Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

Keuangan Daerah

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu


Anggaran daerah yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci;
adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas-aktivitas
tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal
pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan; jenis kegiatan dan
proyek yang dituangkan dalam bentuk angka; periode anggaran, yaitu
biasanya 1 (satu) tahun. (Halim 2004, 15)
Anggaran
Pendapatan
APBD
Anggaran belanja

Pembiayaan
Anggaran Pendapatan PAD

Dana Perimbangan

Lain lain pendapatan


yang sah
Menurut Abdul Halim (2007:96), kelompok Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu:

Pajak Provinsi

Pajak Daerah

Pajak Kabupaten
PAD

Retribusi Jasa Umum, Jasa


Retribusi Daerah
Usaha, dan Perijinan tertentu

Hasil Perusahaan Milik


Daerah dan Hasil Pengelolaan
Darah yang dipisahkan

Lain Lain
Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil

Dana Alokasi
Umum (DAU)
Dana Alokasi
Khusus
Anggaran Belanja

• Sejumlah uang yang dibutuhkan untuk melakukan, menjalankan


pemerintahan dalam satu waktu di daerah
Sisa lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
sebelumnya

Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan


Daerah
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pinjaman
Daerah
Pembiayaan

Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman

Penerimaan Piutang Daerah

Pengeluaran Dana
Cadangan

Penerimaan Modal
Pemerintah daerah
Pengeluaran Pembiayaan

Pembayaran Pokok Utang

Pemberian Pinjaman
Daerah
Fungsi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah :
•Fungsi otorisasi merupakan anggaran daerah untuk
merealisasi pendapatan dan belanja pada tahun tersebut.
Otoritasi merupakan proses penganggaran dalam pemerintah
daerah yang terikat dengan institusi terkait lainnya.
•Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah
menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan
kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
• Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran
daerah menjadi pedoman untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah.
•Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah
harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengangguran, dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektifitas perekonomian daerah.
•Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan
dalam penganggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
•Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian daerah
Penerimaan Daerah
• UU No 11 Drt

1957 1957 Peraturan


Umum Pajak
Daerah

1997 • UU No 18
Th1997

2000 • UU No 34
Tahun 2000

• UU No
2009 28 Tahun
2009
Menurut Abdul Halim (2004:94), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sektor
pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena
melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat
membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.
Penerimaan Daerah
Menurut Kesit Bambang Prakosa (2005:2), Pajak Daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
Pajak Kendaraan Bermotor
dan Kendaraan di Atas Air

Bea Balik Nama Kendaraan


Bermotor dan Kendaraan
PAD

diatas air
Pajak Daerah Pajak Provinsi
Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor

Pajak Pengambilan dan


Pemanfaatan Air di Bawah
Tanah dan Air Permukaan
Pajak Hotel

Pajak Restoran

Pajak Hiburan

Pajak Reklame
PAD

Pajak
Pajak Daerah Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten

Pajak Pengambilan
Bahan Galian Golongan C

Pajak Parkir

Pajak Air Tanah

BPHTB
RETRIBUSI

• Retribusi menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan daerah


sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak pusat seperti
Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak, Retribusi yang dapat di sebut sebagai Pajak
Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
Retribusi Pelayanan
Kesehatan

Retribusi Pelayanan
Persampahan

Retribusi Penggantian
Biaya Cetak / Akta

Retribusi Pelayanan
Pemakaman

Retribusi Pelayanan Parkir

Retribusi Daerah
Retribusi Pelayanan Pasar

Retribusi Pengujian
Kendaraan
Retribusi Jasa
Umum
Retribusi Pemeriksaan Alat
Pemadam Kebakaran

Retribusi Penggantian
Biaya Cetak

Retribusi Penyedian dan


atau Penyedotan Kakus

Retribusi Pengolahan
limbah cair

Rtribusi Tera/tera ualgn

Retibusi Pelayanan
Pendidikan

Retribusi Pengendalian
Menara telekomunikasi
Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah

Retribusi Pasar Grosir

Retribusi Pelelangan

Retribusi Terminal

Retribusi Daerah
Retribusi Tempat
Khusus Parkir

Retribusi Jasa Retribusi Tempat


Usaha Penginapan

Retribusi Rumah
Potong Hewan

Retribusi Pelayanan
Kepelabuhan

Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga

Retribusi Penyebrangan
di Air

Retribusi Penjualan
Produksi Usaha
Retribusi Izin Mendirikan
Retribusi Daerah Bangunan

Izin tempat Penjualan


Minuman Beralkohol

Retribusi
Perizinan Retribusi Izin Gangguan
Tertentu

Retribusi Izin Trayek

Retribusi Izin Usaha

You might also like