Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

TUGAS MAKALAH DISKUSI KELOMPOK

Dosen Pengajar : Hj. Andi Nurjaya, SKM., M.Kes


Mata Kuliah : Kebidanan Komunitas
Kelas : 1 D Prodi D IV Bidan Pendidik

METODE HARVARD DAN GAM

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK V :

1. Suci Hamdayani : 17 3145 301 103


2. Verawati Parmah : 17 3145 301 104
3. Wiwi Purnamasari : 17 3145 301 105
4. Desy Dwi Suanani : 17 3145 301 106
5. Yuliana M : 17 3145 301 107
6. Halima : 17 3145 301 108

D IV BIDAN PENDIDIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGA REZKY MAKASSAR
2017/2018
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Metode
Harvard dan GAM”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Terimakasih.

Makassar, 25 Februari 2018

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 2


a. Permasalahan Kespro Dan Perempuan Di Komunitas ................ 2
b. Harvard ........................................................................................ 4
c. GAM ........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................... 11


A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................ 11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat akan tetapi Kesehatan wanita sering dilupakan dan
hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti
program KB, dan pengendalian jumlah penduduk. Padahal wanita sangat
berperan penting dalam hal ini karena perannya yang sangat besar dalam
keluarga.
Wanita memiliki banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang
perlu mendapat perhatian khusus.Saat ini masalah kesehatan reproduksi
wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya Indonesia
menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan
kependudukan (Beijing dan Kairo).
Makalah ini mencoba menjelaskan mengenai permasalahan kesehatan
reproduksi dan perempuan di komunitas dengan menggunakan metode havard
dan GAM.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu ;
1. Jelaskan mengenai permasalahan kesehatan reproduksi dan perempuan
di komunitas.
2. Jelaskan tentang metode Havard dan GAM

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Kespro Dan Perempuan Di Komunitas


Defenisi kesehatan reproduksi menurut WHO yaitu suatu keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan
semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup
pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara menyeluruh
bahwa kualitas hidupnya sangat baik.
Namun, kondisi sosial dan ekonomi terutama di negara-negara
berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara tidak
langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita. Indikator-indikator
permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain:
1. Gender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis
kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Gender sebagai suatu
kontruksi social mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena peran gender
berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga
berbeda-beda.Peran gender yang menganggap status wanita yang rendah
berakumulasi dengan indikator-indikator lain seperti kemiskinan,
pendidikan, kawin muda dan beban kerja yang berat mengakibatkan wanita
juga kekurangan waktu, informasi, untuk memperhatikan kesehatan
reproduksinya.
2. Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:
a. Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi.
b. Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang
tidak layak.
c. Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.

2
3. Pendidikan yang rendah, kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk
semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi
kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki
dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini
bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga gender
berpengaruh pula terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini
mempengaruhi tingkat kesehatan.Orang yang berpendidikan biasanya
mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah
kesehatan dan pencegahannya.Minimal dengan mempunyai pendidikan
yang memadai seseorang dapat mencari merawat diri sendiri, dan ikut
serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat.
4. Kawin muda
Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita
masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak
kebudayaan Yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu
dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-
cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan
anak wanita tersebut kepada suaminya.Ini berarti wanita muda hamil
mempunyai resiko tinggi pada saat persalinan. Disamping itu resiko tingkat
kematian dua kali lebih besar dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan.
Dampak lain, mereka putus sekolah, pada akhirnya akanbergantung kepada
suami baik dalam ekonomi dan pengambilan keputusan.
5. Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk
Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia
diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi
pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya
menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak
dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia
mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria
untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat

3
besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga
membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan
menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik
maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap beberapa penyakit,
termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka atau tubuh
mereka yang berbeda dengan pria.Salah satu situasi yang rawan adalah,
pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci,
memasak, dan sebagainya.Seperti diketahui air adalah media yang cukup
berbahaya dalam penularan bakteri penyakit.
6. Beban Kerja yang berat
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian
yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih
lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut
terjadinya kelelahan kronis stress, dan sebagainya.Kesehatan wanita tidak
hanya dipengaruhi oleh waktu kerja, tetapi juga jenis pekerjaan yang berat,
kotor dan monoton bahkan membahayakan.Di India banyak kasus
keguguran atau kelahiran sebelum waktunya pada musim panen karena
wanita terus-terusan bekerja keras. Dibidang pertanian baik pria maupun
wanita dapat terserang efek dari zat kimia (peptisida), tetapi akan lebih
berbahaya jika wanita dalam keadaan hamil, karena akan berpengaruh
terhadap janin dalam kandungannya. Resiko-resiko yang harus dialami bila
wanita bekerja di industri-industri misalnya panas yang berlebihlebihan,
berisik, dan cahaya yang menyilaukan, bahan kimia, atau radiasi.

