Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEGAHAN KOROSI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

Modul : Indikator Korosi Logam


Pembimbing : Ir. Yunus Tonapa Sarungu, MT

Praktikum : 15 Maret 2018


Penyerahan Laporan : 22 Maret 2018

Oleh:
Kelompok I (Satu)
Anggota:
Arya Wibisono 161411033
Cahya Handayani 161411034
Ditta Atsna Nuriya Salsabila 161411035
Dwiki Abdurrahman 161411036

Kelas: 2B D3-Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
INDIKATOR KOROSI LOGAM

I. LATAR BELAKANG

Penggunaan indikator dilakukan untuk menerangkan daerah-daerah yang


mana yang bersifat anodik dan katodik, serta untuk melihat kemungkinan
keberhasilan dari suatu logam untuk dikurang laju perpindahan produk reaksi
yang terbentuk pada permukaan logam yang dapat diperlambat.
Penggunaan indikator ini bisa dilakukan pada logam tunggal maupun
rangkaian logam. Pada daerah yang bersifat anodik dimana pada daerah ini terjadi
reaksi oksidasi, terbentuk warna yang berbeda dengan warna yang terbentuk pada
daerah katodik yang merupakan tempat terjadinya peristiwa reduksi.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengidentifikasi korosi logam berdasarkan indikator dengan menunjukan daerah
yang bersifat anodik dan katodik pada logam yang homogen.
2. Menuliskan reaksi anodik dan katodik.
3. Mengamati gejala yang terjadi di daerah anodik dan katodik.

III. LANDASAN TEORI

Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material


yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya
yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat
disekelilingnya tersebut. Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai
pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah.

Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan


pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan
lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran elektron
menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana
terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan.
Aluminium (Al) adalah suatu unsur kimia dalam golongan boron yang
memiliki nomor atom 13. Unsur kimia ini tidak bersifat magnetik, berwarna perak
putih sedikit kusam, lunak dan lembut. Setelah oksigen dan silikon, Al merupakan
unsur kimia terbesar ke-3 di kerak bumi. Unsur kimia ini sangat jarang ditemukan
dalam bentuk logamnya, nyaris semua ditemukan dalam bentuk senyawa, dimana
sebagian besar berupa senyawa yang diberi nama bauksit.

Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk
ditempa dan liat. Zink melebur pada suhu 410 dan mendidih pada 906 .
Logam murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat
pencemar atau kontak dengan platinum dan tembaga, yang dihasilkan oleh
penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini sehingga
mempercepat reaksi (Shevla, 1990).

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan
liat. Ia melebur pada suhu 1535 . Jarang terdapat besi komersial yang murni,
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida
dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting
dalam kekuatan struktur besi.

Indikator phenolphthalein akan mengindikasikan pembentukan OH- pada


katoda dengan warna pink, sedangkan ferrocyanida menunjukkan pembebasan
Fe2+ di anoda dengan warna biru. Logam baja karbon rendah yang mengalami
perlakuan mekanik akan terjadi dua fungsi yaitu sebagai anoda pada daerah Fe
yang berwarna biru tua dan sebagai katoda pada daerah Fe yang berwarna pink.
Daerah yang berwarna biru sebagai anoda terjadi reaksi oksidasi menurut :
Fe Fe2+ + 2e (oksidasi)
Sedangkan pada daerah yang berwarna pink sebagai katoda terjadi pembentukan
OH- (reduksi air) menurut reaksi :
H2O + O2 + 4e 4OH- (reduksi)
Jadi hasil keseluruhan yang berlangsung pada hasil percobaan adalah sebagai
berikut:
3Fe + K4[Fe(CN)6] 3Fe2[Fe(CN)6] + 4K
Warna biru tua
Indikasi pada dua logam yang berbeda potensial sebagai contoh baja karbon
rendah dengan Zn. Jika kedua logam tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga
dan ditempatkan dalam cawan petri yang berisi larutan yang akan dijelaskan pada
bahan dan alat maka akan terlihat indikasi-indikasi sebagai berikut :
Pada logam baja karbon rendah terbentuk warna pink, sehingga pada baja karbon
rendah terjadi reaksi pembentukan OH-, menurut reaksi :
2H2O + O2 + 4e 4OH- (reduksi)
Sedangkan pada logam Zn terbentuk warna putih, artinya terjadi reaksi oksidasi
Zn Zn2+ + 2e (oksidasi)
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada hasil percobaan adalah
2Zn + K2[Fe(CN)6] Zn2[Fe(CN)6] + 2K
Warna putih

