Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

GANGGUAN MOOD (MOOD DISORDER)

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sejak kecil manusia sudah mulai membedakan emosi yang satu dari yang lain, karena perbedaan
tanggapan orang tua terhadap berbagai perasaan dan tingkah laku. Kemampuan untuk
membedakan antara bermacam-macam hal, seperti barang kepunyaan sendiri dan kepunyaan
teman, suara dan wajah orang, dengan perlahan-lahan bertambah sejalan dengan perkembangan
manusia mulai dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan masa dewasa. Kemampuan untuk
membedakan antara bermacam-macam hal yang dijumpai semakin tajam dan teliti, berlangsung
terus dalam hidup, sehingga manusia makin dapat membedakan antara perasaan sendiri dengan
perasaan orang lain. Emosi merupakan bagian terpenting dalam sisi kejiwaan manusia dan tidak
akan lepas dari totalitas itu sendiri.
Di era modern ini manusia dituntut untuk bisa mengejar kecepatan perkembangan disegala
bidang. Desakan pekerjaan yang seringkali membebani sudah dianggap wajar. Oleh karena itulah
manusia yang merupakan makhluk dengan beragam emosi seringkali menerima beban berlebih
dalam lingkungan pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat yang pada akhirnya membuat
seseorang mengalami masalah atau gangguan pada emosi atau perasaan mereka. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis akan membahas tentang gangguan perasaan atau biasa disebut dengan
gangguan mood, apa saja macam, ciri-ciri, faktor penyebab dan cara menanganinya.

2. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana pengertian gangguan mood?
B. Apa saja macam-macam gangguan mood ?
C. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan gangguan mood?
D. Bagaimana cara menangani gangguan mood ?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Mood
Kehidupan terkadang naik turun. Kebanyakan orang merasa senang apabila memperoleh nilai
tinggi, promosi, atau perhatian dari orang yang diidamkan. Kebanyakan orang merasa sedih atau
depresi bila ditolak oleh seseorang, gagal dalam ujian, atau mengalami kesulitan keuangan.
Merupakan sesuatu yang normal dan tepat untuk merasa senang terhadap kejadian
yangmenggembirakan. Juga sama normal dan tepatnya untuk merasa depresi karena kejadian
yang menyedihkan. Bahkan akan menjadi abnormal bila seseorang tidak depresi saat
menghadapi kesulitan hidup.
Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis seseorang.
Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi
yang penuh tekanan.
Orang dengan gangguan mood (mood disorder) adalah orang yang mengalami gangguan mood
yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk
berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal. Sejumlah orang mengalami depresi
berat bahkan ketika semua hal tampak berjalan lancar, atau saat mereka menghadapi peristiwa
yang sedikit membuat kesal yang dapat diterima dengan mudah oleh orang lain. Sebagian
lainnya mengalami perubahan mood yang ekstrem. Mereka bagaikan menaiki roller coaster
emosional dengan ketinggian yang membuat pusing dan turunan yang sangat curam ketika dunia
di sekitar mereka tetap stabil.1[1]
B. Macam-macam Gangguan Mood
Ada beberapa jenis dalam gangguan mood yang terjadi pada manusia ini umunya digolongkan
sesuai dengan tingkat berapa lamanya gangguan ini terjadi, yaitu :
1. Episode Manik (Manic Episode) atau periode maniak
Gangguan ini biasanya muncul secara tiba-tiba, selama satu periode manik orang tersebut
mengalami elevasi atau ekspansi mood yang tiba-tiba dan merasakan euforia, kegembiraan,
optimisme yang tidak biasa. Orang tersebut tampak seperti memiliki energi yang tidak terbatas
dan menjadi sangat suka bergaul meskipun sampai pada titik dimana ia menjdi sangat menuntut
dan memaksa kepada orang lain. Orang yang mengalami sebuah episode atau fase manik akan
merasa bersemangat dan memperolok orang lain, dengan memberikan lelucon yang keterlaluan,
dan cenderung memperlihatkan penilaian yang buruk serta menjadi argumentatif.2[2] Orang
yang mengalami gangguan ini bisa saja bersifat sangat dermawan dan melakukan kontribusi
sumbangan yang sulit mereka penuhi atau memberikan suatu barang yang mahal. Mereka tidak
dapat duduk tenang atau tidur nyanyak. Mereka hampir selalu menunjukan berkurangnya
kebutuhan untuk tidur. Mereka selalu bangun lebih awal dan merasa cukup beristirahat serta
penuh tenaga. Terkadang mereka tidak tidur selama bebrapa hari dan tidak merasa lelah
sedikitpun. Meski mereka terlihat mempunyai simpanan energi yang melimpah, mereka tidak
bisa mengorganisir tindakan secara kontstruktif. Rasa girang mereka menggangu kemampuan
mereka untuk bekerja dan untuk berhubungan normal dengan lainnya.
Orang yang berada dalam sebuah episod manik umunya mengalami perasaan self-estreem yang
yang tinggi berkisar dari self-confidence yang ekstreem hingga terjadi delusi total akan
kebesaran diri sendriri. Perhatina mereka mudah dialihkan oleh stimulus yang tidak relevan,
seperti suara detak jarum jam, mereka cenderun mengambil tugas lebih dari yang mampu mereka
kerjakan. Pada kasus yang parah mereka bisa mengalami gangguan berfikir sama seperti orang
yang mengidap skizofrenia.mereka dapat mengalami halusinasi atau delusi yang sangat parah,
contohnya mereka memiliki hubungan khusus dengan Tuhan.3[3]
2. Gangguan Depresi
Depresi adaah suatu kondisi yang lbih dari suatu keadaan atau perasaan sedih, rasa lelah yang
berlebihan setelah aktivitas yang rutin biasa, hilang minat dan semangat, malas berativitas dan
gangguan pola tidur. Depresi ini merupakan faktor utama penyebab bunuh diri.4[4] Ciri-ciri
orang yang mengalami depresi, yaitu:
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berukurang
3) Mempunyai gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4) Pandangan tentang masa depan yang suram dan pesimistis
5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu, insomnia atau hipersomia yang hampir setiap hari.
7) Nafsu makan berkurang sehingga menyebabkan penurunsn berat badan yang signifikan.
 Depresi Ringan, diidentikan dengan depresi minor yang merupakan perasaan melankolis yang
berlangsung sebentar dan disebabkan oleh sebuah kejadian yang tragis dan mengandung
ancaman, atau kehilangan sesuatu yang penting dalam kehidupan si penderita. Orang yang
mengalami depresi ringan setidaknya memiliki 2 dari gejala lainnya dan 2-3 dari gelaja utama.
 Depresi sedang, dialami oleh penderita selama 2 minggu dan orang yang sedang mengalami
depresi ini mengalami kesulitan untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah
tangga. Orang yang mengalami depresi ini setidaknya memiliki 2-3 gejala utama dan 3-4 dari
gejala utama.
 Depresi mayor, adalah kemurungan yang dalam dan menyebar luas. Perasaan murung ini
mampu menyedot semangat serta energi pada si penderita. Orang yang memiliki depresi mayor
ini biasanya cenderung untuk melakukan bunuh diri, serta dampak dari depresi ini sering kali
memunculkan paranoid, halusinasi pendengaran dan akhirnya menjadi gila. Dalam episode
depresi mayor, seseorang akan cenderung mengalami salah satu diantara mood depresi (merasa
sedih, putus asa, dan terpuruk) atau kehilangan minat/rasa senang dalam semua atau semua
