Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH ONKOLOGI Bu Tintin KEL 6 AJ1 B19
MAKALAH ONKOLOGI Bu Tintin KEL 6 AJ1 B19
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Onkologi Tahun Ajaran
2017/2018
OLEH :
Kelompok 6 (AJ1/B19)
1. Dhinar Retno Panitis 131611123032
2. Ari Kurniawati 131611123041
3. Dewi Fajarwati Prihatiningsih 131611123042
4. Sindhu Agung Laksono 131611123043
5. Robeta Lintang Dwiwardani 131611123044
6. Hermansyah 131611123045
7. Ezra Ledya Sevtiana Sinaga 131611123046
F. GEJALA KANKER
Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibadi menjadi kelompok :
1. Gejala lokal: pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor,
pendarahan (hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration.
Kompresi jaringan sekitar bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata
yang menguning).
2. Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk, hemoptisis,
hepatomegali (pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-
tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada
kanker tahap lanjut menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala
awalnya.
3. Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara
signifikan, kelelahan dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan pada
saat tidur/keringat malam, anemia, fenomena paraneoplastik tertentu yaitu
kondisi spesifik yang disebabkan kanker aktif seperti trombosis dan
perubahan hormonal. Setiap gejala dalam daftar di atas bisa disebabkan oleh
berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis
banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab
utama dari setiap gejala.
4. Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal,
sel endotelial, fibroblas dan matriks ekstraselular. Pada kanker, terjadi
penurunan konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah
baru, seperti trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis
inhibitory factor, dan ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti
vascular endothelial growth factor, yang memungkinkan sel kanker
melakukan metastasis. Terapi terhadap tumor pada umumnya selalu
melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular endothelial
growth factor monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi
faktor proangiogenik, dan pemberian senyawa penghambat angiogenesis,
seperti endostatin dan angiostatin.
5. Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks
ekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim
MMP. Hingga saat ini telah diketahui 26 berkas gen MMP yang berperan
dalam kanker, dengan pengecualian yang terjadi antara lain pada
hepatocellular carcinoma.
Ciri paraklinis umum pada sel tumor maupun kanker adalah produksi
asam laktat dan asam piruvat yang tinggi, oksidasi glukosa yang rendah,
walaupun tidak selalu disertai simtoma hipoksia, percepatan lintasan glikolisis
dan perlambatan laju fosforilasi oksidatif, dan pergeseran lintasan glikolisis
dari anaerobik menjadi aerobik, yang dikenal sebagai efek Warburg. Sel kanker
memiliki kecenderungan untuk menghasilkan ATP sebagai sumber energi dari
lintasan glikolisis daripada lintasan fosforilasi oksidatif. Faktor transkripsi Ets-
1 yang ditingkatkan oleh sekresi H2O2 oleh mitokondria merupakan salah satu
pemegang kendali pergeseran metabolisme pada sel kanker. Ciri lain adalah
rendahnya kadar plasma vitamin C yang ditemukan pada berbagai penderita
kanker, baik dari penderita dengan kebiasaan merokok, maupun tidak.
G. PENYEBARAN KANKER
Kanker memiliki kemampuan untuk menyebar atau transfer sel-sel
kanker dari satu organ atau bagian tubuh ke bagian yang lain melalui invasi
dan metastasis. Metastasis adalah penyebaran atau penyebaran sel-sel ganas
dari tumor primer ke tempat yang jauh dengan penyebaran langsung dari sel-
sel tumor ke rongga tubuh atau melalui sirkulasi getah bening dan darah. Pola
metastasis sebagian dapat dijelaskan oleh pola sirkulasi dan dengan afinitas
khusus untuk sel-sel ganas tertentu untuk mengikat molekul dalam jaringan
tubuh tertentu. Invasi, yang mengacu pada pertumbuhan tumor primer ke
dalam jaringan inang sekitarnya, terjadi dalam beberapa cara. Sel-sel ganas
yang kurang berikatan dan mungkin putus dari tumor primer dan menginvasi
struktur yang berdekatan. Sel-sel ganas diduga memiliki atau menghasilkan
enzim yang merusak (proteinase), seperti kolagenase enzim yang merusak
(proteinase), kolagenase (khusus untuk kolagen), aktivator plasminogen
(khusus untuk plasma), dan hidrolisis lisosom. Enzim ini diduga
menghancurkan jaringan sekitarnya, termasuk jaringan struktural dari
membran basement vaskular, memfasilitasi invasi sel-sel ganas.