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan Kimia


Spesimen Fe (1 buah) Agar-agar (2 gram)
Spesimen Al (2 buah) Kalium Ferricyanida (0,06 gram)
Specimen Zn (2 buah) Kaliumm Ferrocyanida (0,06 gram)
Cawan Petri (3 buah) Garam NaCl (0,1 gram)
Hot Plate Phenolphtalein (2 ml)
Gelas Kimia 500 mL
Gelas Kimia 250 mL
Gelas Ukur 250 mL
Botol Semprot
Magnetic Stirrer
Spatula
Batang Pengaduk
V. PROSEDUR KERJA

Persiapan Spesimen

Amplas spesimen yang


akan digunakan (Fe, Al
dan Zn) sampai halus

Keringkan spesimen

Hubungkan spesimen
yang akan diuji anoda
korban dengan kabel

Persiapan Larutan

0,06 kalium
2 gram agar-agar ferricyanida
Larutkan dalam 250
0,06 kalium ml aquades 0,1 gram NaCl
ferrocyanida
Pelaksanaan Proses Indikator

Letakan benda kerja


pada langkah pada
cawan petri kering

Panaskan larutan
sampai temperatur
mendidih dan
bening,aduk

Dinginkan sampai 60oC

Indikator pp 3 cc

Tuangkan larutan
dalam cawan petri
sehingga logam
tergenang

Diamkan larutan
hingga
membeku,tutup
cawan petri. Amati
selama 4 hari
VI. DATA PENGAMATAN
 Pengamatan Awal

No Gambar Keterangan
1. Logam Besi (Fe) dan
Alumunium (Al)
dihubungkan dengan kabel
tembaga kemudian
dituangkan agar-agar.
Sudah terdapat oksidasi
pada Fe (terlihat ada
birunya).

2. Logam Alumunium (Al)


dan Seng (Zn)
dihubungkan dengan kabel
tembaga kemudian
dituangkan agar-agar.
Sudah terdapat oksidasi
pada logam Zn (terlihat
ada putihnya).
3. Logam Seng (Zn) yang
digergaji pinggirannya
kemudian dituangkan
agar-agar. Belum terlihat
adanya oksidasi.

 Pengamatan Hari Pertama


No Gambar Keterangan
1. Pada hari pertama
terbentuk gumpalan biru
pada logam Fe di
rangkaian logam bagian
atas, serta terbentuk warna
pink (merah muda) di
sekitar logam Fe bagian
bawah.

2. Pada hari pertama


terbentuk gumpalan putih
seperti lilin pada logam
Zn.
3. Pada hari pertama
terbentuk gumpalan putih
seperti lilin pada logam
Zn.

 Pengamatan Hari Kedua


No Gambar Keterangan
1. Pada hari kedua tidak
berbeda jauh dengan hari
pertama. Terbentuk
gumpalan biru pada logam
Fe di rangkaian logam
bagian atas, serta terbentuk
warna pink (merah muda)
di sekitar logam Fe bagian
bawah.

2. Pada hari kedua tidak


berbeda jauh dengan hari
pertama. Terbentuk
gumpalan putih seperti lilin
pada logam Zn.
3. Pada hari kedua tidak
berbeda jauh dengan hari
pertama. Terbentuk
gumpalan putih seperti lilin
pada logam Zn.

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini telah dilakukan identifikasi korosi logam berdasarkan
indikator dengan menunjukkan daerah yang bersifat anodik dan katodik pada
logam. Logam-logam yang digunakan adalah logam Fe (besi) - Al (Aluminium),
logam Zn (zinc) – Al (Aluminium), dan logam Zn (Zinc) yang telah digerjaji.
Logam-logam tersebut disambungkan dengan kabel tembaga yang kemudian
direndam didalam media.

