Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PRAKTIKUM LABORATORIUM METALURGI

UJI IMPAK

Oleh:

Edwen Yurianto

24413004

Hari praktikum : Selasa

Tanggal praktikum : 20 Maret 2018

Jam praktikum : 11.00-14.00

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2018
UJI IMPAK

BAB I

TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami ketangguhan material dan prinsip pengukurannya


2. Mengenal peralatan dan dapat menggunakan alat uji impak
3. Mengetahui pengaruh temperature dan takikan terhadap ketangguhan material
4. Mengetahui fenomena perpatahan

BAB II

TEORI DASAR

BAB III

ALAT DAN BAHAN

1. Mesin uji impak Cesare Galbadini-Galarante tipe OH=03


2. Gergaji tangan
3. Dapur listrik
4. Jangka sorong
5. Ragum
6. Penjepit
7. Alkohol (70%)
8. Es batu
9. Termometer
10. Wadah plastic (300ml)
11. Spesimen: besi verkan (penampang 10x10)

BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buat 3 spesimen dari bahan yang telah disediakan. Lakukan dengan menggunakan gergaji
tangan, ragum dan jangka sorong. Buat hingga spesimen berukuran 55x10x10 dengan
membuat takikan di tengahnya dengan kedalaman 2mm dan lebar 1mm
2. Masukkan spesimen pertama ke dalam dapur listrik dan panaskan hingga 200oC
3. Masukkan es batu ke dalam wadah 300ml lalu tuang alkohol secukupnya sampai es
terendam seluruhnya
4. Masukkan spesimen kedua ke dalam wadah yang sudah terisi dengan es dan alkohol.
Masukkan termometer dengan memastikan ujung termometer menyentuh spesimen
5. Bila thermometer telah menunjukkan suhu 0oC pada spesimen kedua keluarkan spesimen
dari wadah dan tempatkan pada dudukan mesin uji impak. Posisikan sehingga takikan
menghadap berlawan jatuhnya pendulum dan takikan segaris dengan bagian pendulum
yang akan memukul spesimen
6. Naikkan pendulum hingga terpasang pada pengait
7. Posisikan jarum penunjuk skala pada 295J
8. Posisikan lengan pengereman hingga mendekati mesin (posisi rem tidak aktif). Pastikan
tidak ada orang atau benda yang mungkin akan terpukul oleh pendululm
9. Lepaskan pengait dengan mendorong lengan pengait sehingga pendulum jatuh dan
mematahkan spesimen
10. Setelah pendulum berayun 1 ayunan dorong lengan pengereman manjauh dari mesin
(posisi rem aktif) dan tahan hingga pendulum berhenti
11. Catat angka yang ditunjukkan oleh jarun (impak energy dan impak strength). Ambil
spesimen, dan beri tanda
12. Lakukan hal yang sama untuk spesimen yang dipanaskan dan yang suhu kamar. Untuk
spesimen yang di panaskan pegang dengan penjepit.
13. Lakukan analisa terhadap pola patahan tiap spesimen
14. Kembalikan alat-alat yang digunakan ke tempatnya semula

BAB V

HASIL PERCOBAAN

BAB VI

PENGOLAHAN DATA

BAB VII

ANALISA DATA

Dari hasil percobaan dan hasil perhitungan di dapati nilai yang hampir sama. Tetapi dari
perhitungan ini belum cukup membuktikan teori dalam percobaan impak ini sudah berjalan dengan
benar karena adanya waktu yang lama saat melakukan persiapan sebelum uji impak tersebut,
karena hal ini spesimen sudah mendingin dan membuatnya tidak ulet lagi.perbedaan suhu antara
benda dengan alat (pisau) pemotongnya.

Dari hasil yang didapatkan spesimen pada suhu normal memiliki ketahanan impak yang
terbesar, tetapi dalam teorinya seharusnya semakin tinggi suhu dari spesimen itu semakin ulet
spesimen itu yang artinya lebih tahan terhadap impak. Sedangkan untuk suhu rendah belum
membuktikan bahwa spesimen itu menjadi semakin tidak ulet atau menjadi lebih getas karena
perbedaan impak energi tidak berbeda jauh.
BAB VIII

KESIMPULAN

Dalam melakukan pratikum uji impak ini kita dapat mengetahui bahwa sebuah material
pasti memiliki karakteristik yang berbeda terhadap uji impak , hal ini dikarenakan kondisi benda
tersebut. Ketika kondisi dingin suhu ruangan, maupun dipanaskan pasti akn menghasilkan ketahan
impak yang berbeda. Berdasarkan teori dengan benda yang sama , kondisi dingin mimiliki beban
impak yang lebih rendah daripada suhu ruangan, kondisi panas memiliki beban impak yang lebih
tinggi daripada suhu ruangan.

Pada gambar terlihat pada dengan benda yang sama kondisi dingin memiliki patahan yang
lebih tidak teratur daripada benda di suhu ruangan ,sedangkan benda dengan kondisi panas
memiliki bentuk patahan yang lebih halus dibandingkan benda di suhu ruangan.pada benda yang
panas patahan terlihat sedikit lebih gelap daripada suhu ruangan karena efek oksidasi dari
pemanasan benda tersebut

BAB IX

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Soal:

1. Sebutkan sifat mekanik yang di inginkan pada kondisi dingin dan panas!
2. Apa pengaruh temperature terhadap kekuatan impak?
3. Carilah contoh lain dari aplikasi pengujian impak dan jelaskan di mana penerapan ilmunya!
4. Mengapa pada spesimen uji impak diberikan takikan?

Jawaban:

1. Untuk spesimen pada kondisi dingin di harapkan sebuah sifat yang getas dan tidak tahan
terhadap impak (mudah patah bila di beri beban impak) sedangkan untuk kondisi panas
diharapkan agar sifatnya ulet dan tidak mudah patah (tahan terhadap impak)
2. Semakin tinggi temperature benda semakin ulet benda terseb
3.
4. Agar beban terfokus pada takikan tersebut

You might also like