Menurut Sukardja ( 2000) salah satu sifat-sifat kanker yaitu
heterogenesis, tumbuh autonomy, mendesak atau merusak sel-sel normal
sekitarnya, amoeboid, dan tidak mengenal batas-batas kewajaran. Karena salah
satu sifat kanker yaitu amoeboid, sel-sel kanker dapat bergerak sendiri seperti
amoeba dan lepas dari gerombolan sel-sel tumor induknya, kemudian masuk
di antara sel-sel normal di sekitarnya. Hal ini menimbulkan :
1. Infiltrasi atau invasi ke jaringan atau organ di sekitarnya.
Sel-sel kanker dapat tumbuh dijaringan sekitarnya, menimbulkan
perlekatan-perlekatan, obstruksi saluran-saluran tubuh.
2. Metastase di kelenjar limfe atau di organ lainnya
Sel-sel kanker dapat masuk ke dalam pembuluh limfe dan bersama
aliran limfe masuk ke kelenjar limfe dan tumbuh sebagai anak sebaran di
kelenjar limfe (penyebaran limfogen). Sel-sel tersebut juga masuk ke dalam
pembuluh darah dan bersama aliran darah beredar ke seluuruh tubuh
(penyebaran hematogen).
Mekanisme yang paling umum dari metastasis adalah penyebaran
limfatik, yang merupakan transportasi sel tumor melalui sirkulasi limfatik.
Emboli tumor masuk ke saluran getah bening dengan cara cairan interstitial
yang berhubungan dengan cairan limfatik. Setelah memasuki sirkulasi
limfatik, sel-sel ganas baik di kelenjar getah bening atau lulus antara
limfatik dan sirkulasi vena.
Mekanisme metastasis lain adalah penyebaran hematogen, dimana
sel-sel ganas yang disebarkan melalui aliran darah. Hematogen menyebar
secara langsung berhubungan dengan vaskularisasi tumor. Beberapa sel-sel
ganas dapat bertahan turbulensi sirkulasi arteri, cukup oksigenasi, atau
perusakan oleh sistem kekebalan tubuh. cukup oksigenasi, atau perusakan
oleh sistem kekebalan tubuh. Selain itu, struktur yang arteri dan arteriol
terlalu nyaman untuk terjadinya invasi sel kanker.
H. PENGOBATAN KANKER
Terapi kanker dapat dilakukan dengan terapi medis dan non medis.
Terapi medis dilakukan dengan pembedahan, radiasi/ radioterapi, kemoterapi,
imunoterapi, terapi gen (Sunaryati, 2011: 23)
Berikut penjelasan secara mendetail tentang pengobatan kanker;
1. Kemoterapi
Penggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel kanker
Indikasi dan prinsip :
a. Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin
mengganggu sel normal.
b. Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatif.
c. Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari
manfaatnya.
d. Obat kemotherapi umumnya sangat toksik, teliti/cermat evaluasi
kondisi pasien
2. Radiotherapy
Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals
(radionuclides).(http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)
Terapi radiaisi eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin
lebih sering disarankan untuk lansia lemah yang tidak mampu menjalani
pembedahan. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik, 2006)
3. Pembedahan
Pembedahan dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan
untuk meingkatkan kualitas hidup. Pembedahan kurang menimbulkan
debilitasi dari pada kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien yang cukup
sehat untuk menjalani anastesi dan hanya merupakan satu – satunya terapi
untuk banyak lansia dengan kanker. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,
2006)
4. Immunoterapi
Immunoterapi yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis
pengobatan kanker yang relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan
akan segera maju pesat dan menjadi andalan para dokter dalam upaya
penyembuhan kanker secara total. Tidak beda dengan imunisasi pada
umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh
guna melawan sel –sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu aktif
(vaksin kanker), pasif, dan terapi adjuvant.
5. Terapi gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Mengganti gen yang rusak atau hilang.
b. Menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap
pembentukan sel kanker.
c. Menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi
dan di hancurkan oleh system kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun
radioterapi.
d. Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah
baru di jaringan kanker sehingga sel – sel kankernya mati.
