Professional Documents
Culture Documents
BAB 2 Kti
BAB 2 Kti
BAB 1
PENDAHULUAN
sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat
rangsangan dari luar, seperti debu ruamah, bulu binatang, asap, uap cat, kapuk,
serbuk sari dan bahan lain akibat alergi. Gejala kemunculan sangat mendadak,
sehingga gangguan asma bronkial bisa datang secara tiba-tiba. Jika klien tidak
manajemen kesehatan.
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang
di seluruh dunia menderita asma bronkial dengan angka kematian lebih dari 8% di
tahun 2011, mengatakan bahwa prevalensi asma bronkhial menurut usia sebesar
9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa, sedangkan menurut jenis kelamin 7,2%
2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma bronkhial pada
semua umur adalah 4,5 % dari 247, 103 ribu penduduk di Indonesia.
2
Wilayah Bondowoso, terhitung dari bulan Januari sampai Desember 2017 dengan
jumlah penderita laki-laki 2748 jiwa dan perempuan 3033 jiwa. Dari data tersebut,
dengan total penderita laki-laki 322 jiwa dan perempuan 365 jiwa.
tertentu. Gejala asma sering terjadi pada malam hari, saat udara dingin, atau
tepapar alergen (misalnya debu dan bulu kucing) biasanya bermula mendadak
dengan batuk dan rasa tertekan di dada, disertai dengan sesak napas (dyspnea) dan
mengi sehingga di perlukan suatu tindakan mandiri oleh klien ataupun keluarga
untuk mengurangi faktor resiko terjadinya asma bronkhial. Apabila klien dan
Manajemen diri penyakit kronik : memantau tanda dan gejala penyakit skor 5
tujuan pembelajaran dua arah yang realistik bersama pasien, mulai tindakan hanya
jika pasien memang sudah siap untuk menerima proses pembelajaran, buat isi
dengan urutan yang logis, buat perpedaan antara materi yang penting untuk di
ketahui dan materi yang ingin diketahui, gunakan alat bantu untuk
contoh langsung orang yang pernah mengalami pengalaman yang sama, dorong
pasien bahwa hannya satu tingkah laku yang perlu di modifikasi pada suatu waktu
kembali tujuan dan rencana dengan cara yang tepat ; Peningkatan efakuasi diri :
perilaku, siapkan individu mengenai kondisi fisik dan emosi yang mungkin akan
dialami selama berusaha untuk melakukan perilaku baru ; Bantuan modifikasi diri
: puji alasan klien untuk berubah, bantu pasien untuk mengidentifikasi tujuan
pentingnya monitor diri dalam berusaha untuk merubah perilaku, intruksi pasien
ini.
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan keluarga
Kabupaten Bondowoso.
bronkial.
2) Sebagai bentuk aplikasi dari teori asuhan keperawatan keluarga pada
kesehatan.
1.5.2 Manfaat praktis
6
1) Klien
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai tindakan yang
kesehatan.
2) Perawat
Menambah informasi mengenai tindakan yang akan diberikan pada klien
4) Institusi pendidikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
saluran jalan nafas dengan memperlihatkan berbagai inflamasi sel dengan gejala
hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkatan, obstruksi jalan nafas, dan gejala
Asma bronkial adalah obstruksi jalan nafas akut, episodik yang disebabkan
Asma bronkial adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan nafas yang
hipersensitif terhadap rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang,
asap, dan bahan lain penyebab alergi (Huda Nurarif, Amin, 2015).
entah karena radang saluran pernafasan atau penyempitan otot bronkial (Digiulia,
Mary, 2017).
2.1.2 Etiologi
Faktor Predisposisi :
1. Genetik
8
bagaimana penurunannya dengan jelas. Karena adanya bakat alergi ini. Penderita
sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
2. Alergen
Adalah suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini di bagi menjadi tiga,
yaitu :
asma seperti : musim : musim hujan, musim bunga, musim kemarau. Hal ini
4. Lingkungan kerja
hal ini berkaitan dengan dimana ia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di pabrik
kayu, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada wahyu libur atau cuti.
5. Olahraga
biasanya setelah aktivitas selesai. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma
bronkial.
9
6. Stress
itu juga bias memperberat serangan asma bronkial yang sudah ada. Disamping
gejala asma harus segera diobati penderita asma bronkial yang mengalami stress
harus diberi nasehat untuk menyelesaikan masalahnya (Wahid. Abd dan Imam
Suprapto. 2013).
