Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 121

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakng
Makhluk hidup baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit terkecil
yang disebut sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses atau perubahan yang
terjadi didalam sel. Aktivitas yang terjadi didalam sel inilah yang menunjang fungsi organ-
organ dalam makhluk hidup itu dan dengan demikian juga merupakan penunjang
terlaksanayanya fungsi makhluk hidup itu sendiri, fenomena kehidupan yang ditandai dengan
adanya pertumbuhan dan reproduksi serta hal-hal yang berkaitan merupakan ruang lingkup
Biologi dan ilmu-ilmu yang relevan, misalnya Ilmu Kedokteran atau Kesehatan.
Disisi lain Ilmu Kimia adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses perubahannya
yang ditinjau berdasarkan susunan dan sifat atom-atom atau molekul yang membentuknya.
Jadi ilmu Kimia menitikberatkan pembahasannya pada hubungan antara struktur kimia benda-
benda dengan fungsi dan reaksi-reaksinya dengan benda lain. Interseksi sudut pandang Ilmu
Kimia dengan Biologi merupakan disiplin ilmu yang meninjau organisme hidup serta proses
yang terjadi didalamnya secara kimia. Disiplin ilmu tersebut yaitu Biokimia. Biokimia berasal
dari kata bio artinya organisme hidup sedangkan kimia adalah satu cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang perilaku dari bahan-bahan kimia. Ilmu kimia juga menitikberatkan
terhadap komposisi bahan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan komposisi. Juga
mengkosentrasikan perbedaan interaksi senyawa satu dengan senyawa lainnya dalam reaksi
kimia untuk membentuk zat-zat baru.
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia dalam organisme hidup. Biokimia
mengatur semua organisme hidup dan proses hidup. Dengan mengontrol arus informasi
melalui sinyal biokimia dan aliran energi kimia melalui metabolisme, proses biokimia
menimbulkan fenomena yang tampaknya magis kehidupan. Sebagian besar berkaitan biokimia
dengan struktur dan fungsi komponen seluler seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat
dan biomelukul lainnya meskipun semakin proses bukan molekul individu fokus utama.
Selama 40 tahun terakhir biokimia telah menjadi begitu sukses dalam menjelaskan proses
hidup yang sekarang hampir semua bidang ilmu kehidupan dari botani untuk obat yang terlibat
dalam penelitian biokimia. Hari ini fokus utama biokimia murni adalah memahami bagaimana
molekul biologis menimbulkan proses-proses yang terjadi dalam sel-sel hidup pada gilirannya
sangat berhubungan dengan studi dan pemahaman seluruh organisme.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penulisan diatas maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan Metabolisme Karbohidrat?
2. Menjelaskan Metabolisme Protein?
3. Menjelaskan Metabolisme Lemak (Lipid)?
4. Menjelaskan Metabolisme Energi?
5. Menjelaskan Enzim dan Koenzim?
6. Menjelaskan Asam Amino?
7. Menjelaskan Vitamin dan Mineral?
8. Menjelaskan Pemeriksaan Urine?
9. Menjelaskan Keseimbangan Cairan Elektrolit?
10. Menjelaskan pH Darah?
11. Menjelaskan DNA dan Kode Genetik?

C. Tujuan Penulisan
1
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang
Metabolisme Karbohidrat, Metabolisme Protein, Metabolisme Energi, Enzim dan Koenzim,
Asam Amino, Vitamin dan Mineral, Pemeriksaan Urin, Keseimbangan Cairan Elektrolit, pH
Darah, DNA dan Kode Genetik.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode penulisan yang digunakan adalah metode
kepustakaan yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahannya. Penulis mendapatkannya
melalui berbagai referensi dari internet maupun buku.

2
BAB II
PEMBAHASAN METABOLISME KARBOHIDRAT

A. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Contoh glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Karena
komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat karbon tetapi sejak
1980 senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida,
berasal dari Bahasa Arab “sakkar” artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis
sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Contoh glukosa yang
merupakan polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus aldehida dan 5 gugus hidroksil
(OH).
Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah :
Cn(H2O)n atau CnH2nOn

Karbohidrat yang berasal dari makanan didalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel
pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi
matahari. Karbohidrat dalam hal ini glukosa dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah
menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Zat tersebut
terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hiauan
daun. Hijauan daun merupakan zat fotosintesis aktif pada tumbuh-tumbuhan. Suatu reaksi
kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh
fotosisntesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O + 673 cal  C6H12O6 + 6 O2

B. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit monosakarida, ukuran dari rantai
karbon, lokasi gugus karbonil (-C=O) serta stereokimia.
Berdasarkan jumlah unit monosakarida dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4
golongan utama, yaitu :
a. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C. Monosakarida
dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh aldosa yaitu glukosa dan galaktosa dan
contoh ketosa yaitu fruktosa.

b. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)


Disakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua molekul monosakarida.
Mempunyai formula umum C12H22O11. Disakarida yang sangat penting adalah sukrosa,
maltosa dan laktosa. Iakatan antara dua molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik
yang terbentuk dari gugus hidroksil dari ataom C nomor 1 yang juga disebut karbon
numerik dengan gugus hidroksil pada molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul
gula yang bersifat reduktif tergantung dari ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang
reaktif yang terletak pada atom C nomor 1 sedangkan pada fruktosa terletak pada atom
C nomor 2. Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena kedua gugus

3
reaktifnya sudah silang berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus hidroksil bebas
pada molekul glukosanya maka laktosa bersifat reduktif (Winarno, 1992).

c. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit monosakarida)


Kelompok ini terdiri dari banyak jenis seperti disakarida, trisakarida, tetrasakarida dan
lainnya. Namum paling banyak dipelajari ialah kelompok disakarida yang terdiri dari
maltosa, laktosa dan sukrosa (dektrosa). Dua dari jenis disakarida ini termasuk gula
reduksi (laktosa dan maltosa) sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi
(nonreducing).

d. Polisakarida
Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida.

C. Fungsi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan
sumber serat makanan. Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia
untuk mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna
dan karbohidrat yang tidak dapat disecrna. Karbohidrat dari kelompok yang dapat dicerna bisa
dipecah oleh enzim α-amilase untuk menghasilkan energi. Monosakarida, disakarida, dekstrin dan
pati adalah kelompok karbohidrat yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga
dikelompokkan sebagai serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim α-amilase.
Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat. Disamping sebagai sumber
pemanis, fungsi penting karbohidrat dalam proses pengelohan pangan adalah sebagai bahan
pengisi, pengental, penstabil emulsi, pengikat air, pembentuk flavor dan aroma, pembentuk tekstur
dan berperan dalam reaksi pencoklatan. Komponen ini juga digunakan sebagai bahan baku proses
fermentasi.

D. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat siap dikatabolisir/diuraikan menjadi energi jika berbentuk monosakarida.
Energi yang dihasilkan berupa Adenosin Trifosfat (ATP). Glukosa merupakan karbohidrat
terpenting. Dalam bentuk glukosa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah atau ke
dalam betuk glukosa karbohidrat dikonversi dalam hati serta dari glukosa semua bentuk
karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik
utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan baku universal bagi
janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan fungsi sangat spesifik misalnya
glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu,
dalam senyawa lipid kompleks tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein yaitu
glikoprotein serta proteoglikan.
Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap adalah
metabolisme intermediat. Jadi metabolisme intermediet mencakup suatu bidang luas yang
berupaya memahami bukan saja lintasan metabolik yang dialami oleh masing-masing
molekul, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur arus metabolit melewati lintasan
tersebut.
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan
mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)

4
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya
dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi
dan fosforilasi oksidatif.
3. Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan
katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai
katabolisme maupun anabolisme yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukonegenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut :
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen).
Glikogen ini disimpan dihati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika
kapasitas penyimpanan glokogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi
menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi
piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogen juga habis maka sumber energi
non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh
energi.

a. Glikolisis
Glikolisis berlangsung didalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah
proses pemecahan glukosa menjadi :
1. Asam piruvat pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. Asam laktat pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam
piruvat dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksida dalam siklus asam sitrat (Siklus
Kreb’s). Selaian itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan
galaktosa.
Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah :
Glukosa + 2ADP + 2Pi  2L (+)-Laktat + 2 ATP + 2H2O
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut (pada
setiap tahap, lihat dan hubungkan dengan Gambar Lintasan detail metabolisme
karbohidrat) :
1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat
dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati
dan sel Pulau Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor
fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi
pada ATP digunakan sehingga hasilnya adalah ADP. (-IP)

5
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor
sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat
secara alosterik oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
Mg2+
Glukosa + ATP  Glukosa 6-fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim
fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini
hanya bekerja pada anomer α-glukosa 6-fosfat.
Α-D-glukosa 6-fosfat α-Dfruktosa 6-fosfat
3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim
fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik
sekaligus bisa diinduksi sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam
kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP
sebagai donor fosfat sehingga hasilnya adalah ADP. (-IP)
Α-D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat
4. Fruktosa 1,6-fosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3-
fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase
(fruktosa 1,6-bifosfat aldolase).
D-fruktosa 1,6-bifosfat ↔ D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan
sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator
enzim fosfotriosa isomerase.
D-gliseraldehid 3-fosfat ↔ dihidroksiaseton fosfat
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa
dihidroksi aseton fosfat juga dioksida menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati
gliseraldehid 3-fosfat.
D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi ↔ 1,3 bifosfogliserat +NADH + H+
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi diatas adalah gliseraldehid 3-
fosfat dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.
Atom-atom hydrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi dipindahkan kepada
NAD+ yang terikat pada enzim. Pada rantai mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat
berenergi tinggi (+3P).
Catatan :
Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi
Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3
atom C dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom
C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-
bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian awal sampai dengan
tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P = 6P. (+6P)
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan
ikatanslfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis sebuah gugus fosfat berenrgi tinggi
dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap
menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP yang dikatalisis oleh enzim
fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP ↔ 3-fosfogliserat + ATP
Catatan :
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat maka energi yang dihasilkan adalah 2
x 1P = 2P. (+2P)

6
8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisis oleh enzim
fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3 bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG)
merupakan intermediate dalam reaksi ini.
3-fosfogliserat ↔ 2-fosfogliserat
9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim
enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi
didalam molekul, menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenrgi tinggi.
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis
didalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini
bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+
2-fosfogliserat ↔ fosfoenol piruvat + H2O
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase
sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini
mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan
energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah
irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP  Piruvat + ATP
Catatan :
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total
hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)
11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan
direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim laktat
dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H+  L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria dan setelah konversi
menjadi asetil-KoA akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus
Kreb’s). Ekuivalen preduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam
glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari
reaksi ulang alik (shuttle).

b. Oksidasi Piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksida (dekarboksilase oksidatif) menjadi Asetil=KoA
yang terjadi didalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang
berbeda yang bekerja secara berurutan didalam suatu kompleks multienzim yang
berkaitan dengan membran interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi
nama kompleks piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks α-keto glutarat
dehidrogenase pada siklus asam sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini
juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari
senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.
Rangakaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah
sebagai berikut :
1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi
derivate hidroksietil tiamin fifosfat terikat enzim oleh komponen kompleks enzim
piruvat dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi suatu
kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil
lipoamid selanjutnya TDP lepas.

7
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil
KoA dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang
mengandung FAD pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Akhirnya
flavoprotein tereduksi ini dioksidasi oleh NAD+ yang akhirnya memindahkan
ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi.
Piruvat + NAD+ + KoA  Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

c. Siklus Asam Sitrat


Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam sitrat
trikarboksilat dan berlangsung didalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur
bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme
asetil KoA dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi
menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari
bahan baker jaringan dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk astil-
KoA (CH3-CO~KoA, asetat aktif) suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin
asam pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan
banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam
siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak didalam matriks mitokondria baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria
sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada
rantai respirasi yang bertempat didalam membran interna mitokondria.
Rekasi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut :
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir
oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon diantara
atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada
oksaloasetat. Reaksi kondensasi yang membentuk sitril KoA diikuti oleh hidrolisis
ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk
panas dalam jumlah besar memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna.
Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O  Sitrat + KoA
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (okonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini
berlangsung dalam 2 tahap yaitu dehidrasi menjadi sis-akonitat yang sebagian
diantaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
Sitrat Sis-akonitat Isositrat

H2O H2O
Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat.
Senyawa terakhir ini akan menghambat akonitase sehingga menimbulkan
penumpukan sitrat.
3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya
enzim isositrat dehidrogenase. Diantara enzim ini ada yang spesifik NAD + hanya
ditemukan didalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP+ dan
masing-masing secara berurutan dijumpai didalam mitokondria serta sitosol.

8
Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna
melalui enzim yang bergantung NAD+.
Isositrat + NAD+ ↔ Oksalosuksinat ↔ ∞-ketoglutarat + CO2 +NADH + H+
Terikat enzim)
Kemudian terjadi dekarboksilase menjadi α-ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh
enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting
reaksi dekarboksila. Oksalosuksinat tampaknya akan tetaap terikat pada enzim
sebagai intermediate dalam keseluruhan reaksi.
4. Selanjutnya α-ketoglutarat mengalami dekarboksila oksidatif melalui cara yang
sama dengan dekarboksila oksidatif piruvat dengan kedua substrat berupa asam α-
keto.
Α-ketoglutarat +NAD+ + KoA  Suksinil KoA + CO2 +NADH + H+
Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase juga
memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase,
contohnya TDP, Lipoat, NAD+, FAD serta KoA dan menghasilkan pembentukan
suksinil KoA (tioester berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi diatas
sehingga menyebabkan penumpukan α-ketoglutarat.
5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan
adanya peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + Pi + ADP ↔ Suksinat + ATP + KoA
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat
berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas
dari dekarboksila oksidatif α-ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan
ikatan berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3~P).
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrigenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan
kembali oksaloasetat.
Suksinat + FAD ↔ Fumarat + FADH2
Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang
terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan
enzim-enzim lain yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya
reaksi dehidrogenasi dalam siklus asam sitrat yang melibatkan pemindahan
langsung atom hydrogen dari substrat kepada flavoprotein tanpa peran NAD+.
Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S). Fumarat terbentuk
sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir
penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.
Fumarat +H2O ↔ L-malat
Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsur-unsur air kepada ikatan
rangkap fumarat dalam konfigurasi trans.

Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat


dehidrogenase suatu reaksi yang memerlukan NAD+
L-Malat + NAD+ ↔ oksaloasetat + NADH + H+
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat
dehidrogenase juga ditemukan diluar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi
serupa sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya
mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim mitokondria yang
mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim).

Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat


9
Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan
1 FADH2 akan dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam
siklus asam sitrat. Dalam hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke
rantai respirasi dalam membran interna mitokondria.
Selama melintasi rantai respirasi tersebut ekuivalen pereduksi NADH
mengahsilkan 3 ikatan fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP
dalam proses fosforilasi oksdatif. Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan
fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat
siklus itu sendiri (pada tingkat substrat) pada saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah :
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 x 3P = 9P
2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 3P = 12P.
Apabila jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s saling dihubungkan,
maka akan diperoleh perhitungan bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob)
akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut :
1. Glikolisis : 8P
2. Oksidase piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P

d. Glikogenesis
tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis)
menjadi piruvat. Selanjtnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA
masuk kedalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses diatas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya
berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa
melampaui kebutuhan energi maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam
bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrta yang utama didalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalan hati (sampai
6 %), otot jarang melampaui jumlah 1 %. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar
daripada hati maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tigas sampai
empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer ∞-D-Glukosa
yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah
untuk proses glikolisis didalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat
berhubungan degan simpaanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan
kadar glukos darah khususnya pada saat diantara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa
hampir semua simpanan glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya
terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahrga yang berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Diotot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase
sedangkan dihati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi

10
dan gugus fosfo akan mengambil bagian didalam reaksi reversible yang
intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔ Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P + Glukosa 1-
fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPG1c). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
UDPG1c pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat ↔ UDPG1c + PPi

Struktur Uridin Difosfat Glukosa (UDPG1c)


4. Hidrolisis pirofosfat anorganik berikutnya oleh enzim pirofosfate inorganik akan
menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5. Atom Ci pada glokosa yang diaktifkan oleh UDPG1c membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada rsidu glukosa terminal glikogen sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul
glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk
memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer
protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPG1c (C6)n  UDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat ada posisi 14 untuk membentuk rantai
pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap
melekat pada pusat molekul glikogen sedangkan dihati terdapat jumlah molekul
glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk
cabang memindahkan bagaian rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa)
pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangakaian 16 sehingga
membentuk titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh
dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan penbentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut :

Biosintesis Glikogen

11
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linear dapat putus dari glikogen
induknya dan berpindah tempat untuk pembentuk cabang (branching enzyme).

e. Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mecukupi kebutuhan maka glikogen harus
dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi
sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari
glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis
rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal
pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih
ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi  (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
Glukagen transfere dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis
ikatan 16 memerlukan kerja enzim-enzim pemutus cabang (debranching enzyme)
yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut maka kerja enzim fosforilase
selanjutnya dapat berlangsung.

Tahap-tahap Glikogenolisis

f. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber enrgi dari karbohidrat tidak tersedia lagi.
Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak
tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan
pokok sebagai pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas, jalur
glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut :
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusun yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksida menjadi asetil KoA. Selanjuntnya asetil KoA masuk dalam
siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk kedalam siklus Kreb’s.

E. Identifikasi Karbohidrat
1. Percobaan Molisch
Prinsip : kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa) atau furfural (pentosa) dengan
alfa-naftol membentuk suatu cincin berwarna ungu.
Alfa-naftol berfungsi sebagai indikator warna untuk memudahkan saja sedangkan H2SO4
berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa)  hidroksimetil fufural atau arabinosa
(pentosa) furufural. Reaksi Molisch ini postif untuk semua karbohidrat.
2. Reaksi Selliwanof
12
Reaksi Selliwanof adalah suatu reaksi untuk mengindetifikasi adanya gugus keton pada
suatu sakarida. Reagen Selliwanof terdiri atas 0,5 % resorsinol dan 5 N HCl.
Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan mengubah heksosa menjadi
hidroksi metal furfural yang kemudian akan berekasi dengan resosinol membentuk
kompleks yang berwarna merah.
Keraktifan aldosa dan ketosa sangatlah berbeda. Aldosa untuk terhidrolisis
membutuhkan asam pekat sedangkan ketosa membutuhkan asam encer sehingga
hidroksi metal furfural dari aldosa sedikit. Sedangkan untuk ketosa diroksil metal
furfursl yang terbentuk banyak. Karena itulah reaksi ini spesifik untuk fruktosa yang
termasuk ketoheksosa.
Reaksi Selliwanof untuk Sakarida
Pada sukrosa, HCl akan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Akan
tetapi karena kereaktifan antara glukosa dan fruktosa. Akan tetapi karena keraktifan
antara glukosa dan fruktisa terhadap HCL encer berbeda maka fruktosa akan lebih
dahulu membentuk suatu senyawa hidroksimetil furfural yang kemudian akan bereaksi
dengan resorsinol membentuk kompleks berwarna merah.
Sedangkan maltosa bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 molekul glukosa yang kurang
reaktif terhadap HCl encer sehingga memberi efek yang negatif terhadap resorsinol.
3. Percobaan Iod
Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup)
yang apabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod maka molekul Iod akan terperangkap
didalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru.
Ketika dipanaskan, amilum akan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bisa
terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I akan bereaksi dengan Na + membentuk
NaI akibatnya larutan akan menjadi bening.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,
disakarida dan oligosakarida karen struktur mereka masih sederhana.
Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila
didiamkan bisa balik lagi dan terbentuk warna biru kembali.
4. Hidrolisis Amilum
Pada percobaan ini amilum + HCl kemudian dipanaskan maka akan terjadi hdirolisis
amilum secara bertahap :
Amilum  Amilo  Eritro  Akroo  Maltosa  Glukosa
+ HCL dekstrin dekstrin dekstrin
(+ Iod) (+ Iod) (+ Iod) (+ Iod) (+ Iod) (+ Iod)
Biru Ungu Merah Tidak Berwarna - - - - - Tidak
Berwarna

5. Reaksi Benedict
Reaksi ini spesifik untuk karbohidrat yang mempunyai gugus karbonil bebas yaitu
semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trehalosa. Rekasi yang terjadi
adalah reduksi-oksidasi. Reagen yang digunakan dalam reaksi Bennedict antara lain :
1. CuSO4 berfungsi sebagai penyedian ion Cu2+
2. Na-sitrat berfungsi sebagai penghambat terjadinya endapan Cu (OH)2 atau CuCO3
3. Na2CO3 berfungsi sebagai alkali yang mengubah gugus karbonil dari gula menjadi
bentuk enol yang reaktif. Enol yang reaktif mereduksi Cu2+ dari senyawa
kompleks dengan sitrat menjadi Cu+. Cu+ bersama OH membentuk CuOH
(berwarna kuning) yang dengan pemanasan akan berubah menjadi endapan Cu2O
yang berwarna merah. Warna yang terbentuk bervariasi mulai dari hijau, kuning,
orang, merah sampai endapan merah bata tergantung jumlah Cu2O yang terbentuk

13
sehingga reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan adanya gula baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Reaksi :
Glukosa + Reagen Benedict enol reaktif
↓merduksi
Cu2+ Cu+
Cu+ + OH  CuOH (kuning) Cu2O (merah)

6. Reaksi Fenilhidrazin (pembentukan osazon)


Fenilhidrazin berekasi dengan monosakarida dan beberapa disakarida membentuk
hidrazon dan osazon. Hidrazon merupakan substansi yang mudah larut (solublei) dan
sulit diisolasi. Sedang osazon kebalikannya ia relaitf tidak melarut dan membentuk
kristal yang bentuknya spesifik untuk setiap jenis sakarida. Itulah sebabnya mengapa
osazon menjadi begitu penting dalam membantu mengidentifikasi konfigurasi struktural
dari sakarida. Reaksi pembentukan osazon adalah sebagai berikut :
Aldosa + fenilhidrazin fenilhidrazon
Fenilhidrazon + 2 fenilhidrazin Osazon + aniline + NH3 + H2O
Sukrosa tidak membentuk osazon.
7. Rekasi Tauber
Reaksi Tauber dapat digunakan untuk mengidentifikasi pentosa tetapi tidak berlaku
terhadap heksosa. Reagen Tauber berisi larutan 4 % benzidin dalam asam asetat glasial.
Reaksi yang terjadi adalah pentosa dihirolis oleh asam asetat glasial menjadi furfural.
Furfural yang terbentuk akan berekasi dengan 4 % benzidin membentuk kompleks
senyawa berwarna merah anggur.
Arabinosa + asam asetat glacial furfural + 3 H2O
Furfural + benzidin warna merah anggur
Arabinosa termasuk pentosa (aldopentosa) sehingga memberi rekasi positif terhadap
reagen Tauber sedang glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksi negatif.
8. Reaksi Hidrolisis Sukrosa
Dasar reaksi : disakarida jika diberi asam lalu dipanaskan akan terhidrolisis menjadi 2
moleku-molekul monosakarida. Percobaan hidrolisis sukrosa ini menggunakan bahan
HCl, timol biru, Na-karbonat dan reagen Benedict.
Fungsi masing-masing reagen :
a. HCl : sebagai asam yang menghidrolisis disakarida
b. Na-karbonat : menetralkan suasana asam sehingga reaksi hidrolisis berhenti
c. Benedict : untuk mendeteksi apakah disakarida sudah terhdirolisis atau belum
d. Timol biru : indikator pH
Penambahan HCl akan mempengaruhi pH larutan, hal ini ditunjukkan dengan perubahan
warna dari timol biru. Setelah terjadi proses hidrolisis sukrosa oleh HCl larutan harus
ditambah Na-karbonat agar suasana menjadi netral sehingga reaksi hidrolisis berhenti.
Pada tabung I terlihat hasil rekasi positif karena dilakukan pemanasan sehingga terjadi
pemutusan ikatan antara fruktosa dan glukosa, glukosa bereaksi potif dengan Benedict
karena mempunyai gugus karbonil bebas.
Pada tabung II yang tidak dipanaskan warna larutan tetap biru yang berarti tidak terjadi
hidrolisis sukrosa yang menghasilkan glukosa dan fruktosa.
9. Reaksi Pengendapan
Pada reaksi pengendapan ini, amilum mengndap dengan penambahan ammonium sulfat
jenuh. Ammonium sulfat jenuh mempunyai kemampuan mengikat air dari guus pengikat
air sehingga kelarutan amilum berkurang dan akhirnya mengendap. Larutan amilum dan
ammonium sulfat yang dipanaskan akan membentuk endapan putih.
14
Amilum banyak terdapat dalam endapan yang dihasilkan sedang kandungannya dalam
filtrat sangat sedikit sehingga bila dilakukan penyaringan terus menerus maka filtrat
yang dihasilkan tidak mengandung amilum lagi. Hai ini ditunjukan dengan uji Iod yang
negarif.
10. Reaksi Hidrolisis Gummi Arabikum
 Hidrolisis gummi arabikum oleh asam menghasilkan arabinosa. Arabinosa
termasuk gula pentosa
 Pada percobaan ini gummi arabikum dicampur HCl dan dilakukan pemanasan
 HCl berfungsi sebagai asam yang akan menghidrolisis gummi arabikum
 Pemanasan bertujuan untuk memecah molekul menjadi lebih kecil sehingga
mudah dihidrolisis menjadi arabinosa
 Pendinginan dengan air ledeng dan penetralan dengan NaOH bertujuan untuk
menghentikan proses hidrolisis sehingga campuran tersebut tidak kehilangan sifat
gulanya
 Pentosa bila ditambah dengan asam dan dipanaskan akan terbentuk furfural
sehingga bila diberi reagen Tauber akan bereaksi postif yaitu timbulnya warna
merah karena terjadi kondensasi antara furfural dengan benzidin yang ada dalam
reagen Tauber
 Hasil hidrolisis gummi arabikum ini juga menunjukkan reaksi positif terhadap
reagen Benedict sebab arabinosa memiliki gusug karbonil bebas

F. Korelasi Klinis
Glukosa merupakan gula yang terdapat dalam darah dan cairan tubuh yang lain.
Normalnya darah mengandung 60-90 mg glukosa dalam setiap 100 ml tapi dalam keadaan
diabetes kadar gula darah bisa mencapai 1000 mg %.
Gula darah memiliki beberapa fungsi penting. Hepar menggabungkan beberapa molekul
menjadi glikogen. Glikogen hati membantu menjaga kadar gula darah dengan memecahnya
lagi menjadi glukosa ketika absorbsi gula turun. Otot dan jaringan lain memindahkan glukosa
dari darah untuk membentuk glikogen dengan reaksi kompleks yang membutuhkan energi.
Gula darah sebagai nutrisi bagi jaringan otak. Glukosa dioksidasi oleh jaringan tubuh untuk
menghasilkan sejumlah energi. Lebih dari separuh energi yang dibutuhkan tubuh berasal dari
oksidasi glukosa. Kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak. Sebagian dai rekasi kimia
yang berlangsung dalam tubuh melibatkan glukosa atau senyawa-senyawa turunannya.
Kadar gula darah yang tinggi pada kasus diabetes mellitus sebagian besar disebabkan
oleh berkurangnya sekresi insulin oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Faktor herediter
biasanya memainkan peranan besar dalam menentukan pada siapa diabetes akan berkembang.
Obesitas juga memainkan peranan dalam perkembangan diabetes. Salah satu alasan adalah
bahwa obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin didalam sel target insulin diseluruh tubuh
sehingga membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.

15
PEMBAHASAN
METABOLISME PROTEIN

A. Pengertian Protein
Protein berasal dari kata Yunani yaitu proteios yang berarti barisan pertama atau yang
paling utama, kata ini diciptakan oleh J. J Barzelius tahun 1938 untuk menyatakan pentingnya
golongan ini dalam sel hidup. Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempuyai
bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein merupakan makromolekul yang
paling berlimpah dalam sel hidup. Semua organisme menggunakan protein untuk melakukan
sejumlah fungsi penting metabolisme kehidupan. Sebagai makromolekul protein berperanan
sebagai katalisator, molekul karier, reseptor sinyal biologis dan sebagai komponen struktural.

B. Fungsi Protein
Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran
tersebut antara lain :
1. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir
semua enzim adalah protein.
2. Transportasi dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditranspor oleh protein spesifik. Misalnya
transportasi oksigen didalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen didalam
otot oleh mioglobin.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contohnya
pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
4. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta
berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisme lain.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh protein reseptor. Misalnya
rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina.
Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7. Pengaturan pertumbuhan dan difernisiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan difersnisiasi diatur oleh protein faktor
pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan
saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein.

C. Komponen Penyusun Protein


Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Protein merupakan polimer
asam L-α-amino yaitu protein tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan. Asam
amino adalah suatu senyawa yang mengandung gugus amino dan gugus karboksil pada atom
C yang sama yaitu C-α.
Struktur asam amino :

16
Struktur Asam Amino α
Dalam makhluk hidup ditemukan 20 macam asam amino yang lazim membentuk
protein. Masing-masing asam amino ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai samping yang
terikat. Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino berbeda.
Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, muatan, kapasitas
pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia. Kedua puluh macam asam amino ini tidak pernah
berubah. Asam amino yang paling sederhana adalah glisin dengan atom H sebagai rantai
samping (gugus R), kemudian alanin dengan gugus R adalah metil (-CH3) sebagai rantai
samping. Untuk selanjutnya, dapat di lihat nama dan struktur dari 20 macam asam amino pada
Tabel dibawah ini :
Nama-nama asam amino :
No Nama Singkatan
1. Alanin (Alanine) Ala
2. Arginin (Arginine) Arg
3. Asparagin (Asparagine) Asn
4. Asam aspartat (Aspartic acid) Asp
5. Sistein (Cystine) Cys
6. Glutamin (Glutamine) Gln
7. Asam glutamat (Glutamic acid) Glu
8. Glisin (Glycine) Gly
9. Histidin (Histidine) His
10. Isoleusin (Isoleucine) Ile
11. Leusin (Leucine) Leu
12. Lisin (Lycine) Lys
13. Metionin (Methionine) Met
14. Fenilalanin (Phenilalanine) Phe
15. Prolin (Proline) Pro
16. Serin (Serine) Ser
17. Treonin (Threonine) Thr
18. Triptofan(Trytophan) Trp
19. Tirosin (Tyrosine) Tyr
20. Valin (Valine) Val

STRUKTUR ASAM AMINO


1. Alanin

17
2. Arginin

3. Asparagin (Asparagine)

4. Asam aspartat (Aspartic acid)

5. Sistein (Cystine)

18
6. Glutamin (Glutamine)

7. Asam glutamat (Glutamid acid)

8. Glisin (Glycine)

9. Histidin (Histidine)

19
10. Isoleusin (Isoleucine)

11. Leusin (Leucine)

12. Lisin (Lysine)

13. Metionin (Methionine)

20
14. Fenilalanin (Phenilalanine)

15. Prolin (Proline)

16. Serin (Serine)

17. Treonin (Threorine)

21
18. Triptofan (Trytophan)

19. Tirosin (Tyrosine)

20. Valin (Valine)

Struktur 20 Macam Asam Amino

D. Ikatan Peptida
Kedua puluh macam asam amino saling berikatan dengan urutan yang beraneka ragam
untuk membentuk protein. Proses pembentukan protein dari asam-asam amino ini dinamakan
sisntesis protein. Ikatan antara asam amino yang satu dengan lainnya disebut ikatan peptida.
Ikatan peptida ini dapat disebut juga sebagai ikatan amida. Peptida dan protein merupakan
polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus
karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000 biasanya digolongkan sebagai
polipeptida.
22
Mari kita pelajari kembali struktur dasar asam amino. Pada protein atau rantai asam
amino, gugus karboksil (terbentuk satu ikatan peptida, dikeluarkan 1 molekul air (H2O).