6. Pemeriksaan :
a. Pemindaian/scanning (misalnya pemindaian hati atau tulang)
b. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan
patologis dapat diketahui.
c. CT (Computed Tomography)
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
e. Mediastinoskopi
f. Biopsi sumsum tulang, yaitu pengambilan sample jaringan tubuh.
g. Endoskopi, untuk melihat kanker di bagian dalam tubuh manusia
J. RADIASI
Jenis radiasi untuk pengobatan kanker
1. Radioterapi eksternal
Radioterapi eksternal adalah tipe yang paling umum dari radioterapi.
Sebuah mesin akan memancarkan radiasi, biasanya X-ray intensitas tinggi.
Radiasi akan diarahkan pada bagian tubuh yang terkena kanker. Tiap sesi
biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-30 menit. Anda tidak akan merasa
sakit atau kepanasan selama terapi.
2. Radioterapi internal
a. Implan. Umumnya implan akan ditempatkan pada bagian tubuh yang
terkena kanker atau di dekatnya. Ukuran dan bentuk implan sangat
beragam dengan materi radioaktif yang berbeda-beda. Terutama
digunakan untuk kanker pada rahim, rektum, serviks, prostat, mulut dan
leher.
b. Cairan. Dengan cara meminum cairan yang mengandung iodin
radioaktif. Misalnya untuk pengobatan kanker tiroid. Kandungan iodin
radioaktif akan diserap oleh aliran darah, kemudian diserap oleh sel-sel
tiroid baik yang terkena kanker atau normal. Iodin kemudian akan
terkumpul dan menghancurkan sel-sel pada tiroid.
Selain itu, terdapat beberapa metode baru radioterapi yang digunakan
untuk memerangi sel kanker.
1. Radioterapi yang dipandu pencitraan atau image-guided radiotherapy
(IGRT), yang memungkinkan radiasi lebih akurat mengarah pada sel
kanker.
2. Radioterapi dengan intensitas termodulasi atau Intensity Modulated
Radiation Therapy (IMRT) yang terutama berguna untuk pengobatan
kanker pada bagian kepala dan leher.
3. Stereotactic radiotherapy (SRT) yang dapat digunakan dengan
mengarahkan pada kanker yang berukuran kecil.
4. Terapi sinar proton atau proton beam therapy yang juga dapat
meminimalisasi jaringan sehat untuk terkena radiasi berkat akurasi yang
tinggi terhadap kanker saja.
K. KEMOTERAPI
1. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu prosedur perawatan yang paling
umum diberikan untuk kanker. Terapi ini mengandalkan kemampuan
dari obat-obat khusus untuk menghancurkan sel-sel kanker yang
menyerang tubuh. Obat tesebut bekerja dengan memperlambat maupun
menghentikan pertumbuhan sel kanker (Mangan, 2009)
2. Efek Samping Kemoterapi
Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan
selera makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung
rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi bertambah, dan
kerontokan rambut (Setiawan, 2015).
3. Penatalaksanaan Efek Samping
Menurut Setiawan (2015), efek samping dari kemoterapi adalah
sebagai berikut :
a. Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi
dengan obat (kontra-obat emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh
makanan makan kecil dan dengan menghindari makanan yang tinggi di
serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat
dingin.
b. Sel Darah Hitung rendah: jika pada sel darah hitung rendah terjadi
thrombocytopenia hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk
merendahkan risiko pendarahan. Bila terjadi neutropenia, harus
dievaluasi untuk infeksi dan mungkin memerlukan antibiotika.
c. Radang atau luka pada selaput lendir, seperti pada garis mulut. Luka
pada mulut menimbulkan rasa nyeri dan sulit makan. Berbagai larutan
oral (biasanya berisi antasida, antihistamin, dan anestetik lokal) bisa
mengurangi ketidaknyamanan. Pada beberapa kasus, diperlukan
pemasangan NGT untuk pemenuhan nutrisi.
