Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

BACTERIAL VAGINOSIS

Mimi Maulida

I. DEFINISI
Salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae.

II. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Bacterial vaginosis terjadi karena hilangnya laktobasilus penghasil hydrogen peroksida
sebagai flora normal vagina, sehingga menimbulkan pertumbuhan bakteri anaerobic yang
berlebihan. Bacterial vaginosis juga disebabkan karena tidak seimbangSelain itu terjadi
ketidakseimbangan flora normal dalam vagina. Penularan melalui kontak seksual belum
diketahui dengan jelas., meskipun etiologi yang sebenarnya belum jelas. Faktor resiko bisa
karena sering berganti pasangan, pemakaian alat kontrasepsi intra uteri, dan douching vagina.

III. KRITERIA DIAGNOSIS


A. GEJALA KLINIS
Tanda-tanda peradangan pada bacterial vaginosis sedikit sekali, sehingga tujuh puluh
lima persen asimptomatik. Cairan vagina berwarna putih keabu-abuan dan berbau amis
(fishy odor), rasa gatal dan inflamasi pada vagina jarang ditemukan. Bacterial vaginosis
ditegakkan berdasarkan criteria Amstel, di mana didapatkan 3 dari 4 kriteria yaitu:
1. Cairan vagina putih homogen
2. Tes Whiff positif: cairan vagina dicampur dengan potassium hidroksida 10%
menimbulkan bau amis
3. pH vagina >4,5
4. Mikroskopis: ditemukan clue cells meningkat ≥20% dari jumlah sel epitel, leukosit
normal
B. DIAGNOSIS BANDING
a. Trichomoniasis
b. Candidiasis vulvovaginalis
c. Cervicitis

1
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM)
1. Test Whiff
2. pH vagina
3. Pemeriksaan sediaan basah terhadap cairan vagina, ditemukan clue cells paling
sedikit 20% dari jumlah sel epitel vagina
4. Pewarnaan gram
5. Kultur vagina

IV. PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA
A. TERAPI TOPIKAL
a. Metronidazol gel 0,75%, 5 g, intravagina, satu kali sehari selama 5 hari
b. Clindamisin cream 5%, 5 g, intravagina……selama 7 hari
B. TERAPI SISTEMIK
a. Metronidazol tablet 2x500 mg selama 7 hari
b. Khusus wanita hamil dapat diberikan metronidazol tablet 3x250 mg selama 7 hari
atau metronidazol 2g single dose, atau clindamisin tablet 2x300 mg selama 7 hari.
c. Terapi alternative: Tinidazole 2 g, diminum satu kali sehari selama 3 hari;
Tinidazole 1 g, diminum satu kali sehari selama 5 hari; Clindamisin tablet 2x300
mg selama 7 hari; Clindamisin ovula, 100 g intravagina……selama 3 hari
2. EDUKASI
Edukasi tentang pendidikan seks yang aman serta menjelaskan bahaya infeksi penyakit
menular seksual. Selain itu juga menjelaskan tentang faktor resiko, sehingga sebaiknya
hanya berhubungan dengan pasangannya serta tidak berhubungan seks pada usia yang
sangat muda.

2
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Hillier S, Marrazzo J, Holmes KK. Sexually Transmitted Diseases. 4th ed. New York: Mc
Graw Hill,2008;737-762
2. Rosen T. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. Mc Graw Hill, 2010; 2524-
26

You might also like