E. Tingkat Struktur Protein


Ada 4 tingkatan struktur protein yaitu truktur primer, struktur sekunder, struktur tersier
dan struktur kuartener.
a. Struktur primer
Struktur primer adalah urutan linear asam Polipeptida.
b. Struktur sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka protein.
Suatu polipeptida cenderung membentuk struktur sekunder karena regularitas rangka.
Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet.
c. Struktur tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipetida sehingga
membentuk struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering
padat berbentuk globuler.
d. Struktur kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida. Struktur kuartener
menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama membentuk struktur
protein yang kompleks rantai multiple (multichain). Sebagai contoh adalah molekul
hemoglobin manusia yang tersusun atas 4 subunit.

F. Denaturasi
Aktivitas biologis tergantung pada susunan 3 dimensi yang tepat dari gugus
fungsionalnya. Jadi protein dapat berfungsi hanya bila melipat pada konformasi asli. Struktur
protein dapat terganggu oleh keadaan suhu yang tinggi, pH yang pelarut organik yang dapat
memperlemah interaksi non kovalen. Denaturasi mengganggu aktivitas biologik protein dan
struktur sekunder, tersier dan kuartener. Pada struktur primer tetap utuh. Namun adanya ikatan
sulfide pada protein membuat protein lebih tahan terhadap perlakuan-perlakuan yang membuat
protein rusak.

G. Pencernaan Protein
Protein dalam makanan dicerna menjadi proteosa kemudian diubah menjadi pepton dan
diubah menjadi polipeptida, polipeptida di hidrolisis oleh enzim menjadi asam amino. Dengan
adanya HCl lambung berfungsi untuk :
1. Mengaktifkan proenzim
2. Denaturasi protein
3. pH optimum pepsin akan menghidrolisis protein dalam lambung selanjutnya pencernaan
diteruskan dalam usus oleh enzim-enzim endopeptidase lainnya dan enzim-enzim
eksopeptidase. Dipeptida dicerna oleh dipeptidase. Asam amino yang terbentuk akan
diserap masuk ke dalam darah.
Beberapa sifat pada absorbsi asam amino :
a. Bersifat selektif
b. Absorbsi 1-asam amino lebih cepat dari pada d-asam amino
c. Perlu energi (transpor aktif)
d. Dapat dari kadar rendah ke tinggi
e. Pada keadaan normal tak terjadi absorbsi protein atau polipeptida
f. Pada keadaan tertentu dapat terjadi absorbsi protein/polipeptida (sedikit) misalnya pada
keadaan alergi
g. Bayi dapat mengabsorbsi antibodi dalam air susu ibu (colostrum) melalui pinocytosis

23
H. Metabolisme Asam Amino
Asam amino yang terbentuk diusus akan diabsorbsi dan dibawa oleh peredaran darah ke
dalam sel-sel tubuh. Metabolisme asam amino berlangsung di dalam sel. Proses katabolisme
berlangsung :
a. Katabolisme nitrogen asam amino membentuk urea
b. Katabolisme kerangka karbon asam amino membentuk senyawa amfibolik

Pada proses anabolisme terjadi sintesis protein dari 20 macam asam amino dasar yang
10 macam adalah asam amino esensial akan membentuk produk khusus. Jika asam amino dari
makanan berlebihan (melebihi kebutuhan tubuh untuk sintesis protein) maka
kelebihan/sisanya tak dapat ditimbun tetapi diubah menjadi lemak sebagai cadangan kalori
tubuh.
Pada keadaan berlebihan dari makanan asam amino digunakan untuk :
a. Sisntesi protein
b. Untuk sintesis produk khusus (serotonin) dan lain-lain
c. Senyawa sisa makanan dikatabolisme, nitrogen diubah menjadi urea, senyawa dengan
kerangka C diubah menjadi senyawa amfibolik (misalnya anggota siklus asam sitrat)
kemudian disintesis lemak dan sintesis glikogen

Pada keadaan kelaparan maka penguraian (katabolisme) asam amino meningkat,


nitrogen diubah menjadi urea, kerangka C diubah menjadi senyawa amfibolik yang kemudian
dibentuk energi dan disintesis glukosa.
Keadaan tubuh pada keseimbangan nitrogen
a. Protein dalam tubuh bersifat dinamis, selalu ada sisntesis dan degradasi
b. Dengan mengukur jumlah nitrogen yang masuk dan keluar kita dapat memperkirakan
kondisi metabolisme protein tubuh. Oleh karena itu nitrogen dalam tubuh terutama
terdapat pada protein
c. Senyawa nitrogen masuk tubuh lewat makanan
d. Senyawa nitrogen yang keluar tubuh lewat urin, keringat dan feces

Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila N masuk tubuh lebih besar dari N
yang keluar dari tubuh ini berarti sintesis protein lebih besar dari penguraiannya. Hal ini
terjadi pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, masa hamil, keseimbangan nitrogen
yang kurang berarti penguraian (katabolisme) protein lebih besar terjadi misalnya pada waktu
kelaparan dan sakit. Keseimbangan nitrogen yang setimbang terdapat pada orang dewasa
normal dan sehat.

I. Uji Kualitatif, Uji Kelarutan dan Penentuan Titik Isoelektrik Protein


Protein banyak terkandung didalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia
seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah
dari sumber nabati dan hewani.
Analisa protein secara kualitatif bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari
suatu protein, membuktikan adanya asam amino bebas dalam suatu protein terhadap suatu
pelarut tertentu dan mengetahui titik isoelektrik dari suatu protein secara kualitatif.
Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih,
tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.

24
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Protein mengandung asam amino
berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna
putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk
dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga.
Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi
senyawa intro yang berwarna kuning
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut
protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut.
Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila
protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal
(terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-
molekul protein.
Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti
asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik Isoelektrik (TI) adalah
daerah pH tertentu dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif
dan negatifnya sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH
isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan listriknya
nol.
Polipeptida mempunyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asam
amino ≤ 100 dan bobot molekul ≤ 6.000. Sedangkan pada protein residu asam aminonya ≥ 100
dan bobot molekulnya ≥ 6.000. Pada praktikum ini, zat uji Glisin menunjukkan hasil negatif
dengan indikasi terbentuknya warna biru adalah karena tidak adanya ikatan peptida. Glisin
adalah salah satu asam amino esensial dengan rumus bangun NH2CH2CO2H. Sedangkan
pada Albumin, Gelatin dan Kasein rumus bangunnya lebih kompleks dan mengikat dua atau
lebih asam amino esensial sehingga terbentuk ikatan peptida.
Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Pada
praktikum di atas, albumin, gelatin, dan fenilalanina membentuk warna ungu karena dapat
bereaksi dengan Ninhidrin. Hal ini menandakan ketiga zat uji tersebut mempunyai gugus asam
amino bebas.
Sebaliknya, pada kasein dan pepton tidak diperoleh indikasi terbentuk atau adanya asam
amino bebas, karena reaksi dengan ninhidrin tidak berwarna sampai membentuk warna merah
muda. Semakin banyak ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat warnanya.
Hal ini juga mendasari bahwa uji Ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino
secara kuantitatif.
Ada sebagian peptida dan protein yang mempunyai gugus asam amino berinti benzena.
Seperti fenilalanina, tirosin, albumin, triptofan dan lain sebagainya. Pada praktikum di atas,
hasil positif pada zat uji albumin dan triptofan mengindikasikan keduanya terdapat inti
benzena, yaitu dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning jingga.
Sedangkan, pada kasein dan gelatin menghasilkan lapisan merah dan bening
mengindikasikan negatif. Berikut contoh struktur protein yang berinti benzena :

CH2CHCO2OH

NH2
Fenilalanina

25
Protein mempunyai kemampuan untuk larut pada beberapa zat pelarut, karena pada
dasarnya protein bersifat amfoter. Pada analisa protein di atas, protein (albumin dan gelatin)
tidak larut hanya pada NaOH 40 % dan kloroform. Karena, keduanya adalah pelarut lemak.

26
PEMBAHASAN
METABOLISME LIPID

A. Pengertian
Lipid atau yang biasa kita kenal lemak adalah senyawa kimia yang amat penting bagi
tubuh kita selain karbohidrat. Atau disebut juga senyawa biologis yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar. Fungsi struktur lipid yaitu mengisi struktur tubuh
dibawah kulit, seperti di sekitar organ-organ tubuh yang halus, lunak dan vital, mengisi
rongga-rongga yang kosong dan memperindah bentuk tubuh terutama pada wanita. Selain itu
berfungsi juga sebagai isolator tubuh, baik terhadap perubahan suhu maupun terhadap
benturan-benturan. Lipid banyak terdapat pada jaringan syaraf dan otak.

B. Golongan Lipid, Struktur Lipid, Sifat Lipid


Lipid terdiri dari beberapa golongan senyawa, namun mempunyai sifat umum yang
sama dalam hal kelarutannya. Umumnya lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik. Identifikasi untuk mengenali hasil-hasil hidrolisisnya dan dari hasil hidrolisis lipid
dapat digolongkan :
a. Lipid sederhana
Yang termasuk lipid sederhana adalah ester asam-asam lemak dengan berbagai jenis
alkohol. Lipid sederhana terbagi lemak dan minyak yang merupakan ester-ester asam
lemak dengan gliserol. Dan yang kedua wax yaitu ester asam-asam lemak dengan
alkohol monohidroksi berantai panjang.
b. Lipid majemuk
Adalah ester-ester asam lemak yang mengandung gugus lain selain alkohol dan asam
lemak, terbagi menjadi tiga golongan :
1. Fosfolipid
2. Selebrisida (glikolipid)
3. Lipid majemuk
c. Turunan lipid
Adalah senyawa-senyawa hasil hidrolisis kedua kelas diatas. Kelarutannya secara umum
menyerupai lipid namun tidak dapat dihidrolisis lagi.

Struktur dan Tata Nama


a. Lemak, minyak dan malam
Molekul lemak adalah suatu gliserol yakni ester dengan asam lemaknya. Asam
lemaknya adalah asam karboksilat jenuh dengan jumlah atom karbon genap antara 4-24
atom C. Berdasarkan jumlah gugus OH dari gliserol yang teresterkan oleh asam lemak,
gliserida-gliserida dinamai monoasiligserol, diasilgliserol dan triasilglisrol begitu juga
penamaan pada gliserida.
b. Fosfolipid
Adalah golongan senyawa turunan ester gliserol monofosfat yakini asam fospatidat.
Berdasarkan ester fosfatnya fosfolipid dibedakan atas :
1. Asam fosfatidat
2. Fosfatidilkolin
3. Fosfatidiletanolamin
4. Fosfatidilinositol
5. Fosfatidilserin
6. Lisofosfolipid
7. Fosfogliserasetal
8. Sfingomielin

27
c. Serebrosida
d. Steroid

Sifat-sifat Lipid Sederhana


a. Sifat fisik
Molekul lemak, minyak dan malam mengandung atom C antara 15-60 buah. Sifat
senyawa ini serupa dengan parafin yakni non polar, titik lelehnya rendah, tidak larut
dalam air dan larut dalam pelarut-pelarut organik. Berat jenisnya lebih kecil dari air
(0,86-0,93). Bila minyak digosok air akan terbentuk emulsi yang tidak stabil.
b. Reaksi-reaksi kimia
Reaksi-reaksi kimia yang lazim dijumpai :
1. Hidrolisis
2. Sfonifikasi
3. Hidrogenasi
4. Ketengikan
5. Pirolisis
6. Oksidasi spontan

Sabun dan Deterjen


Jika minyak dan air dikocok dalam tabung reaksi maka terjadi emulsi yang tidak stabil.
Minyak dan air akan bersatu kembali. Jika dalam pengojokan diberikan sabun maka akan
terjadi emulsi minyak dalam air yang stabil. Bagi molekul sabun non polar masuk ke dalam
butiran emulsi minyak dan bagian molekulnya yang polar berada diluar permukaan butiran
minyak (dalam medium air).
Begitu juga halnya jika menggunakan deterjen struktur zat aktif permukaan dalam
deterjen terdiri dari bagian non polar sebagai gugus hidrofobiknya dan bagian polar sebagai
gugus hidrofiliknya.

C. Metabolisme Lipid
Asam lemak
Asam lemak merupakan sekelompok seyawa hidrokarbon yang berantai panjang dengan
gugus karboksilat pada ujungnya.
Asam lemak memiliki empat peranan utama :
1. Asam lemak merupakan unti penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul
amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi
2. Banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak yang menempatkan
protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran
3. Asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk
triasilgliserol yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan. Triasilgliserol
disebut juga lemak netral atau trigliserida
4. Derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel

Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama hidrokarbon induknya dengan
mensubsitusikan –oat untuk akhiran a terakhir. Misalnya, asam lemak jenuh C18 disebut asam
oksadekanoat sebab hidrokarbon induknya adalah oktadekana. Suatu asam lemak C18 dengan
satu ikatan rangkap disebut asam okta desinoat, dengan dua ikatan rangkap disebut okta
dienoat, dengan tiga ikatan rangkap ,okta trinoat. Simbol 18:0 menyatakan suatu asam lemak
C18 tanpa ikatan rangkap, sedangkan 18:2 menandakan adanya dua ikatan rangkap. Pada asam
lemak dimulai dari ujung karboksil.
Nomor atom Karbon H3C – (CH2)n – CH2 – CH2 – C

28
Atom karbon kedua dan ketiga sering disebut sebagai α dan β. Gugus metil pada ujung
distal rantai disebut karbon ω. Posisi ikatan rangkap diperlihatkan oleh symbol ∆ diikuti oleh
nomer superskrip. Misalnya sis - ∆ 9 berarti terdapat ikatan rangkap sis antara atom karbom 9
dan 10; trans- ∆2 berarti terdapat ikatan rangkap trans antara atom karbon 2 dan 3. Sebaliknya
posisi ikatan rangkap dapat dinyatakan dengan cara menghitung dari ujung distal dengan atom
karbon ω (karbon metil) sebagai atom karbon nomer 1. Struktur asam lemak ω– 3 misalnya
diperlihatkan disebelah kiri. Asam lemak terionisasi pada pH fisiologis, jadi lebih tepat bila
asam lemak disebut menurut bentuk karboksilatnya misalnya palmitat atau heksadekanoat.
Triasilgliserol merupakan cadangan energi yang sangat besar karena dalam bentuk
tereduksi dan bentuk anhidrat. Oksidasi sempurna asam lemak menghasilkan energi sebesar 9
kkal/g dibandingkan karbohidrta dan protein yang menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g. Ini
disebabkan karena asam lemak jauh lebih tereduksi. Lagi pula triasilgliserol sangat non polar
sehingga tersimpan dalam keadaan anhidrat, sedangkan protein dan karbohidrat lebih polar,
sehingga bersifat terhidratasi. Satu gram glikogen kering akan mengikat sekitar dua gram air
maka satu gram lemak anhidrat menyimpan energi enam kali lebih banyak dari pada energi
yang dapat disimpan oleh satu gram glikogen yang terhidratasi. Ini menyebabkan
triasilgliserol dijadikan simpanan energi yang lebih utama dibanding glikogen.Sel adipose
dikhususkan untuk sintesis dan penyimpanan triasilgliserol serta untuk mobilisasi
triasilgliserol menjadi molekul bahan bakar yang akan dipindahkan ke jaringan lain oleh
darah.

D. Oksidasi Asam Lemak


Pada tahun 1904, Franz Knoop menerangkan bahwa asam lemak itu dipecah melalui
oksidasi pada karbon –β. Terjadinya oksidasi asam lemak di mitokondria. Dimana asam lemak
sebelum memasuki mitokondria mengalami aktivasi adenosin trifosfat (ATP) memacu
pembentukan ikatan trioseter antara gugus karboksil asam lemak dengan gugus sulfhidril pada
KoA. Reaksi pengaktifan ini berlangsung diluar mitokondria dan dikatalisis oleh enzim asil
KoA sintetase (tiokinase asam lemak).

Oksidasi sempurna asam palmitat


Kita dapat menghitung energi yang dihasilkan dari oksidasi suatu asam lemak. Pada tiap daur
rekasi asil KoA diperpendek dua karbon dan satu FADH2, NADH dan asetil KoA terbentuk.
Cn – asil KoA + FAD + NAD + H2O + KoA  Cn-2 – asil KoA + FADH2 + NADH + asetil
KoA + H
Pemecahan palmitoil KoA (C16 – asil KoA) memerlukan tujuh daur reaksi. Pada daur
ketujuh, C4 – ketoasil KoA mengalami tiolisis menjadi dua molekul asetil KoA. Dengan
demikian stoikiometri oksidasi palmitoil KoA menjadi :
Palmitoil KoA + 7 FAD + 7 NAD + 7 KoA + & H2O  8 asetil KoA + & FADH2 + 7 NADH
+7H
Dua setengah ATP akan terbentuk per NADH yang dioksidasi pada rantai pernapasan
sedangkan 1,5 ATP akan terbentuk untuk tiap FADH2. Jika diingat bahwa oksidasi asetil KoA
oleh daur asam sitrat menghasilkan 10 ATP maka jumlah ATP yang terbentuk pada oksidasi
palmitoil KoA adalah 10,5 dari 7 FADH2, 17,5 dari NADH dan 80 dari 8 molekul asetil KoA,
sehingga jumlah keseluruhannya adalah 108. Dua ikatan fosfat energi tinggi dipakai untuk
mengangtifkan palmitat, saat ATP terpecah menjadi AMP dan 2 Pi. Jadi oksidasi sempurna
satu molekul asam palmitat menghasilkan 106 ATP.

Oksidasi asam lemak Tak Jenuh

29
Oksidasi asam lemak tak jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi asam lemak jenuh.
Hanya diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu isomerase dan reduktase untuk memecah
asam-asam lemak tak jenuh.
Oksidasi asam palmitoleta atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap antara C-9 dan
C-10 ini diaktifkan dan diangkut dengan melintasi membran dalam mitokondria dengan cara
yang sama dengan asam lemak jenuh. Selanjutnya palmitoleil KoA mengalami tiga kali
pemecahan dengan enzim-enzim yang sama seperti oksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA –
sis- ∆3 yang terbentuk pada ketiga kali jalur oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA
dehidrogenase. Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4 menghalangi pembentukan ikatan
rangkap lainnya antar C-2 dan C-3. Kendala ini dapat diatasi oleh suatu reaksi yang mengubah
posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis-∆3. Suatu isomerase mengubah ikatan rangkap
ini menjadi ikatan rangkap trans -∆2. Reaksi-reaksi berikutnya mengikuti reaksi oksidasi asam
lemak jenuh saat anoil KoA-trans-∆2 merupakan substrat yang reguler.
Satu enzim tambahan lagi diperlukan untuk oksidasi asam lemak tak jenuh jamak, misalnya
asam lemak tak jenuh jamak C18 yaitu linoleat dengan ikatan rangkap sis-∆9 dan sis ∆12
ikatan rangkap sis-∆3 yang terbentuk setelah tiga daur oksidasi-β diubah menjadi ikatan
rangkap trans-∆2oleh isomerase tersebut diatas seperti pada oksidasi palmitoleat. Ikatan
rangkap sis-∆12-linoleat menghadapi masalah baru. Asil KoA yang dihasilkan oleh empat daur
oksidasi β mengandung ikatan rangkap-rangkap sis-∆4. Dihidrogenase pada spesies ini oleh
asil KoA dehidrogenase menghasilkan zat antara 2,4- dienoil yang bukan substrat bagi enzim
berikutnya pada jalur oksidasi β. Kendala ini dapat diatasi oleh 2,4 – dienoil menjadi enoil
KoA – sis - ∆3. Isomerase tersebut diatas kemudian mengubah enoil KoA – sis-∆3 menjadi
bentuk trans, suatu zat antara yang lazim pada oksidasi – β. Jadi ikatan rangkap yang letaknya
pada atom C nomer ganjil ditangani oleh isomerase dan ikatan rangkap yang terletak pada
atom C nomor genap ditangani oleh reduktase dan isomerase.

Oksidasi Asam Lemak Dengan Nomor Atom Karbon Ganjil


Asam lemak yang memiliki jumlah karbon ganjil merupakan spesie jarang. Asam lemak ini
dioksidasi dengan cara yang sama seperti oksidasi asam lemak dengan jumlah atom karbon
genap kecuali pada daur akhir degradasi akan terbentuk propionil KoA dan asetil KoA bukan
dua molekul asetil KoA. Unit-tiga karbon aktif pada propionil KoA memasuki daur asam sitrat
setelah diubah menjadi suksinil KoA.

Proses Ketogenesis
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur asam sitrat hanya
jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya asetil KoA
ke dalam daur asam sitrat tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat.
Tetapi konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau
penggunannya tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari
piruvat.
Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada jalur
glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil KoA. Pada
keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D-3_hidroksibutirat.
Asetoasetat, D-3-hidrosibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton.
Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil KoA
berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan
kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi
dengan astoasetil dan air untuk menghasilkan 3-hidroksi-3-metilglutaril KoA (HMG – KoA)
dan KoA. Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.
Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh

30
reaksi ini yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolis ikatan trioester. 3-Hidroksi-
3-metilglutaril KoA kemudia terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari
keseluruhan reaksi adalah
2 Asetil KoA + H2O Asetoasetat + 2 KoA H+
3-Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat dimatriks mitokondria. Rasio
hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ didalam
mitokondria. Karena merupakan asam keto-β, asetasetat secara lambat mengalami
dekarboksilasi spontan menjadi aseton. Bau aseton dapat dideteksi dalam udara pernapasan
seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya tinggi.

Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar yang utama dalam jaringan
Situs utama produksi asetasetat dan 3-hidroksibutirat adalah hati. Senyawa-senyawa ini
berdifusi dari mitokondria hati kedalam darah dan diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat
dan 3-hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara
kwantitatif penting sebagai sumber energi. Otor jantung dan korteks ginjal menggunakan
asetoasetat sebagai sumber energi dibanding glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar utama
bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang.
Tapi otak dapat berdaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelapran da diabetes.
Pada kelaparan berkepanjangan, 75 % bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari
asetoasetat. Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu
reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA dipecah
oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati
dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase
spesifik ini.
Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh hati yang
kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat. Kadar asetoasetat yang tinggi dalam darah
menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan
adiposa.

E. Sintesis Asam Lemak


Sintesis asam lemak bukan merupakan kebalikan dari jalur pemecahannya. Sintesis asam
lemak lebih merupakan seperangkat reaksi, yang menunjukkan prinsip bahwa jalur sintesis dan
jalur pemecahan dalam system biologis biasanya berbeda. Beberapa ciri penting jalur biosintesis
asam lemak adalah :
1. Sintesis berlangsung diluar mitokondria, oksidasi terjadi didalam matriks mitokondria
2. Zat antara pada sintesis asam lamak berikatan kovalen dengan gugus sulfhidril pada
protein pembawa asli (ACP) sedangkan zat perantara pada pemecahan asam lemak
berikatan dengan koenzim A
3. Enzim-enzim pada sintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi tergabung
dalam suatu rantai polipeptida tunggal yang disebut sintase asam lemak. Sebaliknya
enzim-enzim pemecahan tampaknya tidak saling berikatan
4. Rantai asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara penambahan
berturut-turut unit dua karbon yang berasal dari asetil KoA. Donor aktif unit dua karbon
pada tahap perpanjangan adalah malonil-ACP. Reaksi perpanjangan dipacu oleh
pelepasan CO2.
5. Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH sedangkan oksidator pada
pemecahan asam lemak adalah NAD dan FAD
6. Perpanjangan rantai oleh kompleks sontase asam lemak terhenti setelah terbentuknya
palmitat (C16). Perpanjangan rantai lebih lanjut dan penyisipan ikatan rangkap oleh
sistem enzim yang lain

31
PEMBAHASAN
METABOLISME ENERGI

A. Pengertian Metabolisme Energi


Seperti yang kita ketahui dalam proses penyedian energi baik pada tumbuhan maupun
manusia melalui rentetan reaksi kimia. Jika seluruh reaksi kimia terjadi dalam sel makhluk
hidup, maka reaksinya disebut reaksi biokimia. Seluruh proses atau reaksi biokimia yang
terjadi dalam sel disebut metabolisme. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang
diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir yang terjadi dalam sel. Perlu anda
ketahui reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan
energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke
bentuk yang llain, misalnya energi gerak untuk melakukan bentuk senyawa Adenosin Trifosfat
(ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berlari,
jalan dan lain-lain.
Proses metabolisme yang terjadi didalam makhluk sel hidup seperti pada tumbuhan dan
manusia melibatkan sebagian besar enzim (katalisator) baik berlangsung secara sintesis
(anabolisme) dan respirasi (katabolisme). Apa peran enzim didalam reaksi kimia yang terjadi
didalam sel? Pada saat berlangsungnya peristiwa reaksi biokimia didalam sel enzim bekerja
secara spesifik. Enzim mempercepat reaksi kimia yang menghasilkan senyawa ATP dan
senyawa-senyawa lain yang berenergi tinggi seperti pada proses respirasi, fotosintesis,
kemosintesis, sintesis protein dan lemak.
Senyawa adenosin trifosfat (ATP) merupakan molekul kimia berenergi tinggi. Berasal
dari manakah energi itu? Molekul adenosin trifosfat (ATP) berasal dari perubahan glukosa
melalui serangkaian reaksi kimia yang panjang dan kompleks. Energi yang terkandung dalam
glukosa tersebut berupa energi ikatan kimia yang berasal dari proses transformasi energi sinar
matahari. Transformasi energi tersebut dalam biologi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Selama proses fotosintesis, energi matahari yaitu dalam bentuk radiasi atau pancaran
cahaya matahari. Matahari berubah menjadi energi kimia dalam ikatan senyawa organik.
Lambang f merupakan frekuensi cahaya dan lambang h merupakan konstanta Planch
yang berkaitan dengan energi dan frekuensi.
2. Pada waktu dalam respirasi sel, energi kimia dalam senyawa kimia berubah menjadi
persenyawaan yang berupa ATP
3. Dalam sel, energi kimia ikatan fosfat yang kaya akan energi (ATP) dapat difungsikan
untuk kerja mekanis, listrik dan kimia
4. Pada akhirnya energi mengalir ke sekeliling sel dan hilang sebagai energi panas dalam
bentuk “entropi”

B. Aldenosina Trifosfat (ATP)


Adenosina trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai
“satuan molekular” pertukaran energi intraselular artinya ATP dapat digunakan untuk
menyimpan dan mentransfer energi kimia dalam sel. ATP juga bereperan penting dalam
sintesis asam nukleat. Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan
tumbuhan dalam respirasi selular. ATP yang berada diluar sitoplasma atau diluar sel dapat
berfungsi sebagai agen sianaling yang mempengaruhi pertumbuhan dan respon terhadap
perubahan lingkungan.
ATP ini ditemukan pada tahun 1929 oleh Karl Lohman, namun struktur yang benar tidak
ditentukan sampai beberapa tahun kemudian. Saat itu diusulkan untuk menjadi energi utama.
Ini buatan pertama kali disintesis oleh Alexander Told pada tahun 1948.

32
ATP terdiri dari adnosina dan tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah
C10H16N3O13P3 dan rumus kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH2)(PO3H)3H dengan bobot
molekul 507.184 u. Gugsu fosforil AMP disebut gugus alfa, beta dan gamma fosfat.
ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular namun seringnya dijumpai di
mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim mengkatalisis ATP
sintetase. Pada tumbuhan proses ini lebih sering dijumpai didalam kroloplas melalui proses
fotosintesis. Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula
glukosa dipecah menjadi asam piruvat didalam sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu
molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi
dalam mitokondria dan menghasilkan total 36 ATP.
Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada 0,1 mol. Energi yang digunakan
oleh sel manusia untuk melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga 300 mol ATP per
hari. Artinya setiap molekul ATP didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali setiap hari,
ATP tidak dapat disimpan karena sisntesis harus segera diikuti dengan penggunaan.
ATP terdiri dari adenosia terdiri dari adnin cincin dan ribosa gula dan tiga fosfat
kelompok (trifosfat). Kelompok yang obosobosi dimulai dengan kelompok paling dekat
dengan ribosa yang disebut sebagai alpha (α), beta (β) dan gamma (v)larut dalam air dan
sangat stabil dalam larutan pH antara 6,8-7,4 tetapi cepat dihidrolisis pada pH yang ekstrim.
Akibatnya, ATP paling baik disimpan sebagai garam anhidrat. ATP adalah molekul yang tidak
stabil diunbuffered air yang hidrolisis untuk ADP dan fosfat. Hal ini karena kekuatan ikatan
antara residu fosfat dalam ATP kurang dari kekuatan dari “hidrasi” ikatan antara produk-
produknya (ADP + fosfat) dan air. Jadi, jika ATP dan ADP berada dalam kesetimbangan
kimia dalam air, hampir semua ATP pada akhirnya akan dikonversi ke ADP. Sebuah sistem
yang jauh dari keseimbangan mengandung energi bebas Gibbs dan mampu melakukan
pekerjaan. Sel hidup menjaga rasio ATP ribuan kali lipat lebih tinggi daripada konsentrasi
ADP. Perpindahan dari kesetimbangan berarti bahwa hidrolisis ATP dalam sel melepaskan
energi dalam jumlah besar.
Peran ATP yang paling dikenal orang adalah sebagai pembawa energi dalam bentuk
yang tertukar sebagai ATP dan ADP. Fungsi ini berlangsung diberbagai kompartemen sel
tetapi kebanyakan terjadi pada sitosol (ruang didalam sitoplasma yang berisi cairan kental).
Sebagai pembawa energi ATP juga banyak dijumpai pada mitokondria.
ATP dan nukleosida trifosfat lainnya dapat berada diluar sel, menempati matriks
ekstraselular. Disini mereka berperan sebagai agen simparing yang merespon perubahan
lingkungan atau gangguan dari organisme lain untuk kemudian ditangkap oleh reseptor pada
membran sel. Mekanisme ini belum banyak dipelajari dan diketahui terjadi pada hewan dan
ternyata juga pada tumbuhan.

C. Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis masih terus diselidiki karena masih ada sejumlah tahap yang belum
bisa dijelaskan meskipun sudah sangat diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis
sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama seperti
fisika, kimia maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan organ utama tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah daun. Namun secara umum semua sel yang memiliki kroloplast berpotensi
untuk melangsungkan reaksi ini. Diorganel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis tepatnya
pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-
jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi
menjadi dua bagian utama : reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbondioksida).
Reaksi Terang

33
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya
hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa
daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang
cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan
lebih banyak energi. Didalam daun cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk
dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi
aktif sebagai pusat reaksi atas fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II
terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer
sedangkan fotosistem 1700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan
dalam fotosistesis seperti dua baterei dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionasasi molekul klorofil pada fotosismtem II
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai elektron. Energi dari
elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang mengahsilkan ATP, satuan pertukaran energi
dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron
yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga kekurangan elektron ini dipenuhi oleh
elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi
air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesi hanya dihasilkan air bukan
dari karbondioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oelh C. B Van Neil yang
mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik selain sianobakteri,
menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau
hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosisntem II cahaya bisa mengionisasi fotosistem
I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya
merduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap berlangsung di stroma. Pada reaksi gelap diperlukan karbondioksida (CO2),
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu terjadinya reaksi gelap
(siklus calvin). Pada proses ini terjadi pengikatan karbon dioksida didalam daun.
Karbondioksida ini akan bergabung dengan ion hidrogen yang dihasilkan dari reaksi terang
membentuk gula (glukosa).

D. Fosforilasi Oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan enrgi yang
dilapskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan adenosina trifosfat (ATP). Walaupun
banyak bentuk kehidupan dibumi menggunakan berbagai jenis nutrien hampir semuanya
menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini sangat umum
digunakan karena ia merupakan cara yang sangat efisein untuk melepaskan energi
dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis anaerobik.
Selama fosforilasi oksidatif elektron ditransfer dari pendonor elektron ke penerima
elektron melalui reaksi redoks. Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk
membentuk ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks
protein didalam mitokondria, manaka pada prokariota protein-protein ini berada di membran
sel. Enzim-enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai transpor elektron. Pada
eukariota lima kompleks protein utama terlibat dalam proses ini manakala pada prokariota
terdapat banyak enzim-enzim berbeda yang terlibat.
Energi yang dilepaskan oleh perpindahan elektron melalui rantai transpor elektron ini
digunakan untuk mentranspor proton melewati potensial dala bentuk gradien pH ini

34
dimanfaatkan dengan cara mengijinkan proton mengalir balik melewati membran melalui
enzim yang disebut ATP sintase. Enzim ini menggunakan energi seperti ini untuk
menghasilkan ATP aderi adenosina difosfat (ADP) melalui rekasi fosforilasi. Reaksi ini
didorong oleh aliran proton yang mendorong rotasi salah satu bagian enzim.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital metabolisme ia menghasilkan spesi
oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida. Hal ini dapat mengakibatkan
pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh dan kemungkinan juga menyebabkan penuaan.
Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan metabolisme ini juga merupakan target dari banyak
obat dan racun yang dapat menghambat aktivitas enzim.
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang
utama bagi organisme hidup. Dalam makanan kita, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida
yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis. Tumbuhan merupakan gudang yang
menyimpan karbohidrat dalam bentuk amilum dan selosa. Amilum digunakan oleh hewan dan
manusia apabila ada kebutuhan untuk memproduksi energi. Disamping dalam tumbuhan
dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber energi
yaitu glikogen. Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk monosakarida.
Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP).
Proses Glikolisis
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu yang tidak
menggunakan okseigen atau anaerob dan yang menggunakan okseigen atau aerob. Dengan
adanya oksigen (dalam suasana aerob) glikolisis berlangsung menghasilkan piruvat atau tanpa
oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan laktat. Glikolisis menghasilkan dua senyawa
karbohidrat beratom tiga dari satu senyawa beratom enam : pada proses ini terjadi sintesis
ATP dari ADP + Pi. Reaksi anaerob terdiri atas serangakaian reaksi yang mengubah glukosa
menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis. Dalam keadaan tanpa oksigen respirasi
terhenti karena proses pengangkutan elektron yang dirangkaikan dengan fosforilasi bersifat
oksidasi melalui rantai pernapasan yang menggunakan molekul oksigen sebagai penerima
elektron terkahir, tidak berjalan. Akibatnya jalan metabolisme lingkar asam trikarboksilat
(daur Kreb’s) akan terhenti pula sehingga piruvat tidak lagi masuk kedalam daur Kreb’s
melainkan dialihkan pemakainnya yaitu diubah menjadi asam laktat oleh lakatat
dehidrogenase dengan NADH sebagai sumber energinya. Dalam hal ini molekul NADH yang
dihasilkan oleh reaksi tahap kelima dalam glikolisis (reaksi dengan gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase) tidak dipakai untuk membentuk ATP melainkan digunakan untuk reaksi
reduksi dua molekul asam piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis anerob ini energi
yang dihasilkan hanya dua molekul ATP saja. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan energi yang dihasilkan oleh glikolisis aerob yaitu 8 ATP.
Tiap reaksi dalam proses glikolisi ini menggunakan enzim tertentu dan akan dibahas
satu demi satu.
1. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa 6-
fosfat dengan reaksi fosforilasi. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi
tersebut dibantu oleh ion Mg+ sebagai kofaktor. Enzim ini ditemukan oleh Menyerhot
pada tahun 1927 dan telah dikristalkan dari ragi, mempunyai berat molekul 111.000.
heksokinase yang berasal dari ragi dapat merupakan katalis pada reaksi pemindahan
gugus fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa, manosa
dan glukosanima. Dalam otak, otot dan hati terdapat enzim heksokinase yang multi
substrat ini. Disamping itu adapula enzim-enzim yang khas tetapi juga kepada fruktosa,
manosa dan glukosanima. Dalam kinase hati juga memproduksi fruktokinase yang
menghasilkan fruktosa 1-fosfat.

35
Enzim heksokinase dari hati dihambat oleh hasil reaksi sendiri. Jadi apabila
glokosa-6-fosfat terbentuk dalam jumlah banyak, maka senyawa ini akan menjadi
inhibitor bagi enzim heksokinase tadi. Selanjutnya enzim akan aktif kembali apabila
konsentrasi glukosa-6-fosfat menurun pada tingkat tertentu.
2. Fosafoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-
6-fosfat dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor dan
telah diperoleh dari ragi dengan cara kristalisasi. Enzim fosfoheksoisomerase terdapat
pada jaringan otot dan mempunyai berat molekul 130.000.
3. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
+
fosfoheksoisomerase dibantu oleh ion Mg sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus
fosfat dipindahkan dari ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri akan berubah
menjadi ADP. Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa
metabolit yaitu senyawa yang terlihat dalam proses metabolisme ini. Sebagai contoh
ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat menghambat dilain pihak adanya AMP, ADP
dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang merangsang enzim
fosfofruktokinase. Enzim ini adalah suatu enzim alosterik dan mempunyai berat molekul
kira-kira 360.000
4. Aldolase
Reaksi tahan keempat dalam rangkaian glikolisis adalah penguraian molekul
fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat yaitu dihidroksi acetone
fosfat dan D-gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi
katalis telah ditemukan dan dimurnikan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam
jaringan tertentu dan dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian beberapa
ketosa dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-difosfat, segobentulosa-1,7-difosfat,
fruktosa-1-fosfat, Eritrulosa-1-fosfat. Hasil reaksi penguraian tiap senyawa tersebut yang
sama adalah dihidroksi acetone fosfat.
5. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa yaitu
D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebih
lanjut dan proses glikolisis ialah D-gliseraldehid-3-fosfat. Andaikan sel tidak mampu
mengubah dihidroksi aseton fosfat akan tertimbun dalam sel. Hal ini tidak berlangsung
karena dalam sel terdapat enzim triosafosfat isomerase yang dapat mengubah dihidroksi
aseton fosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat. Adanya keseimbangan antara kedua
senyawa tersebut dikemukakan oleh Meverbof dan dalam keadaan keseimbangan
dihidroksi aseton fosfat terdapat dalam jumlah dari 90 %. Enzim ini bekerja sebagai
katalis pada reaksi oksidasi gliserildehida-3-fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat.
Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+ sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam
fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat. Gliserildehida-
3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh dalam bentuk kristal dari ragi dan
mempunyai berat molekul 145.000. Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas
empat subunit yang masing-masing mengikat satu molekul NAD+ jadi pada tiap molekul
enzim terikat empat molekul NAD+.
6. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul
ATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP adalah
senyawa fosfat berenergi tinggi maka reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan
energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentuk ATP.

36
7. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat. Enzim ini berfungsi memindahkan gugus
fosfat dari atom C kepada atom C lain dalam satu molekul. Berat molekul enzim
fosfogliseril mutase yang diperoleh dari ragi ialah 112.000
8. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-
fosfogliserat dengan katalis enzim endolase dengan ion Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F dapat
menghambat kerjanya enzim enolase, sebab ion F dengan ion Mg++ dan fosfat dapat
membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini akan
mengurangi jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion Mg++
maka efektivitas reaksi berkurang.
9. Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam
piruvat. Piruvat kinase telah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal. Enzim ini
adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000. Dalam reaksi tersebut diatas
diperlukan ion Mg++ dan K+ sebagai activator.
10. Laktat Dehidrogenase
Reaksi yang menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir
glikolisis yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat. Dalam
reaksi ini digunakan NADH sebagai koenzim.

Tinjauan Energi Proses Glikolisis


Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya
asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan juga jalur
Embden-Mevebof.
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada
fase pertama, glukosa diubah menjadi trisoafosfat dengan proses fosforilasi. Fase kedua
dimulai dari reaksi oksidasi trioasfofat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua
fase ini terletak pada aspek yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.
Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi mol asam laktat. Fase pertama
dalam proses glikolisis melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Jadi fase pertama
ini menggunakan energi yang tersimpan dalam molekul ATP. Fase kedua mengubah dua mol
triosa yang terbentuk pada fase pertama menjadi dua mol asam laktat dan dapat mengahsilkan
4 mol ATP. Jadi fase kedua ini menghasilkan energi. Apabila ditinjau secara keseluruhan
proses glikolisis ini menggunakan 2 mol ATP dan menghasilkan 4 mol ATP yang ekuivalen
dengan energi sebesar 14.000 kalori. Energi tersebut tersimpan dan dapat digunakan oleh otot
dalam energi mekanik. Oleh karena energi yang dibebaskan untuk reaksi glukosa menjadi
asam laktat 56.000 kalori, maka dapat dihitung bahwa efisiensi proses glikolisis 14.000/56.000
x 100 % = 25 %. Suatu tingkat efisiensi yang cukup tinggi.
Proses glikolisis tidak hanya melibatkan glukosa saja tetapi juga monosakarida lain,
misalnya fruktosa, glukosa dan manosa. Monosakarida tersebut diserap melalui dinding usus
dibawa ke hati. Disini beberapa monosakarida dan juga glikogen mengalami beberapa reaksi
pengubahan menjadi glukosa-6-fosfat dan selanjutnya masuk kedalam proses glikolisis seperti
halnya dengan glukosa. Enzim galaktokinase merupakan katalis merupakan katalis pada reaksi
pembentukan galaktosa-1-fosfat dari galaktosa. Kemudian galaktosa-1-fosfat diubah menjadi
uridin difosfat galaktosa (UDP-galaktosa) oleh enzim UDP galaktosapirofosforilase yang
terdapat dalam hati orang dewasa. Selanjutnya UDP galaktosa diubah menjadi UDP glukosa

37
oleh enzim UDP glukosa epimerase. Akhirnya UDP glukosa bereaksi dengan pirofosfat dan
membentuk UTP dan glukosa-1-fosfat. Reaksi ini berlangsung dengan adanya enzim UDP
glikosapirofosfirilase sebagai katalis. Pada hati bayi atau anak-anak terdapat enzim
fosfogalaktosa uridiltransferase. Enzim ini dapat mengubah galaktosa-1-fosfat menjadi
glukosa-1-fosfat.
Disamping monosakarida gliserol juga ikut serta dalam proses glikolisis. Gliserol
sebagai hasil hidrolisis lemak dapat diubah menjadi gliserol-3-fosfat oleh enzim
gliserolkinase. Gliserol-3-fosfat yang terbentuk kemudian diubah menjadi
dihidroksiasetonifosfat oleh enzim gliserilfosfatdehidrogenase. Dihidrokiasiaseton fosfat
terdapat dalam keadaan keseimbangan dengan gliseraldehida-3-fosfat yang merupakan salah
satu hasil antara dalam proses glikolisis.

Perubahan Piruvat Menjadi Asetilkoenzim-A


Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis asetilkoenzim-A merupakan tahap reaksi
penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam
trikarboksilat (daur Kreb’s). Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase
dalam matriks mitokondria menghasilkan tiga macam enzim (piruvat dehidrogenase,
dehidrolipoil transasetilase dan hidrolioil dehidrogenase) lima macam koenzim (tiamin
pirofosfat, asam lipoat, koenzim-A, flavin adenine dinukleotida dan dikotinamid adenine
dinukleotida) dan berlangsung dalam lima tahap reaksi. Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini
irreversibel dengan AG10 = -8,0 kkal per mol.
Piruvat + NAD+ + koenzim-A + NADH + CO2
Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat ke dalam daur Kreb’s. Tahap
reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin pirofosfat
sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa α didehidrogenase
menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang
berikutnya yaitu asam lipoat yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase. Dalam hal ini
gugus disulfide dari asam lipoat menjadi bentuk reduksinya, gugus sulfihidril. Pada tahap
reaksi ketiga gugus asetil dipindahkan dengan perantara enzim dari gugus lipoil pada asam
dihidrolipoat ke gugus tiol (sulfidril pada koenzim-A). Kemudian asetilkoenzim-A dibebaskan
dari sistem kompleks piruvat dehidrogenase. Pada tahap reaksi keempat gugus ditiol pada
gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk
disulfidanya dengan enzim didrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (fafin
adenine dinulkeotida). Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH2 (bentuk reduksi dari FAD)
yang tetap terikat pada enzim dioksida kembali oleh NAD+ (nikotinamid adenine dinukleotida)
menjadi FAD sedangkan NAD+ berubah menjadi NADH bentuk reduksi dari NAD+).

Pengaturan Dekarboksila Piruvat


Telah diketahui bahwa disamping mengandung tiga macam enzim tersebut diatas
kompleks enzim piruvat dehidrogenase juga mempunyai dua macam enzim yang terdapat
dalam sub unit pengaturnya yaitu piruvat dehidrogenase kinase dan piruvat dehidrogenase
fosfatase. Kedua enzim ini berperan dalam mengatur laju reaksi dekarboksila piruvat dengan
cara mengendalikan kegiatan sub unit kataliknya pada kompleks enzim piruvat dehidrogenase
itu sendiri. Bila jumlah ATP yang dihasilkan oleh daur Kreb’s dan fosforilase bersifat oksidasi
terlalu banyak, keseimbangan reaksi berjalan ke bawah (laju reaksi fosforilasi sub unit katalik
kompleks piruvat dehidrogenase bertambah besar) sehingga kegiatan kompleks piruvat
dehidrogenase terhambat dan menjadi tidak aktif. Hal ini menyebabkan terhentinya reaksi
pembentukan asetilkoenzim-A dari piruvat. Akibatnya, jumlah asetil koenzim-A yang
diperlukan untuk daur Kreb’s akan berkurang sehingga laju reaksi daur Krb’s terhambat dan
produksi ATP terhenti. Sebaliknya, bila jumlah ADP banyak (ATP sedikit) keseimbangan

38
reaksi didorong keatas (laju reaksi defosforilasi kompleks piruvat dehidrogenase bartambah
besar) sehingga kegiatan kompleks piruvat dehidrogenase bertambah. Akibatnya reaksi
dekarboksilasi piruvat menjadi koenzim-A naik sehingga laju reaksi daur Kreb’s bertambah
besar dan produksi ATP bertambah banyak.

Jalur Metabolisme Piruvat


Piruvat dapat mengalami berbagai jalur reaksi yang berbeda sehingga merupakan titik
cabang metabolisme karbohidrat. Sebagian dari jalur berlangsung dengan beberapa tahap
reaksi. Penambahan gugus amino akan mendorong pembentukan alanina dari piruvat.
Sebalkinya, reaksi perubahan alanina menjadi piruvat merupakan salah satu jalan masuknya
asam amino kedalam jalur metabolisme karbohidrat. Adanya CO2 yang berlebih mendorong
terjadinya oksalasetat dari piruvat. Reaksi bolak-balik piruvat-laktat seperti telah dibahas
sebelumnya merupakan jalur titik akhir sitesis laktat. Metabolisme laktat berlangsung dengan
terlebih dulu mengubahnya kembali menjadi piruvat. Dalam keadaan normal bila jumlah
persedian oksigen dalam jaringan otot cukup banyak, piruvat tidak diubah menjadi laktat
melainkan didekarboksilasi menjadi asetilkoenzim-A. Melalui jalur metabolisme
glukoneogenesis piruvat dapat diubah menjadi glukosa atau glikogen.
Proses dekarboksila piruvat dapat berlangsung dengan dua cara bergantung pada
jasadnya. Didalam sel ragi, piruvat didekarboksila dengan mekanisme yang sederhana menjadi
asetaldehida yang kemudian diubah menjadi etanol. Reaksi ini merupakan dasar fermentasi
alkohol. Cara dekaroksila lainnya adalah perubahan piruvat menjadi asetilkoenzim-A melalui
beberapa tahap reaksi enzim yang lebih kompleks.

39
PEMBAHASAN
ENZIM DAN KOENZIM

A. Pengertian
Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup yang mempengaruhi reaksi kimia.
Ditinjau dari fungsinya enzim merupakan katalis dalam sistem biologi. Katalis adalah molekul
yang berfungsi mempercepat reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Dua sifat
penting enzim adalah memiliki daya katalitik yang sangat besar dan sangat spesifik.

B. Daya Katalik Enzim


Daya katalitik enzim sangat besar yaitu mampu mempercepat reaksi kimia minimal
sejuta kali. Tanpa enzim kecepatan sebagian besar reaksi kimia didalam sistem biologi
sangatlah rendah sehingga tak dapat diukur. Bahkan reaksi yang sederhana sekalipun seperti
hidrasi CO2 harus dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase.
Karbonat anhidrase
CO2 + H2O H2CO3

C. Spesifitas Enzim
Enzim sangat spesifik baik terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya maupun terhadap
substrat atau reaktan yang diolahnya. Gambaran spesifitas enzim tercantum pada gambar
dibawah ini. Satu enzim biasanya mengkatalisis satu jenis reaksi kimia saja, atau seperangkat
reaksi yang sejenis. Terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil
sampingan yang tak berguna.

Kompleks Enzim-Substrat
Sebagian besar daya katalitik enzim berasal dari kemampuan enzim menempatkan
substrat ke dalam kedudukan yang menguntungkan pada kompleks enzim memiliki situs aktif
yaitu tempat tertentu pada molekul enzim untuk mengikat substrat. Emil Fischer
mengumpamakan substrat dan situs aktif sebagai anak kunci. Lihat gambar dibawah ini untuk
ilustrasi yang lebih jelas.

40
D. Klasifikasi Enzim
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang dikatalisis.
Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan kebanyakan mengkatalisis reaksi
hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase
pada nama substansi atau substrat tempat enzim bekerja (dihidrolisis).
Secara ringkas sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut :
1. Reaksi dan enzim yang mengkatalisis membentuk 6 kelas masing-masing mempunyai 4-
13 subkelas
2. Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan kedua ditambah
dengan –ase yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh heksosa isomerase
(substrat heksosa dengan reaksi isomerase)
3. Jika diperlukan ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi dalam tanda kurung
dibagian akhir nama. Contoh 1.1.1.37 L-malat : NAD + Oksidoreduktase
(dekarboksilasi)
4. Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri atas :
- Digit pertama : Kelas tipe reaksi
- Digit kedua : Subkelas tipe reaksi
- Digit ketiga : Sub-subkelas tipe reaksi
- Digit keempat : Untuk enzim spesifik
Contoh 2.7.1.1 diuraikan menjadi :
- Kelas 2 : Transferase
- Subkelas 7 : Transfer fosfat
- Sub-subkelas 1 : Alkohol merupakan akseptor fosfat
- Enzim spesifik 1 : Heksokinase atau ATP : D-heksosa 6-fosfotranfere
Suatu enzim yang mengkatalisis pemindahan fosfat dari ATP ke gugus hidroksil
ataom C ke enam molekul glukosa.

Penggolongan (Klasifikasi) Enzim


6 kelas utama enzim dengan beberapa contohnya diberikan dibawah :
1. Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang mengkatalisis oksidoreduksi antara 2 substrat s dan S’
S red + S’ oks = Soks + S’ red
2. Transferase
Enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan suatu gugus, G (lain dari hidrogen) antara
sepasang substrat S dan S’
SG + S’ = S’  G+S
3. Hidrolase
Enzim-enzim yang mengkatalisis hidrolisis ikatan-ikatan ester, peptida, glikolisisl,
anhidrida asam, C-C, C-halida atau PN
4. Liase
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembuangan gugus dari substrat dengan mekanisme
yang lain daripada hidrolisis dan meninggalkan ikatan rangkap.
5. Isomerase
Yang termasuk kelas ini adalah semua enzim yang mengkatalisis interkoversi isomer-
isomer optic, geometric atau posisi
6. Ligase
(ligare = mengikat) enzim yang mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh
pecahan ikatan pirofosfat pada ATP atau senyawa yang sejenis. Yang termasuk
golongan ini adalah enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan CO,
CS, CN dan CC
41
Beberapa contoh enzim berdasarkan reaksinya
1. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan air.
Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya yaitu :
1.1 Karbohidrase yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya, misal :
a. Amilase yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi
maltosa 9 (suatu disakarida)
2 (C6H10O5)n + n H2O n C12H22O11
Amilum amilase maltosa
b. Maltosa yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
C12H22O11 + H20 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
c. Sukrase yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa
dan fruktosa
d. Laktase yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa
e. Selulase, enzim yang menguraikan selulosa (suatu polisakarida) menjadi
selobiosa (suatu disakarida)
f. Pektinase yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin
1.2 Esterase yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester. Contohnya :
a. Lipase yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam
lemak
b. Fosfatase yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam
fosfat
1.3 Proteinase atau protease yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan protein.
Contohnya :
a. Peptidase yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino
b. Gelatinase yaitu enzim yang menguraikan gelatin
c. Renin yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu
2. Oksidase dan reduktase yaitu enzim yang menolong dalam proses oksidasi dan reduksi
2.1 Dehidrogenase : Enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat
organik menjadi hasil-hasil oksidasi
2.2 Katalase : Enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen
3. Desmolase yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C_, C-N dan beberapa
ikatan lainnya
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
3.1 Karboksilase yaitu enzim yang mengubah asam piruvat menjadi asetaldehida
3.2 Transaminase yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam
amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu
asam amino.

E. Cara Kerja Enzim


a. Sisi aktif enzim
Karakteristik sisi aktif enzim
1. Merupakan bagian kecil dari enzim (Mengapa enzim harus memiliki ukuran
besar?)
2. Sisi aktif merupakan suatu cekukan yang bersifat 3 dimensi.  memberikan
lingkungan mikro yang sesuai untuk terjadinya suatu reaksi kimia
3. Substrat terikat pada sisi aktif dengan interaksi atau ikatan yang lemah

42
4. Spesifitas enzim dipengaruhi oleh asam amino yang menyusun sisi aktif suatu
enzim

Sisi Aktif Enzim dan Asam Amino Yang Terlibat


Sisi aktif enzim mempunyai 2 bagian yang penting :
1. Bagian yang mengenal substrat dan kemudian mengikatnya
2. Bagian yang mengkatalisis reaksi setelah substrat diikat oleh enzim

Asam amino yang membentuk kedua bagian tersebut tidak harus berdekatan dalam
urutan secara linear tetapi dalam konformasi 3D mereka berdekatan.
b. Mekanisme reaksi enzim
Molekul selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suatu molekul
substrat menumbuk molekul enzim yang tepat substrat akan menempel pada enzim. Ada
dua teori mengenai kerja enzim, yaitu teori Induced fit (kecocokan terinduksi).
1. Teori Gembok-Anak Kunci
Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok cocok dengan anak
kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang
mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan membentuk
kompleks transisi enzim sehingga pembentukan produk berlangsung dengan
sendirinya.
2. Teori Induced Fit (Koshland)
Reaksi antara substrat dengan enzim berlangsung karena danya induksi
molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim
bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat.
Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim maka enzim akan terinduksi dan
kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi
aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemudian terjadi pengikatan
substrat oleh enzim yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk
kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula siap untuk
mengikat substrat baru.

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara yang kesemuanya menurunkan ∆G++
1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan
transisi terstabilasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan
transisi ketika ia terikat dengan enzim)
2. Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan
menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan
keadaan transisi
3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya beraksi dengan substrat sementara
waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara
43
4. Menurunkan perubahan entropi rekasi dengan menggiring substrat bersama pada
orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya efek entropi ini melibatkan destabilisasi
keadaan dasar dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.

F. Struktur Enzim
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada enzim yang
ternyata hanya tersusun dari protein saja, misalnya pepsin dan tripsin. Tetapi ada juga enzim-
enzim yang selain protein juga memerlukan komponen selain protein. Komponen selain
protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat merupakan ion logam/metal, atau
molekul organik yang dinamakan koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim)
dan kofaktor dinamakan holoenzim.
Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan metaloenzim. Ion
logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat
substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.
Tabel. Beberapa Enzim yang mengandung ion logam sebagai kofaktornya
Ion Logam Enzim
2+
Zn Alkohol dehidrogenase
Karbonat anhidrasa
Karboksipeptidasa
2+
Mg Fosfohidrolasa
Fosfotransferasa
2+ 3+
Fe / Fe Sitokrom
Peroksida
Katalasa
Feredoksin
2+ +
Cu / Cu Tirosina
Sitokrom oksidasa
+
K Piruvat kinasa (juga memerlukan Mg2+)
Na+ Membrane sel ATPasa (juga memerlukan K+ dan Mg2+

G. Aktivitas Enzim
Seperti halnya katalisator, enzim dapat mempercapat reaksi kimia dengan menurunkan
energi aktivasinya. Enzim tersebut akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga
mencapai keadaan transisi dengan energi aktivasi yang lebih rendah daripada energi aktivasi
yang diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan katalisator atau enzim.
Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim berdasarkan tempat
kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya. Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya
diluar sel. Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel. Selain eksoenzim dan
endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim
yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak. Enzim
induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau
senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada escherichia
coli yang diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat
menginduksi enzim tersebut walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa
adanya laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi
sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.
H. Koenzim
Dalam perananya, enzim sering memerlukan senyawa organik tertentu selain protein.
Ditinjau dari fungsinya, dikenal adanya koenzim yang berperan sebagai pemindah hidrogen,
pemindah elektron, pemindah gugusan kimia tertentu (“group transferring”) dan koenzim dari
44
isomerasa dan liasa. Koenzim akan memperbesar kemampuan katalitik suatu enzim sehingga
jauh melebihi kemampuan yang ditawarkan. Koenzim yang berikatan secara erat dengan
enzim melalui ikatan kovalen atau non kovalen sering disebut sebagai gugus prostetik.
Tabel. Contoh-contoh koenzim dan peranannya
No Kode Singkatan dari Yang dipindahkan
1. NAD Nikotinamida-adeninas dinukleotida Hidrogen
2. NADP Nikotinamida-adenina dinukleotida fosfat Hidrogen
3. FMN Flavin mononukleotida Hidrogen
4. FAD Flavin-adenina dinukleotida Hidrogen
5. Ko-Q Koenzim Q atau Quinon Hidrogen
6. Sit Sitokrom Elektron
7. Fd Ferredoksin Elektron
8. ATP Adenosina trifosfat Gugus fosfat
9. PAPS Fosfoadenil sulfat Gugus sulfat
10. UDP Uridina difosfat Gula
11. Biotin Biotin Karboksil (CO2)
12. Ko-A Koenzim A Asetil
13. TPP Tiamin pirofosfat C2-aldehida

Isoenzim
Isoenzim adalah protein yang dapat mengkatalisis reaksi yang sama dan terjadi pada
spesies yang sama tetapi mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda.dapat berasal
dari beberapa organ yang berbeda, bagian sel yang berbeda, satu bagian yang sama.