L. PEMBEDAHAN
1. Indikasi pembedahan pada penderita kanker
a. Indikasi diagnostic
1) Untuk menegakkan diagnose
a) Eksplorasi
b) Mengambil sample untuk pemeriksaan patologi (biopsy)
2) Eksplorasi dikerjakan bila
a) Masih dibutuhkan informasi setelah cara non-invasive
dikerjakan
b) Untuk penentuan apakah masih ada tumor (second look) dan
untuk staging/restaging
b. Indikasi terapeutik
2. Kontra indikasi pembedahan
a. Sudah ada metastase dengan harapan hidup yang pendek
b. Ko-morbiditas yang berat
c. Kualitas hidup yang sangat jelek
3. Prinsip dalam pembedahan kanker
a. Operasi pertama memiliki kesempatan lebih besar untuk berhasil
disbanding operasi kedua untuk kekambuhan
b. Penetapan stadium lebih dulu
c. Harus memahami pola invasive dari beberapa kanker
d. Luasnya daerah operasi tentukan sebelumnya
4. Macam-macam tindakan pembedahan
a. Eksisi luas-eksisi radikal
b. Mengangkat banyak jaringan sehat, organ, amputasi, disrticulasi
sehingga tercapai radikalitas
c. Eksisi luar en-block
d. Eksisi radikal disertai diseksi dalam satu kesatuan operasi
e. Operasi supra radikal
f. Debulking surgery
g. Tindakan operasi lainnya
Pembedahan merupakan terapi awal yang dikenal untuk pengobatan kanker
payudara.
Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut:
a. Terapi atas masalah lokal dan regional: mastektomi, breast conserving surgery,
diseksi aksila dan terapi terhadap rekurensi lokal/regional.
b. Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal: ovariektomi, adrenalektomi
c. Terapi terhadap tumor residif dan metastase
d. Terapi rekonstruksi, terapi memperbaiki kosmetik atas terapi lokal/regional, dapat
dilakukan pada saat bersamaan atau setelah beberapa waktu.
(Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara)
M. TERAPI GEN
1. Definisi Terapi Gen
Terapi gen adalah jenis pengobatan yang menggunakan gen untuk
mengobati penyakit. Periset telah mengembangkan berbagai jenis terapi gen
untuk mengobati kanker.
Gagasan untuk pengobatan baru ini telah terjadi karena kita mulai
memahami bagaimana sel kanker berbeda dari sel normal. Masih dini hari
untuk jenis perawatan ini. Beberapa perawatan ini diperiksa dalam uji klinis.
Orang lain sekarang dapat digunakan untuk beberapa orang dengan jenis
kanker seperti kanker kulit melanoma.
Terapi gen didefinisikan sebagai seperangkat strategi yang
memodifikasi ekspresi gen individu atau gen abnormal yang benar. Setiap
strategi melibatkan administrasi DNA tertentu (atau RNA).
2. Proses Terapi Gen
Para ilmuwan fokus pada identifikasi gen yang mempengaruhi
perkembangan penyakit. Bergantung pada penyakit ini, gen yang
teridentifikasi dapat dimutasi sehingga tidak bekerja. Mutasi dapat
mempersingkat protein, memperpanjang protein, atau menyebabkannya
melipat menjadi bentuk yang aneh. Mutasi juga bisa mengubah berapa
banyak protein dibuat (ubah tingkat ekspresinya). Setelah mengidentifikasi
gen yang relevan, para ilmuwan dan dokter memilih strategi terbaik saat ini
untuk mengembalikan sel ke keadaan normal, atau dalam kasus sel kanker,
untuk menghilangkannya.
Dengan demikian, salah satu tujuan terapi gen adalah dengan
menyediakan salinan proteinnya yang benar dalam jumlah yang cukup
sehingga penyakit pasien membaik atau hilang. Lima strategi utama
digunakan dalam terapi gen untuk berbagai penyakit dan kanker:
penambahan gen, koreksi gen, pembungkaman gen, pemrograman ulang,
dan eliminasi sel. Pada beberapa penyakit umum, seperti penyakit Parkinson
dan penyakit Alzheimer, gen yang berbeda dan penyebab non-genetik dapat
mendasari kondisinya. Dalam kasus ini, terapi gen / sel dapat diarahkan
pada gejala, bukan penyebabnya, seperti memberi faktor pertumbuhan atau
menetralkan protein beracun.