aktivitas adalam periode paling sedikit yaitu 2 minggu. Orang yang mengalami gangguan depresi
mayor ini memiliki selera makan yang buruk, kehilangan atau bertambah berat badaan yang
mencolok, memiliki masalah tidur atau tidur terlalu banyak, dan menjadi gelisah secara fisik atau
menujukan melambatnya aktivitas motorik mereka. Gangguan depresi mayor adalah tipe yang
paling umum dari gangguan mood yang dapat didiagnosa dengan perkiraan 10% hingga 25%
untuk wanita dan 5 hingga 12% untuk pria. Pria cenderung mengalihkan pikiran mereka saat
depresi sementara wanita cenderung lebih memperbesar depresi dengan merenungkan perasaan
mereka dan penyebabnya. Depresi mayor yang lebih parah biasanya desertai dengan ciri
psikosis (disertai dengan penyakit yang timbul dalam tubuhnya).5[5]
3. Gangguan Distimik atau Distimia
Gangguan distimik merupakan gangguan mood yang berpola depresi ringan namun kronis yang
disebabkan oleh suatu perkembangan kronis yang bermula pada masa anak-anak atau masa
remaja.formulasi dari diagnostik dari tipe kesedihan yang kronis disebut “neurosis depresi” atau
“kepribadian depresi”. Orang yang mengalami gangguan distimik merasakan “spirit yang buruk”
atau “keterpurukan” sepanjang waktu namun mereka tidak mengalami depresi yang sangat parah
seperti orang yang mengalami gangguan depresi mayor. Sementara gangguan depresi mayor
cenderung parah dan terbatas waktunya, gangguan distimik relatif ringan dan kronis, biasanya
berlangsung selama beberapa tahun. Perasaan depresi dan kesulitan bersosial terus ada bahkan
setelah orang tersebut menampakkan kesembuhan. Gangguan distimik lebih umum terjadi pada
wanita daripada pria. Gejala-gejala orang yang mengalami gangguan distimik, meliputi :
1) Perasaan depresi selama beberapa hari, paling sedikit 2 tahun atau 1 tahun pada masa anka-
anak atua remaja.
2) Selama depresi paling tidak ada 2 hal berikut yang hadir, yaitu tidak nafsu makan atau
berlebihan makan, insomnia atau hipersomnia, lemah atau keletihan, self-esteem (rasa harga diri)
rendah, daya konsentrasi rendah atau sulit membuat keputusan, perasaan putus asa.
3) Selama 2 tahun atau lebih mengalammi gangguan orang itu tanpa gejala-gejala selama 2
bulan.
4) Tidak ada episode manik yang terjadi dan kriteria siklotimia tidak ditemukan.
5) Gejala-gejala ini tidak disebabkan oleh efek psikologis langsung dari kondisi obat atau
medis.6[6]
6) Signifikasi klinis distress (hendaya) atau ketidaksempurnaan dalam fungsi.
Sebagian orang yang mengalami gangguan distimik dan depresi mayor dalam waktu yang
bersamaan disebut dengan istilah “depresi ganda (double depression)”. Orang yang mengalami
gangguan depresi ganda umunya mengalami episode depresi yang lebih parah daripada orang
yang menngalami depresi mayor saja.7[7] Awalnya gangguan distimiklah yang berkembang,
mungkin pada usia yang lebih muda dan satu episode depresi yang berat atua lebih akan muncul
kemudian. Durasi rata-rata episode pertama adalah 4-9 bulan bila tidak mengalami
penanganan.8[8]
4. Gangguan Perubahan Mood (Bipolar)
Gangguan bipolar adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perubahan mood antara rasa
girang yang ekstreem dengan depresi yang parah. Fitur pengidentifikasi kunci untuk bipolar
adalah kecenderungan episode-episode manik9[9] yang bergantian dengan episode-episode
depresif yang berjalan seperti lintasan roller coaster tak berujung, naik turun dari puncak
kegembiraan yang meluap-lupa kedasar keputus asaan yang mendalam. Episode manik biasanya
bertahan beberapa minggu hingga bulan umumnya berdurasi singkat dan berakhir secaar tiba-
tiba daripada episode depresi mayor. DSM embedakan 2 tipe umum dari bipolar, yaitu gangguan
bipoar I dan ganguan bipolar II. Pada gangguan bipolar I, umunya seseorang mengalami
perubahan mood antara rasa girang dan depresi dengan diselingi periode antara mood yang
normal. Sedangkan pada gangguan bipolar II diasumsikan denan suatu bentuk maniak yang lebih
ringan. Pada gangguan bipolar II seseorang akan mengalami satu atau lebih episode-episode
depresi mayor dan paling tidak satu episode hipomanik. Namun orang tersebut tidak pernah
mengalami episode manik secara penuh.10[10] Selama fase-fase mania atau hipomania, seorang
pasien pasti akan menyangkal bahwa dirinya sedang bermasalah. Gejala-gejala yang tergolong
gangguan bipolar II, sebagai berikut :
1) Kemunculan (memiliki riwayat pernah mengalami) sebuah episode depresif berat atau lebih.
2) Kemunculan (memiliki riwayat pernah mengalami) paling tidak satu episode hipomania.
3) Tidak ada riwayat epidode manik penuh atau episode campuran.
4) Gejala-gejala suasana perasaan bukan karena skizofrenia atau menjadi gejala yang menutupi
gangguan lain seperti skizofrenia.
5) Gejala-gejala titdak disebabkan oleh efekk-efek fisiologis dan subtansi tertentu atau kondisi
medis secara umum.
6) Distress atau hendaya dalam fungsi signifikan secara klinis.11[11]
5. Gangguan Siklotimik,
Gangguan siklotimik merupakan gangguan perasaan kronis (paling sedikit 2 tahun), yang
dicirikan oleh pergantian peningkatan suasana perasaan dan tingkat depresi yang tidak sampai
pada tingkat parah seperti episode manik atau depresi mayor. Cyclothymia berasal dari bahasa
Yunani, kyklon yang berarti lingkaran dan thymos berarti spirit. Gangguan siklotimik bermula
pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa selama bertahun-bertahun.penderita umumnya
dianggap moody. Tetapi menurut definisinya keadaan-keadaan suasana perasaan yang fluktuatif
secara kronis itu cukup substansial hingga mengganggu fungsi. Selain itu penderita siklotimik
perlu mendapat penanganan karena beresiko tinggi untuk mengembangkan gangguan bipolar I
atau II yang lebih berat.12[12]