I. Enzim-Enzim Indikator Kesehatan


Enzim yang berada dalam aliran darah sangat kecil, jadi apabila ada peningkatan kadar
suatu enzim didarah biasanya merupakan indikasi kematian sel, kerusakan sel atau
berhubungan pertanda penyakit tertentu. Misal CK, AST, LDH adalah enzim-enzim yang
berhubungan dengan fungsi dan penyakit jantung yang terutama Infark miokard. Pengukuran
aktifitas enzim dari :
1. Darah (plasma/serum, RBC)
2. Urine (enzim yang difiltrasi oleh glomerulus)
3. Cairan tubuh lain
4. Jaringan (didapat dari Biopsi)
Enzim-enzim plasma meliputi :
1. Plasma Spesific Enzyme (Enzim plasma spesifik)
2. Cellular Enzymes (Enzim sel)
3. Secreted Enzyme (Enzim sekresi)
Enzim-enzim plasma meningkat disebabkan oleh :
1. Nekrosis/kerusakan sel (ischaemia, bahkan toksik)
2. Peningkatan derajat cell turn over (penyakit neoplasma, aktifitas osteoblast meningkat)
3. Obstruksi saluran sekresi (regurgitasi)
4. Non spesifik
Jumlah total enzim dalam darah < 1 g/L untuk pemeriksaan aktifitas. Banyak cara
pemeriksaan :
Misal : Karmen U ..........} standarisasi
Bodansky U ..........} UI / IU
King-Armstrong U dan lain-lain ..........} unit internasional
Satu UNIT enzim adalah aktifitas enzim yang dapat merubah 1 mikromol substrat pada
keadaan optimal dalam waktu satu menit. Dinyatakan dalam U/L atau mU/mL.
45
Berikut ini enzim-enzim indikator kesehatan, antara lain :
a) Acid Phosphatase
Enzim ini terdapat pada beberapa jaringan seperti tulang, liver, ginjal, erytrocyt, spleen.
Jika kosentrasi Prostatic Acid Phosphatase meningkat hal ini menunjukkan adanya
kelainan di prostat maka level enzim berhubungan dengan kelenjar tersebut. Berguna
untuk menentukan diagnosa dan penentuan stadium Ca prostate khususnya mengetahui
apakah ada metasstate ke tulang.
Nilai normal : 0,11 – 0,60 U/L
Peningkatan nilai ini bermaksa : Ca Metastaste dari prostate
Peningkatan moderate : Ca prostate insitu, Paget’s disease, MM, gagal ginjal, Ca tulang
metastate. Peningkatan semua disebabkan oleh obat androgen, clofibrate.
b) Prostate Spesific Antigen (PSA)
Merupakan monitor dan identifikasi Ca Prostate. PSA & PAP digunakan untuk
mendiagnosa tumor rekurans, monitor respon terapi Ca Prostate.
Kadar normal laki-laki < 4 ng/mL BPH 4-8 Ca Prostate >8
Interprestasi PSA harus dengan banyak pertimbangan karena BPH, prostatitis juga dapat
meningkatkan nilai PSA. Jadi dalam mendiagnosa penting untuk menggabungkan
dengan informasi klinis dan pemeriksaan lain (Biopsi, RT).
c) Alanine Aminotransferase (ALT = SGPT)
Merupakan enzim katalis fungsi tubuh. Dominan untuk organ hati, kosentrasi lebih
rendah di jantung, otot dan ginjal. Variasi dari serum level digunakan untuk diagnosa
dari penyakit hati. Merupakan monitor pengobatan hepatitis atau kelainan hati lain.
Kadar nilai normal : adult 5-35 U/L elderly nilainya lebih tinggi. Jika sel-sel hati rusak
ALT akan dilepaskan ke aliran darah. Jika hasil moderatehigh maka hepatoselelur
disease. Peningkatan ringan : chirosis liver, matast tumor, jaundice karena obstruksi atau
penyakit hati, obat-obatan, bahan toxic (acetaminophen, allopurinol, ampicilin,
cephalosporin, codein, tetrasiklin dan lain-lain).
d) Aspartate Amino Transferase (AST = SGOT)
Ditemukan di sel dan jaringan yang aktivitas metaboliknya tinggi. Kosentrasi sangat
tinggi ditemukan pada otot jantung, sel hati, sel otot rangka. Pelepasan AST ke aliran
darah karena adanya injury (jejas) pada sel/kematian sel.
Kadar nilai normal : 12-35 U/mL
Peningkatan AST/SGOT lebih sering berhubungan dengan Infark myocard (4-10 x),
liver disesase (10-100 x), aku/kronik hepatitis, kanker hati primer maupun sekunder,
alcoholic, Reye’s syndrome.
e) Alkali Phosphatase (ALP)
Terdapat dihati, tulang, epitel dari saluran empedu, mukosa usus dan plasenta.
Kadar normal adult : 17-142 U/L
0-12 tahun : 145-530 U/L
Kadar ALP meningkat : Paget’s disease, sarkoma tulang, osteomalacia,
penyembuhan tulang, metastatic bone, tumor
pertumbuhan tulang, kehamilan
Kadar ALP menurun : Malnutrisi, Hypotioidism, Anemi berat, darah dengan
antikoagulan.
f) Creatinin Kinase (CK/CPK)
Ditemukan diotot jantung dan otot skeletal. Mempunyai 3 isoenzim :
1. CK-BB : Jaringan otak, GI tract, UT
2. CK-MB : Sel/otot jantung
3. CK-MM : Otot skeletal
Nilai normal laki-laki > 19 th : 25-135 U/L, perempuan > 19 th : 15-130 U/L

46
Peningkatan nilai creatinin kinase disebabkan oleh obat-obatan (aspirin, ampicilin,
anticoagulan, morphin), Excercise, post inj IM dan lain-lain. Peningkatan enzim CK-MB
disebabkan kerusakan sel myocard (infark, myocarditis, ischemia). Derajat peningkatan
CK-MB berguna untuk membedakan derajat infark myocard, Onset terjadinya infark.
g) Lactic Acid Dehidrogenase (LD/LDH)
Nilai LDH akan meningkat 3-4 hari setelah infark myocard
Enzim LDH mempunyai 5 isoenzim, yaitu :
LDH 1 = Jantung, RBC
LDH 2 = Jantung, ren, otak
LDH 3 = Otak, skeletal, liver
LDH 4 = Liver, otak, skeletal muscle
LDH 4 = Skeletal muscle, liver
Kadar enzim LDH meningkat dapat disebabkan oleh Infark myocard, infark paru,
anemia hematolik, Penyakit hati dan ginjal, Neoplasma
h) Lipase
Lipase merupakan enzim yang diproduksi dan disekresi oleh pankreas, usus halus,
lambung. Kadar lipase serum memberi informasi diagnosa khusus untuk pankreas.
Kadar lipase meningkat merupakan indikator kerusakan pankreas, pacreatitis akut,
kanker pankreas, Cholesytitis, Peritinitis, Diabetic ketoacidosis.

47
PEMBAHASAN
ASAM AMINO

A. Asam Amino dan Macam-Macam Asam Amino


Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksilat (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit : keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa”).
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat penting dalam organisme. Struktur
asam amino adalah sebagai berikut :

Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama produksi asam amino
dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sisntesis asam amino dihati, kedua,
pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan adalah katabolisme asam amino menjadi
energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan
pemecahan asam amino. Keempat adalah sisntesis protein dari asam amino.

Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam
amino, yaitu :
1. Transaminasi
Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang melibatkan
pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam amino ke asam amino lainnya.
Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah transaminase atau amino transaminase.
Enzim ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak spesifik
bagi asam amino sebagai pemberi gugus asam amino.
Transaminase mempunyai gugus prostetik, pridoksal fosfat, pada sisi aktifnya
yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat.
Molekul ini mengalami perubahan dapat balik di antara bentuk aldehidanya (piridoksal
fosfat), yang dapat menerima gugus amino dan bentuk teraminasinya (piridoksamin
fosfat).
Ada sekitar 12 asam amino protein yang mengalami reaksi transaminasa dalam
proses degradasinya. Beberapa asam amino lain mengalami proses deaminasi dan
dekarboksilasi.
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat mengahsilkan
glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan asparat.

48
Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi
glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase
2. Pelepasana amin dari glutamat mengahsilkan ion ammonium
Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya, mengahasilkan
asam amino baru.

Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami deaminasi


menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium masuk ke dalam siklus
urea

Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatif


Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat memasuki
siklus asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.

Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam siklus asam sitrat untuk produksi
energi
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya
masuk ke dalam siklus urea dihati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya

49
dibuang melalui ginjal berupa urin. Proses yang terjadi didalam siklus urea digambarkan
terdiri atas beberapa tahap yaitu :
1. Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium berekasi dengan CO 2
menghasilkan karbomoil fosfat. Dalam reaksi ini diperlukan energi dan ATP
2. Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan
L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan
3. Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin berekasi dengan L-
aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan energi dan
ATP.
4. Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi
fumarat dan L-arginin
5. Dengan peran enzim arginiase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan
menghasilkan L-ornitin dan urea.

Tahapan-tahapan proses yang terjadi didalam siklus urea


Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial,
melakukan remodeling asam amino serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi
asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen
toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan
pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur
glukoneogenesis atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan
dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu :
1. Asam Amino Esensial
Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus ada
dalam makanan yang kita makan.
Macam-macam asam amino esensial : Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine,
Glutamat, Glutamine, Glycyne, Proline, Syerine, Tyrosyne.
2. Asam Amino Non Esensial
Merupakan asam amino yang dapat disintesi dari asam amino lain. Auksin diproduksi
dari asam amino tryptophan terutama oleh daun muda dan biji yang sedang
berkecambah. Auksin terdiri dari Indole-3-acetic acic (IAA), Indole-3-butyric acid
(IBA) dan α-naphthalene acitic acid (NAA).
Efek auksin pada tanaman :
- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan meristem
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan pholem)
- Meningkatkan pembentukan dan perkemabangan sistem akar
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah
Aplikasi auksin pada pertanian :
- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang
- Merangsang pembentukan bungan pada tanaman yang sulit berbungan
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit berbuah
- Mencegah kerontokan daun, bunga dan buah

50
Macam-macam asam amino non esensial : Arginine, Histidine, Isoleusine, Leucine,
Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tryptophna, Valine.
B. Biosintesi Asam Amino
Biosintesi yang terjadi pada asam mino adalah sebagai berikut :
a. Biosontesis Glutamat dan Aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi tranaminasi
sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya
oleh aspartat animotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat


Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran
penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseller utama untuk reaksi
transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea.
b. Biosintesis Alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan tetapi umumnya oleh otot.
Alanin dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma, kebalikan trasaminasi yang
terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan
dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses
ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari sklus ini adalah bahwa dalam 1
molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke hati, dimana rangka
karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu :
1. Secara langsung melalui degradasi protein
2. Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT
(juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transamiase, SGPT)

Glutamat + piruvat ↓◊α-ketoglutarat + alanin

Siklus glukosa-alanin

c. Biosintesis Sistein
Sulfur untuk sintesis berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin
dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetiosin
(SAM).

51
Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)
SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi tranfer metil (misalnya konversi
norepinefrin menjadi epinefrin). Akibatnya dari tranfer metil adalah perubahan SAM
menjadi S-adenosilhomosistein. S- adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi
homosstein dan adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein
dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilase melibatkan SAM sangatlah penting tetapi dalam kasus ini
peran S- adenosilhomosistein dalam transmetilasi adalah sekunder untuk produksi
homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi
SAM semua fosfat dari TP hilang : 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah
menjadi metionin bukan AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin menghasilkan
sistationin dengan bantuan enzim sistationse. Selanjutnya dengan bantuan enzim
sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2
reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein

d. Biosintesis Tirosin
Tirosin diproduksi didalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari
fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosi, hal ini akan
mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50 %.
Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase : 1 atom oksigen
digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Rduktan yang dihasilkan
adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin yang dipertahankan dalam status
terdekssi oleh NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).

Biosintesis tirosin dari fenilalanin


52
e. Biosintesis Ornitin dan Prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat semialdehid
menjadi intermediet titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan
salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk sintesis proytein. Ornitin
memainkan peran signifikan sebagai akseprot karbamoil fosfat dalam siklus urea.
Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin.
Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arnanin sebagai sumber lain untuk
ornitin terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler. Produksi
ornitin dari semialdehid melalu reaksi glutamat-dependen transaminasi. Ketika
kosentrasi arginin meningkat, ornitin diddapatkan dari siklus urea ditambah dari
glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah
akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi ∆1pyrroline-5-
carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
f. Biosintesis Serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-
linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserta menjadi sebuah asam keto yaitu 3-
fosfopiruvat sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan
glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin yang diubah menjadi serin oleh
fosfatase.
g. Biosintesis Glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin
hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dan serin
untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF) menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
h. Biosintesis Aspartat, Asparagin, Glutamat dan Glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh
glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga
dihasilkan oleh reaksi aminotranferase yang dalam hal ininitrogen amino diberikan oleh
sejumlah asam amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen
amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang terbentuk
dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid (ke luar
mambran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti
glutamin atau asparagin, atau senyawa yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida,
seperti alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil
membantu mentranspor amida atau ureida ini ke xilem yang selanjutnya akan ditranspor
ke pucuk.
Aspartat dibentuk dalam rekasi transaminasi yang dikatalis oleh aspartat
transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat
dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi
asparagin yang dikatalisis oleh asparaginase.
Asparagin sentetase dan glutamin sintetase mengkatalis produksi asparagin dan
glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan
inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan rekasi fixing nitrogen lain. Tetapi
asparagin terbentuk oleh rekasi amidotransferas.

53
PEMBAHASAN
VITAMIN

A. Pengertian
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita
yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin
manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh
kita.

B. Klasifikasi Vitamin
Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam
lemak yaitu vitamin A, D, E dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan B.
Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging, ikan, minyak ikan, dan biji-bijian.
Sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai dan sebagainya. Vitamin tersebut disimpan
dalam hati atau jaringan-jaringan lemak. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, vitamin
tersebut tidak dikeluarkan akibatnya ditimbun dalam tubuh bila dikonsumsi terlalu banyak.
Kekurangan vitamin yang larut dalam lemak terjadi bila daya serap tubuh terhadap lemak tidak
baik atau tubuh terlalu banyak mengkonsumsi minyak mineral. Vitamin-vitamin yang larut dalam
air bebas bergerak dalam tubuh, darah, dan limpa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin
mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air keluar dari
bahan makanan. Fungsi vitamin adalah sebagai koenzim dan kofaktor untuk membantu kerja
enzim-enzim tertentu dalam reaksi biokimia tertentu dalam sel.

C. Vitamin A
Definisi Vitamin A
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak
hanya berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya ditimbun
dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan.
Absorbsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorbsi normal dari lemak.
Gangguan absorbsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim empedu akan menyababkan
gangguan absorbsi vitamin–vitamin yang larut lemak. Setelah diabsorbsi, vitamin ini dibawa
ke hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam jaringan lemak. Di dalam
darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau protein pengikat spesifik (Spesific
Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air, maka ekskresinya lewat empedu, yang
dikeluarkan bersama-sama feses.
Makanan sumber vitamin A antara lain susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning,
hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A : rabun senja, katarak, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

Struktur Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan
retinioc acid.

54
Tiga biomolekul aktif vitamin A
Sifat Kimia Vitamin A
Tumbuh-tumbuhan tidak mensintesis vitamin A akan tetapi manusia dan hewan
mempunyai enzim didalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin A
menjadi vitamin A. Dikenal bentuk-bentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal sebagai
retinol, bentuk aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan
lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik.
Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk ampul, di
tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika disimpan dalam tempat
tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok. Vitamin dalam bentuk ester asetat
atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa
melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang kedele
dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil, bahkan
vitamin A, melalui tahapan-tahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh. Melalui
pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada alfafa akan merusak
enzim tersebut.
Di dalam praktek, terutama dalam penyimpanan, vitamin A bersifat tidak stabil. Guna
menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan
penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi tetesantetesan vitamin A dengan
lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik
tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen.

Fungsi dan Metabolisme Vitamin A


Sumber vitamin A yang baik adalah hati, ginjal; jumlahnya lebih sedikit terdapat pada
paru, jantung. Minyak ikan adalah sumber vitamin A dan D yang dipekatkan.

Fungsi Vitamin A
Mencakup tiga macam peran penting :
1. Proses penglihatan pada kurang cahaya
2. Proses metabolisme umu
3. Proses reproduksi

Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dan β-keraton diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan didalah
hati. Bentuk keraton dalam tumbuhan selain β adalah α, γ-karoten serta kriptosantin. Setelah
dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus
halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian
digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung
dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan
asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh,
retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP),

55
yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk
diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol
seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan
asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh
melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk
asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol
dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa
dan yang tidak digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase, β-karoten
tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh
enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh esterase dari
pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari
karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A,
sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai
antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A,
antara lain (1) penyerapan tidak sempurna; (2) konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah
diantara karoten lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang efisien.

D. Vitamin D
Definisi Vitamin D
Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam lemak dan merupakan prahormon
jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa sterol yang terdapat di alam, terutama
pada hewan, tetapi juga ditemuikan di tumbuhan maupun ragi. Vitamin D terdiri dari dua
jenis, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kholekalsiferol). Ergokalsiferol
biasanya terdapat dalam steroid tanaman, sedangkan kholekalsiferol terdapat pada hewan.
Kedua jenis vitamin D tersebut memiliki struktur kimia berbeda, namun fungsinya identik.
Sebenarnya, terdapat lebih kurang 10 derivat sterol yang memiliki aktivitas vitamin D,
namun ergosterol dan 7α-dehidrokolesterol, merupakan provitamin D utama yang
menghasilkan secara berturut-turut D2 dan D3. Pada tuimbuhan, iradiasi ergosterol
menyebabkan terbentuknya ergokalsiferol (vitamin D2). Pada hewan, iradiasi 7α-
dehidrokolesterol menghasilkan kholekalsiferol (vitamin D3).
Makanan yang mengandung vitamin D : minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D : Gigi akan lebih mudah rusak, otok
bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki
akan membentuk huruf O atau X.

Struktur Kimia Vitamin D


Vitamin D termasuk dalam grup sterol. Nama vitamin D adalah nama umum dari semua
steroid yang secara kualitatif memperlihatkan aktivitas kholekalsiferol. Gambar 1
menampilkan struktur kimia vitaman D2 dan vitamin D3.

Ergokalsiferol

56
Kholekalsiferol

Sifat Kimia Vitamin D


Kholekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam larutan organik dan minyak tumbuh-
tumbuhan. Cairan aseton akan menyebabkan Kholekalsiferol berbentuk kristal halus putih.
Kholekalsiferol dirusak oleh sinar ultraviolet yang berlebihan dan oleh peroksida dengan
adanya asam lemak tidak jenuh yang tengik. Bahan pangan campuran yang cukup kandungan
vitamin E dan antioksidan bisa melindungi rusaknya vitamin D.

Fungsi Vitamin D
1. Meningkatkan absorbsi Ca dan P dimukosa intestine. Untuk penyerapan Ca yang
optimal diperlukan perbandingan Ca : P = 1 : 1 bila perbandingan Ca : P = 1 : 4, timbul
gangguan klinis dini, nilai ini dinamakan “Rachitogenik”
2. Merangsang pembentukan garam-garam Ca di jaringan tertentu
3. Meningkatkan “Clearance Fosfat” di tubuli ginjal.

E. Vitamin E
Definisi Vitamin E
Asal kata : Tokos = kelainan; pherein = mengandung, sehingga vitamin E dihubungkan
dengan fertilitas. Di alam didapatkan enam macam vitamin E, berturut-turut dinamakan :
tokoferol alfa-, beta-, gamma-, delta-, eta- dan zeta. Semuanya berupa minyak, tidak dapat
dikristalkan, viskositasnya tinggi; tahan terhadap suhu, alkali dan asam; suatu reduktor
alamiah yang sangat kuat (antioksidan), digunakan sebagai pelindung terhadap peroksida di
jaringan.
Vitamin E (Tocopherol), adalah vitamin yang larut baik dalam lemak yang melindungi
tubuh dari radikal bebas. Vitamin E juga berfungsi mencegah penyakit hati, mengurangi
kelelahan dan mengurangi PMS, membantu memperlambat penuaan karena oksidasi;
mensuplai oksigen ke darah sampai dengan ke seluruh organ tubuh Vitamin E juga
menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan mencegah kerusakan sel darah merah akibat
racun. Vitamin ini juga membantu mencegah sterilitas dan destrofi otot. Vitamin E juga
dikenal sebagai tokoferol, khususnya pada molekul alfa tokoferol. Vitamin E diserap di
saluran pencernaan yaitu oleh silomikron melalui transport silomikron dan kemudian di hati
diserap oleh uptake silomikron. hati dapat mengubah vitamin E menjadi VLDL. Tempat
penyimpanan utama vitamin E adalah di jaringan adiposa.
Sumber makanan yang mengandung vitamin E : ikan, ayam, kuning telur, kecambah,
ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan
vitamin E : bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dan lain-lain.

Sifat Kimia Vitamin E


Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol berbeda-beda. Dikenal alfa, beta
dan gamma-tokoferol. Alfa-tokoferol menunjukkan keaktifan vitamin E yang paling tinggi.
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan, vitamin E
mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak
oleh sinar UV. Vit E menjaga kesuburan individu, pada hewan menyebabkan kemandulan.

57
Metabolisme Vitamin E
Dalam makanan vitamin E berbentuk ester, lipase pancreas membebaskan vitamin E dari
ikatan esternya. Penyerapan vitamin E bersama dengan penyerapan lemak. Distransport
bersama lipoprotein. Fosfolipid membran sel maupun membrane sub selluler mengandung
banyak vitamin E. transfer vitamin E melalui plasenta terbatas jumlahnya, sedangkan memalui
asi (Air Susu Ibu), lebih baik. Dalam tinja maupun urin didapatkan metabolit vitamin E
berbentuk quinone-tokoferol-x.

F. Vitamin K
Definisi Vitamin K
Vitamin K ditemukan pertama kali di Denmark (1964), pada saat itu ditemukan anak
ayam yang diberi makan ransum bebas lemak, ternyata memperlihatkan gejala hemorhagia.
Pada bayi, hemorhagia dapat dicegah dengan memberikan vitamin K pada ibunya sebelum
bayi tersebut dilahirkan. Berdasarkan alasan tersebut maka vitamin K disebut juga vitamin
koagulasi, karena vitamin ini bertperan dalam menjaga konsitensi aliran darah dan
membekukannya saat diperlukan. Defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah
menjadi lebih panjang, sehingga penderita defisiensi vitamin K bisa mati hanya karena
perdarahan ringan. Proses pembekuan darah terdiri dari dua tahap, yaitu (1) protrombin,
dengan adanya tromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lain diubah menjadi trombin dan (2)
fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin.
Sumber makanan yang mengandung vitamin K : susu, kuning telur, sayuran segar
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K : darah sulit membeku bila
terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.

Struktur Kimia Vitamin K


Struktur kimia vitamin K terdapat dalam 3 bentuk berbeda (lihat gambar), pertama
adalah vitamin K1 atau filoquinon yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuh-
tumbuhan dan daun hijau. Kedua adalah K2 atau disebut juga dengan menaquinon yang
dihasilkan oleh jaringan hewan dan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan
yang ketiga adalah K3 atau menadion yang merupakan vitamin sintetik, bersifat larut dalam air
digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K dari makanan.

Vitamin K1

Vitamin K2

Vitamin K3

Sifat-sifat Kimia Vitamin K

58
Vitamin K yang terdapat dialam larut dalam lemak namun beberapa preparat sintis larut
dalam air. 2-Metil-1,4-nafrakuinon, yang disebut juga menadion, adalakah suatu produk
sintetis vitamin K, yang bersifat lebih aktif dibanding vitamin K1.

Fungsi Vitamin K
Fungsi vitamin K antara lain : (1) memelihara kadar normal faktor-faktor pembeku
darah yaitu faktor II, VII, IX dan X yang disintesis dihati; (2) berperan dalam sintesis faktor II
yaitu protrombin; (3) sebagai komponen koenzim dalam proses fosforilasi.
Vitamin K digunakan untuk mata lebih bersinar, hal ini banyak ditemukan di krim mata
yang juga mengandung retinol. Vitamin K dipercaya bisa membantu mengatasi lingkar mata
hitam. Pembuluh kapiler yang rentan dan bocor disekitar daerah mata sering diakui sebagai
penyebab hitamnya daerah di sekitar mata. Vitamin K, yang dikenal juga sebagai
phytonadione, bisa membantu mengontrol aliran darah. Penggunaan vitamin K teratur bisa
membuat bagian lingkar mata yang menghitam terlihat lebih cerah. Biasanya digunakan 2-3
hari seminggu, setiap sebelum tidur untuk mencegah iritasi. Vitamin K uga berperan penting
dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Seluruh vitamin K dalam tubuh diproses dalam liver di mana nantinya akan digunakan
untuk memproduksi zat pembuat darah bisa membeku. Selain berperan dalam pembekuan,
vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K1. Vitamin K1 diperlukan
supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal dan memastikan tidak salah
sasaran.

Metabolisme Vitamin K
Vitamin K tidak disintesis dalam tubuh. Suplai vitamin K tubuh berupa vitamin K
makanan dan produk mikro-organisme kolon. Defisiensi vitamin K bisa diakibatkan oleh
antibiotikan, karena bakteri kolon binasa, hal serupa terdapat pada bayi yang baru lahir.
Penyerapan vitamin K memerlukan empedu dan lemak; vitamin k makanan kira-kira 20 %
ditemukan kembali di dalam tinja; tetapi bila terjadi gangguan absorpsi lemak, bisa ditemukan
80% vitamin K makanan dalam tinja. Umumnya, vitamin K diserap secara aktif di mukosa
intestine proksimal; dan ditranspor bersama lemak berbentuk kilomikron. Di hati, vitamin K
dikonjugasi oleh asam glukuronat dan asam sulfat sebelum diekskresi ke ginjal.

G. Vitamin C
Definisi Vitamin C
Dinamakan pula sebagai vitamin C berupa Kristal putih, mempunyai rasa asam, tidak
berbau. Dalam larutan vitamin C mudak rusak karena dioksida oksigen udara; lebih stabil
dalam bentuk Kristal kering.
Sumber makanan yang mengandung vitamin C antara lain jambu klutuk, jeruk, tomat,
nanas, sayur segar dan lain sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin
C adalah mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri persendian dan lain-lain.

Struktur Vitamin C

Asam L-askorbat

59
Fungsi Vitamin C
Asam askorbat bersifat reduktor, maka dapat digunakan sebagai anti oksidan. Disamping
sebagai anti oksidan, vitamin C diperlukan untuk :
1. Kesehatan substansi matriks jaringan ikat
2. Integritas epitel melalui zat perekat antar sel
3. Pertumbuhan tulang dan gigi
4. Kesehatan epitel pembuluh darah
5. Menurunkan kadar kolesterol

Sifat Kimia Vitamin C


Sifat reduksi asam askorbat dapat mereduksi ½ O2, nitrat, sitokrom a, sitokrom c,
krotonil-SkoA dan met-Hb tetapi tidak sanggup mereduksi NAD+ atau NADP+. Diduga bahwa
vitamin C berlaku sebagai ko-faktor untuk dopamine-betahidroksilase, sehubungan dengan
peran vitamin C berlaku sebagai donor electron di korteksi adrenal. Hal ini terbukti bahwa
korteks adrenal mengandung banyak vitamin C.

Metabolisme Vitamin C
Tubuh manusia dan binatang golongan primate tidak dapat mensintesis vitamin C
sehingga vitamin C harus disuplai makanan sehari-hari. Adanya asam askorbat makanan,
membantu penyerapan besei dalam intenstin karena besi makanan umumnya berbentuk ion
ferri sedangkan besi diserap berbentuk ion ferro. Dalam tubuh asam askorbat diubah menjadi
asam oksalat, asam okslat dieksresikan ginjal, oksalat tersebut dinamakan “oksalat endogen”
garam Ca-okslat sangat sukar larut sehingga memungkinkan dibentuknya “batu ginjal”.

H. Vitamin B
Sumber makanan yang mengandung vitamin B1 antara lain gadum, susu, kacang hijau,
ragi beras, telur dan sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin Ba
anatara lain kulit kering/busik/kusik, kulit berisik, daya tahan tubuh berkurang.

Struktur Thiamin (Vitamin B1)


Struktur thiamin merupakan gabungan antara pirimidin dan thiazole yang dihubungkan
dengan jembatan metilene.
Didalam otak dan hati vitamin B1 segera diubah menjadi TPP (Thiamin Pyrohospat)
oleh enzim thiamin difosfatransferase, reaksi membutuhkan ATP.

Fungsi Vitamin B
Berperan penting sebagai koenzim dalam reaksi dekarboksilasi senyawa asam-keto
Beberapa enzim yang menggunakan TPP sebagai koenzim :
Pyruvate decarboxylase, pyruvate, dehydrogenase, transketolase.
1. Penting sebagai koenzim pyruvate and a-ketoglurate dehydrogenase
2. Juga diperlukan untuk reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol didalam yeast

Fungsinya :
1. Meningkatkan sirkulasi dan pembentukan darah
2. Memelihara sistem saraf
3. Berperan dalam biosintesis neurotransmiter
4. Berperan dalam produksi HCl dalam perut

Riboflavin (Vitamin B2)


60
Sumber makanan yang mengandung vitamin B2 antara lain sayur-sayuran segar, kacang
kedelai, kuning telur, susu dan lain sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan
vitamin B2 adalah turunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-
pecah, sariawan dan lain sebagainya.
Vitamin B2 merupakan prekursor kofaktor/koenzim flavin yang terdiri dari komponen :
 Flavin mononukleotida (FMN)
 Flavin adenine dinukleotida (FAD)
Enzim yang bekerja pada reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
Memiliki fungsi sentral dalam produksi energi dan pernapasan seluler
Enzim yang memerlukan kofaktor tersebut  flavoprotein
Riboflavin + ATP = FMN
FMN + ATP = FAD

Struktur Riboflavin

Struktur Riboflavin

Niasin (Vitamin B3)


Sumber makanan yang mengandung vitamin B3 : buah-buahan, gandum, ragi, ikan, kentang
manis, daging unggas dan sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin
B3 antara lain terganggunya sistem pencernaan, otot mudah kram dan kejang, insomnia, badan
lemas, mudah muntah-muntah dan mual-mual dan lain-lain.
Berikut struktur vitamin B3 (Niasin)

Struktur Vitamin B3 (Niasin)

 niasin dapat merupakan nikotinamid atau asam nikotinat


 nikotinamid dan asam nikotinat = sebagai sumber vitamin B3
 niasin dibutuhkan untuk sintesis vitamin B3, NAD (nicotinamida adenin dinucleotida)
dan NADP+ (nicotinamide adenine dinucleotida phospate)
 NAD dan NADP = kofaktor pada enzim dehidrogenase yang berfungsi dalam reaksi
redoks  donor dan akseptor elektron
 NAD
 Banyak digunakan pada glikolisis, oksidasi asam lemak, metabolisme badan keton
 Cenderung berperan sebagai akseptor elektron pada reaksi katabolisme
 NADP  sintesa asam lemak dan PPP
 Contoh laktat atau malat dehidrogenase

61
Asam Pantotenat (Vitamin B5)

Struktur Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

 Berasal dari β-alanin dan asam pantoat


 Diperlukan untuk :
- Sintesis coenzim A
- Komposisi asil carier protein (ACP) berperan pada sintesis asam lemak
- Sekitar 70 enzim = membutuhkan Co Aatau derivat ACP untuk melakukan
fungsinya
- Co A diperlukan pada siklus kreb, sintesis dan oksidasi asam lemak, metabolisme
asam amini, sintesis kolesterol
- Sumber makanan yang mengandung vitamin B5 : daging, susu, sayur mayur,
ginjal, hati, kacang ijo dan banyak lagi yang lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekuranganvitamin B5 : otot mudah menjadi
kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik.