Tambahan gen melibatkan memasukkan salinan gen yang relevan ke
dalam nukleus sel yang sesuai. Gen baru memiliki sinyal kontrol tersendiri
termasuk sinyal start dan stop. Gen baru dengan sinyal kontrolnya biasanya
dikemas ke dalam vektor virus atau vektor non-virus. Vektor pembawa gen
dapat diberikan ke jaringan yang terkena secara langsung, ke jaringan
pengganti, atau ke dalam aliran darah atau rongga intraperitoneal. Sebagai
alternatif, vektor pembawa gen dapat digunakan dalam kultur jaringan
untuk mengubah beberapa sel pasien yang kemudian diberikan kembali ke
pasien.
Agen terapi gen berdasarkan penambahan gen sedang
dikembangkan untuk mengobati banyak penyakit, termasuk adenosine
deaminase defisiensi imun gabungan berat (ADA-SCID), defisiensi alfa-
antitripsin, penyakit Batten, kebutaan bawaan, fibrosis kistik, penyakit
Gaucher, hemofilia, infeksi HIV, penyakit Leber amaurosis bawaan,
penyakit penyimpanan lisosomal, distrofi otot, diabetes tipe I, X terkait
penyakit granulomatosa kronis, dan banyak lainnya.
Koreksi gen melibatkan penyampaian bagian gen yang dikoreksi
dengan atau tanpa mesin rekombinan tambahan yang secara efisien
mengkombinasikan ulang dengan gen yang cacat pada kromosom dan
memperbaiki mutasi pada genom sel yang ditargetkan. Hal ini juga dapat
dilakukan dengan menyediakan rangkaian DNA / RNA yang
memungkinkan bagian mutasi RNA pembawa pesan untuk disambung dan
diganti dengan urutan yang dikoreksi atau, jika tersedia dalam genom,
meningkatkan ekspresi pasangan normal gen yang rusak bisa menggantikan
fungsinya.
Gen membungkam mengurangi ekspresi gen target, khas dengan
mengganggu terjemahan RNA pembawa pesan yang dikodekan di
dalamnya melalui molekul RNA yang mengganggu. Dalam beberapa kasus,
jaringan yang sakit menghasilkan terlalu banyak protein dari gen tertentu
dan produksi yang melimpah ini terkait dengan gejala penyakit ini. RNA
yang mengganggu mengikat RNA normal gen dan menghalangi
penerjemahannya menjadi protein. RNA yang mengganggu ini bisa berupa
terapi sintetis (oligonukleotida) atau dikodekan dalam gen baru yang
membuat urutan yang merupakan kebalikan dari urutan normal (antisense)
dan dengan demikian dapat menghibridisasi pesan dan mencegah
penerjemahannya. Sel biasanya membuat microRNA yang melakukan
fungsi ini sebagai bentuk regulasi ekspresi gen yang normal, terkadang
mengakibatkan degradasi pesan yang ditargetkan. Dengan mengubah kadar
mikroba spesifik dalam sel, seseorang juga dapat mencapai pengaturan
ekspresi gen yang menurun. Dengan demikian, mengganggu RNA
mengurangi produksi protein dari gen yang sesuai.
Misalnya, terlalu banyak faktor nekrosis tumor (TNF) alfa sering
diekspresikan pada sendi penderita rheumatoid arthritis yang menderita.
Karena protein dibutuhkan dalam jumlah kecil di bagian tubuh yang lain,
pembungkaman gen bertujuan untuk mengurangi alpha TNF hanya pada
jaringan yang menderita. Contoh lain adalah oncoprotein, seperti c-myc atau
EGFR yang diregulasi atau diperkuat dalam beberapa jenis kanker.
Menurunkan ekspresi oncoprotein ini pada sel kanker dapat menghambat
pertumbuhan tumor.
Pemrograman ulang melibatkan penambahan satu atau lebih gen ke
dalam sel dari jaringan yang sama yang menyebabkan sel yang diubah
memiliki seperangkat karakteristik baru yang diinginkan. Misalnya,
diabetes tipe I terjadi karena banyak sel pulau pankreas yang rusak. Tapi sel
pankreas eksokrin tidak rusak. Beberapa kelompok menguraikan gen mana
yang akan ditambahkan ke beberapa sel pankreas eksokrin untuk
mengubahnya menjadi sel pulau kecil, sehingga sel-sel eksokrin yang
dimodifikasi ini membuat insulin dan membantu menyembuhkan pasien
diabetes tipe I.