2.1.3 Patofisiologi
pada asma tipe alergi di duga terjadi dengan cara sebagai berikut : seseorang yang
E abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini terutama melekat ada sel mast
yang melekat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronkeoulus
dan bronchus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig. E orang
tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibody yang sudah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
eosinofilik dan brakidinin, Efek gabungan dari semua faktor ini akan
menghasilkan edema lokal dinding bronkeolus kecil maupun sekresi mukus yang
kental dalam lumen bronkeolus dan spasme otot polos bronkeolus sehingga
daripada inspirasi karena peningkatan tekaanan dalam paru selama sekresi paksa
10
berat terutamaa selama ekspirasi. Pada penderita asma bias melakukan inspirasi
dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini
ekspirasi dari paru. Ini biasanya menyebabkan Barrel chest (Wahid. Abd dan
yaitu :
1. Penderita bernafas cepat dan dalam.
2. Gelisah.
3. Duduk dengan menyangga kedepan, serta tampak otok bantu
bekerja keraass.
4. Sesak nafas.
5. Adanya wheezing.
6. Batuk.
7. Ada sebagian mengeluh nyeri dada.
8. Silent chest (tidak terlihat pergerakan dada.
9. Tachikardi.
10. Hiperinflasi dada (Wahid. Abd dan Imam Suprapto. 2013).
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1. Status asmatikus : suatu keadaan medis berupa serangan asma akut
2.1.6 Penatalaksanaan
11
asma, pengobatannya.
2. Pengobatan pada asma bronkial
a. Pengobatan farmakologi
1) Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas
Terbagi dua golongan
a) Andrenergik (adrenalin dan efedrin) misalnya :
terbulatin/bricasama
Obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,
secara oral.
12
Suprapto. 2013).
LDH.
3) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang di atas 15.000/mm
2. Pemeriksaan menunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflamasi
akan bertambah.
2) Bila ada empisema (COPD) , Gambaran radiolusen
semakin bertambah.
3) Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran
infiltraste paru.
4) Dapat menimbulkan gambaran atelektasis paru.
5) Bila terjadi pneumonia gambaran adalah radiolusen pada
paru.
b. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor allergen yang dapat bereaksi
Astma)
a. Intermiten
Gejala kurang dari satu kali/minggu dari serangan singkat
b. Persisten ringan
Gejala lebih dari 1 kali/minggu tapi kurang dari 1 kali/hari
c. Persisten sedang
Gejala terjadi setiap hari
d. Persisten berat
Gejala terjadi setiap hari dan serangan sering terjadi
3. Pembagian asma menurut Phelan dkk
a. Asma episodik jarang
Ditandai oleh episode <1x tiap 4-6 minggu, mengi setelah aktivitas
berat
b. Asma episodic sering
Ditandai oleh frekuensi serangan yang lebih sering dan timbul mengi
yaitu, menurut jenis penjelasan yang dibuat oleh profesional mengenai keluarga.
Sebagai contoh, penulis yang mengikuti orientasi teoritis para ahli interaksi
Oleh karena itu, terdapat banyak definisi, dengan berbagi teori yang membentuk
definisi tersebut dan harapan kita akan kehidupan keluarga (Smith, 1995 dalam
Friedman, 2010).
berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut: keluarga terdiri atas individu yang
bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal
didalam suatu rumah tangga yang sama. Saat ini definisi keluarga tradisional
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atan lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap
kerena pernikahan, peran sebagi orang tua, atau kelahiran; terdiri atas
dilahirkan
17
salah satu pasangan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas “sanak saudara”
(friedman, 2010).
2.2.2 Ciri – Ciri Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
1. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga Besar (extended Family) adalah keluarga inti ditambah
(kakek-nenek, paman-bibi).
18
adalah:
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu, dananak) tinggal dalam satu rumah
suami atau istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
panti.
k. Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
m.Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perwakilan tidak dikehendaki, anak
diadopsi.
n. Cohibing Couple
Yaitu dua orange atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
o. Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama
Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya
bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah
keluarga harus dipahami dalam konteknya, lebel dan jenisnya hanya berfungsi
sebagai refrensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja.
Dan setiap upaya perlu memperhatiakan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu
bersifat toleran dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga (Setiadi,
2008).
2.2.4 Struktur Keluarga
diantaranya adalah:
1. Patrilineal
20
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
3. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4. Fungsi ekonomi
membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
keluarga
menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar
masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai
keluarga.
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.