Vitamin B5 berperan dalam sintesis koenzim

Vitamin B6
Sumber makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain kacang-kacangan, jagung, beras,
hati, beras tumbuk, ragi, daging dan lain-lain.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 adalah pelagra alias kulit pecah-
pecah, kram pada otot, insomnia dan lain sebagainya.
Berikut struktur dari vitamin B6

Struktur Vitamin B6

Didalam tubuh vitamin B6 diubah menjadi bentuk aktif vitamin B6 yaitu PLP (Piridoksal
Fosfat).

62
Piridoksal Fosfat

Pengubahan dari vitamin B6 menjadi bentuk Piridoksal fosfat ini membutuhkan ATP dengan
katalis enzim piridoksal kinase.
PLP merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, sintesis dan katabolisme asam amino,
glikogenolisis (glikogen fosforilase).

Kobalamin (B12)
 Lebih sering dikenal sebagai vitamin B12
 Struktur terdiri dari cincin tetrapirol membentuk komplek dan ditengahnya terdapat
Cobalt
 Disintesis secara ekslusif oleh mikroorganisme dan ditemukan dalam hati hewan dalam
bentuk : terikat protein  methycobalamin or 5’deoxyadenosycobalamin
 Untuk menjadi aktif  harus dihidrolisis terlebih dahulu didalam perut oleh asam
lambung atau trypsin setelah konsumsi daging hewan  diikat oleh intrinsik faktor 
dibawa ke usus halus  diserap
 Setelah diserap = dibawa ke ahti  transcobalamin II
 Terdapat didalam daging, susu dan ikan, tidak pada produk tumbuhan atau yeast
 Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 antara lain anemia, gampang
capek/lelah/lesu/lemas, penyakit pada kulit dan sebagainya
Vitamin dengan struktur paling besar dan paling kompleks mengandung ion metal  Co
bentuk kofaktor : metil kobalamin tidak mempunyai fungsi vital dalam metabolisme,
melainkan berperan dalam metabolisme leusine.
PEMBAHASAN
MINERAL

A. Pengertian
Mineral menempati 4 % bagian dari penyusun tubuh manusia. Menurut salah satu
referensi, mineral dibedakan atas 2 golongan besar yaitu makroelemen yang berjumlah relatif
besar didalam tubuh serta mikroelemen yang berjumlah relatif lebih sedikit. Selain 2
kelompok tersebut masih ada lagi kelompok unsur kelumit (trace elements) yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Trace elements ini sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam kelompok
mikroelemen.
Pada bahasan ini kita merujuk pada referensi lain yang membagi mineral atas (2)
essential minerals (mineral esensial) dan (2) trace elements (unsur kelumit).
Mineral adalah unsur-unsur yang berada dalam bentuk sederhana. Dalam ilmu gizi
biasanya disebut unsur-unsur mineral atau nutrient/zat gizi anorganik/nutrien (zat gizi)
esensial yang dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah kecil supaya tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Mineral yang kita butuhkan dapat ditemukan dalam makanan. Dalam
berbagai macam makanan seperti daging, sereal, ikan, susu, sayur mayur, buah-buahan dan
kacang-kacangan dapat ditemukan mineral dalam berbagai jumlah.

63
Berikut ini adalah mineral-mineral esensial yang diperlukan oleh tubuh :
1. Kalsium (Calcium = Ca)
2. Magnesium (Mg)
3. Fosfor (Phosphorus = P)
4. Kalium (K) = Potassium
5. Natrium (Na) = Sodium
6. Belerang (Sulphur = S)
7. Klorin (Chlorine = Cl)
8. Besi (Ferrum = Fe)

Trace elements juga merupakan nutrien esensial yang penting bagi kelancaran fungsi
tubuh tetapi dibutuhkan dalam jumlah lebih kecil dibandingkan dengan vitamin dan mineral.
Trace elements ditemukan dalam jumlah kecil pada berbagai macam makanan seperti daging,
sereal, susu, sayur dan kacang-kacangan.
berikut ini adalah trace element yang diperlukan oleh tubuh :
1. Boron (Bo)
2. Kobalt (Cobalt = Co)
3. Tembaga (Copper = Cu)
4. Kromium (Chromiun = Cr)
5. Fluor (Fluoride = F)
6. Iodium (Iodine = I)
7. Mangan (Manganese = Mn)
8. Molibdenum (Molybdenum = Mo)
9. Selenium (Se)
10. Silikon (Silicon = Si)
11. Seng (Zinc = Zn)

B. Fungsi Mineral
Mineral memiliki 3 fungsi utama yaitu :
1. Membangun tulang dan gigi
2. Mengontrol keseimbangan cairan didalam dan diluar sel
3. Berperan dalam proses pembentukan energi dari makanan
Fungsi-fungsi lainnya :
1. Sebagai katalis berbagai rekasi biokimia dalam tubuh
2. Transmisi sinyal / pesan pada sel saraf
3. Produksi hormon
4. Pencernaan dan penggunaan makanan
5. Bagian dari organ vita seperti tulang, darah dan gigi
Mineral sebagai kofaktor :
1. Min banyak enzim yang mengandung ion metal = Metoloenzim
2. Ion tersebut berfungsi mirip dengan coenzim
3. Fungsi dari metal tersebut dalam enzim sangat bervariasi
4. Bisa sebagai katalis : Zn
5. Kadang untuk meningkatkan efisiensi enzim = ATP-Mg

Tabel Mineral yang dapat berperan sebagai kofaktor enzim


2+
Zn Karbonik anhidrase, karboksipeptidase
Mg2+ EcoRV, heksokinase
Ni2+ Urease
Mo Nitrat redukatse
64
Se Glutation peroksidase
Mn2+ Superoksid dismutase
K+ Propionil KoA karboksilase

C. Mineral-Mineral Esensial
1. Kalsium (Calcium = Ca)
Kalsium berkaitan sangat erat dengan fosfor dalam tubuh. Metabolisme kedua
unsur ini berhubungan dengan sejumlah mekanisme fisiologis. Tubuh kita mengandung
lebih banyak kalsium dari pada mineral yang lain. Diperkirakan 2 % berat badan orang
dewasa atau sekitar 1,0 – 1,4 kg terdiri dari kalsium. Meskipun pada bayi hanya terdapat
sedikit kalsium (25-30 g), setelah usia 20 tahun secara normal akan terjadi penempatan
sekitar 1.200 g kalsium dalam tubuhnya. Kadar kalsium mencapai jumlah 39 % dari
seluruh mineral yang ada dalam tubuh dan 99 % kalsium tersebut berada dalam jaringan
keras, tulang dan gigi. Sebanyak 1 % kalsium berada dalam darah, cairan diluar sel dan
dalam sel jaringan lunak dimana kalsium mengatur berbagai fungsi metabolik yang
penting.
Keperluan kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan tetapi juga keperluan-
keperluan kalsium masih diteruskan meskipun sudah mencapai usia dewasa. Pada
pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk maka tulang yang tua dihancurkan secara
simultan.
Kalsium yang berada dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan dalam
berbagai kegiatan diantaranya untuk transmisi impuls syaraf, kontraksi otot,
pengumpalan darah, pengaturan permeabilitas membrane sel serta keaktifan enzim.
Tulang merupakan jaringan pengikat yang sangat khusus bentuknya. Tulang
dibentuk dalam dua proses yang terpisah yaitu pembentukan matriks dan penempatan
mineral ke dalam matriks tersebut. Tiga jenis komponen seluler terlibat didalamnya
dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu osteoblast dalam pembentukan tulang, osteocyte
dalam pemilihan tulang dan osteoclast dalam penyerapan kembali tulang. Osteoblast
membentuk kolagen tempat mineral-mineral melengket.
Mineral utama didalam tulang adalah kalsium dan fosfor sedangkan mineral lain
dalam jumlah kecil adalah natrium, magnesium dan flour.
Penelitian yang dilakukan dengan kalsium radioaktif menunjukkan bahwa tulang
secara terus menerus dibentuk dan dirombak secara simultan. Diperkirakan sekitar 20 %
kalsium tulang orang dewasa diserap dan diganti lagi setiap tahun.
Kontraksi otot menyebabkan terjadinya lepasnya ion-ion kalsium dari tempat
penyimpanannya dalam sel. Keluarnya ion kalsium menstimulasi enzim ATP-ase dalam
miosin, yang mengakibatkan pecahnya ATP yang menghasilkan energi dan terbentuk
ikatan silang antara miosin dan aktin yang disebut aktomiosin dan terjadilah kontraksi.
Setelah terjadi pengendoran otot, ion kalsium dipompa kembali ke tempat
penyimpanannya dalam sel.
Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Pada
waktu kanak-kanak atau pertumbuhan, sekitar 50-70 % kalsium yang dicerna diserap,
tetapi waktu dewasa hanya sekitar 10-40 % yang diserap. Karena garam kalsium lebih
larut dalam asam, maka penyerapan kalsium terjadi pada bagian atas usus kecil, tepat
setelah lambung.
Absorpsi kalsium dibantu oleh vitamin D, Vitamin C dan laktosa.faktor yang dapat
menghalangi penyerapan kalsium adalah adanya zat organik yang dapat bergabung
dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut. Contoh: asam oksalat dan asam
fitat.

65
Asam oksalat dan kalsium membentuk garam yang tidak larut, yaitu kalsium
oksalat. Asam oksalat banyak ditemukan didalam bit yang masih hijau, bayam rhubarb,
dan coklat. Asam fitat terdapat pada bekatul gandum.
Bila konsumsi kalsium menurun dapat terjadi kekurangan kalsium yang
menyebabkan osteomalasia. Pada Osteomalasia, tulang menjadi lunak karena matriknya
kekurangan kalsium.Sebab utama osteomalasia yang sesungguhnya adalah kekurangan
vitamin D. Di samping itu bila keseimbangan kalsium negatife, osteoporosis atau masa
tulang menurun dapat terjadi. Hal ini disebabkan konsumsi kalsium rendah, absorpsi
yang rendah, atau terlalu banyak kalsium yang terbuang bersama urin.

Sumber :
Sumber kalsium yang baik adalah susu, keju dan sejenisnya, sayuran hijau (seperti
brokoli, kol tetapi tidak untuk bayam), kedelai, roti, ikan dan sebagainya.

Kebutuhan :
Orang dewasa membutuhkan Kalsium 700 mg/0,7 g per hari
Anak dibawah 10 tahun sebanyak 0,5 g per hari

Fungsi :
1. Membantu membangun tulang dan gigi
2. Mengatur kontraksi otot termasuk denyut jantung
3. Berperan dalam proses pembekuan darah
4. Secondary messenger
5. Pembentukan tulang dan otot Koagulasi darah
6. Pemecahan glikogen dan aktivator siklus kreb
Untuk melakukan kontraksi  otot membutuhkan ATP (dalam myofibril) tapi yang
menstimulasi terjadinya kontraksi = C
Selain itu diduga kalsium membantu menurunkan tekanan darah tinggi serta mencegah
terjadinya kanker kolon dan payudara.

Sifat Kalsium :
Kalsium adalah unsur yang agak lembut, kelabu dan kelogaman yang dapat
disaring melalui elektrolisis kalsium fluorida dan membentuk silitan nitrida putih apabila
terpapar dengan udara dan menebarkan hidrogen serta membentuk kalsium hidroksida.

Struktur Kalsium

Struktur Kalsium (Ca)

Akibat konsumsi terlalu banyak :


Mengkonsumsi Kalsium berdosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung dan diare.

Saran :
Seharusnya Kalsium didapatkan dengan diet yang bervariasi dan seimbang. Tetapi jika
mengkonsumsi suplemen Kalsium seharusnya tidak terlalu banyak. Konsumsi suplemen
Kalsium 1500 mg atau kurang per hari mungkin tidak menyebabkan gangguan.
66
2. Magnesium
Pada tubuh orang dewasa terkandung 20-25 gram magnesium. Separuh dari
jumlah tersebut terkandung dalam tulang dan selebihnya terkandung dalam jaringan
lemak seperti otot dan hati serta cairan ekstra seluler.
Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim lain yang kerjanya
memecah dan memindahkan gugus fosfat (fosfate). Magnesium diserap diusus kecil dan
diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap. Karena kelarutan garam
magnesium rendah, maka magnesium sulfat (garam inggris) sering digunakan sebagai
obat pencuci perut (laxative) yaitu dengan dikonsumsi dalam jumlah besar (± 30 g).
Magnesium sulfat tersebut akan emningkatkan tekanan osmosis sehingga menarik air ke
dalam usus kecil akibatnya menjadi lebih mudah buang air besar.

Magnesium juga merupakan :


 Merupakan kation bivalent = cenderung berfungsi sebagai “chelator”
 Mineral penting selain Ca dan fosfos
 Di intraseluler sel  sering ditemukan berikatan dengan ATP = berperan sebagai
kofaktor ATP yang berikatan dengan Mg = merupakan substrat yang lebih efektif
bagi enzim-enzim yang membutuhkan ATP
 Mg penting bagi manusia karena berperan dalam reaksi penghasilan energi
 Pompa Na/K yang mengatur kosentrasi dalam sel = dikontrol oleh ATP 
keseimbangan elektrolit didalam sel tergantung pada Mg
 Food processing = menghilangkan Mg dalam makanan
Berfungsi pula menghambat kalsium di dinapsis sel saraf = mencegah eksresi
neurotransmitter terutama adrenalin, non adrenalin

Kekurangan
Kekurangan magnesium akan menyebabkan hypomagnesema dengan gejala denyut
jantung tidak teratur, insomnia, lemah otot, kejang kaki serta telapat kaki dan tangan
gemetar. Peberian magnesium sulfat kepada pasien yang kekurangan magnesium dapat
membantu mengurangi getaran otot seperti terlihat dari hasil percobaan tanda tangan
pasien sebelum dan sesudah diberi pengobatan MgSO4.
Sumber
Magnesium adalah mineral yang terdapat didalam banyak ragam makanan. Sumber
Magnesium terkaya adalah sayuran hijau (seperti bayam) dan kacang-kacangan. Sumber
Magnesium yang baik adalah roti, ikan, daging dan lain-lain.

Kebutuhan
Kebutuhan Magnesium adalah 300 mg per hari untuk pria dan 270 mg per hari untuk
wanita.

Fungsi
Magnesium memiliki sejumlah fungsi penting, contohnya :
1. Membantu proses pembentukan energi dari makanan
2. Mendukung fungsi kelenjar paratiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon
yang penting bagi kesehatan tulang

Sifat Magnesium
Magnesium agak kuat, berwarna putih keperakan dan ringan (satu pertiga lebih ringan
dari pada aluminium). Magnesium berubah kusam apabila terdedah kepada udara tetapi
67
berlainan dengan logam-logam alkali, penyimpanan dalam perserikatan yang bebas
oksigen tidaklah diperlukan karena ia akan membentuk satu lapisan pelindung oksida
yang sukar ditembus atau diasingkan. Dalam bentuk serbuk, logam ini terbakar dengan
nyalaanputih apabila terdedah kepada keadaan lembab. Magnesium sukar terbakar jika
dalam bentuk pukal dan lebih mudah untuk dibakar jika dipotong dalam bentuk lajur
nipis.
Sangat susah untuk mematikan pembakaran magnesium karena itu mudah terbakar
bersama nitrogen (membentuk magnesium nitrida) dan karbon dioksida (membentuk
magnesium oksida dan karbon. Pembakaran pita magnesium akan tetap terus jika pita
direndam dalam air sehingga pita magnesium akan tetap terus jika pita direndam dalam
air sehingga pita magnesium habis terbakar.
Magnesium menghasilkan cahaya putih yang terang apabila dibakar dalam udara. Ini
digunakan pada zaman awal fotografi dimana serbuk magnesium digunakan sebagai
sumber pencahayaan (serbuk kilat). Kemudian, pita magnesium digunakan dalam mentol
denyar yang dinyala secara elektrik. Serbuk magnesium masih digunakan dalam
pembuatan mercun dan nyala marin apabila cahaya putih terang diperlukan.

Struktur Magnesium

Struktur Mineral Magnesium

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi Magnesium dosis tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan diare

Saran
Magnesium seharusnya diperoleh dengan cara mengkonsumsi makanan secara bervariasi
dan seimbang. Tetapi jika mengkonsumsi suplemen Magnesium disarankan tidak terlalu
banyak. Konsumsi Mg 400 mg atau kurang perhari mungkin tidak menyebabkan
gangguan.

3. Natrium Klorida (Sodium Chloride = Natrium Chloride = NaCl)


Keduanya sangat erat terutama dalam hal keseimbangan air dan elektrolit atau
keseimbangan asam basa. Natrium didapat dalam plasma darah dan dalam cairan diluar
sel (ekstraseluler) beberapa diantaranya juga terdapat dalam tulang. Jumlah natrium
dalam badan manusia diperkirakan sekitar 100-110 g. Konsumsi garam perorangan per
hari diperkirakan sekitar 6-18 g NaCl. Klorida juga banyak terdapat pada plasma darah
serta banyak ditemukan dalam kelenjar pencernaan malbung sebagai asam klorida. Ion-
ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecahkan pati yang
dikonsumsi.
Sebagian terbedar dari cairan ekstraseluler, natrium dan klorida juga membantu
mempertahankan tekanan osmotik, disamping juga membantu menjaga keseimbangan
asam dan basa. Natrium bersama kalsium, magnesium serta kalium dalam cairan
ekstraseluler mempunyai reaksi alkalis sedangkan klorida bersama fosfat, karbonat,
sulfat, asam-asam organik dan protein yang menpunyai reaksi asam.
68
Sebanyak 95 % natrium yang dicerna akan diserap oleh tubuh. Sebagian besar
pengeluaran natrium terjadi melalui ginjal. Disamping itu natrium dikeluarkan juga
melalui keringat. Setiap liter keringat mengandung 0,5 sampai 3,0 g natrium.
Tubuh manusia mengandung 83-97 g natrium dari seluruh natrium terletak
ditulang dan 65-70 % dari natrium yang ada dalam tulang tersebut tidak mengalami
pertukaran atau lambat sekali pertukarannya dengan cairan tubuh. Diperkirakan
sebanyak 65 % dari seluruh kandungan natrium dalam tubuh mengalami pertukaran, hal
ini tidak tampak bebeda dengan bertambahnya usia atau perbedaan jenis kelamin pada
orang dewasa normal.
Tubuh manusia mengandung kira-kira 82 g klorida, dan sebagian besar sebagai
ion-ion ekstraseluler. Beberapa di antara klorida juga bersifat intraseluler dan butir-butir
darah merah mempunyai konsentrasi yang paling tinggi, diikuti oleh mukosa lambung,
gonad dan kulit.

Sumber
Natrium Klorida umumnya disebut sebagai garam. Garam ditemukan secara alamiah
dalam jumlah kecil pada semua makanan tetapi dalam jumlah besar ditambahkan pada
makanan olahan seperti daging, seral sarapan, keju, roti serta berbagai macam snack.

Kebutuhan
Sangat sulit untuk makan terlalu sedikit garam. Sebagai contoh di Inggris masyarakat
garam melebih jumlah yang seharusnya. Rata-rata kita mengkonsumsi 9,5 g garam
(berkisar 3,7 g Natrium) per hari tetapi kita seharusnya mengkonsumsi tak lebih dari 6 g
garam (2,5 g Natrium).
Tips-tips untuk cutting down on salt :
1. Cek label makanan untuk memilih yang rendah garam
2. Pilih sayuran kaleng yang tidak mengandung penambahan garam jika mungkin
3. Hindari saus karena umumnya sering berkadar garam tinggi
4. Kurangi makan snack bergara, seperti krispi dan kacang-kacangan bergaram
5. Kurangi garam saat memasak gunakan herbal dan rempah-rempah untuk
menambah aroma
6. Pilih mangkuk stok rendah garam atau buatlah stok sendiri
7. Cicipi dulu masakan dan jangan langsung menambahkan garam

Fungsi
1. Natrium dan Klorida membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh
2. Klorida membantu proses pencernaan karena unsur ini merupakan komponen
esensial dari getal lambung dan usus

Struktur NaCl

69
Struktur NaCl

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi garam terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah (hipertension) dan
hal ini beresiko terhadap stroke dan serangan jantung.

Kekurangan Natrium
Pada orang sehat jarang sekali ditemukan kasus kekurangan natrium. Tanda
pertama kekurangan natrium ialah rasa haus. Bila terjadi banyak kehilangan natrium, maka
cairan ekstraseluler berkurang, akibatnya tekanan osmotik dalam cairan tubuh menurun. Hal
ini menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk kedalam sel, sehingga tekanan osmotik
dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk darah akan menurun,
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Aldosteron, hormon yang ada di korteks adrenal,
membantu menahan natrium dengan cara menyerap kembali natrium bersama air dalam
ginjal. Dengan cara ini volumen cairan ekstraseluler dalam sirkulasi darah kembali normal.
Aldosteron juaga membantu meningkatkan pengeluaran kalium melalui ginjal.
Bagi orang yang tinggal di daerah tropis atau bekerja pada udara panas biasanya
konsumsi makananya sudah cukup mengandung garam (NaCl) yang diperkirakan cukup
untuk memproduksi 4 liter keringat, tanpa menggangu kadar NaCl di dalam badan. Pada
keadaan hilangnya banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena cairan
yang ada dalam usus banyak mengandung natrium.

Saran
Rata-rata setiap hari kita mengkonsumsi 3,5 g garam lebih banyak dari pada seharusnya.
Disarankan masyarakat mengurangi garam dan NaCl seharusnya tak digunakan dalam
suplemen.

4. Fosfor (Phosporus = P)
Mineral ini menempati kadar nomor dua dalam tubuh kita setelah kalsium yaitu 22
% dari seluruh mineral yang ada. Kurang lebih 80 % berada dalam bentuk kalsium
fosfat kristal yang tidak larut, yang memberikan kekuatan pada gigi. Adapun sisanya 20
% didistribusi dalam tiap sel dan dalam cairan di luar sel bersama dengan karbohidrat,
lipid, protein serta senyawa lainnya.
DNA dan RNA terdiri dari fosfor dalam bentuk fosfat, demikian juga membran sel
yang membantu menjaga permeabilitas sel. Senyawa seperti ATP dan keratin fosfat,
koenzim dari golongan vitamin B, protein konjugasi, fosfolipid, merupakan contoh
senyawa fosfat yang penting dalam tubuh kita.
Biasanya kira-kira 70 % dari fosfor yang berada dalam makanan dapat diserap
oleh tubuh. Penyerapan fosfor dibantu oleh vitamin D dan diekresi melalui urine.

Sumber
Fosfor adalah mineral yang dapat dijumpai didalam daging merah, makan-makanan
bersusu, ikan, unggas, roti, beras dan gandum.

Kebutuhan
Kita seharusnya sudah mendapatkan seluruh kebutuhan fosfor dari makanan sehari-hari.
Kebutuhan Fosfor orang dewasa adalah 550 mg per hari

Fungsi
Fosfor memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. Sebagai contoh diantaranya :
1. Membantu membangun tulang dan gigi
70
2. Membantu menghasilkan energi dari makanan yang kita makan

Sifat Fosfor
Berwarna putih, kekuning-kuningan, merah dan hitam. Fosfor putih memiliki dua tipe :
alfa dan beta. Walaupun memiliki tiga warna dalam kondisi murni zat ini tak berwarna
atau transparan. Zat ini tak dapat larut dalam air, tapi terurai dalam CS2.
Sifat fosfor putih cepat bereaksi jika terekspos ke udara dan siap berubah menjadi fosfor
pentoksid. Zat ini mudah terbakar pada temperatur 10-15°C diatas suhu normal. Pada
kondisi gelap, fosfor akan terlihat terang. Reaksi kimia ini baru akan habis ketika fosfor
terbakar sempurna atau tidak ada oksigen.

Struktur Fosfor

Akibat konsumsi terlalu banyak


Mengkonsumsi suplemen Fosfor dosis tinggi dalam waktu singkat dapat mengakibatkan
diare atau nyeri lambung. Sedangkan konsumsi dosis tinggi dalam waktu lama dapat
menurunkan jumlah Kalsium dalam tubuh sehingga tulang beresiki terhadap fraktur.

Kekurangan Fosfor
Mengakibatkan demineralisasi tulang dan terjadi pertumbuhan yang kurang baik

Saran
Kita seharusnya sudah dapat memenuhi kebutuhan Fosfor dari makanan yang bervariasi
dan seimbang. Tetapi jika kita memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen Fosfor
penting untuk membatasi agar tidak terlalu banyak karena dapat menimbulkan
gangguan. Konsumsi suplemen Fosfor 250 mg per hari atau kurang mungkin tidak
menyebabkan gangguan.

5. Kalium (Potasium = K)
Tubuh seorang dewasa mengandung kalium (250 g) dua kali lebih banyak dari natrium
(110 gram). Konsumsi kalium lebih sedikit dari pada natrium. Konsumsi per orang per
hari di Amerika 2-6 gram kalium. Berbeda dengan natrium, kalium biasanya lebih
banyak berada didalam sel dari pada diluar sel karena itu lebih mudah menyimpan dan
menjaganya. Komposisi kalium biasanya tetap sehingga digunakan sebagai indeks untuk
lean mass (bagian badan tanpa lemak).
Kalium menjaga tekanan osmotik dalam cairan intraseluler dan sebagian terikat dengan
protein. Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim seperti piruvat kinase yang
dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kalium mudah
sekali diserap tubuh diperkirakan 90 % dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil.

Sumber
Kalium adalah mineral yang dapat ditemukan pada mayoritas makanan. Sumber Kalim yang
baik antara lain buah-buahan (seperti pisang), sayur mayur, kacang-kacangan dan biji-bijian,
susu, ikan, kerang-kerangan, daging sapi, ayam, beef, chicken, kalkun dan roti.

71
Kebutuhan
Kita seharusnya sudah mendapatkan seluruh kebutuhan Kalium dari makanan sehari-hari.
Kebutuhan Kalium orang dewasa adalah 3500 mg per hari

Fungsi
Kalium memeliki beberapa peran penting, diantaranya :
1. Mengendalikan keseimbangan cairan tubuh
2. Mungkin juga menurunkan tekanan darah
3. Menjaga potensial membran sel
4. Kofaktor enzim. Contoh pyruvat kinase (metabolisme karbohidrat)
5. Menjaga potensial membran
a. K-kation utama didalam sel, N-kation diluar sel
b. K didalam sel : 30 x lebih tinggi dibanding luar sel
c. Na diluar sel : 10 x lebih tinggi dibanding dalam sel
d. Perbedaan kosentrasi = gradien elektrokimiawi membran  potensial membran
e. Potensial membran penting dalam  penyampaian sinyal untuk komunikasi
antar sel : sel saraf
6. Fungsi utama : bergabung dengan protein dan tembaga = membentuk hemoglobin
(transport O2) dari paru-paru ke jaringan yang membutuhkan)
7. Penting pula untuk pembentukan myoglobulin (pengangkut O2 didalam otot)

Sifat Kalium
Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali
tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut
atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara sangat reaktif
terutama dalam air dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam
bahasa inggris Kalium sering disebut Potassium.

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi terlalu banyak Kalium dapat menyebabkan nyeri lambung, mual dan diare.

Struktur Kalium

Kekuranga Kalium
Kekurangan Kalium dari ransum. Biasanya disebabkan sakit hati, ciirhosis, terlalu banyak
muntah-muntah, luka bakar atau KKP (Kurang Kalori Protein) yang berat. Gejala
kekurangan kalium biasanya pelunakan otot. Orang yang terbakar banyak kehilangan kalium
dan mempunyai keseimbangan kalium yang negatif. Karena itu diperlukan konsumsi kalium
yang tinggi yaitu dengan perbandingan kalium nitrogen 6 : 1 (pada badan nomrla hanya
memerlukan perbandingan 4 : 1)

72
Dalam keadaan lapar gizi, banyak sekali kalium hilang dari otot. Dalam waktu puasa terjadi
kekurangan kalium dan terjadi toleransi glukosa yang abnormal.

Saran
Kita seharusnya dapat mencukupi kebutuhan Kalium dengan makanan secara bervariasi dan
seimbang. Tetapi jika kita memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen Kalium sebaiknya
tidak terlalu banyak karena akan menyebabkan gangguan. Mengkonsumsi suplemen Kalium
3700 mg atau kurang per hari mungkin tidak menimbulkan gangguan. Tetapi, orang yang
lebih tua mungkin lebih beresiko mengalami gangguan akibat Kalium. Karena semakin tua
ginjal kita menjadi kurang mampu memindahkan Kalium dari darah. Sehingga orang-orang
yang lebih tua seharusnya tidak mengkonsumsi suplemen Kalium kecuali atas saran medis.

6. Belerang (Sulfur = Sulphur = S)


Berbentuk senyawa esensial bagi tubuh misalnya sebagai komponen vitamin B1,
komponen asam amino esensial yang mengandung belerang (metionin), komponen
koenzim-ASH, komponen molekul anti koagulasi (heparin), komponen reduktor
(glutathione), komponen hormone kelenjar pankreas (insulin), komponen vitamin
(biotin), komponen vitamin lipoat, komponen vitamin (asam folat) dan lain-lain. Dalam
tubuh dikenal pula “adenosine-3, -phosphor-5, -phosphosulsat).
Bagian-bagian tubuh yang mengandung sulfur adalah jaringan pengikat, kulit, kuku dan
rambut. Dalam uri derivate senyawa sulfat berbentuk :
1. Sulfat anorganik
2. Sulfat eter
3. Sulfat netral
Jaringan sulfur sebagian besar diserap dalam bentuk organik sebagai asam amino.
Bentuk sulfat anorganik (sedikit sekali dalam makanan) biasanya sulit diserap oleh
tubuh. Sulfur merupakan bagian yang penting dari mukopolisakarida misalnya
khondroitin sulfat pada tulang rawan, tendon, tulang, kulit dan klep-klep jantung.
Sedangkan sulfolipida sangat banyak dijumpai pada jaringan-jaringan hati, ginjal,
kelenjar ludah dan bagian putih otak.
Senyawa sulfur sangat berperan dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi, diantaranya
terdapat pada berbagai koenzim, misalnya koenzim A dan glutation (tripeptida dari asam
glutamate, sistein dan glisin). Kosentrasi glutation sangat tinggi dalam butir darah
merah.
Metabolisme asam amino dalam sel dapat menghasilkan asam sulfat yang segera
dinetralkan dan dikeluarkan dalam bentuk garam organik

Sumber
Belerang adalah mineral yang ditemukan secara alamiah dalam berbagai bentuk didalam
makanan. Belerang juga digunakan dalam bentuk sulfat dan sulfit sebagai zat aditif
dalam makanan olahan.

