah yang optimum bagi tanaman. Jangan justru kualitas
pengolahannya lebih jeek, yang akan dapat mengakibatkan turunnya produksi
tanaman yang diusahakan. Demikian juga dalam penggunaan alat dan mesin
pertanian lainnya.
5. Aspek Ergonomis
Aspek ergonomis ini akan menelaah hubungan antara penggunaan alat dan
mesin pertanian dengan manusianya. Hal ini untuk menjaga tingkat adaptasi alat
dan mesin pertanian dalam kenyamanan dan keselamatan kerja terhadap manusia
atau operatornya.
Agar alat dan mesin pertanian dapat mudah dioperasikan, beberapa faktor
yang perlu diperhatikan antara lain adalah: kesesuaian ukuran dan tata letak alat
kontrol atau pengendalian, dengan ukuran tubuh operator. Tersedianya alat
pengaman pada bagian yang berbahaya dan alat mesin pertanian, serta mudah
dikendalikan. Disamping itu berat mesin dan distribusi beratnya akan berpengaruh
pula terhadap kemudahan dan keseimbangan pengendaliannya.
6. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan penilaian dan ekonomis untuk penggunaan alat
dan mesin pertanian, yang didasarkan atas prinsip ekonomi teknik.
Pada umumnya penggunaan alat dan mesin pertanian akan memperbesar
beaya produksi. Apalagi bila pemilihan alat dan mesin pertanian tersebut idak
dilakukan secara cermat. Aspek ekonomis ditujukan untuk menemukan B/C ratio
optimum diantara berbagai alternatif yang ada. Untuk itu setiap faktor yang
mempengaruhi penilaian yang tepat terhadap nilai ekonomisnya harus dilakukan.
Namun penilaian ekonomis mi seharusnya tidak dilakukan per kegiatan
produksi, tetapi harus dimulai secara keseluruhan pada sistem produksi itu sendiri.
Sebagai contoh: pengolahan tanah dengan tenaga traktor beayanya (RpfHa)
mungkin lebih tinggi bila dibandingkan dengan beaya tenaga ternak hela atau
manusia. Tetapi pengolahan tanah yang dilakukan Iebih intensif karena
tersedianya tenaga traktor, mungkin akan dapat menekan beaya penylangan
karena pengolahan tanah yang intensif akan dapat menurunkan populasi gulma.
Demikian akan dapat meningkatkan produksi, sehingga hasil (Rp/Ha) akan lebih
tinggi pula.
Dengan demikian meskipun pengolahan tanah dengan tenaga traktor
mungkin lebih mahal, tetapi kalau diperhitungkan secara keseluruhan mungkin
menguntungkan.