2008).
dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran
keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan peroangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas jelas bahwa
adalah:
1. Ayah
23
nafkah, pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak – anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga
3. Anak
orang tua).
2. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi Klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 %
kegiatan).
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
anak.
e. Konseling KB post partum 6 minggu.
f. Menata ruang untuk anak.
g. Biaya atau dana Child Bearing.
h. Memfasilitasi role learing anggota keluarga.
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
anak.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitasi dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas
anaknya
e. Menata kemballi fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami isrti kakek dan nenek
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya
7. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
2.3.1 Pegkajian
A. Data Keluarga
1. Nama puskesmas
Di isi dengan nama pusksmas terdekat.
Contohnya: puskesmas nangkaan
2. Nama perawat
Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama
ditulis dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien.
Contohnya: Tn. S (Tn. Tuan)
2. Alamat Rumah dan nomer telepon
Diisi dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer
telpon klien
Contohnya: Desa Sukorejo RT 08 / RW 02 Kecamatan Sumberwringin
3. Pekerjaan
Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan
klien.
Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS
4. Agama & Suku
Agama : islam, kristen, hindu, uda, katolik
5. Suku : jawa, madura, batak, dll/WNI,WNA
Contohnya: islam, jawa/WNI
6. Bahasa Sehari-hari.
Di isi bahasa sehari hari individu di keluarga tersebut.
Contoh : Madura, Indonesia, Inggris, Jawa.
7. Alat Transportasi
Di isi dengan alat transportasi sehari-hari keluarga tersebut
Contoh: Mobil, sepeda Motor, Sepeda.
8. Status kelas sosial
Diisi dengan keadaan status sosial klien
Contohnya: menengah kebawah/ menengah keatas
1. Nama
Diisi dengan nama anggota keluarga
2. Hubungan dengan kepala keluarga
Diisi dengan hbungan anggota keluatga dengan kepala keluarga
Contohnya: istri, anak, kakak, mertua, orang tua, dll
3. Umur
Diisi dengan umur setiap aggota keluarga dalam tahun
Contohnya 28 tahun
4. Jk
Di isi dengan jenis kelamin
contohnya: Laki Laki(L) / Perempuan (P)
5. Suku
Contohnya: madura, jawa, batak, dan Lain-lain
6. Pendidikan terakhir
Contohnya: SD, SMP, SMA, dan lain-lain
7. Pekerjaan saat ini
Diisi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini
Contohnya: siswa, mahasiswa, PNS, wiraswasta, petani, dan lain-lain.
8. Status gizi (TB, BB, BMI)
Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga
9. Contoh: TB : 165 cm, BB : 56 kg
TTV (TD, S, N, RR)
10. Diisi sesuai dengan TTV masing-masing anggota keluarga
Contoh: TD : 120 / 90 mm / Hg, N :98x / menit, S: 36,8 C, RR : 19x /
menit
11. Status imunisasi dasar
Diisi dengan imunisasi apa yang sudah di berikan.
Contoh : ((BCG,Polio,DPT,HB,Campak)
12. Alat Bantu
Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap
genogram yaitu :
29
perempuan
3) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-
modern).
5) Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau ‘modern’.
6) Penggunaan jasa-jasa perawat kesehatan keluarga dan
kesehatan.
7) Pengunaan bahasa sehari-hari di rumah.
e. Agama dan Kepercayaan
1) Apakah anggota keluarga berada dalam praktik keyakinan
beragama mereka.
2) Seberapa aktif keluarga tersebut terliabat dalam kegiatan
keluarga.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Reaksi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat rekreasi
Tahap kehidupan keluarga berdasarkan Duvall, ditentukan dnegan anak tertua dari
tahapan perkembangan.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
lain lain). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini.
b. Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior
adekuat.
c. Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak,
formal maupun informal dan siapa yang menjadi model peran dalam keluarga dan
apakah ada konflik dalam pengaturan peran yang selama ini dijalani.
4. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang
a.
terhadap masalah
b.
4. Fungsi reproduktif
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,
keluarga.
5. Fungsi ekonomi
33
dan papan, daan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
penyelesaian dalam waktu ±6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan
Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri atas, mudah dengan
skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat dengan skor nol.
34
tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi
Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu
keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai
merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa diubah
keperawatan keluarga.