Kebutuhan
Kita dapat mencukupi kebutuhan belerang dari makanan sehari-hari

Fungsi
Belerang berperan dalam beberapa proses tubuh, diantaranya membantu penyusunan
jaringan misalnya kartilago.

Sifat Belerang
73
Sifat-sifat fisik belerang adalah Kristal bbelerang berwarna kuning kegelapan dan
kehitam-hitaman karena pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05-2,09, kekerasan
: 1,5-2,5 (skala Mohs), Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan : berbantuk
konkoidal dan tidak rata. Kilap : damar Gores : berwarna putih.
Sifat belerang lainnya adalah tidak larut dalam air atau H2SO4. Titik lebur 129°C dan
titik didihnya 446°C. Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah dan
anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru
dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk.

Struktur Belerang

Kekurangan Sulfur
Orang yang rendah konsumsi protein akan mengeluarkan sulfur lebih rendah. Cristinuria
merupakan kelainan yang bersifat menurun pada seseorang. Sistin, lisin dan amitin
banyak dikeluarkan dari tubuh karena ginjal tidak mampu menyerap kembali zat-zat
tersbut. Karena zat-zat ini tidak larut terbentuklah renal calculi.

Saran
Kita sudah dapat memenuhi kebutuhan belerang dari makanan yang bervariasi dan
seimbang.

7. Besi (Ferrum = Fe)


Kebanyakan dari besi esensial terdapat dalam hemoglobin, kira-kira 5 % terdapat dalam
otot (mioglobin) dan kurang dari 1 % terdapat dalam sel tubuh sebagai bagian dari
enzim oksido-reduktase. Kira-kira 20 % disimpan dalam hati, sumsum tulang belakang
dalam limpa sebagai feritin dan hemosiderin. Dalam plasma darah besi terdapat sebagai
transferin.
Unsur besi ini diserap melalui dinding usus dalam bentuk ion fero. Ion ini tidak langsung
digunakan oleh tubuh melainkan lebih dahulu disimpan dalam hati, limpa dan sumsum
tulang belakang. Kemusian dibawa oleh plasma darah ke seluruh jaringan tubuh dalam
bentuk kompleks besi protein diatas.
Penyerapan besi dibantu oleh keasaman cairan lambung dan vitamin C. Ion feri juga
diserap tetapi tidak semudah ion fero. Penyerapan ion besi terbanyak berlangsung di
duodenum bagian atas dan dikontrol oleh mukosa akspora intestine tetapi dalam jumlah
terbatas juga terjadi pada jejunum dan ileum.
Besi berperan dalam tubuh untuk melaksanakan transpor oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan dalam proses respirasi sel. Dalam pembentukan hemoglobin diperlukan
adanya ion besi. Masa hidup butir darah merah termasuk hemoglobin adalah 120 hari.
Didalam tubuh terdapat sebanyak 20.000 milyar sel darah merah. Jangka hidup tersebut
memberi gambaran bahwa sel-sel darah merah dirusak dan diproduksi pada kecepatan
115 juta butir permenit. Perusakan sel darah merah terjadi didalam limpa dan besi yang
telah lepas digunakan kembali dalam metabolisme.
Besi yang ada dalam tubuh berasal dari tiga sumber yaitu :
1. Besi yang diperoleh dari hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis)
2. Besi yang diambil dari penyimpanan dalam badan
3. Besi yang diserap dari saluran pencernaan
74
Dari ketiga sumber tersebut hasil hemolisis merupakan sumber utama

Sumber
Besi merupakan mineral esensial. Sumber besi yang baik antara lain hati, daging,
kacang-kacangan, padi-padian, sereal yang telah difortifikasi, tepung kedelai dan
sayuran hijau gelap. Banyak orang memikirkan bahwa bayam adalah sumber besi yang
baik tetapi bayam mengandung bahan yang menyebabkan besi lebih sulit diserap.
Meskipun hati adalah sumber besi yang baik, jika anda sedang hamil hindarilah hati
karena terlalu banyak vitamin A terkandung didalamnya.

Kebutuhan
Kita sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan besi dari makanan sehari-hari.
Kebutuhan bsei kita adalah 8,7 mg per hari untuk pria dan 14,8 mg per hari untuk
wanita.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C pada waktu bersamaan dengan
makanan yang mengandung besi dari sumber non besi. Sehingga anda dapat
mengkonsumsi jus buah dengan sereal terfortifikasi atau sayuran dengan kacang-
kacangan atau beras. Wanita yang kehilangan darah karena menstruasi mungkin
memerlukan suplemsntasi besi.

Fungsi
Besi memiliki sejumlah peran penting bagi tubuh. Sebagai contoh adalah berperan
dalam pembentukan eritrosit yang befungsi membawa oksgen ke seluruh tubuh,
keseimbangan antara Fe, Zn dan Cu juga penting untuk menjaga dan mencegah
thyroidism.
Unsur besi (ferrum) yang terdapat dalam bentuk Fe (II) atau Fe (III) ditemukan didalam
tubuh berasosiasi dengan protein dalam jumlah besar dalam protein dalam bentuk
ferritin. Dalam bentuk bebas didalam tubuh, besi memiliki kosentrasi sangat rendah.
Karena ion Ferri bersifat toksik bagi sel karena dapat berekasi dengan hidrogen
peroksida membentuk radikal hidroksil.
Fe2+ Fe3+

HO-OH HO- + HO•


Peroksida ion hidroksi radikal hidroksil
Makanan biasanya mengandung unsur besi dalam bentuk Fe (III) tetapi agar
mudah diserap dalam tubuh harus dalam bentuk Fe (II). Reduksi Fe (III) mejadi Fe (II)
dapat dilakukan dengan menggunakan asam askorbat (vitamin C) atau dengan suksinat.

Sifat Besi
Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan udah terkorosi khususnya diudara
yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu. Memiliki 4 bentuk allotroik ferit
yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928 dan 1530°C. Bentuk
alfa bersifat magnetik tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang
meski pola geometris molekul tidak berubah. Hubungan antara bentuk-bentuk ini sangat
aneh. Besi pig adalahalloy dengan 3 % karbon dan sedikit tambahan sulfur, silikon,
mangan dan fosfor.
Besi bersifat keras, rapuh dan umumnya mudah dicampur dan digunakan untuk
menghasilkan alloy lainnya termasuk baja. Besi tempa yang mengandung kurang dari
0,1 % karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya memiliki
struktur berserat.

75
Baja karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P dan Si. Alloy baja adalah baja
karbon dengan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan lain-lain. Besi relatif
murah, mudah didapat, sangat berguna dan merupakan logam yang sangat penting.
Struktur Besi

Akibat konsumsi terlalu banyak


Efek samping kelebihan besi antara lain konstipasi, nausea, vomiting and nyeri lambung.
Besi dengan dosis sangat tinggi dapat berakibat fatal, khususnya jika diberikan pada
anak sehingga jagalah selalu suplemen besi agar bebas dari jangkauan anak-anak.

Kekurangan Besi
Anemia gizi dapat diketahui dari kadar hemoglobin seseorang. Kadar hemoglobin
normal pada pria dewasa 13 g/100 ml dan untuk wanita yang tidak sedang mengandung
12 g/100 ml. Kekurangan besi banyak dialami bayi dibawah usia 2 tahun serta para ibu
yang sedang mengandung yang biasanya juga diikuti oleh kekurangan gizi yang lain.

Saran
Mayoritas masyarakat sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan besi dengan
mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang. Tetapi jika anda memutuskan
untuk mengkonsumsi suplemen besi, jangan terlalu banyak karena dapat menimbulkan
gangguan. Mengkonsumsi suplemen besi 17 mg atau kurang per hari mungkin tidak
menyebabkan gangguan. Tetapi jika meneruskan ke dosis yang lebih tinggi harus
berdasarkan saran dokter.

8. Boron (Bo)
Sumber
Boron adalah trace element yang dapat ditemukan secara luas dilingkungan. Born dapat
ditemukan dilautan, gunung, tanah dan tumbuhan. Makanan sumber Boron antara lain
sayuran, buah dan kacang-kacangan.

Kebutuhan
Kebutuhan Boron sudah dapat tercukupi dari diet sehari-hari

Fungsi
Boron berperan membantu proses penggunaan glukosa, lemak, estrogen dan mineral
lainnya seperti kalsium, tembaga, magnesium didalam makanan yang kita makan.

Sifat Boron
Boron bersifat sangat keras dan menunjukkan sifat semikonduktor

Struktur Boron
76
Boron yang telah dimurnikan adalah padatan hitam dengan kilap logam. Sel satuan
kristal boron mengandung 12, 50 atau 105 atom boron dan satuan struktural ikosahedral
B12 terikat satu sama lain dengan ikatan 2 pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3 pusat 2 elektron
(3c-2E) (ikatan tuna elektron) antar atom boron (Gambar dibawah ini).

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi Boron dosis tinggi dalam waktu lama dapat mengurangi fertilitas pada pria.

Saran
Kebutuhan Boron sudah dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi makanan yang
bervariasi dan seimbang. Tetapi jika anda memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen
Boron sebaiknya jangan terlelu karena dapat menyebabkan gangguan. Mengkonsumsi
Boron 6 mg atau kurang per hari mungkin tidak menimbulkan gangguan.

9. Kobalt (Cobalt = Co)


Kobalt merupakan komponen dari vitamin B12 yang merupakan satu-satunya fungsi
kobalt yang diketahui. Vitamin ini penting untuk maturasi sel-sel darah merah dan untuk
menjaga normalitas kerja semua sel.
Defisiensi kobalt menyebabkan anemia pernisiosa yang sebenarnya disebabkan oleh
gangguan penyerapan vitamin B12 dilakukan oleh mikroorganisme diusus halus. Kobalt
hanya sedikit sekali yang diserap melalui dinding usus dan dalam tubuh diketahui
terdapat dalam limpa, hati, ginjal dan pakreas. Dalam darah kurang lebih berjumlah 1
mikro gram per ml.
Tumbuhan tidak memerlukan kobalt sehingga sumber kobalt bagi manusia adalah
sumber hewani. Dengan bantuan mikroorganisme dalam tubuh kita barulah peroleh
vitamin B12.
Diet yang terlalu banyak mengandung kobalt organik diketahui menyebabkan
polisetemia (produksi berlebihan sel-sel darah merah)

Sumber
Kobalt adalah trace element yang banyak dijumpai dilingkungan. Sumber Kobalt yang
baik antara lain ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau (seperti brokoli dan bayam) dan
seral (misalnya gandum)

Kebutuhan
Kebutuhan Kobalt seharusnya sudah dapat tercukupi dari diet sehari-hari. Kobalt adalah
bagian besar dari struktur Vitamin B12 sehingga untuk memperoleh cukup Kobalt, kita
perlu memastikan bisa memperoleh cukup vitamin B12. Kebutuhan Kobalt orang dewasa
kira-kira 0,0015 mg (1,5 mikrogram) vitamin B12 per hari.
77
Fungsi
Kobalt berperan membentuk bagian dari struktur vitamin B12

Sifat Kobalt
Unsur Kobalt berwarna sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan. Unsur kimia kobalt
juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta
kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia kobalt adalah batu bintang
(Deposit bijih). Cobalt-60 (60 Co) adalah isotop yang diproduksi menggunakan suatu
sumber sinar radiasi (radiasi unsur tinggi). Unsur kimia kobalt mewarnai gelas/kaca
serta memiliki suatu keindahan warna kebiruan.

Struktur Kobalt

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi Kobalt berjumlah besar dalam waktu lama dapat berpengaruh pada jantung
dan mungkin menurunkan fertilitas pada pria.

Saran
Konsumsi terlalu banyak Kobalt dapat menyebabkan gangguan. Tetapi saat ini suplemen
Kobalt tidak tersedia dan Kobalt yang kita dapatkan dari makanan tidak berbahaya.
Konsumsi suplemen Kobalt 1,4 mg atau kurang perhari mungkin tidak menyebabkan
gangguan.

10. Tembaga (Copper, Cumprum = Cu)


Kebutuhan tubuh akan tembaga mula-mula ditunjukkan oleh Hart dan kawan-kawan dari
Universitas Wisconsin yaitu pada tikus dan kelinci. Bila binatang percobaan tersebut
diberi susu saja akan timbul gejala anemia yang tidak dapat disembuhkan dengan
suplementasi besi. Keadaannya dapat membaik hanya bila dalam ransumnya
ditambahkan abu yang mengandung tembaga dari makanan tertentu.
Kini diketahui bahwa sekitar 100-150 mg tembaga terdapat dalam tubuh orang dewasa
dan kosentrasi yang tinggi terdapat pada hati, ginjal, rambut dan otak. Tembaga berperan
khususnya dalam beberapa kegiatan enzim pernapasan sebagai kofaktor bagi enzim
tirinase dan sitokhrom oksidase. Titosinane mengkatalis reaksi oksidase tirosin menjadi
pigmen melanin (pigmen gelap pada kulit dan rambut). Sitokhrom oksidase suatu enzim
yang terdiri dari gugus heme dan atom-atom tembaga dapat mereduksi oksigen.
Askorbat oksidase merupakan suatu kompleks tembaga protein yang mengkatalisis
perubahan asam askorbat menjadi asam dehidroaskorbat
Tembaga juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih
muda. Bila kekurangan tembaga sel darah merah yang dihasilkan akan berkurang.
Dalam hewan percobaan kekurangan tembaga akan menurunkan sintesis elastin. Elastin
adalah jaringan protein yang membuat aorta dan jaringan urat (tendon) menjadi elastis.
Dari hasil penelitian in vitro menggunakan media kultur diketahui bahwa elastin tidak
dapat disintesis tanpa adanya enzim amina oksidase yang mengandung tembaga (Gubler,
1956).

78
Tembaga diserap dari usus kecil ke dalam saluran darah, tempat sebagian besar jaringan
pada seruplasmin yaitu protein yang berfungsi dalam penggunaan besi.

Sumber
Sumber tembaga yang baik antara lain kacang-kacangan, kerang-kerangan dan organ
dalam (jeroan dalam Bahasa Jawa).

Kebutuhan
Kebutuhan tembaga sebenarnya dapat tercukupi dari diet sehari-hari. Orang dewasa
membutuhkan tembaga 1,2 per hari

Fungsi
Tembaga memiliki fungsi penting, contohnya :
1. Membantu memproduksi eritrosit dan lekosit dan merangsang pelepasan besi
untuk membentuk hemoglobin suatu bahan pembawa oksigen ke seluruh tubuh
2. Berperan penting bagi pertumbuhan bayi, perkembangan otak, sistem imun dan
kekuatan tulang

Sifat Cu
Tembaga adalah logam kemerahan dengan kekonduksian elektrik dan kekonduksian
haba yang tinggi (antara semua logam-logam tulen dalam suhu bilik, hanya perak
mempunyai kekonduksian elektrik yang lebih tinggi dari tembaga). Apabila dioksidakan,
tembaga adalah bes lemah. Tembaga memiliki ciri warna sebab struktur jalurnya yaitu ia
memantulkan cahaya merah dan jingga dan menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam
spektrum tampak.
Tembaga adalah logam yang mudah tertempa. Dalam keadaan cair suatu permukaan
jelas (apabila tiada cahaya sekitar) logam itu kelihatan agak kehijauan. Apabila tembaga
lebur berada dalam keadaan cahaya terang, kita dapat melihat kilau merah jambunya.
Logam lebur tembaga tidak membasahkan permukaan dan mempunyai tegangan
permukaan yang sangat kuat dan membentuk titisan hampir sfera apabila dituangkan
pada suatu permukaan.
Tembaga tidak larut dalam air (H2O) dan isopropanol atau ispropil alkohol.

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi tembaga dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung, penyakit dan diare.
Kelebihan dosis waktu lama menyebabkan kerusakan hati dan ginjal

Kekurangan Tembaga
Banyak terjadi pada bayi usia 6-9 bulan. Khususnya bayi-bayi yang mengalami KKP.
Bayi tersebut akan mengalami leukopenia (kurang sel darah putih) serta demineralisasi
tulang. Hal ini dapat disembuhkan dengan pemberian tembaga. Orang dewasa jarang
sekali menderita kekurangan tembaga meskipun lama menderita KKP.

Saran

79
Kebutuhan tembaga dapat tercukupi dari makanan bervariasi dan seimbang. Tetapi jika
anda memutuskan mengkonsumsi suplemen tembaga sebaiknya tidak terlalu banyak
karena bisa menyebabkan gangguan. Konsumsi suplemen tembaga 1 mg atau kurang per
hari mungkin tidak menimbulkan gangguan.

11. Kromium (Chromium = Cr)


Kromiun berperan dalam glucose darah tolerance pada manusia. Glukose tolerance
adalah waktu yang diperlukan oleh gula dalam darah untuk kembali pada kadar normal
bila manusia yang puasa mengkonsumsi gula. Waktu tersebut secara normal sekitar 2 ½
jam. Bila lebih dari waktu tersebut dianggap glucose tolerance terganggu. Dengan
pemberian kromiun, glikose tolerance dapat diperbaiki.

Sumber
Kromium adalah trace element yang banyak dijumpai dilingkungan antara lain di udara,
air, tanah, tumbuhan dan hewan. Sumber kromiun yang baik diantaranya adalah daging,
biji-bijian (misalnya gandum), rempah-rempah.

Kebutuhan
Kebutuhan kromium seharusnya dapat tercukupi dengan diet bervariasi dan seimbangan.
Orang dewasa membutuhkan kromium sedikitnya 0,025 mg per hari.

Fungsi
Kromiun berpengaruh terhadap kerja insulin didalam tubuh sehingga kromiun mungkin
berpengaruh terhadap besarnya energi yang dihasilkan dari makanan.

Struktur Kromium

Akibat konsumsi terlalu banyak


Tak ada bukti untuk mengetahui efek yang dapat timbul akibat mengkonsumsi kromium
dosis tinggi.

Saran
Kebutuhan kromium dapat terpenuhi dari diet bervariasi dan seimbang. Jika anda
memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen kromiun sebaiknya jangan terlalu banyak
karena dapat menimbulkan gangguan. Konsumsi kromium dari makanan dan suplemen
10 mg atau kurang per hari mungkin tidak menimbulkan gangguan.

12. Fluor (Fluoride = F)


Flour sangat pengting dalam pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi agar
mempunyai daya tahan yang maksimal terhadap penyakit gigi (caries). Garam fluorida
dengan kadar 1 ppm dalam air minum dianggap aman, ekonomis dan merupakan cara
80
yang efisien untuk menekan terjadinya sakit gigi. Beberapa Negara misalnya Kanada
dan Amerika menganjurkan agar air minum mulai difluoridasi untuk profilaktis penyakit
gigi.
Fluoridasi air minum yang baik adalah sampai kadar 1,0-1,2 ppm untuk daerah subtropis
dan untuk daerah panas adalah lebih sedikit yaitu 0,5-0,7 ppm. Pada gigi dan juga
tulang, konsentrasi fluorida meningkat dengan bertambahnya umur. Peningkatan
konsentrasi tersebut dapat juga terjadi karena konsentrasi fluorida yang lebih tinggi
dalam sumber air minum.
Gigi yang menonjol keluar, penambahan florida dalam enamel terjadi hanya dengan
kontak permukaan. Permukaan luar mengandung fluor sepuluh kali lebih banyak dari
pada lapisan sebelah dalam. Kadar fluorida dalam ludah biasanya cukup dan
penambahan kandungan fluorida terjadi akibat kontak permukaan gigi dengan air minum
yang masuk mulut. Sesungguhnya yang terjadi adalah penggantian ion hidroksil pada
Kristal apatit dengan fluorida dalam cairan di sekitar gigi. Hasilnya enamel menjadi
lebih keras dan lebih tahan asam.
Sebaliknya gigi yang terkena terlalu banyak fluorida dalam air minum enamelnya
menjadi keruh dan berkapur, berkarat, kadang menjadi noda yang berwarna coklat
sampai hitam. Ini dapat dicegah dengan mengurangi kandungan mineral dalam air
minum. Dengan kadar fluoride 1 ppm dalam air minum, kerak dan noda pada gigi anak-
anak yang menderita sakit gigi.

Sumber
Fluor adalah trace element yang terbanyak ditemukan di lingkungan antara lain pada
hewan, tumbuhan serta air. Dalam jumlah sangat kecil, fluor terdapat di udara yang kita
hirup. Sumber fluor yang baik adalah the dan ikan. Air minum dapat menjadi sumber
kaya fluor dan kita juga mendapatkan fluor saat menggunakan produk-produk seperti
pasta gigi dan obat kumur yang ditambahkan fluor di dalamnya.
Flour terdapat dalam tanaman dan makanan hasil ternak. Konsumsi florida dari bahan
makanan sehari-hari diperkirakan 0,2-0,3 mg. Makanan dari laut mengandung 5-15 ppm
fluorida dan the kering mengandung 75-100 ppm. Makanan juga dapat menyerap
flourida bila dimasak pada air yang telah mengalami fluoridasi.

Kebutuhan
Belum jelas berapa jumlah flour yang kita butuhkan untuk kesehatan. Tetapi kita tahu
bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air minum yang mengandung flour satu bagian
per satu juta cenderung jarang mengalami kerusakan gigi daripada kelompok setara yang
menggunakan air minum dengan kosentrasi fluor lebih rendah.

Fungsi
1. Berkontribusi dalam menguatkan gigi
2. Meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan gigi
Dibeberapa negara, fluor ditambahakan pada air minum untuk meningkatkan kesehatan
gigi.

Saran
1. Fluor tidak dibutuhkan sebagai suplemen makanan.

13. Iodium (Iodine = I)


Iodium merupakan bagian dari hormon kelenjar tiroid yakni tirosin dan triodotirosin.
Biasanya tubuh mengandung 20-30 mg iodium. Kira-kira 60% berda dalam kelenjar

81
tiroid dan selebihnya tersebar di jaringan-jaringan tubuh, terutama di ovarium, otot dan
darah. Iodium dalam bentuk ion iodide mudah diserap melalui dinding usus dan
diekstresiterutama melalui urine. Hasil serapan dibawah oleh darah ke kelenjar tiroid
untuk pembentukkan hormone dan lain-lain.
Defisiensi iodium menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang mengakibatkan
pembengkakkan pada bagian leher. Kekurangan iodium yang kronis menyebabkan
terjadinya kretinisme dan terganggunya kecerdasan.

Sumber
Iodium adalah trace element yang dapat dijumpai pada air laut, gunung dan beberapa
jenis tanah. Sumber iodium yang baik antara lain ikan laut dan kerang-kerangan.
Iodium dapat juga ditemukan pada tumbuhan seperti sereal dan padi-padian, tetapi
tingkatannya beraneka ragam tergantung jumlah iodium yang ada di dalam tanah tempat
tumbuhnya.

Kebutuhan
Kebutuhan iodium seharusnya dapat tercukupi dari diet bervariasi dan seimbang. Orang
dewasa membutuhkan 0,14 mg per hari. Anak-anak 50 mikro gram perhari, sedangkan
bayi membutuhkan 20-40 mikro gram per hari. Kebutuhan iodium bagi wanita yang
mengandung dan menyusui lebih besar dari pada orang dewasa pada umumnya.

Fungsi
Iodium membantu proses pembentukan hormon-hormon dari kelenjar tiroid. Hormon-
hormon ini membantu menjaga kesehatan sel-sel dan metabolic rate.

Kekurangan
Dapat menyebabkan penyakit gondok. Pada umumnya wanita dan anak perempuan
mempunyai kecenderungan lebih mudah kena penyakit gondok dari pada pria dan anak
laki-laki. Masa paling peka terhadap kekurangan iodium terjadi pada waktu usia
meningkat dewasa (puber).

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi iodium dosis tinggi dalam waktu lama dapat mengubah cara kerja kelenjar
tiroid. Hal ini dapat mengakibatkan gejala-gejala kelainan sebagai contoh adalah
kegemukan.

Saran
Kebutuhan iodium sudah tercukupi dari makanan yang bervariasi dan seimbang. Tetapi
jika anda memutuskan untuk mengkonsumsi suplemen iodium sebaiknya jangan terlalu
banyak karena dapat menimbulkan gangguan. Mengkonsumsi suplemen iodium 0,5 mg
atau kurang per hari mungkin tidak menimbulkan gangguan.

14. Mangan (Manganese = Mn)


Mangan merupakan kofaktor beberapa enzim penting. Misalnya pada proses sintesis
kolesterol dari asetil KOA, diperlukan enzim yang mengandung mangan yaitu: enzim
mevalonat kinase. Protein salah satu enzim peptidase memerlukan ion mangan atau ion
kobalt sebagai kofaktor. Dalam banyak reaksi enzim yang melibatkan ATP sebagai
donor fosfat, bentuk enzim yang aktif terkumpulkan dengan magnesium, tetapi dalam
beberapa reaksi tertentu kompleks tersebut terjadi dengan mangan. Mangan sangat
mudah diserap ke dalam tubuh, dan dalam darah mangan berikatan dengan sebuah

82
molekul protein. Mangan di buang melalui feses bersama-sama hasil empedu (bilirubin
dan beliverdin).

Sumber
Mangan adalah trace element yang dapat dijumpai pada berbagai makanan antara lain
roti, kacang-kacangan, sereal dan sayuran hijau (seperti kapri dan kacang buncis). Juga
dapat ditemukan pada teh yang mungkin merupakan sumber mangan terbesar untuk
masyarakat.

Kebutuhan
Kebutuhan mangan sudah dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari.

Fungsi
Mangan membantu membuat dan mengaktifkan beberapa enzim didalam tubuh kita.

Struktur Mangan

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi mangan dosis tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan saraf
dan gejala neuroligis seperti fatigue dan depresi.

Saran
Kebutuhan mangan seharusnya sudah tercukupi dari diet yang bervariasi dan seimbang.
Tetapi jika Anda memutuskan untuk mengkonsi suplemen mangan, sebaiknya jangan
terlalu banyak karena dapat menimbulkan gangguan. Bagi mayoritas orang,
mengkonsumsi suplemen mangan 4 mg atau kurang per hari mungkin tidak
menyebabkan gangguan.
Bagi orang-orang yang lebih tua, mengkonsumsi suplemen mangan 0.5 mg atau kurang
per hari mungkin tidak menyebabkan gangguan. Ini merupakan jumlah yang lebih
rendah karena orang-orang yang tua lebih sensitif terhadap mangan.

15. Molibdenum
Sumber
Molibdenum adalah trace element yang dapat dijumpai pada berbagai macam makanan.
Makanan-makanan yang di atas tanah-seperti kacang kapri, sayuran gelap (termasuk
brokoli dan bayam) dan bunga kol-cenderung berkadar molibdenum lebih tinggi
daripada daging dan makanan yang tumbuh di bawah tanah seperti kentang. Makanan-
makanan yang berkadar molibdenum sangat tinggi antara lain kacang, sayuran kaleng,
dan sereal misalnya gandum.

Kebutuhan
Kebutuhan molibdenum sudah dapat tercukupi dengan diet sehari-hari.
Fungsi
Molibdenum membantu mebuat dan mengaktifkan beberapa enzim yang terliabt dalam
perbaikan dan pembuatan materi genetik.

Struktur Molibdenum
83
Akibat konsumsi terlalu banyak
Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi molibdenum dapat mengakibatkan
nyeri sendi. Tak ada cukup bukti untuk mengetahui apa saja efek yang dapat
ditimbulkan akibat mengkonsumsi suplemen molibdenum.

Saran
Kebutuhan molibdenum sudah tercukupi dari diet bervariasi dan seimbang. Molibdenum
yang kita peroleh dari makanan tidak menyebabkan gangguan.

16. Selenium (Se)


Peranan selenium pada hewan sudah banyak diketahui khususnya karena adanya tanah
yang banyak mengandung selenium pada ternak yang disebut alkali disease. Penyakit ini
diakibatkan tanah yang banyak mengandung selenium sehingga rumput yang dimakan
oleh ternak juga mengandung banyak selenium. Penyakit tersebut ditandai dengan
rontoknya bulu, tanduk yang tidak normal bentuknya, kebutaan dan kadang-kadang
mati.
Bagi manusia selenium diperkirakan meningkatkan kepekaan anak terhadap kerusakan
gigi dan gingivitis. Untuk mendukung hal tersebut masih diperlukan penelitian lebih
lanjut.

Sumber
Selenium adalah trace element yang banyak dijumpai di lingkungan. Sumber selenium
yang baik antara lain kacang brazil, roti, ikan, daging dan telur.

Kebutuhan
Jika anda makan daging, ikan atau kacang seharusnya kebetuhan selenium sudah
tercukupi dari diet sehari-hari. Kebutuhan selenium untuk pria adalah 0,075 mg per hari
sedangkan untuk wanita 0,06 mg per hari.

Fungsi
Selenium berperan penting pada fungsi sistem imun, metabolisme hormon tiroid dan
reproduksi. Unsur ini juga merupakan bagian dari sistem pertahanan antioksidan tubuh,
mencegah kerusakan sel dan jaringan.

Akibat konsumsi terlalu banyak


Terlalu banyak mengkonsumsi selenium menimbulkan selenosis suatu keadaan yang
paling ringan mengalami kerontokan rambut, kulit dan kuku.

Saran
Kebutuhan selenium sudah tercukupi dari diet bervariasi dan seimbang dengan jenis
makanan daging, ikan atau kacang. Tetapi jika anda memutuskan untuk mengkonsumsi
84
suplemen selenium sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat menimbulkan
gangguan. Mengkonsumsi suplemen selenium 0,35 mg per hari.

17. Silikon (Silicon = Si)


Sumber
Silikon adalah mineral yang dapat dijumpai dengan kadar tinggi pada padi-padian
seperti gandum, barley dan padi. Selain itu juga dijumpai pada buah dan sayuran.

Kebutuhan
Kebutuhan silikon sudah tercukupi dari diet sehari-hari

Fungsi
Silikon memiliki 2 fungsi utama, yaitu :
1. Membantu menjaga kesehatan tulang
2. Membantu menjaga kesehatan jaringan ikat

Sifat
Dalam bentuk hablurnya silikon berwarna kelabu gelap dengan kilauan logam.
Walaupun ia secara bandingannya agak lengai, silikon masih dapat bertindak balas
dengan halogen dan alkali cair tetapi kebanyakan asid (kecuali gabungan asid nitrik dan
asid hidrofluorik) tidak mempengaruhinya. Silikon keunsuran menghantar hampir 95 %
panjang gelombang cahaya infra merah. Silikon tulen mempunyai pekali suhu rintangan
yang negatif karena bilangan cas bebas meningkat dengan suhu. Rintangan elektrik
sebuah hablur silikon berubah dengan ketara sekali atas pengenaan tegasan mekanikal
oleh sebab kesan rintangan piezo.

