Bab Iv-V

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BAB IV

DISKUSI

Pada kasus ini dilaporkan seorang wanita usia 43 tahun yang didiagnosis

dengan Perdarahan Uterus Abnormal ec Leiomyoma + Hipertensi Grade II +

Anemia. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Melalui anamnesis didapatkan keluhan haid yang lebih sering dan lebih

banyak dari biasanya sejak 2 bulan SMRS. Keluhan ini tidak disertai oleh gejala-

gejala penyerta lain seperti demam, nyeri perut atau pinggang, maupun

munculnya benjolan pada bagian perut. Sebelumnya pada bulan Nopember 2017,

pasien mengeluhkan keluhan yang sama. Pasien kemudian berobat ke dokter

kandungan dan diberi obat dan diminum selama satu bulan. Setelah

mengkonsumsi obat tersebut haid pasien sempat kembali normal selama 1 bulan.

Tidak didapatkan riwayat penggunaan obat-obatan pengencer darah, perdarahan

pasca senggama, maupun penurunan berat badan yang drastis. Pada riwayat

penyakit dahulu didapatkan bahwa pasien memiliki riwayat Hipertensi yang

terkontrol sejak ....

Riwayat obstetri pasien menyatakan bahwa pasien tidak pernah mengalami

keguguran, dengan riwayat persalinan sebanyak satu kali pada tahun 2000.

Kehamilan cukup bulan dengan proses persalinan pervaginam ditolong oleh

bidan, melahirkan bayi laki-laki dengan berat 3100 gram.


Data di atas menunjukkan bahwa pasien mengalami perdarahan uterus

abnormal berupa Menometrorrhagia. Penyebab dari perdarahan uterus abnormal

tersebut kemudian mengarah ke Leiomyoma berdasarkan beberapa faktor risiko

yang dimiliki pasien yaitu : 1) Usia. Prevalensi leiomyoma meningkat berdasar

usia, dengan puncaknya pada wanita usia 40-an. management Usia pasien pada kasus

ini adalah 43 tahun; 2) Riwayat Obstetri. Kehamilan berbanding terbalik dengan


epidem
risiko leiomioma dan jumlah kehamilan menurunkan risiko leiomioma.

Mekanisme protektif hamil dan melahirkan terhadap berkembangnya mioma uteri

adalah pada proses remodeling uterus post partum terdapat apoptosis selektif lesi
2 uter fib curent
kecil. Pasien pada kasus ini hanya memiliki riwayat kehamilan satu

kali pada tahun 2000; 3) Faktor metabolik. Faktor metabolik yang berhubungan

dengan risiko leiomioma adalah diabetes, ovarium polikistik, dan hipertensi. 8 ut fib
curr no 10
Pasien pada kasus ini memiliki riwayat penyakit hipertensi yang mungkin

dapat berhubungan dengan risiko terjadinya leiomyoma; 4) Faktor lainnya.

Pengaruh psikologis seperti stress juga dapat berhubungan dengan risiko

leiomyoma. Mekanisme stress yang berhubungan dengan leiomioma adalah

adanya stress menyebabkan aktivitas kelenjar adrenal meningkat sehingga dapat

meningkatkan kadar hormon progesteron, oleh karena itu dapat meningkatkan

risiko berkembangnya leiomioma. 9 ut fib curr no 25

Selain itu, kemungkinan-kemungkinan penyebab lain dari perdarahan

uterus abnormal seperti gangguan faktor koagulasi sementara dapat disingkirkan

melalui anamnesis yang menyatakan bahwa pasien menyangkal penggunaan obat-

obatan pengencer darah, dan juga tidak didapatkan riwayat perdarahan

2
sebelumnya. Leiomioma menyebabkan terjadinya PUA dikarenakan

meningkatnya area permukaan endometrium dan adanya vaskular yang rapuh di

sekitar leiomioma AUB

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi 150/100

mmHg, konjungtiva yang anemis, dengan status ginekologi menunjukkan fluksus

(+) namun tidak aktif, dan tidak didapatkan adanya massa baik pada abdomen,

vagina, cavum douglas, maupun adnexa kanan dan kiri. Data dari pemeriksaan

fisik menunjukkan bahwa pasien mengalami hipertensi grade 2 dengan tanda

anemia secara klinis. Hasil pemeriksaan fisik tidak terlalu spesifik mengarah ke

leiomioma karena dari status ginekologis tidak didapatkan adanya massa baik

pada abdomen, vagina, cavum douglas maupun adnexa kanan dan kiri.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain adalah pemeriksaan

darah lengkap, USG dan pada akhirnya pasien dilakukan tindakan kuretase PA

bertingkat. Pemeriksaan darah lengkap mengkonfirmasi adanya anemia dengan

Hb pasien 10,0 g/dL. Anemia pada pasien dapat dipastikan merupakan akibat dari

perdarahan uterus abnormal yang dialami pasien selama ini. Sementara hasil

pemeriksaan fungsi hemostatis pasien dalam batas normal, hal ini menyingkirkan

penyebab perdarahan dari kelainan faktor koagulasi. Pemeriksaan darah lain

dalam batas normal.

Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang dilakukan adalah pemeriksaan

USG. Pada pemeriksaan USG, leiomioma menunjukan gambaran masa solid

berbatas tegas dengan bentuk melingkar. Leiomioma memiliki echogenisitas yang

mirip dengan miometrium, terkadang dapat hypoechoic. Leiomioma memberikan

3
gambaran adanya uterus yang membesar atau perubahan pada bentuk uterus.ut fb
current

Tindakan kuretase PA bertingkat dilakukan sebagai prosedur diagnostik

dan dapat juga terapetik. Tujuan dilakukannya kuretase sebagai prosedur

diagnostik adalah untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan, sedangkan

sebagai prosedur terapetik, kuretase dapat menghentikan proses perdarahan. Pada

kasus ini, jaringan hasil kuretase telah dikirimkan ke laboratorium PA dan

menunggu hasil.

Pasien diperbolehkan pulang setelah menjalani kuretase. Tatalaksana lain

yang diberikan pada pasien bersifat konservatif, mulai dari pemberian

antihipertensi Amlodipin untuk mengatasi hipertensi pada pasien, antibiotik untuk

profilaksis infeksi pasca kuretase, antinyeri untuk meringankan nyeri pasca

kuretase, suplemen besi untuk mendukung peningkatan Hb pasien, dan asam

tranexamat untuk mengatasi gejala perdarahan.

4
BAB V

PENUTUP

Telah disampaikan laporan kasus seorang wanita usia 43 tahun yang

didiagnosis dengan Perdarahan Uterus Abnormal ec Leiomyoma + Hipertensi

Grade II + Anemia. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik

dan penunjang. Pasien ditatalaksana dengan tindakan kuretase PA bertingkat.

Fluksus pasca kuretase minimal dan pasien diperbolehkan pulang ke rumah untuk

menunggu hasil PA.

You might also like