3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan
sebagai justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi yang
Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ibu P yang merupakan
anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus. Hal tersebut dapat kita lihat
sehari-hari
3) Kesulitan dengan regimen yang diprogramkan.
c. Faktor yang berhubungan
1) Kesulitan ekonomi
2) Ketidakberdayaan
3) Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
4) Kompleksitas regimen terapeutik
5) Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
6) Konflik keluarga
7) Komflik pengambilan keputuasan kurang dukungan sosial
8) Kurang pengetahuan tentang terapeutik
9) Persepsi hambatan
10) Persepsi kerentangan
11) Persepsi keseriusan kondisi
12) Persepsi keuntungan
13) Tuntutan berlebihan (Heather Herdman T, 2015)
11. Tidur nyenyak sepanjang malam tampa tindakan untuk merubah perilaku.
bantuk atau wheezing 5 (secara konsisten 7. Siapkan individu mengenai
menunjukkan). kondisi fisik dan emosi yang
12. Mempertahankan akses pengobatan 5 mungkin akan dialami selama
(secara konsisten menunjukkan). berusaha untuk melakukan perilaku
baru
Bantuan modifikasi diri
1. Puji alasan klien untuk berubah,
bantu pasien untuk mengidentifikasi
tujuan spesifik untuk berubah,
identifikasi bersama pasien
mengenai strategi paling efektif
terkait dengan perubahan perilaku.
2. Jelaskan kepada pasien
mengenai pentingnya monitor diri
dalam berusaha untuk merubah
perilaku.
3. Intruksi pasien bagaimana secara
berangsur merubah penguatan yang
terus menrus kepada penguatan
yang hanya sesekali.
4. Bantu pasien umengevaluasi
perkembangan dengan
membandingkan catatan perilaku
sebelumnya dengan catatan perilaku
saat ini.
2.3.4 Implementasi
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan
kesehatan dirumah
Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu :
1. Tahap 1 : persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :
a. Kontrak dengan keluarga ( kapan dilaksanakan, berapa lama
2. Tahap 2 : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung
lainnya.
Lingkup tindakan independent ini adalah :
1) Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat keperawatan
1) Tindakan diagnostik
a) Wawancara dengan klien.
b) Observasi dan pemeriksaan fisik
c) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, misalnya (Hb)
Yaitu suatu kegiatan yang memerluka suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter
yang lainnya.
c. Dependent
Yaitu pelaksanaan rencaa tindakan medis. Misalnya dokter menuliskan
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan (Setiadi,
2008).
A. Contoh format pelaksanaan tindakan keperawatan
Tabel 2.7 Format Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa/ Tanggal/Pukul Tindakan Paraf
masalah Kolaboratif
keperawatan.
4. Tindakan
a. Tuliskan nomor urut tindakan
b. Tindakan dituliskan yang dilakukan beserta hasil/respon pasien
dengan jelas
c. Jangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis, cara memberikan,
Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan makan dan
berikut ;
1) S : Data Subjektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah
perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah
suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga
dapat ditentukan bila timbul masalah baru atau rencana tindakan yang
ada sudah tidak kompeten lagi untuk menyelesaikan masalah yang ada.
5) I : Implementasi
Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
2014).
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan
yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua
tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
keluarga sendiri).
3) Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan
postur tubuh, nada suara, isi pesan verbal pada waktu melkukan
wawanncara
d) Psikomotor
Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan
yang diharapkan.
c. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada tiga kemungkinan pada tahap ini, yaitu :
1) Keluarga telah mecapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,
berhasil.
3) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan,
sehingga perlu :
a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.
b) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama
saja).
b. Tanggal atau Jam
Tulislah tanggal, bulan, tahun, dan jam waktu evaluasi dilakukan.
c. Catatan Perkembangan (Menggunakan SOAP)
1) Tulislah data perkembangan yang diperoleh dari catatan
tindakan keperawatan.
45
(S-O).
3) Tulislah data perkembangan hanya data yang bersesuaian
BAB 3
METODE PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah studi untuk mengeksplorasi
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan keluarga
Kabupaten Bondowoso.
Pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan keluarga pada klien
Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini adalah satu keluarga dengan
Bondowoso.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
sumber utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan
dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara
analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang
yang ada sebagai bahan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
Data dari hasil WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi)
terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam satu bentuk transkrip
teks naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan menyamarkan identitas dari klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.
dari:
memenuhi kriteria inkulasi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama
DAFTAR PUSTAKA
Rianda, Awaludin. 2017. Hubungan Riwayat Apotik pada Orang Tua Dengan
Angka Kejadian Asma Bronkial. (diakses pada tanggal 1-April-2018 pukul
13:07).