Ini juga merupakan strategi penggunaan sel induk pluripoten induksi
(IPS) di mana sel kulit atau sel sumsum tulang dikeluarkan dari pasien dan
diprogram ulang oleh ekspresi transit transfaktor cription yang
mengaktifkan gen yang diprogram perkembangan, sehingga mengarahkan
sel menjadi jenis sel spesifik yang dibutuhkan untuk penggantian sel di
jaringan yang terkena. Strategi eliminasi kulit biasanya digunakan untuk
kanker (tumor ganas) tetapi juga dapat digunakan untuk pertumbuhan
berlebih sel tertentu. Jenis (tumor jinak). Strategi tipikal melibatkan gen
bunuh diri, agen anti-angiogenesis, virus oncolytic, protein beracun atau
memasang respons kekebalan terhadap sel yang tidak diinginkan. Terapi
gen bunuh diri melibatkan ekspresi gen baru, misalnya enzim yang dapat
mengubah pro-drug (obat yang tidak berbahaya) menjadi obat kemoterapi
yang aktif. Ekspresi gen bunuh diri ini pada sel kanker target hanya dapat
menyebabkan kematian mereka saat pemberian prodrug, dan karena obat
tersebut dihasilkan di dalam tumor, konsentrasinya lebih tinggi di sana dan
lebih rendah pada jaringan normal, sehingga mengurangi toksisitas pada
bagian tubuh lainnya. tubuh. Karena tumor bergantung pada pembuluh
darah baru untuk memasok volume yang terus meningkat, oligonukleotida
dan gen yang ditujukan untuk menekan angiogenesis telah dikembangkan.
Dalam pendekatan lain, sejumlah jenis virus yang berbeda telah
dimanfaatkan melalui mutasi sehingga mereka dapat tumbuh secara selektif
dan membunuh sel tumor (oncolysis), melepaskan virus baru di lokasi,
sementara menghemat sel normal. Dalam beberapa kasus, protein beracun,
seperti yang menghasilkan apoptosis (kematian) sel dikirim ke sel tumor,
biasanya di bawah promotor yang membatasi ekspresi pada sel tumor.
Pendekatan lain melibatkan vaksinasi terhadap antigen tumor menggunakan
sel yang dimodifikasi secara genetik yang mengekspresikan antigen tumor,
pengaktifan sel kekebalan tubuh atau fasilitasi kemampuan sel kekebalan ke
rumah bagi tumor. Terapi kanker telah dibatasi sampai batas tertentu oleh
kesulitan dalam pengiriman efisien gen terapeutik atau oligonukleotida ke
sejumlah sel tumor yang cukup, yang dapat didistribusikan ke seluruh
jaringan dan di dalam tubuh. Untuk mengimbangi pengiriman yang tidak
mencukupi ini, mekanisme pembunuhan dicari yang memiliki "efek
pengamat" sehingga sel yang dimodifikasi secara genetik melepaskan
faktor-faktor yang dapat membunuh sel tumor yang tidak dimodifikasi di
sekitarnya. Studi terbaru menemukan bahwa jenis sel tertentu, seperti sel
neuroprecursor dan sel mesenchymal, secara alami tertarik pada sel tumor,
sebagian disebabkan oleh faktor yang dikeluarkan oleh sel tumor. Sel
pengiriman ini kemudian dapat dipersenjatai dengan virus oncolitik laten
atau gen terapeutik yang dapat mereka bawa melalui jarak yang jauh ke sel
tumor.
(Sumber: AMERICAN SOCIETY OF GENE AND CELL THERAPY)
(http://www.asgct.org/)
3. Penyakit yang Dilakukan Terapi Gen
Karakteristik penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi gen
dan terapi sel mencakup pengobatan yang tidak efektif saat ini, yang
diketahui penyebabnya (seperti gen yang cacat), yang gagal diperbaiki atau
telah menjadi resistan terhadap terapi konvensional, dan / Atau kasus di
mana terapi saat ini melibatkan pemberian zat agen terapeutik yang mahal
atau prosedur invasif.
