Professional Documents
Culture Documents
LP Suicide
LP Suicide
LP Suicide
A. Masalah Utama
Suicide (bunuh diri).
Sedangkan, faktor presivitasi dari resiko bunuh diri antara lain: (Stuart,
2006).
a. Faktor Genetik
Faktor genetik (berdasarkan penelitian):
1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada
individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang
mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan
upaya bunuh diri.
Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar
dizigot.
b. Faktor Biologis lain
Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:
Stroke
Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)
DiabetesPenyakit arteri koronaria
Kanker
HIV / AIDS
c. Faktor Psikososial & Lingkungan
Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa
kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan,
perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi.
Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif
yang berkembang, memandang rendah diri sendiri
Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan,
kurangnya sistem pendukung sosial
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejalanya yaitu (Stuart, 2006) :
a. Sedih
b. Marah
c. Putus asa
d. Tidak berdaya
e. Memberikan isyarat verbal maupun non verbal.
5. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Pengambilan Perilaku
Peningkatan resiko yang destruktif- Pencederaan
Bunuh diri
diri meningkatkan diri tidak diri
pertumbuhan langsung
Sumber: (Stuart, 2006).
6. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau
dikamar pertolongan darurat di RS, dibagian penyakit dalam atau
bagian bedah. Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan
keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu
tindakan medis. Penentuan perawatan tidak tergantung pada faktor
sosial tetapi berhubungan erat dengan kriteria yang mencerminkan
besarnya kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan keracunan atau terluka
sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak
adanya hubungan beratnyagangguan badaniah dengan gangguan
psikologik. Penting sekali dalam pengobatannya untuk menangani juga
gangguan mentalnya. Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan
terapi elektro konvulsi, obat obat terutama anti depresan dan
psikoterapi (Stuart, 2006).
C. Pohon Masalah
Bunuh Diri
SP 2 p SP 2 k
1. Evaluasi kegiatan berpikir 1. Evaluasi kegiatan keluarga
positif tentang diri sendiri. dalam memberikan pujian
Beri pujian. Kaji ulang resiko dan penghargaan atas
bunuh diri. keberhasilan dan aspek
2. Latih cara mengendalikan positif pasien. Beri pujian
diri dari dorongan bunuh diri: 2. latih cara memberi
buat daftar aspek positif penghargaan pada pasien
keluarga dan lingkungan, dan menciptakan suasana
latih afirmasi/berpikir positif positif dalam keluarga: tidak
keluarga dan lingkungan. membicarakan keburukan
3. Masukkan pada jadwal anggota keluarga
latihan berpikir positif 3. Anjurkan membantu pasien
keluarga dan lingkungan sesuai jadwal dan
memberikan pujian.
4. Melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
risko bunuh diri
SP 3 p SP 3 k
SP 4 p SP 4 k
SP 5 p SP 5 k
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
peningkatan positif diri, dalam memberikan pujian,
keluarga dan lingkungan, penghargaan, menciptakan
beri pujian suasana positif dan
2. Evaluasi tahap kegiatan kegiatan awal dalam
mencapai harapan dan masa mencapai harapan masa
depan depan. Beri pujian
3. Latih kegiatan harian 2. Nilai kemampuan keluarga
4. Nilai apakah resiko bunuh merawat pasien
diri teratasi 3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan control
RSJ/PKM.
DAFTAR PUSTAKA