B. Metode Harvard
Dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development
bekerja sama dengan Kantor Women in Development (WID)-USAID. Model
Harvard didasarkan pada pendekatan efisiensi WID yang merupakan kerangka
analisis gender dan perencanaan gender paling awal. Model analisis Harvard
lebih sesuai digunakan untuk perencanaan proyek,menyimpulkan data basis
atau data dasar.

4
1. Tujuan Kerangka Harvard :
a. Untuk menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi yang
dilakukan oleh perempuan dan laki-laki secara rasional.
b. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien
dan memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh.
c. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan
efisiensi dengan tingkat keadilan gender yang optimal.
d. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan.
2. Fokus analisis Havard
Terdiri dari empat fokus analisis yakni: akses, partisipasi, kontrol, manfaat.
a. Akses: Apakah intervensi pembangunan memberi ruang atau membuka
pintu bagi laki-laki dan perempuan untuk terlibat dan mendapatkan
manfaat dari intervensi tersebut.
b. Partisipasi: Apakah laki-laki dan perempuan terlibat secara nyata dalam
proses intervensi tersebut. Bilamana tidak, apa kendala yang dihadapi?
c. Kontrol: Apakah laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki
kekuatan/kekuasaan terhadap pengambilan keputusan terkait dengan
intervensi tersebut.
d. Manfaat: Apakah intervensi itu benar-benar menguntungkan laki-laki
dan perempuan? Keuntungan mana yang akan bertambah, atau mana
yang akan menguntungkan untuk laki-laki dan mana yang akan
menguntungkan untuk perempuan?
3. Alat Analisis Harvard
Komponen/langkah dalam teknis analisis gender model Harvard meliputi
analisis profil kegiatan 3 peran atau triple roles (terdiri atas peran publik
dengan kegiatan produktifnya, peran domestik dengan kegiatan
reproduktifnya dan peran kemasyarakatan dengan kegiatan sosial
budayanya), profil akses dan kontrol dan faktor yang mempengaruhi
kegiatan akses dan kontrol. Sedangkan parameter yang digunakan adalah

5
usia, alokasi waktu, jenis dan lokasi kegatan serta pendapatan (Puspitawati,
2012).
a. Profil Kegiatan Berguna untuk mengidentifikasi pekerjaan produktif dan
reproduktif dengan pertanyaan kunci: siapa melakukan apa
Contoh kasus :
Di sebuah desa, terdapat keluarga petani. Keluarga tersebut terdiri dari 4
orang. Seorang ayah, seorang ibu, dan 2 orang anak. Ayah bekerja
sebagai petani. Ibu tinggal di rumah untuk mengurus anak, namun
sesekali membantu pekerjaan sang ayah. Mereka tinggal di desa yang
subur, nyaman, dan memiliki lingkungan sosial yang baik. Para petani di
desa tersebut memiliki perkumpulan organisasi, begitu juga dengan para
ibu.
Analisis Harvard 1: Profil Kegiatan
Kegiatan Perempuan Laki-laki
Aktivitas Produksi
· Pertanian
1. Pembersihan lahan √
2. Persiapan benih √
3. Penanaman √
4. Penyiangan pembersihan √ √
5. Pemupukan √
6. Panen √ √
7. Pengeringan/penyimpanan √ √
8. Perawatan tanaman/pemusnahan hama atau √
penyakit
Kegiatan Reproduksi
· Menjaga anak √
· Memasak dan penyiapan makanan √
· Membersihkan rumah √
· Mengambil air √ √

6
· Mengambil kayu api √ √
· Merawat si sakit/manula √
· Mengawasi anak belajar √
· Memperbaiki rumah √
· Belanja di pasar √
Kegiatan Sosial
· PKK √
· Dasawisma √
· Perkumpulan organisasi tani √

b. Akses dan Kontrol – Sumber dan Manfaat


Bermanfaat untuk menolong pengguna untuk membuat daftar sumber-
sumber daya keluarga atau warga atas kegiatan yang dilakukan pada Alat
1. Alat ini menunjukkan apakah perempuan atau laki-laki mempunyai
akses atas sumber-sumber daya, siapa yang mengontrol pengunaannya,
siapa yang mengontrol pemanfaatan atas sumber-sumber daya milik
keluarga atau warga. Akses adalah peluang untuk memanfaatkan sumber-
sumberdaya tetapi tidak mempunyai hak untuk mengontrolnya, sedangkan
Kontrol adalah kekuasaan untuk mengambil keputusan akan penggunaan
sumberdaya serta keuntungannya.
Analisi Harvard 2: Profil Akses control atas sumber daya dan benefit
Akses Kontrol
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Sumber daya
· Tanah √
· Alat produksi √
· Tenaga kerja √
· Uang √ √
· Pendidikan √ √
· Simpanan √