Akibat konsumsi terlalu banyak


Tak ada cukup bukti untuk mengetahui efek apa saja yang terjadi akibat mengkonsumsi
suplemen silikon dalam dosis tinggi.

Saran
Kebutuhan silikon sebenarnya sudah tercukupi dari diet bervariasi dan seimbang.
Mengkonsumsi suplemen silikon 700 mg per hari.

18. Seng (Zinc = Zn)


Dalam tubuh manusia terkandung 2 gram zink terutama terdapat pada rambut, tulang,
mata dan kelenjar alat kelamin pria. Zink merupakan komponen penting dari berbagai
enzim. Paling sedikit 15-20 metalo-enzim yang mengandung zink telah diisolasi dan
dimurnikan. Salah satu contohnya adalah enzim karbonat adhidrase yang terdapat dalam
sel darah merah. Zink juga terdapat dalam karboksi peptidase dan dehidrogenase dalam
hati. Sebagai kofaktor, zink dapat meningkatkan keaktifan enzim lainnya. Telah
dibuktikan bahwa zink dalam protein nabati kurang tersedia dan lebih sulit digunakan
tubuh manusia dari pada zink yang terdapat dalam protein hewani. Hal tersebut mungkin
disebabkan karena adanya adanya asam fitat yang mampu mengikat ion-ion logam. Para
ahli gizi berpendapat dengan mengkonsumsi jumlah protein hewani yang dianjurkan
kebutuhan akan zink akan tercukupi.

Sumber

85
Seng adalah trace element yang banyak dijumpai dilingkungan. Sumber seng yang baik
antara lain daging, kerang-kerangan, susu dan makanan bersusu misalnya keju, roti dan
produk sereal.

Kebutuhan
Kebutuhan seng seharusnya sudah terpenuhi dari diet sehari-hari. Kebutuhan tersebut
kira-kira 5,5 sampai dengan 9,5 mg per hari untuk pria dan 4 sampai dengan 7 mg
perhari untuk wanita. Kebutuhan zink sebanyak 15 mg bagi setiap anak diatas usia 11
tahun.

Fungsi
Seng memiliki sejumlah fungsi penting antara lain :
1. Membantu membuat sel baru dan enzim
2. Membantu pemrosesan karbohidrta, lemak dan protein dari makanan yang kita
makan
3. Membantu proses penutupan luka

Sifat
Seng merupakan logam berwarna putih kebiruan, berkilau dan bersifat diamagnetic
walau seng sedikit kurang padat besi dan berstruktur Kristal heksagonal.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara
100 sampai dengan 150°C. Di atas 210°C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik
lebur (420°C) dan tidik didih (900°C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik
lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa
dan cadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah
kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat
membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal,
raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng
maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan
feromagnetisme di bawah suhu 35 K.

Struktur

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi seng dosis tinggi akan mengurangi jumlah tembaga yang dapat diserap dalam
tubuh. Hal ini dapat menyebabkan anemia dan kerusakan tulang.

Saran
Hindari mengkonsumsi suplemen seng lebih dari 25 mg per hari. Tetapi jika anda
melanjutkan ke dosis yang lebih tinggi harus dengan saran dokter.

86
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN URIN

A. Pengertian Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih
atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin
dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber
nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang
penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang
sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor", Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan
saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang
steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.

B. Perlakuan Spesimen Urin


Perlakun sampel urin yang akan dibahas pada makalah ini yaitu proses pengambilan
sampel urin, penanganan, pengamanan dan pengiriman specimen urin.
1. Proses pengambilan spesimen urin
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam
keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus
diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. Spesimen urine yang ideal
adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urine dibuang dan
aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan
urine selesai sebelum aliran urine habis.
Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar
uretra agar tidak mencemari spesimen urine. Sebelum dan sesudah pengumpulan urine,
pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan
handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital
sebelum berkemih. Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih
sebelum menampung spesimen. Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu
orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu
mengenai cara pengumpulan sampel urin, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan
sesudah pengumpulan sampel, menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien

87
anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada
pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia. Pada kondisi tertentu,
urine kateter juga dapat digunakan.
Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam keadaan koma atau pasien gelisah,
diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini menyebabkan 1-2 %
risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung
urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan menggunakan
alkohol 70 %. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10-12 ml. Masukkan
urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium.
Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine biasanya diperlukan
sampel urine 24 jam.
1. Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :
a. Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urine pagi pertama. Catat
tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode
selanjutnya ditampung.
b. Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih
dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada
sampel urin wanita.
c. Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah,
pengumpulan urine dihentikan.
d. Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

2. Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita


a. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
b. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
c. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan
ke belakang
d. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
e. Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan
jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
f. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya
ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine
selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi
bagian luar wadah.
g. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke Laboratorium.

3. Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria


a. Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
b. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang. Keluarkan urine, aliran urine
yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah
steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah.
c. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke Laboratorium.

Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara


mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik
harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.

88
a. Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10 %
kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70 %
b. Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit
c. Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh
petugas yang berkompenten)
d. Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat.
e. Segera dikirim ke Laboratorium.

2. Proses penanganan spesimen urin


Urine yang sudah di tampung sebaiknya segera di periksa karena jika dibiarkan
lebih dari dua jam akan terkontaminasi dan dapat mengubah struktur serta morfologi
dari urin tersebut sehingga hasil pemeriksaan bisa menjadi negatif atau positif
palsu. jika lokasi laboratorium jauh, maka perkirakan jarak laboratorium apabila jarak
yang di tempuh kurang dari dua jam dapat di letakkan pada refrigator dengan suhu 40°C.

3. Proses pengamanan spesimen urin


Sampel urin yang sudah selesai di periksa di buang ke tempat sampah infeksius
yang umumnya berwarna merah, dapula yang di buang langsung ke wastafel yang
pembuangannya mengalir khusus ke tempat sampah infeksius. Untuk pemeriksaan urin
yang tidak menggunakan bahan kimia, sampel urin dapat di manfaatkan sebagai pupuk
kompos.

4. Proses pengiriman spesimen urin


Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium, berikut
tata cara pengiriman sampel.
1. Sebelum mengirim spesimen urin ke Laboratorium, pastikan bahwa
spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan
pemeriksaan.
2. Pengiriman sampel sebaikanya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa
kotak atau tas khusus yang terbuat dari bahan plastik, gabus (stryro-foam) yang
dapat ditutup rapat dan mudah dibawa.
3. Apabila spesimen urin tidak memenuhi syarat agar diambil atau dikirim ulang.
4. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
5. Secepatnya spesimen urin dikirim ke Laboratorium. Penundaan pengiriman
spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah
pengambilan spesimen.

Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimia spesimen.
sehingga dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan spesimen tersebut seperti
:
1. Unsur-unsur yang terbentuk dalam urin (sediment) terutama eritrosit, leukosit dan
silinder mulai rusak dalam waktu 2 jam
2. Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga menyulitkan
pemeriksaan mikroskop atas unsur-unsur lain
3. Bilirubin dan urobilinogen teroksidasi bila berkepanjangan terkena sinar matahari
4. Bakteri bakteri akan berkembang biak yang akan menyebabkan terganggunya
pemeriksaan bakteriologis dan pH
5. Jamur akan berkembang biak

89
6. Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton dapat
menghilang. Apabila akan ditunda pengirimannya dalam waktu yang lama
spesimen harus disimpan dalam refrigerator/lemari es suhu 2-8 derajat celcius
paling lama 8 jam.

C. Proses Pembentukan Urin

Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu proses filtrasi
(penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan proses augmentasi (pengeluaran zat).
Masing-masing proses dan skema pembentukan urine tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
:
Skema Proses Pembentukan Urine
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul Bowman
tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam terdapat
ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding
dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit). Proses filtrasi terjadi
karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan onkotik
(tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut
melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar,
dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.

2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan
sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh
tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu.
Zat-zat yang direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-,
HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea. Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor
pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal.
Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.
Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding plasma
darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan
67 % ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan
dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan
bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus
proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya.
90
Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi Na+
dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus
ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea dan
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis,
urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara urin.

Dari rongga ginjal, proses pembentukan urin di akhiri dengan mengalirnya urin
sesungguhnya melalui ureter untuk menuju kandung kemih (vesika urinaria). Apabila
kandung kemih telah penuh dan cukup mengandung urin, ia akan tertekan sehingga akan
menghasilkan rasa ingin buang air kecil pada tubuh. Urin kemudian di alirkan melalui
saluran pembuangan yang disebut uretra.

D. Pemeriksaan Pra Analitik, Analitik, Pasca Analitik Pada Urin


1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien pasien.
Pasien untuk pemeriksaan urin tidak memerlukan perlakuan khusus seperti
kita melakukan uji glukosa, namun sebelum mengambil sampel urin kita harus
memberi tahu :
a. Untuk klien wanita
Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai
b. Untuk klien laki-laki
 Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik
 Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril
hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan area beberapa inci dari
penis

91
c. Untuk klien yang memerlukan bantuan
 Siapkan klien dan peralatannya
 Bersihkan daerah parineal dengan sabun kemudian keringkan
 Posisikan klien setegak mungkin jika di perbolehkan
 Buka peralatan, hati-hati jangan sampai mengontaminasi tempat sampel
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan saluran kencing seperti yang dijelaskan di atas

b. Persiapan alat dan bahan


Persiapan alat dan bahan meliputi :
1. Alat
 Botol yang telah disterilkan (tempat penampung spesimen)
 Label spesimen
 Sarung tangan sekali pakai
 Kapas sublimat
 Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
 Waslap
 Handuk

2. Bahan
 Urin
 Larutan anti septik
 Sabun
 Baskom air hangat

2. Analitik
Pada persiapan analitik urin, meliputi prosedur kerja yang akan di lakukan oleh
tenaga medis. Berikut prosedur kerjanya :
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan
2. Perintah klien untuk BAK, jika klien yang tidak sadar kita yang mengambilnya
menggunakan kateter
3. Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel, jangan sampai wadah
tersentuh penis
4. Ambil ± 30-60 ml urine di dalam wadah
5. Tutup wadah sentuh hanya dalam luar wadah
6. Jika perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan
7. Untuk pengambilan urine aliran tengah anjurkan, klien kencing dulu kemudian
menahannya dan kencing kembali, lalu urine dimasukkan kedalam botol ± 30-60
cc, kemudian klien di anjurkan mengeluarkan urine/ mengosongkan kandung
kemih secara keseluruhan.
8. Beri label pada botol dan bawa ke Laboratorium. Pastikan pada label tertera
informasi yang sesuai dan benar, letakkan pada botol.
9. Catat data yang bersangkun, Catat data seperti warna, bau, konsistensi dan
kesulitan yang di alami klien selama pengambilan sampel

3. Pasca Analitik
Pada paska analitik pemeriksaan urin meliputi interprestasi nilai urin yang normal
dan hasilnya sebagai berikut :

92
1. Urin mengandung sekitar 95 % air. Komposisi lain dalam urin normal adalah
bagian padat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan
ukuran ataupun kelektrolitanya, diantaranya adalah :
 Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran
yang reativ besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau
3.(NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4N4O3 dan subtansi lainya seperti
hormon (Guyton, 1996)
 Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+,
Calcium (Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates
(SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-) (Guyton, 1996)
2. Warna : Normal urine berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah
warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan
indikasi adanya penyakit ( Anonim, 2008 ).
3. Bau : Normal urine berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan
indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu (
Anonim, 2008 ).
4. Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan
dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai
standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010-1025
(Anonim, 2008).
5. Kejernihan : Normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh
karena ada mukus atau pus (Anonim, 2008).
6. pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati
temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas
bakteri. Vegetarian urinennya sedikit alkali (Anonim, 2008).

E. Jenis-Jenis Pemeriksaan Urin Di Laboratorium


1. Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin.
Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau
semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam
keseimbangan cairan badan. Pemeriksaan Makroskopik adalah pemeriksaan yang
meliputi :
1. Volume urin
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat
badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas
orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam
antara 800-1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24
jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume urin selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini dikatakan
oliguri, keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah-muntah, deman,
edema, nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama
24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan
ginjal.

2. Warna urine
Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang
dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak
berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah,
coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan
93
urin, obat yang dimakan maupun makanan. Warna normal urin berkisar antara
kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna
seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.
a. Kuning jernih
Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh Anda
sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan
tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin
sehingga menghasilkan bau yang khas.

b. Kuning tua atau pekat


Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan.
Namun bila terjadi terus, segera periksakan diri Anda ke dokter karena
merupakan tahap awal penyakit liver.

c. Kemerahan
Urin merah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan
kandung kemih. Namun bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar
maupun rifampisin secara berlebihan.
d. Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik
yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga
dapat mengubah warna urin menjadi oranye.

3. Berat jenis urin


Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri,
menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita'.

4. Bau urin
Bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada
penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika
seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau
menyengat.
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau
yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-
obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. oranye.

5. pH urin
Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena
dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar
4,5 - 8,0. Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi
petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi
asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum
menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa.
2. Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen
urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta
berat ringannya penyakit
1. Eritrosit

94
Dalam keadaan normal, terdapat 0-2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah
eritrosit yang meningkat menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada
ginjal dan saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.

2. Lekosit
Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urine adalah 0-4 sel.
Peningkatan jumlah lekosit menunjukkan adanya peradangan, infeksi atau tumor.

3. Epitel
Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan
saluran kemih. Sel-sel epitel hampir selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal
dari kandung kemih (vesica urinary), urethra dan vagina.

4. Silinder (cast)
Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsfal yang terbentuk
di tubulus ginjal. Terdapat beberapa jenis silinder, yaitu : silinder hialin, silinder
granuler, silinder eritrosit, silinder lekosit, silinder epitel dan silinder lilin (wax
cast). Silinder hialin menunjukkan kepada iritasi atau kelainan yang ringan.
Sedangkan silinder-silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau kerusakan
yang lebih berat pada tubulus ginjal.

5. Kristal
Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan bersama
urine (misal oksalat, asam urat, fosfat, cystin) akan terkristalisasi (mengeras) dan
sering tidak dianggap sesuatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf
dipengaruhi oleh jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan
konsentrasi urine (tergantung banyak-sedikitnya minum). Yang perlu diwaspadai
jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap pembentukan batu ginjal.
Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam tersebut melampaui keseimbangan
kelarutan. Butir-butir mengendap dalam saluran urine, mengeras dan terbentuk
batu.

6. Silindroid
Ini adalah material yang menyerupai silinder. Tidak memiliki arti yang
banyak, mungkin sekali berrati adanya radang yang ringan.

7. Benang lendir (mucus filaments)


Ini didapat pada iritasi permukaan selaput lendir saluran kemih.

8. Spermatozoa
Bisa ditemukan dalam urin pria atau wanita dan tidak memiliki arti klinik.

9. Bakteri
Bakteri yang dijumpai bersama lekosit yang meningkat menunjukkan adanya
infeksi dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan pewarnaan Gram atau dengan
biakan (kultur) urin untuk identifikasi. Tetapi jika ada bakteri namun sedimen
“bersih”, kemungkinan itu merupakan cemaran (kontaminasi) saja.

10. Sel jamur

95
Menunjukkan infeksi oleh jamur (misalnya Candida) atau mungkin hanya
cemaran saja.

11. Trichomonas sp.


Ini adalah parasit yang bila dijumpai dalam urin dapat menunjukkan infeksi
pada saluran kemih pada laki-laki maupun perempuan.

3. Pemeriksaan Kimia Urin


Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan
cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai
reagens pita. Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia.
Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin,
darah, urobilinogen dan nitrit.
1. Pemeriksaan glukosa
Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu
penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro.
Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang
mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa,
pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat,
vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara
enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada
cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.

2. Benda-benda keton
Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi
butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar.
Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam
asetoasetat lebllh dari 5-10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan
tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin
didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet
8-hidroksi-quinoline yang berlebihan. Dalam keadaan normal pemeriksaan benda
keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan metabolisme
karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan metabolisme lemak didalam
urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.

3. Pemeriksaan bilirubin
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin
dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam
diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate,
sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat. Adanya bilirubin 0,05-1
mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan
hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat
mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif
palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.

4. Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar
urobilinogen berkisar antara 0,1-1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi
urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau
proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh. Dalam keadaan normal tidak

96
terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh
perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid.
Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin per
liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh
sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu
bila urin mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu
didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase
dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan
kuman yang terkontaminasi.

97
PEMBAHASAN
KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT

A. Pengertian Cairan dan Elektrolit


Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Kemudian elektrolit itu
sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Kesimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan
cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

B. Komposisi Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia


Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60 % dari
berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55 % air dari berat
badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit
dannon-elektrolit.
a. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif
dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain
(miliekuivalen/liter). Jumlah kation dan anion yang diukur dalam miliekuivalen
dalam larutan selalu sama mol/L atau dengan berat molekul dalam gram
(milimol/liter mEq/L).
 Kation : Ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraseluler utama adalah natrium (Na+) sedangkan kation intraseluler
utama adalah Kalium (K+). Sistem pompa terdapat didinding sel tubuh yang
memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam.
 Anon : Ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraseluler utama dalah Klorida (Cl-) sedangkan anion intraseluler utama
adalah ion fosfat (PO43)
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak bersisosiasi dalam
larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit
lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.

C. Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh


1. Cairan dalam Tubuh Manusia
Agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya, manusia membutuhkan
cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat diberbagai jaringan tubuh.
Hal tersebut dapat dicapai dengan serangkaian manuver fisika-kimia yang kompleks.
Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh. Seseorang dengan berat 70 kg bisa
memiliki sekitar 50 liter air dalam tubuhnya. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70%
berat badan pria dewasa, dan 55% tubuh pria lanjut usia. Karena wanita memiliki

98
simpanan lemak yang relative banyak (relative bebas-air), kandungan air dalam tubuh
wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua kompartemen
utama dalam tubuh, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS). CIS adalah cairan yang berada dalam sel diseluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya
sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation
terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-,
protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl-
2. Cairan ekstraselular (CES). CES merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan
menyusun sekitar 30 % dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravascular,
cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial terdapat dalam ruang
antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal, limfe, serta cairan rongga serosa dan
sendi. Akan tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk berperan dalam keseimbangan
cairan. Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta
mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua
arah antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperan adalah : kation dan anion.

2. Elektrolit Utama Tubuh Manusia


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan
listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik.
Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++),
magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
denganbagian yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif
harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit
tubuh baik pada intarseluler maupun padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini :
No Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler Plasma
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
+
Kalium (K ) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
++
Kalsium (Ca ) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
++
Magnesium (Mg ) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
-
Bikarbonat (HCO3 ) 27,0 mEq 20,3 mEq 10 mEq
-
Fosfat (HPO42 ) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
-
Sulfat (SO42 ) 0,5 meq 0,5 mEq 1 mEq
Protein 1,2 mEq 0,2 mEq mEq

D. Fungsi Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia


1. Fungsi Cairan dalam Tubuh
a. Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi
utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan
mineral pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh
b. Selain itu, air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolisme juga dapat dikatakan berperan dalam proses
metabolisme seperti karbon dioksida (CO) dan juga senyawa nitrat

99
c. Sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung,
pelumas dalam cairan sendi O2 Sports Science Brief tubuh
d. Katalisator reaksi biologik sel
e. Pelingdung organ dan jarigan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan kosentrasi zat pelarut
f. Selain itu sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada
pada kondisi ideal yaitu ± 37°C
2. Fungsi Elektrolit dalam Tubuh
a. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan diluar sel
terutama dengan adanya natrium. Apabila jumlah natrium dalam CES meningkat
maka sejumlah cairan akan berpindah menuju CSE untuk keseimbangan cairan
b. Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan pH darah dengan adanya
sistem bufer
c. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan terjadi
perpindahan yang menghasilkan impluls-impuls saraf dan mengakibatkan
terjadinya kontraksi otot
E. Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Rugulasi cairan dalam tubuh meliputi hubungan timbal balik antara sejumlah komponen
termasuk air dalam tubuh dan cairannya, bagian-bagian cairan, ruang cairan, membran, sistem
transpor, enzim dan tonisitas. Sirkulasi cairan dan elektolit terjadi dalam tiga tahap. Pertama,
plasma darah begerak di seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Kedua, cairan interstisial dan
komponennya bergerak di antara kapiler darah dan sel. Terakhir, cairan dan substansi bergerak
dari cairan interstisial ke dalam sel. Sedangkan mekanisme pergerakan cairan tubuh
berlangsung dalam tiga proses, yaitu :
a. Difusi adalah perpindahan larutan dari area berkosentrasi tinggi menuju area
berkosentrasi rendah dengan melintasi membrane semipermeabel. Pada proses ini, cairan
dan elektrolit masuk melintasi membrane yang memisahkan dua kompartemen sehingga
kosentrasi dikedua kompartemen itu seimbang. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tiga
hal yakni ukuran molekul, konsentrasi larutan dan temperatur larutan
b. Osmosis adalah perpindahan cairan melintasi membrane semipermeabel dari are
berkosentrasi rendah menuju area yang berkosentrasi tinggi. Pada proses ini, cairan
melintasi membrane untuk mengencerkan kedua sisi membrane. Perbedaan osmotic ini
salah satunya dipengaruhi oleh distribusi protein yang tidak merata. Karena ukuran
molekulnya yang besar, ketidakseimbangan tekanan osmotic koloid (tekanan onkotik)
sehingga cairan tertarik ke dalam ruang intravaskular
c. Transpor aktif adalah proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk
berpindah melintasi membrane selmewan gradient kosentrasinya. Dengan kata lain,
transport aktif adalah gerakan partikel dari kosentrasi lain tanpa memandang
tingkatannya. Proses ini membutuhkan energi dalam bentuk adenosine trifosfat (ATP).
ATP berguna untuk mempertahankan kosentrasi ion natrium dan kalium dalam ruang
ekstrasel dan intrasel melalui suatu proses yang disebut pompa “natrium-kalium”

F. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1. Keseimbangan Cairan
Pengaturan keseimbangan cairan terjadi melalui mekanisme haus, hormone anti-
diuretik (ADH), hormone aldosteron, prostagladin dan glukortikoid. Berikut ini
merupakan penjelasan hal tersebut antara lain :
1) Rasa haus. Rasa haus adalah keinginan yang disadari terhadap kebutuhan akan
cairan. Rasa haus biasanya muncul apabila osmolalitas plasma mencapai 295
mOsm/kg. Osmoreseptor yang terletak dipusat rasa haus hipotalamus sensitive

100
terhadap perubahan osmolalitas pada caiarn ekstrasel. Bila osmolalitas meningkat,
sel akan mengkerut dan sensai rasa haus aka muncul akibat kondisi dehidrasi.
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
a. Penurunan perfusi ginjal merangsang pelepasan rennin yang akhirnya
menghasilkan angiotensin II. Angiotensin II merangsang hipotalamus untuk
melepaskan substrat neuron yang bertanggung jawab meneruskan sensasi
haus
b. Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan
mengaktivasi jaringan saraf sehingga menghasilkan sensasi haus
c. Rasa haus dapat diinduksi oleh kekeringan local pada mulut akibat status
hiperosmolar. Selain itu rasa haus bisa juga muncul untuk menghilangkan
sensasi kering yang tidak nyaman akibat penurunan saliva
2) Hormon ADH. Hormon ini dibentuk di hipotalamus dan disimpan didalam
neurohipofisis pada hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan ekstrasel. Selain itu, sekresi juga
dapat terjadi pada kondisi stres, trauma, pembedahan, nyeri dan pada penggunaan
beberapa jenis anestesik dan obat-obatan. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air
pada duktus pengumpul sehingga dapat menahan air dan mempertahankan volume
cairan ekstrasel. ADH juga disebut sebagai vasoperin karena mempunyai efek
vasokontriksi minor pada arteriol yang dapat meningkatkan tekanan darah
3) Hormon aldosteron. Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal dan bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbsi natrium. Retensi natrium
mengakibatkan retensi air. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
kosentrasi kalium, kadar natrium serum dan sistem rennin-angiotensin
4) Prostaglandin. Prostaglandin merupakan asam lemak alami yang terdapat
dibanyak jaringan dan berperan dalam respons radang, pengontrolan tekanan
darah, kontraksi uterus dan motilitas gastrointestinal. Di ginajl, prostaglandin
berperan mengatur sirkulasi ginjal, reabsorbsi natrium
5) Glukortikoid. Glukortikoid meningkatkan reabsorbsi natrium dan air sehingga
memperbesar volume darah dan mengakibatkan retensi urin. Oleh karena itu,
perubahan kadar glukortikoid mengakibatkan perubahan pada keseimbangan
volume darah.

Asupan cairan pada individu berkisar 1500-3000 ml/hari. Sedangkan haluaran


cairannya adalah 2300 ml/hari. Pengeluaran cairan dapat terjadi melalui beberapa organ
yakni kulit, paru-paru, pencernaan dan ginjal.
a. Kulit. Pengeluaran cairan melalui kulit diatur oleh kerja saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan pada kelenjar keringat ini
disebabkan oleh aktivitas otot, temperature lingkungan yang tinggi dan kondisi
demam. Pengeluaran cairan melalui kulit dikenal dengan istilah insensible water
loss (IWL). Hal yang sama juga berlaku pada paru-paru sedangkan pengeluaran
cairan melalui kulit berkisar 15-20 ml/24 jam atau 350-400 ml/air
b. Paru-paru. Meningkatkan jumlah cairan yang keluaran melalui paru merupakan
suatu bentuk respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas karena
pergerakan atau kondisi demam. IWL untuk paru adalah 350-400 ml/hari
c. Pencernaan. Dalam kondisi normal, jumlah cairan yang hilang melalui sistem
pencernaan setiap harinya berkisar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara
keseluruhan adalah 10-15 ml/kg BB/24 jam dengan penambahan 10 % dari IWL
normal setiap kenaikan suhu 1°C

101
d. Ginjal. Ginjal merupakan organ pengeksresikan cairan yang utama pada tubuh.
Pada individu dewasa ginjal mengekresikan sekitar 1500 ml per hari
2. Kesimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting karena total kosentarsi elektrolit akan
memengaruhi keseimbangan cairan dan kosentrasi elektrolit berpengaruh pada fungsi
sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam
basa, memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuskular. Elektrolit yang
terbanyak didalam tubuh adalah kation dan anion.
a. Kation. Kation yang terdapat dalam tubuh meliputi :
 Natrium (Na+). Natrium merupakan kation utama dalam CES. Kosentrasi
normal natrium diatur oleh ADH dan oldosteron (di ekstrasel). Natrium tidak
hanya bergerak ke dalam dan keluar sel tetapi juga bergerak diantara dua
kompartemen cairan utama. Natrium berperan dalam pengaturan
keseimbangan cairan, hantaran impuls dan kontraksi otot. Fungsi utama
natrium adalah untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan
terutama intrasel dan ekstrasel dengan menggunakan sistem “pompa
natrium-kalium”. Regulasi ion natrium dilakukan dengan asupan natrium,
hormone aldosteron dan haluaran urin.
 Kalium (K+). Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam CIS.
Sumber kalium diperoelh dari pisang, brokoli, jeruk dan kentang. Kalium
penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa serta mengatur
trasmisi impuls jantung dan kontraksi otot. Keseimbangan kalium diatur oleh
ginjal dengan perubahan dan penggantian dengan ion kalium di tubulus
ginjal
 Calcium (Ca2+). Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat,
fluoride didalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat,
meingkatkan fungsi syaraf dan muscle, meningkatkan efektifitas proses
pembekuan darah dengan proses pengaktifan protrombin dan thrombin.
Sumber susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran dal lain-
lain
b. Anion. Anion yang terdapat dalam tubuh meliputi :
 Klorida (Cl-). Klorida termasuk salah satu anion dicairan ekstrasel. Klorida
berfungsi mempertahankan tekanan osmotic darah. Nilai normal klorida
adalah 95-105 mEq/l
 Bikarbonat (Cl-). Bikarbonat merupakan buffer kimia utama dalam tubuh
yang terdapat dicairan ekstrasel dan intrasel. Regulasi bikarbonat dilakukan
oleh ginjal. Nilai normal bikarbonat adalah 22-26 mEq/l
 Fosfat (PO42-). Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan
ekstrasel. Fosfat berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi serta
menjaga keutuhannya. Selain itu, fosfat juga membantu kerja
neuromuscular, metabolisme karbohidrat dan pegaturan asam-basa. Kerja
fosfat ini diatur oleh hormon paratiroid dan diaktifkan oleh vitamin D.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit antara lain :
a. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh
terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik serta berat badan.
Bayi dan anak dimasa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah

102
cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan
cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oelh laju metabolik yang tinggi serta
kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewsa. Kehilangan
caitan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada
individu lansia, ketidak seimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah
jantung atau gangguan ginjal.
b. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit.
Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah
cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan cairan yang tidak disadari
(insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju pernapasan dan aktivasi
kelenjar keringat.
c. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal dilingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak
akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam
situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss,
IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan,
tingkat metabolisme dan usia. Individu yang tinggal dilingkungan yang bersuhu tinggi
atau daerah dengan kelembaban yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan
cairan dan elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat dilingkungan yang
bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima liter sehari melalui
keringat. Umumnya, orang yang biasa berada dilingkungan panas akan kehilangan
cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas sedangkan orang yang
tidak biasa berada dilingkungan panas dan kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan
makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah simpanan protein dengan terlebih
dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan
kadar albumin.
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress,
tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler, peningkatan kosentrasi glukosa
darah dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan air dan natrium. Disamping itu,
stress juga menyebabkan peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat
mengurangi produksi urine.
f. Penyakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh. Misalnya trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL, penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
g. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubu. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan
kadar kalsium dan kalium.
h. Pengobatan
Penggunaan beberapa otot seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh. Akibatnya, terjadi defisit
cairan tubuh. Selain itu, penggunaan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga

103
kdar kalium akan meningkat. Penggunaan kortikosteroid dapat pula menyebabkan
retensi natrium dan air dalam tubuh.
i. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan
cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama operasi sedangkan
beberapa klien lainnya justru mengalami kelebihan beban cairan berlebih melalui
intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-
obat anastesi.

