Professional Documents
Culture Documents
Laprak Fix
Laprak Fix
Oleh:
Kelompok I (Satu)
Anggota:
Arya Wibisono 161411033
Cahya Handayani 161411034
Ditta Atsna Nuriya Salsabila 161411035
Dwiki Abdurrahman 161411036
I. LATAR BELAKANG
Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk
ditempa dan liat. Zink melebur pada suhu 410 dan mendidih pada 906 .
Logam murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat
pencemar atau kontak dengan platinum dan tembaga, yang dihasilkan oleh
penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini sehingga
mempercepat reaksi (Shevla, 1990).
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan
liat. Ia melebur pada suhu 1535 . Jarang terdapat besi komersial yang murni,
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida
dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting
dalam kekuatan struktur besi.
Persiapan Spesimen
Keringkan spesimen
Hubungkan spesimen
yang akan diuji anoda
korban dengan kabel
Persiapan Larutan
0,06 kalium
2 gram agar-agar ferricyanida
Larutkan dalam 250
0,06 kalium ml aquades 0,1 gram NaCl
ferrocyanida
Pelaksanaan Proses Indikator
Panaskan larutan
sampai temperatur
mendidih dan
bening,aduk
Indikator pp 3 cc
Tuangkan larutan
dalam cawan petri
sehingga logam
tergenang
Diamkan larutan
hingga
membeku,tutup
cawan petri. Amati
selama 4 hari
VI. DATA PENGAMATAN
Pengamatan Awal
No Gambar Keterangan
1. Logam Besi (Fe) dan
Alumunium (Al)
dihubungkan dengan kabel
tembaga kemudian
dituangkan agar-agar.
Sudah terdapat oksidasi
pada Fe (terlihat ada
birunya).
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini telah dilakukan identifikasi korosi logam berdasarkan
indikator dengan menunjukkan daerah yang bersifat anodik dan katodik pada
logam. Logam-logam yang digunakan adalah logam Fe (besi) - Al (Aluminium),
logam Zn (zinc) – Al (Aluminium), dan logam Zn (Zinc) yang telah digerjaji.
Logam-logam tersebut disambungkan dengan kabel tembaga yang kemudian
direndam didalam media.
Media yang digunakan adalah larutan campuran antara 2 gram agar-agar, 0,06
gram Kalium Ferricyanida, 0,06 gram Kalium Ferocyanida, 0,1 gram NaCl, dan
2ml indikator Phenolphtalein. Penambahan agar-agar pada media berfungsi
sebagai larutan yang menghalangi kontak antara logam dengan lingkungan luar
dan agar laju perpindahan proses reaksi yang terbentuk pada permukaan logam
dapat dihambat. Penambahan NaCl berfungsi sebagai elektrolit yang
menghantarkan ion pada kedua logam. Penambahan Ferrocyanida dan
Ferricyanida bertujuan untuk mengindikasikan Fe2+ atau Zn2+ pada anoda,
sedangkanpenambahan indikator PP bertujuan untuk mengindikasikan ion OH-
pada katoda.
Setelah media siap digunakan (setelah larut dan dipanaskan) rendam logam-
logam tersebut kedalam media tersebut didalam cawan petri, dan lakukan
pengamatan selama 3 hari.
Setelah dilakukan 5 hari pengamatan terdapat perubahan- perubahan yang
terjadi pada logam, yang pertama pada logam Zn yang telah digergaji ujung ujung
nya didapatkan perubahan pada logam Zn, yaitu terdapat lapisan berwarna putih
di sekitar logam Zn warna putih ini dikarenakan logam Zn bersidat sebagai anoda
dan air sebagai katoda karena potensial dari Zn lebih negatif dibanding air, warna
putih juga terjadi karena pada agar agar terdapat kalium ferrocyianida yang bisa
mengindikasikan pelepasan ion Zn, sehingga Zn mengalami oksidasi dan air
mengalami reduksi. Sedangakan pada logam Al vs Fe dan Al vs Zn menurut
litelature logam Al akan teroksidasi jika dikontakan dengan logam Fe dan Zn
karena logam Al memiliki potensial yang lebih negatif, semakin rendah suatu
potensial logam maka logam tersebut akan mudah mengalami reduksi, setelah
akhir pengamatan logam Al vs Fe terdapat perubahan warna pada logam Fe
menjadi warna biru, warna biru ini mengindikasikan terjadi oksidasi karena pada
agar agar terdapat kalium ferricyanida yang dapat mengindikasikan pelapasan ion
Fe, menurut litelature Fe memiliki potensial yang lebih positif dari pada logam Al
sehingga seharunya yang terjadi adalah pelepasan ion Al atau logam Al
teroksidasi, penyebab dari Al tidak teroksidasi karena logam Al tahan terhadap
korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung
akibat rekasi logam terhadap komponen udara. Sama hal nya pada logam Al vs Fe,
pada logam Al vs Zn yang terkorosi adalah logam Al karena memeiliki potensial
lebih negatif dibanding logam Zn namun karena Al memiliki fenomena pasivasi
sehingga yang terjadi adalah oksidasi logam Zn yang berwarna putih.
VIII. KESIMPULAN
Semakin tinggi potensial suatu logam maka semakin mudah mengalami reduksi.
Semakin rendah potensial suatu logam maka semakin mudah mengalami oksidasi.
Khusus pada logam Al walaupun potensial Al rendah namun logam Al memiliki
keunikan yaitu fenomena pasifasi sehingga bila dikontakkan dengan potensial yg
lebih tinggi dia akan terlindungi.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Tonapa, Yunus. 2006. Penggunaan Indikator Untuk Studi Korosi Logam. Jurusan
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
____________. http://www.scribd.com/doc/45367105/penggunaan-indikator.
Diakses pada 08 Maret 2013
X. LAMPIRAN