Media yang digunakan adalah larutan campuran antara 2 gram agar-agar, 0,06
gram Kalium Ferricyanida, 0,06 gram Kalium Ferocyanida, 0,1 gram NaCl, dan
2ml indikator Phenolphtalein. Penambahan agar-agar pada media berfungsi
sebagai larutan yang menghalangi kontak antara logam dengan lingkungan luar
dan agar laju perpindahan proses reaksi yang terbentuk pada permukaan logam
dapat dihambat. Penambahan NaCl berfungsi sebagai elektrolit yang
menghantarkan ion pada kedua logam. Penambahan Ferrocyanida dan
Ferricyanida bertujuan untuk mengindikasikan Fe2+ atau Zn2+ pada anoda,
sedangkanpenambahan indikator PP bertujuan untuk mengindikasikan ion OH-
pada katoda.

Setelah media siap digunakan (setelah larut dan dipanaskan) rendam logam-
logam tersebut kedalam media tersebut didalam cawan petri, dan lakukan
pengamatan selama 3 hari.
Setelah dilakukan 5 hari pengamatan terdapat perubahan- perubahan yang
terjadi pada logam, yang pertama pada logam Zn yang telah digergaji ujung ujung
nya didapatkan perubahan pada logam Zn, yaitu terdapat lapisan berwarna putih
di sekitar logam Zn warna putih ini dikarenakan logam Zn bersidat sebagai anoda
dan air sebagai katoda karena potensial dari Zn lebih negatif dibanding air, warna
putih juga terjadi karena pada agar agar terdapat kalium ferrocyianida yang bisa
mengindikasikan pelepasan ion Zn, sehingga Zn mengalami oksidasi dan air
mengalami reduksi. Sedangakan pada logam Al vs Fe dan Al vs Zn menurut
litelature logam Al akan teroksidasi jika dikontakan dengan logam Fe dan Zn
karena logam Al memiliki potensial yang lebih negatif, semakin rendah suatu
potensial logam maka logam tersebut akan mudah mengalami reduksi, setelah
akhir pengamatan logam Al vs Fe terdapat perubahan warna pada logam Fe
menjadi warna biru, warna biru ini mengindikasikan terjadi oksidasi karena pada
agar agar terdapat kalium ferricyanida yang dapat mengindikasikan pelapasan ion
Fe, menurut litelature Fe memiliki potensial yang lebih positif dari pada logam Al
sehingga seharunya yang terjadi adalah pelepasan ion Al atau logam Al
teroksidasi, penyebab dari Al tidak teroksidasi karena logam Al tahan terhadap
korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung
akibat rekasi logam terhadap komponen udara. Sama hal nya pada logam Al vs Fe,
pada logam Al vs Zn yang terkorosi adalah logam Al karena memeiliki potensial
lebih negatif dibanding logam Zn namun karena Al memiliki fenomena pasivasi
sehingga yang terjadi adalah oksidasi logam Zn yang berwarna putih.

VIII. KESIMPULAN
 Semakin tinggi potensial suatu logam maka semakin mudah mengalami reduksi.
 Semakin rendah potensial suatu logam maka semakin mudah mengalami oksidasi.
 Khusus pada logam Al walaupun potensial Al rendah namun logam Al memiliki
keunikan yaitu fenomena pasifasi sehingga bila dikontakkan dengan potensial yg
lebih tinggi dia akan terlindungi.
IX. DAFTAR PUSTAKA

Tonapa, Yunus. 2006. Penggunaan Indikator Untuk Studi Korosi Logam. Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung

Ngatin, Agustinus. Pengendalian Korosi. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri


Bandung

Budikus, Faisal. http://www.scribd.com/doc/38518865/experimen-korosi. Diakses


pada 08 Maret 2013

____________. http://www.scribd.com/doc/45367105/penggunaan-indikator.
Diakses pada 08 Maret 2013

X. LAMPIRAN

Gambar 1. Persiapan logam Gambar 2. Logam Zn dikikis

Gambar 3. Penyiapan media

You might also like