Terapi gen dan terapi sel berpotensi mendapat manfaat terapeutik
yang tinggi untuk berbagai penyakit. Penyakit seperti itu, misalnya akan
disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal dimana jaringan yang mudah
dijangkau tersedia, seperti sumsum tulang, dan dengan sel yang
dimodifikasi secara genetik yang ideal memiliki keunggulan bertahan
hidup. Namun, pasien dengan gejala serupa mungkin memiliki mutasi pada
gen yang berbeda yang terlibat dalam proses biologis yang sama. Misalnya,
penderita hemofilia A memiliki mutasi pada pembekuan darah Factor VIII
sedangkan penderita hemofilia B mengalami mutasi pada Faktor IX. Jadi,
penting untuk mengetahui gen mana yang bermutasi pada pasien tertentu,
dan juga apakah mereka menghasilkan protein tidak aktif yang dapat
membantu menghindari penolakan kekebalan terhadap protein normal.
Terapi gen dan terapi sel juga menawarkan alternatif pengobatan
atau alternatif yang menjanjikan untuk gejala penyakit yang diakuisisi,
seperti kanker, rheumatoid arthritis, diabetes, penyakit Parkinson, penyakit
Alzheimer, dan lain-lain. Kanker adalah penyakit yang paling umum dalam
uji klinis terapi gen. Terapi gen kanker berfokus pada penghapusan sel
kanker, menghalangi vaskularisasi tumor dan meningkatkan respons
kekebalan terhadap antigen tumor. Banyak pendekatan terapi gen dan sel
sedang dieksplorasi untuk pengobatan berbagai penyakit yang diakuisisi.
4. Jenis Terapi Gen
1. Meningkatkan respon imun
Beberapa jenis terapi gen bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan alami tubuh menyerang sel kanker. Sistem kekebalan
tubuh kita memiliki sel yang mengenali dan membunuh hal-hal
berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit, seperti sel kanker.
Ada banyak jenis sel kekebalan. Beberapa di antaranya
menghasilkan protein yang mendorong sel kekebalan lainnya untuk
menghancurkan sel kanker. Beberapa jenis terapi menambahkan gen ke
sel kekebalan pasien. Hal ini membuat mereka lebih baik dalam
menemukan atau menghancurkan jenis kanker tertentu.
Ada beberapa uji coba yang menggunakan jenis terapi gen ini
di Inggris.
2. Terapi gen untuk membuat perawatan kanker bekerja lebih baik
Beberapa terapi gen memasukkan gen ke sel kanker untuk
membuat sel lebih sensitif terhadap perawatan tertentu. Tujuannya
adalah untuk melakukan perawatan, seperti kemoterapi atau
radioterapi, bekerja lebih baik.
3. Pro terapi gen obat
Beberapa jenis terapi gen mengantarkan gen ke sel kanker yang
memungkinkan sel mengubah obat dari bentuk tidak aktif menjadi
bentuk aktif. Bentuk obat yang tidak aktif disebut obat pro.
Pertama-tama Anda memiliki perawatan dengan carrier yang
mengandung gen tersebut, maka Anda memiliki obat pro. Obat pro
beredar di tubuh dan tidak membahayakan sel normal. Tapi saat
mencapai sel kanker, itu diaktifkan oleh gen dan obat tersebut
membunuh sel kanker.
4. Memblokir proses yang melindungi sel kanker
Beberapa terapi gen memblokir proses yang digunakan sel
kanker untuk bertahan hidup. Misalnya, sebagian besar sel dalam tubuh
diprogram untuk mati jika DNA mereka rusak tidak dapat diperbaiki
lagi. Ini disebut kematian sel terprogram atau apoptosis. Sel kanker
menghalangi proses ini sehingga mereka tidak mati bahkan jika
memang seharusnya.
Beberapa strategi terapi gen bertujuan membalikkan
penyumbatan ini. Dokter berharap jenis pengobatan baru ini akan
membuat sel kanker mati.
5. Menggunakan virus yang berubah
Beberapa virus menginfeksi dan membunuh sel. Periset sedang
berupaya mengubah virus ini sehingga mereka hanya menargetkan dan
membunuh sel kanker, meninggalkan sel sehat saja.
Perawatan semacam ini menggunakan virus untuk membunuh
sel kanker secara langsung dan bukan untuk mengirimkan gen. Jadi
bukan terapi gen kanker dalam arti sebenarnya dari kata tersebut. Tapi
dokter kadang menyebutnya sebagai terapi gen.