H. Gangguan Kesimbangan Cairan dan Elektrolit


1. Gangguan keseimbangan cairan
Hal ini dapat terjadi apabila mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu
mempertahankan homeostatis. Gangguan kesimbangan cairan dapat berupa defisit
volume cairan atau sebaliknya.
1) Defisit voluem cairan (fluid voluem defisit [FVD]. Defisit volume cairan adalah
suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan defisiensi cairan dan
elektrolit diruang ekstrasel, namun proporsi antara keduanya (cairan dan elektrolit)
mendekati normal. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah hipovolemia. Pada
keadaan hipovolemia, tekanan osmotik mengalami perubahan sehingga cairan
interstisial kehidupan sel. Secara umum, kondisi defisit volume cairan (dehidrasi)
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu :
a. Dehidrasi isotoik. Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang sebanding
dengan jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+ dalam plasma 130-145
mEq/l
b. Dehidrasi hipertonik. Ini terjadi jika jumlah cairan yang hilang sebanding
dengan jumlah elekrolit yang hilang. Kadar Na+ dalam plasma 130-150
mEq/l
c. Dehidrasi hipotonik. Ini terjadi apabila jumlah cairan yang hilang lebih
sedikit daripada jumlah elektrolit yang hilang. Kadar Na+ dalam plasma
darah 130 mEq/l
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa
perubahan. Diantaranya adalah penurunan volume ekstrasel (hipovolemia) dan
perubahan hematokrit. Pada dasarnya kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak
faktor seperti kurangnya asupan cairan, tingginya asupan pelarut (misalnya protein
dan klorida atau natrium) yang dapat menyebabkan eksresi urine berlebih,
berkeringat banyak dalam waktu yang lama serta kelainan lain yang menyebabkan
pengeluaran urine berlebih. Lebih lanjut kondisi dehidrasi dapat digolongkan
menurut derajat keparahan menjadi :
a. Dehidrasi ringan. Pada kondisi ini kehilangan cairan mencapai 5 % dari
berat tubuh sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan sebesar 5 % pada anak
yang lebih besar dan individu dewasa sudah dikategorikan sebagai dehidrasi
berat. Kehilangan cairan berlangsung melalui kulit, saluran pencernaan,
perkemihan, paru-paru atau pembuluh darah.
b. Dehidrasi sedang. Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 5-
10 % dari berat tubuh atau sekitar 2-4 liter. Kadar natrium serum berkisar
152-158 mEq/l. Salah satu gejalanya adalah mata cekung.
c. Dehidrasi berat. Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 4-6
liter. Kadar natrium serum berkisar 159-166 mEq/l. Pada kondisi ini
penderita dapat mengalami hipotensi.

104
2) Volume cairan berlebih (fluid volume eccess [FVE]). Volume cairan berlebih
(overhidrasi) adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan kelebihan
(retensi) cairan dan natrium diruang ekstrasel. Kondisi ini dikenal juga degan
istilah hipervolemia. Overdosis umumnya disebabkan oleh gangguan pada fungsi
ginjal. Manifestasi yang kerap muncul terkait pada kondisi ini adalah peningkatan
volume darah dan edema. Edema terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatik
dan penurunan tekanan osmotic. Edema sering muncul didaerah mata, jari dan
pergelangan kaki. Edema pitting adalah edema yang muncul didaerah perifer. Jika
area tersebut ditekan akan terbentuk cekungan yang tidak langsung hilang setalah
tekanan dilepaskan. Ini karena perpndahan cairan ke jaringan melalui titik tekan
edema pitting tidak menunjukkan kelebihan cairan yang menyeluruh. Sebaliknya
pada edema non-pitting cairan didalam jaringan tidak dapat dialihkan ke area
dengan penekanan jari. Ini karena edema non-pitting tidak menunjukkan kelebihan
cairan ekstrasel, melainkan kondisi infeksi dan trauma yang menyebabkan
pengumpulan dan pembekuan cairan dipermukaan jaringan. Kelebihan cairan
vascular meningkatkan tekanan hidrostatik dan tekanan cairan pada permukaan
interstisial. Edema anasarka adalah edema yang terdapat diseluruh tubuh.
Manifestasi edema paru antara lain penumpukan sputum, dispnea, batuk dan bunyi
nafas ronkhi basah.
2. Gangguan keseimbangan elektrolit
Gangguan kesimbangan elektrolit meliputi :
a. Hiponatremia dan hipernatremia. Hipernatremia adalah kekurangan kadar
natrium dicairan ekstrasel yang menyebabkan perubahan tekanan osmotic.
Perubahan ini mengakibatkan pindahnya cairan dari ruang ekstrasel ke intrasel
sehingga sel menjadi bengkak. Hiponateremia umumnya disebabkan oleh penyakit
ginjal, penyakit Addison, kehilangan natrium melalui pencernaan, pengeluaran
keringat berlebih, dieresis serta asidosis metabolic. Temuan laboratorium untuk
kondisi ini adalah kadar natrium serum < 136 mEq/l dan berat jenis urine < 1,010.
Hipernatremia adalah kelebihan kadar natrium dicairan ekstrasel yang
menyebabkan peningkatan tekanan osmotic ekstrasel. Kondisi ini mengakibatkan
berpindahnya cairan intrasel keluar sel. Penyebab hipernatremia meliputi asupan
natrium yang berlebihan, kerusakan sensai haus, disfagia, diare, kehilangan cairan
berlebih dari paru-paru, poliuria karena diabetes insipidus. Temuan laboratorium
untuk kondisi ini kadar natrium serum > 144 mEq/l, berat jenis urine > 11,30.
b. Hipokalemia dan hiperkalemia. Hipokalemia adlaha kekurangan kadar kalium
dicairan ekstrasel yang menyebabkan pindahnya kalium keluar sel. Akibatnya, ion
hydrogen dan kalium tertahan didalam sel dan menyebabkan gangguan atau
perubahan pH plasma. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan nilai kalium
serum < 3,0 mEq/l. Hiperkalamia adalah kelebihan kadar kalium dicairan
ekstrasel. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan nilai kalium serum > 5 mEq/l
sedangkan pada pemeriksaan EKG didapat gelombang T memuncak, QRS melebar
dan PR memanjang.
c. Hipokalsemia dan hiperkalsemia. Hipokalsemia adalah kekurangan kadar
kalsium dicairan ekstrasel. Bila berlangsung lama, kondisi ini dapat menyebabkan
osteomalasia sebab tubuh akan berusaha memenuhi kebutuhan kalsium dengan
mengambilnya dari tulang. Temua laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar
kalsium serum < 4,5 mEq/l atau 10 mg/100 ml serta memanjangnya interval Q-T.
Hiperkalsemia adalah kelebihan kadar kalsium pada caiarn ekstrasel. Kondisi ini
menyebabkan penurunan eksitabilitas otot dan saraf yang pada akhirnya
menimbulkan flaksiditas. Temuan laboratoriun meliputi kadar kalsium serum > 5,8

105
mEq/l atau 10 mg/100 ml dan peningkatan BUN akibat kekurangan cairan. Hasil
rontgen menunjukkan osteoporosis generalisata serta pembentukan kavitas tulang
yang menyebar.
d. Hipomagnesemia dan hipermagnesimia. Hipomagnesemia terjadi apabila kadar
magnesium serum kurang dari 1,5 mEq/l. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh
konsumsi alkohol yang berlebih, malnutrisi, diabetes mellitus, gagal hati, absorpsi
usus yang buruk. Temuan laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar
magnesium serum < 1,4 mEq/l. Hipermagnesemia adalah kondisi meningkatnya
kadar magnesium didalam serum. Meskipun jarang ditemui, namun kondisi ini
dapat menimpan penderita gagal ginjal terutama yang mengkonsumsi antasida
yang mengandung magnesium. Temua laboratorium untuk kondisi ini meliputi
kadar magnnesium serum > 3,4 mEq/l.
e. Hipokloremia dan hiperkloremia. Hipokloremia adalah penurunan kadar ion
klorida dalam serum. Secara khusus, kondisi ini disebabkan oleh kehilangan
sekresi gastrointestinal yang berlebihan, seperti muntah, diare, dieresis serta
pengisapan nasogastrik. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion
klorida > 95 mEq/l. Hiperkloremia adalah peningkatan kadar ion klorida serum.
Kondisi ini kerap dikaitkan dengan hipernatremia, khususnya saat terdapat
dehidrasi dan msalah ginjal. Temuan laoratoriumnya adalah nilai ion klorida > 105
mEq/l.
f. Hipofosfatemia dan hiperfosfatemia. Hipofosfatemia adalah penurunan kadar
fosfat didalam serum. Kondisi ini dapat muncul akibat penurunan absorbsi fosfat
diusus, peningkatan eksresi fosfat dan peningkatan ambilan fosfat untuk tulang.
Temua laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion fosfat < 2,8 mEq/dl.
Hiperfosfatemia adalah peningkatan kadar ion fosfat dalam serum. Kondisi ini
dapat muncul pada kasus gagal ginjal atau saat kadar hormon paratiroid menurun.
Temua laboratorium adalah nilai ion fosfat > 4,4 mg/dl atau 3,0 mEq/l.

PEMBAHASAN
PH DARAH

A. Pengertian pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia berfifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Soren Peder Lauritz
Sorensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkat “p” pada “pH”.
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power (pangkat),
yang lainnya merujuk kata Bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat) dan ada pula
yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang beragumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti “logaritma negatif”.
Air murni bersifat netral dengan pH-nya pada suhu 25°C ditetapkan sebagai 7,0.
Larutan dengan pH kurang dari pada 7 disebut bersifat asam dan larutan dengan pH lebih
daripada 7 dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang
yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan bahan kimia seperti Kimia, Biologi,
Kedokteran, Pertanian, Ilmu Pangan, Rekayasa (Kenektikan) dan Oseanografi. Tentu saja
bidang-bidang Sains dan Teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang
lebih rendah.
106
pH adalah ukuran kosentrasi ion hidrogen dari larutan. Pengukuran pH (Potensial
Hidrogen) akan mengungkapkan jika larutan bersifat asam atau alkali (basa). Jika larutan
tersebut memiliki jumlah molekul asam dan basa yang sama, pH dianggap netral. Air yang
sangat lembut umumnya asam sedangkan air yang sangat keras umumnya basa, meskipun
kondisi yang tidak biasa dapat mengakibatkan pengecualian.

B. Pengertian Asam dan Basa


Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen.
Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam
larutan dikenal sebagai asam. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang
berionasi dalam air membentuk ion-ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga,
asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen
untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga (HPO4) adalah suatu basa karena
dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk membentuk (H2PO4). Protein-protein dalam tubuh
juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan
muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah
merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling
penting.
Istilah “basa“ sering digunakan secara sinonim dengan “alkali”. Alkali adalah suatu
molekul yang terbentuk dari kombinasi satu atau lebih logam alkali-natrium, kalium, litium,
dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar seperti ion Hidroksil (OH-). Bagian dasar
dari molekul-molekul ini bereaksi secara tepat dengan ion-ion hidrogen untuk
menghilangkanya dari larutan dan oleh karena itu, merupakan basa-basa yang khas untuk
alasan yang serupa, istilah “alkolis” merujuk pada kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen
dari cairan tubuh, sebaliknya penambahan ion-ion hidrogen yang berlebihan dikenal sebagai
“asidosis “.

C. Teori Asam-Basa
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat
menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+).

Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.

Reaksi keseluruhannya :

Secara umum :

107
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.

2. Teori Bronsted dan Lowry


Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-1947) dan
kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan
teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
Asam : zat yang mendonorkan proton (H+) pada zat lain
Basa : zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.

Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai
reaksi asam basa, yakni
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun
basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam
dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat
ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
Asam 1 + Basa 2 → Basa konjugat 1 + Asam konjugat 2
Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
pindah dari asam tersebut.
Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan
perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan
konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32– dan
H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya
membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
Asam 1 + Basa 2 → Basa konjugat 1 + Asam konjugat 2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air
adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion
hidroksida adalah contoh reaksi zat amfoter
H2O + H2O → OH– + H3O+
Asam 1 + Basa 2 → Basa konjugat 1 + Asam konjugat 2

D. Kekuatan Asam dan Basa


Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H+
dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya
konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang
kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan
konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara
matematika diungkapkan dengan persamaan :
pH = -log [H+]

108
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH- juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu
pOH
pOH = -log [OH-]

1. Derajat keasaman (pH)


Untuk air murni pada temperatur 25 °C :
[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14

2. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai
lebih sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu
kurang kuat melepaskan H+. Contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena
itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang
bereaksi dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ). Basa lemah yang khas adalah HCO3-
karena HCO3- berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan
asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam
basa normal adalah asam dan basa lemah.
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α =
1). Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
asamnya dengan melihat valensinya.

3. Asam Lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih
dahulu dengan rumus :

109
Di mana, Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah

4. Basa Kuat
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari
konsentrasi basanya.

5. Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan
tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus :

Di mana, Cb = konsentrasi basa lemah


Kb = tetapan ionisasi basa lemah

E. Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan


Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa
jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa
produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basa
mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untuk menguji adanya asam
dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak
jaringan.
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa,
meskipun kita telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti
sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun,
yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.

F. Asam dan Basa dalam Kehidupan


Beberapa Asam dan Basa Yang Telah Dikenal
Nama Didapatkan dalam
Asam
Asam Asetat Larutan cuka
Asam Askorbat Jeruk, tomat, sayuran
Asam Sitrat Jeruk
Asam Borat Larutan pencuci mata
Asam Karbonat Minuman berkarbonasi
Asam Klorida Asam lambung, obat tetes mata
Asam Nitrat Pupuk, peledak (TNT)
Asam Fosfat Deterjen, pupuk
Asam Sulfat Baterei mobil, pupuk

110
Asam Tortrat Anggur
Asam Malat Apel
Asam Formiat Sengatan lebah
Asam Laktat Keju
Asam Benzoat Bahan pengawet makanan

Basa
Aluminuim hidroksida Deodoran, antasid
Kalsium hidroksida Pabrik mortal dan plester
Magnesium hidroksida Antasid
Natrium hidroksida Pembersih saluran pipa, bahan sabun

Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling
penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam
sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan
dalam pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan,
pewarna, dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk
pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan
masalah pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk.
Asam nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar
pada kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan
dalam air. Asap HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi
jaringan tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk
rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang
digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda
kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang
paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan
bau yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru
bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan
asam nitrat.

G. Keseimbangan Asam dan Basa


Satuan derajat keasaman adalah pH 7,0 adalah netral, pH diatas 7,0 adalah basa (alkali),
pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0) sedangkan suatu basa
kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama karena perubahan pH yang
sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa
darah :
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari
2. Tubuh yang menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH
bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH
yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa)
berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih
111
banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak karbondioksida dan lebih
sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolismes oksigen dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa kabondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan). Pusat pernapasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang
dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Jika
pernapasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa. Jika pernapasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah
menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernapasan maka pusat
pernapasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit. Adanya
kelainan pada satu atau lebih

Keseimbangan asam basa terkait dengan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam
cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4 pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH
darah <7,35 dikatakan asidosis dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama
diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan
ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu :
1. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdissosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat
2. Katabolisme zat organic
3. Disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia misalnya pada metabolisme lemak
terbentuk asam lemak dan asam laktat sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan
ion H

Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh aka mempengaruhi fungsi normal sel, antra lain
:
1. Perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat
sebaliknya pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas
2. Mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh
3. Mempengaruhi konsentarasi ion K
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion
H seperti nilai semula dengan cara :
1. Mengaktifkan sistem dapar kimia
2. Mekanismes pengontrolan pH oleh sistem pernapasan
3. Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan

Ada 4 sistem dapar kimia, yaitu :


1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di caiaran ekstrasel terutama untuk
perubahan yang disebabkan oleh non bikarbonat
2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar didalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat
4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar disistem perkemihan dan cairan intrasel.

Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Jika
dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan maka pengontrolan pH akan
dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara cepat terhadap kadar ion H dalam darah
akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan kemudian mempertahankan

112
kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi
ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan mensekresikan ion H dan menambahkan
bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.

113
PEMBAHASAN
DNA DAN KODE GENETIK

A. Pengertian Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan. Keturunan adalah proses
biologis dimana orangtua atau induk mewariskan gen kepada anaknya atau keturunannya.
Istilah Genetika (kata serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris:
genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani: genno yang berarti "melahirkan") adalah cabang
biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus
dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan
segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat
pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran/ kontribusi yang amat penting.
DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup,
terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah protein (dapat
diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam rangkaian The
Central Dogma, yang berbunyi Aliran informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel maupun
individu lainnya dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam
bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu
fenotipe dari organisme yang ada.
Dalam biologi, ilmu genetika mempelajari gen, pewarisan sifat, dan keanekaragaman
organisme hidup. Genetika dapat diaplikasikan ke berbagai studi tentang kehidupan seperti
bacteria, plantae, animalia, dan manusia. Sejak dulu, telah ada berbagai observasi untuk
mengembangkan varietas dari suatu tumbuhan dan hewan. Ilmu genetika modern dimulai oleh
Gregor Mendel pada pertengahan abad ke-19. Genetika berusaha menjelaskan material
pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan
(ekspresi genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu
lain (pewarisan genetik).

B. DNA (Deoxyribonucleic Acid = Asam Deoksiribo Nukleat)


DNA memiliki beberapa fungsi diantaranya membawa informasi genetik, membentuk
RNA, dan mengontrol aktivitas sel baik secara langsung maupun tidak langsung. DNA juga
berperan penting dalam proses sintesis protein.

Rumus bangun Deoksiribosa dan fosfat

a. Struktur DNA
Molekul DNA pertama kali diisolasi oleh F. Miescher pada tahun 1869 dari sel
spermatozoa. Ia tidak dapat mengenali sifat zat kimia tersebut secara pasti, kemudian
menyebutnya sebagai nuklein. Nuklein ini berupa senyawa kompleks yang mengandung

114
unsur fosfor sangat tinggi. Nuklein selanjutnya dikenal sebagai gabungan asam nukleat
dan protein sehingga sering disebut nukleoprotein.
Dalam kedua jenis asam nukleat ini (DNA dan RNA) terdapat dua basa nitrogen
yaitu purin dan pirimidin. Keduanya ditemukan oleh Fischer pada tahun 1880.

Rumus bangun Purin

Pada penelitian selanjutnya, Kossel menemukan dua jenis pirimidin, yaitu sitosin
dan timin serta dua jenis purin, yaitu adenin dan guanin. Selain basa purin dan pirimidin,
dalam asam nukleat Levine (1910) mengenali gula berkarbon lima, yaitu ribosa dan
deoksiribosa. Ia juga menyatakan adanya asam fosfat dalam asam nukleat.
W.T. Atsbury merupakan orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang
struktur tiga dimensi DNA. Ia menyimpulkan bahwa DNA sangat padat, polinukleotida
penyusunnya berupa timbunan nukleosida pipih yang teratur tegak lurus terhadap sumbu
memanjang. Apakah nukleotida dan nukleosida itu? Uraian berikut akan membahas
kedua hal tersebut.

Rumus bangun Pirimidin

James Watson dan Francis Crick (1953) mengemukakan suatu model struktur
DNA yaitu double helix (tangga berpilin). Menurut mereka, DNA memiliki struktur
sebagai berikut :
1) Gula dan fosfat sebagai rantai atau tangga utama.
2) Basa nitrogen sebagai anak tangga dengan pasangan tetap, yaitu :
a) Guanin dengan sitosin (dihubungkan oleh tiga atom H),
b) Timin dan adenin (dihubungkan oleh dua atom H).
Berdasarkan hasil penelitian Watson dan Crick dapat disimpulkan bahwa DNA
terdiri atas gula pentosa (deoksiribosa), fosfat (PO4-), dan basa nitrogen yaitu purin
meliputi guanin (G) dan adenin (A) serta pirimidin yang meliputi timin (T) dan sitosin
(C = Cytosin).

115
Struktur DNA

Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan purin dan pirimidin disebut


nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan berikatan dengan fosfat
membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida). Gabungan dari nukleotidanukleotida
akan membentuk suatu DNA. Jadi, molekul DNA merupakan polimer panjang dari
nukleotida yang dinamakan polinukleotida. Perhatikan Gambar di samping.
DNA dapat menentukan sifat genetik suatu individu karena setiap makhluk hidup
mempunyai urutan pasangan basa yang spesifik dan berbeda dengan yang lain.
Perbedaan urutan pasangan basa antarindividu dapat dilihat pada saat sequence (proses
pengurutan basa) dalam analisis DNA. DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalitik
(mensintesis molekul lain seperti RNA) dan otokatalitik (replikasi diri). Berikut ini Anda
akan mempelajari fungsi DNA sebagai otokatalitik.

b. Replikasi DNA
Replikasi DNA akan menghasilkan DNA baru. Ada tiga hipotesis yang
menjelaskan terjadinya replikasi DNA. Hipotesis pertama menyatakan bahwa bentuk
double helix DNA yang lama tetap dan langsung menghasilkan double helix yang baru
disebut konservatif.
Hipotesis kedua menyatakan double helix akan terputus-putus, selanjutnya
segmen-segmen tersebut akan membentuk segmen-segmen baru yang bergabung dengan
segmen lama membentuk DNA baru. Hipotesis ini disebut dispersif. Hipotesis ketiga
menyatakan dua pita spiral dari double helix memisahkan diri dan setiap pita tunggal
mencetak pita pasangannya disebut semikonservatif.
Teori replikasi DNA oleh Watson dan Crick menyatakan bahwa proses replikasi
terjadi secara semikonservatif. Hipotesis ini mendapat dukungan kuat dari M.S.
Meselson dan F.W. Stahl. Mereka menggunakan bakteri Escherichia coli sebagai
organisme percobaan.

116
Replikasi DNA menurut Meselson dan Stahl

E. coli dapat hidup pada garam anorganik jika dalam garam tersebut terdapat
sumber atom nitrogen untuk pembuatan protein dan asam nukleat. Meselson dan Stahl
memakai ion amonium (NH4+) dalam penelitiannya.
Meskipun isotop nitrogen yang paling lazim 14N, tetapi mereka menggunakan ion
amonium yang mengandung isotop nitrogen yang lebih berat, yaitu 15N. Perhatikan
Gambar disamping.
Pertama-tama Meselson dan Stahl memelihara E. coli selama beberapa generasi
dalam media yang mengandung 15NH4+.
Pada akhir periode ini, mereka menemukan DNA sel lebih berat dari normal.
Selanjutnya, mereka memindahkan sel-sel itu ke media yang mengandung ion amonium
normal (14NH4+) dan membiarkan sel tersebut hanya sekali membelah diri. DNA pada
generasi baru ini memiliki berat di antara berat DNA normal dari DNA generasi
sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa pengaruh dari atom nitrogen dalam DNA
baru yaitu 14N dan separuh 15N.
Namun, apabila bakteri itu dibiarkan membelah diri lagi dalam ion amonium
normal (14NH4+) maka terbentuklah dua jenis DNA dengan berat yang berbeda. Separuh
dari DNA mempunyai berat normal dan separuh DNA lainnya mempunyai berat di
tengah-tengah. Hal tersebut membuktikan bahwa molekul DNA tidak mengalami
pemecahan dan penyusunan kembali di antara pembelahan sel-sel, tetapi tiap pita induk
tidak mengalami perubahan saat ia membentuk pita komplementer. Berdasarkan uraian
di atas maka hipotesis yang paling tepat yaitu hipotesis semikonservatif.
Selain memerlukan deoksiribonukleotida, dalam proses replikasi DNA juga
memerlukan beberapa enzim berikut :
1) Helikase, enzim ini berfungsi menghidrolisis rantai ganda polinukleotida menjadi
dua rantai tunggal polinukleotida.
2) Polimerase, berfungsi merangkai rantai-rantai mononukleotida membentuk DNA
baru.
3) Ligase, berfungsi menyambung nukleotida ulir tunggal DNA yang baru terbentuk.

Fungsi DNA sebagai heterokatalitik yaitu mensintesis molekul lain seperti RNA.
RNA merupakan hasil transkripsi DNA. Sel prokariotik dan eukariotik mengandung
asam inti yang disebut asam ribonukleat (RNA).

C. Kode Genetik
Anda telah mengetahui bahwa dalam DNA terdapat empat basa nitrogen meliputi adenin
(A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G). Anda juga telah mengetahui RNA mengandung 4
basa nitrogen tersebut, tetapi urasil (U) menggantikan timin (T).

117
Nirenberg dan Matthaei (1960) mengadakan percobaan untuk memecahkan masalah
kode genetik dengan mencampurkan urasil dengan enzim pembentuk RNA. Dari percampuran
ini dihasilkan RNA yang hanya terdiri atas urasil dan dinamakan poli-Urasil (poli-U). Apabila
poli-U dimasukkan ke dalam campuran berbagai asam amino, akan terbentuk rangkaian
fenilalanin, yaitu protein yang terdiri atas satu macam asam amino.
Hal ini merupakan cara manusia pertama kali mampu memecahkan peristiwa kehidupan
melalui tabung reaksi kimia. Sampai saat ini pun manusia terus melakukan penelitian untuk
mengetahui proses-proses yang terjadi dalam sel makhluk hidup. Rumitnya susunan tubuh
makhluk hidup menunjukkan betapa pandainya sang Pencipta. Kita hendaknya bersyukur
kepada Tuhan karena diberi akal sehingga mampu mengungkap rahasia kehidupan.
Kode genetik yang dipakai saat ini yaitu kode yang tersusun oleh 3 basa N yang disebut
kodon triplet. Kodon triplet ini merupakan bagian 3 basa N yang terdapat pada mRNA.
Apabila suatu urutan tiga basa memberikan kode untuk satu asam amino, akan terjadi 43= 64
kemungkinan kombinasi dari basa sehingga dapat memperinci 64 macam kode genetika.
Asam amino yang dikenal sampai saat ini sebanyak 20 macam. Adanya 64 macam kodon dan
20 macam asam amino menyebabkan satu asam amino dapat memiliki lebih dari satu kodon.
Kodon yang sesuai untuk setiap asam amino dapat dilihat dalam tabel berikut :

118
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biokimia adalah ilmu yang memperlajari proses kimia dalam organisme hidup.
Metabolisme berasal dari kata metabole (Yunani) yang berarti berubah. Metabolisme adalah
suatu proses dalam tubuh manusia untuk menjaga keseimbangan antara energi (kalori) dengan
komponen-komponen pembentuknya.
Dalam makalah ini menjelaskan tentang Metabolisme Karbohidrat, Metabolisme
Protein, Metabolisme Lemak (Lipid), Metabolisme Energi, Enzim dan Koenzim, Asam
Amino, Vitamin, Mineral, Pemeriksaan Urin, Keseimbangan Cairan Elektrolit, pH Darah, dan
DNA dan Kode Genetik.

B. Saran
Dengan adanya Bikoimia, kita dapat mengetahui apa saja jenis-jenis metabolisme yang
ada dalam kehidupan sehari-hari.

119
DAFTAR PUSTAKA

Lehninger A, Nelson D, Cox MM. 1993. Principles of Biochemistry 2 nd


Panil, Zulbadar. 2007. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis untuk Mahasiswa
Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Analis Kesehatan. Jakarta EGC
Poedjiadi, Anne. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25 th en. Appleton & Lange. America 2000
Stryer L. 1995. Biochemistry 4 th, page 603-623
Anonymous. 2012. http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Metabolisme-asam-amino.pdf diakses pada
tanggal 15 Mei 2012
Anonymous. 2012. http://www.scribd.com/doc/19875984/XIIIXIV-Asam-amino diakses pada
tanggal 15 Mei 2012
Anonymous. 2012. http://books.google.co.id/books?biosintesis-asam-amino.html diakses pada
tanggal 15 Mei 2012
W. Martin, Jr and P.A. Mayes and V. W. Rodwell. BIOKIMIA (Review of Biochemistry).
Terjemahan Penerbit Buku Kedokteran E. G
Harold Hart, “Organic Chemistry” a Short Course, Sixth Edition, Michigan State University. 1983.
Houghton Mifflin Co
Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, “Organic Chemistry, “Third Edition, University Of
Montana. 1986. Wadsworth. Inc. Belmot. Califfornia 94002. Massachuset. USA
Suharsono. 1988. Biokimia Jilid 1. UGM Press. Jogjakarta
Uliyah, Musrifatul dan Alimul, Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika
http://subijakto.blogspot.com/2010/11/makalah-urine-2010.html
kusyati Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium, Cetakan Pertama. Jakarta : EGC
murwani Arita. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan, Cetakan Kedua. Yogyakarta
: Fitramaya
http://belibis-a17.com/2008/04/25/pemeriksaan-protein-urine-kualitatif/
http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine
wilmar Musram. 2000. Praktikum Urine. Penuntun Praktikum Biokimia. Widya Medika. Jakarta
A, Aziz Alimul H. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta : Salemba Medika
Potter, Perry. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku. Jakarta : Salemba Medika
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit. Jakarta : EGC
Syaifuddin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4. Jakarta : EGC
http://sichesse.blogspot.com/2012/keseimbangan-asam-basa.html
http://fenly-jehamur.blogspot.com/2011/10/mkalah-keseimbangan-asam-basah.html
http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/gangguan-keseimbangan-asam-dan-basa1.pdf
http://aly-iloenx.blogspot.com/2012/04/gangguan-keseimbangan-asam-basa.html
http://aslinar.blogspot.com/2011/10/gangguan-keseimbangan-asam-basa.html
waugh, Anne; Grant, Allison. 2007. Anatomy ans Physiology in Heart and Illness Tenth ed).
Churchill Livingstone Elsevier.p.22
Acid-Base Regulation and Disorders at Merck Manual of Diagnosis and Therapy Professional
Edition
The Franklin Institute Inc. Blood-The Human Heart. Retrieved 19 March 2009
Costanzo, Linda S. 2007. Physiology. Hagerstown, MD : Lippincott Williams & Wilkins
Mortensen SP, Dawson EA, Yoshiga CC, et al. 2005. Limitations to Systemic and Locomotor Limb
Muscle Oxygen Delivery and Uptake During Maximal Exercise in Humans. J. Physiol (Lond)
Faturrahman. 2013. Genetika. http://faturrahmankidbuu.blogspot.com. Di unduh tanggal 21
September 2014

120
Nelly Wedya. 2010. Pengenalam Materi Genetika. http://nellywdya.wordpress.com. Di unduh
tanggal 21 September 2014
Wikipedia. 15 Juli 2014. Genetika. http://id.wikipedia.org. Di unduh tanggal 21 September 2014
Anonymus. 2009. Mitosis. http://nafisabio2008.wordpress.com/2009/12/29/mitosis/. Senin 25 Maret
2013
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/paramita%20Cahyaningrum%20Kuswandi,%20M
.Sc/71.%20REPLIKASI%20DNA.pdf. Senin 25 Maret 2013
Anonimus. 2012. Sintesis Protein Replikasi DNA Transkripsi Kode Genetik
http://perpustakaan.or.id/2012/10/16/sintesis-protein-replikasi-dna-transkrip-kode-genetik/. Senin 25
Maret 2013

121

You might also like