7
Benefit
· Pendapatan dari luar √
· Akses kepemilikan
· Kebutuhan dasar: √
makanan, pakaian,
tempat tinggal
· Pendidikan √ √

√ √

c. Faktor-faktor Yang Memengaruhi


Berguna untuk mendapatkan informasi faktor-faktor yang memengaruhi
perbedaan-perbedaan gender dalam hal ketenagaan kerja, akses dan
kontrol sebagaimana yang terdaftar dalam Alat 1 dan Alat 2. Identifikasi
faktor-faktor yang berpengaruh baik pada masa lampau maupun masa
sekarang menolong untuk memberikan indikasi/tanda bagi tren di masa
depan.Identifikasi ini penting karena akan menunjukan kesempatan dan
hambatan baik bagi perempuan maupun laki-laki karena perbedaan gender
mereka.

Analisis Harvard 3: Faktor-faktor yang mempengaruhi


Faktor yang mempengaruhi Hambatan Kesempatan
· Norma masyarakat dan hierarki social √
· Faktor demografi √
· Struktur lembaga/faktor ekonomi √
· Sikap masyarakat terhadap intervensi luar √ √
(LSM, dsb)

8
C. Gender Analysis Matrix (GAM)
Matriks Analisis Gender adalah alat analisis yang menggunakan
metodologi partisipatif untuk memfasilitasi definisi dan analisis isu-isu gender
oleh masyarakat yang terpengaruh oleh mereka. Menggunakan Matriks
Analisis Gender akan memberikan artikulasi unik dari isu-isu serta
mengembangkan kapasitas analisis jender dari tingkat akar rumput ke atas.
Analisis gender Matrix didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Semua pengetahuan yang diperlukan untuk analisis gender ada di antara
orang-orang yang hidupnya subjek analisis
2. Analisis gender tidak memerlukan keahlian teknis yang berada di luar
masyarakat yang dianalisis, kecuali sebagai fasilitator
3. Analisis gender tidak bisa transformatif kecuali analisis dilakukan oleh
orang-orang yang dianalisis.

 Tujuan Kebijakan Data pembuka wawasan


 Factor kesenjangan Isu gender Reformulasi kebijakan Indicator
gender sasaran
 Program : Pengendalian jumlah penduduk
Kegiatan: Program keluarga berrencana (KB)
 Tujua
Menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. berdasarkan SDKI
2002-2003, peserta KB Pria di Indonesia hanya berada pada kisaran
1,3 % dari target propenas 2000-2004 yang mencapai angka 8 %
 Akses:
Masih terbatasnya pilihan alat kontrasepsi pria dibandingkan
perempuan
 Partisipasi
Masih kurang pria yang ikut berpartisipasi dalam program KB
dibandingkan perempuan

9
 Kontrol
Pengambilan keputusan untuk berKB masih ditangan suami meskipun
wanita yang akan menggunakan alat kontrasepsinya.
 Manfaat
Laki laki lebih terbebas dari efek samping yang kemungkinan dialami
karena menjadi akseptor KB Dalam masyarakat, laki laki lebih
dominan mengambil keputusan terutama yang menyangkut
penggunaan alat kontrasepsi. Masih ada anggapan bahwa hamil adalah
urusan perempuan
 Tujuan Program :
Meningkatkan peran serta pria dalam KB untuk mendukung program
keluarga berencana nasional Laki laki dan perempuan memiliki
pilihan yang sama banyaknya dalam hal jenis kontrasepsi yang ingin
dipilih. Laki laki dan perempuan mendapatkan informasi yang yang
jelas tentang KB. Kesepakatan antara laki laki (suami) dan perempuan
(istri) mengenai penggunaan alat kontrasepsi demi keuntungan
bersama. Jumlah peserta KB pria memenuhi target propenas
(mencapai angka ≥ 8 %).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu Indikator-indikator
permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain gender,
kemiskinan, pendidikan rendah, kawin muda, kekurangan gizi dan kesehatan
yang buruk, beban kerja yang berat. Analisis Havard terdiri dari empat fokus
analisis yakni: akses, partisipasi, kontrol, manfaat. Matriks Analisis Gender
adalah alat analisis yang menggunakan metodologi partisipatif untuk
memfasilitasi definisi dan analisis isu-isu gender oleh masyarakat yang
terpengaruh oleh mereka. KPP Merupakan Metode untuk mengubah sikap,
menjelaskan peran pemberdayaan pada proses pembangunan.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang bekerja di komunitas, hendaknya setiap
bidan menguasai metode Harvard dan GAM

11
i
ii

You might also like