Obat yang disebut T-VEC (talimogen laherparepvec) kini
tersedia sebagai pengobatan kanker kulit melanoma. Hal ini juga
disebut Imlygic. Hal ini juga dilihat dalam uji coba untuk jenis kanker
lainnya, seperti kanker kepala dan leher.
T-VEC menggunakan strain virus sakit dingin (herpes simplex
virus) yang telah diubah dengan mengubah gen yang memberitahu
virus bagaimana berperilaku. Ini memberitahu virus untuk
menghancurkan sel kanker dan mengabaikan sel sehat.
T-VEC dapat digunakan untuk mengobati beberapa orang
dengan kanker kulit melanoma yang kankernya tidak dapat diangkat
dengan operasi. Anda memiliki T-VEC sebagai suntikan langsung ke
melanoma Anda.
Baca tentang uji coba yang melihat T-VEC (sebelumnya dikenal
sebagai OncoVEX GM-CSF)
6. Terapi Gen untuk Kanker
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal, penyebab
langsungnya adalah ketidakseimbangan dalam proliferasi sel dan kematian
yang membelah - melalui sistem pemeriksaan dan keseimbangan fisiologis
normal dan penyebab utamanya adalah satu atau lebih variasi gen.
Perubahan ini dapat bersifat struktural, misalnya mutasi, insersi,
penghapusan, amplifikasi, fusi dan translokasi, atau perubahan fungsional
(perubahan yang dapat diwariskan tanpa perubahan urutan nukleotida).
Tidak ada perubahan genomik tunggal yang ditemukan pada semua jenis
kanker dan beberapa perubahan (heterogenitas) yang umum ditemukan pada
setiap kanker yang umumnya tidak bergantung pada histologi. Pada orang
dewasa yang sehat, sistem kekebalan tubuh mungkin mengenali dan
membunuh sel kanker atau memungkinkan keseimbangan tumor inang yang
tidak merugikan; Sayangnya, sel kanker terkadang bisa lepas dari sistem
kekebalan tubuh sehingga terjadi ekspansi dan penyebaran sel kanker ini
yang menyebabkan penyakit serius mengancam jiwa. Pendekatan terhadap
terapi gen kanker mencakup tiga strategi utama: penyisipan gen normal ke
sel kanker untuk mengganti gen yang bermutasi (atau yang diubah),
modifikasi genetik untuk membungkam gen yang bermutasi, dan
pendekatan genetik untuk membunuh sel kanker secara langsung.
Selanjutnya, pendekatan terhadap terapi kanker seluler saat ini
sebagian besar melibatkan infus sel kekebalan yang dirancang untuk (i)
mengganti sebagian besar sistem kekebalan tubuh pasien untuk
meningkatkan respons kekebalan terhadap sel kanker, (ii) mengaktifkan
sistem kekebalan pasien sendiri (sel T Atau sel Natural Killer) untuk
membunuh sel kanker, atau (iii) untuk langsung menemukan dan
membunuh sel kanker. Selain itu, pendekatan genetik untuk memodifikasi
aktivitas seluler lebih lanjut mengubah respons kekebalan endogen terhadap
kanker.
Saat ini, beberapa percobaan klinis yang menjanjikan dengan
menggunakan pendekatan berbasis gen dan sel ini sedang berlangsung
dalam pengujian Tahap I sampai Tahap III pada pasien dengan berbagai
jenis kanker.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
kanker.pdf diakses pada tanggal 30 Agustus 2017
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Ganggn-mkn-pasca-
kemotrp.pdf diakses pada tanggal 30 Agustus 2017
Mangan, Y. (2009). Solusi Sehat Mencegah & Mengatasi Kanker. AgroMedia.
Setiawan, S. D. (2015). The Effect of Chemotherapy in Cancer Patient to
Anxiety. Jurnal Majority, 4(4), 94-99.
http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cancer-in-
general/treatment/biological-therapy/types/gene-therapy diakses pada tanggal
30 Agustus 2017
F. Hoffmann (2017) Onkologi. Available at:
http://www.roche.co.id/id_ID/home/sekilas_tentang_roche/lingkup_usaha/
farmasi/onkologi.html (Accessed: 30 August 2017).