C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Gangguan Mood


Terdapat beberapa factor yang bisa menyebabkan gangguan perasaan atau biasa disebut dengan
gangguan mood, faktor-faktor tersebut ialah:
1. Faktor-faktor biologis
Dalam kaitannya dengan gangguan mood adalah dalam studi keluarga, para peneliti melihat
adanya prevaliansi gangguan tertentu pada anggota-anggota keluarga keluarga tingkat-pertama
dari orang-orang yang diketahui memiliki gangguan. Factor-faktor biologis juga terbagi menjadi
beberapa bentuk, antara lain:
a) Predisposisi Genetis
b) Fungsi Neotransmiter yang terganggu
c) Abnormalitas pada bagian otak yang mengatur kondisi mood
d) Keterlibatan sistem endokrin yang memungkinkan dalam kondisi mood
2. Faktor-faktor sosial lingkungan
Faktor-faktor sosial lingkungan berupa peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan
seseorang yang dicintai atau lama menganggur.. Faktor yang paling menonjol antara lain adalah
hubungan perkawinan, gender, dan dukungan sosial.
3. Faktor-faktor behavioral
Faktor-faktor behavioral berupa kurangnya reinforcement dan interaksi yang negative dengan
orang lain yang menghasilkan penolakan.
4. Faktor-faktor emosional dan kognitif
Faktor-faktor emosional dan kognitif yang dimasud adalah sebagai berikut:
a. Dalam psikoanalisis klasik, kemarahan diarahkan ke dalam
b. Kesulitan emosional dalam melakukan coping atas kehilangan orang yang dikasihi
c. Kurangnya makna atau tujuan dalam kehidupan
d. Cara berpikir yang bias atau terdistorsi secara negative, atau suatu gaya atribusional yang
cenderung depresi13[13]

D. Penanganan Gangguan Mood


Ada beberapa ha yang dapat dilakujan untuk menangani seseorang yang mengalami gangguan
mood, beberapa diantaranya adalah :
1. Pengobatan
Pemberian anti depresan dapat membantu mengontrol gejala dan mempertahankan fungsi
neurotransmitte. Ada 3 tipe anti depresan yang sering digunakan, yaitu :
1) Trisiklik (Tofranil, Elavil)
Trisiklik merupakan obat yang digunakan secara luas dalam menangani depresi. Obat-obat anti
depresan ini membutuhkan waktu 2-8 minggu. Sehingga selama itu pasien merasa keadaannya
lebih buruk dan mengembangkan sejumlah efek samping seperti pandangan kabur, mulut kering,
konstipasi, kesulitan buang air kecil, mengantuk, berat badan bertambah dan mungkin
menyebabkan disfungsi seksual. Untuk alasan inilah 40% diantara pasien-pasien ini berhenti
minum obat, karena menganggap pengobatan justru lebih buruk daripada penyakitnya sendiri.
sekalipun demikian, dengan pengelolaan yang baik efek samping ini akan menghilang. Trisiklik
mengurangi depresi kira-kira 50% pasien diandingkan dengan kira0kira 25%-30% yang minum
pil plasebo. Isu lain yang harus dipertimbangkan oleh para kklinisi adalah bahwa trisiklik
bersifat mematikan bila digunakan dengan dosis yang berlebihan. Dengan demikian obat ini
harus diresepkan denganhati-hati, trutama untuk pasien yang menunjukan kecenderungan bunuh
diri. 14[14]
2) Monamine Oxidase Inhibitors (MAO)
Bekerja dengan cara yang berbeda, MAO memblokir enzim MAO yang berfungsi mem-break
down (memogokkan) neurotransmitter seperti neropinefrin dan serotonin. Inhibitor MAO
tampaknya lebih efektif dibandingkan dengan trisiklik dengan efek samping yang lebih sedikit.
Terapi inhibitor MAO jarang digunakan karena memiliki 2 konsekuensi yang serius yaitu makan
makanan dan minum minuman yang mengandung tiramin seperti keju, anggur merah, atau bir
dapat mengakibatkan episode-episode hipertensi berat dan kadang-kadang kematian. Selain itu,
banyak obat lain yang sering diminum sehari-hari seperti obat flu berbahaya bahkan fatal apabila
berinteraksi dengan inhibitor MAO. Untuk itulah MAO diresepkan apabila trisiklik tidak
efektif.15[15]
3) Selective Serotogenic Reuptake Ihibitors (SSRI)
SSRI ini spesifik memblokir reuptake serotonin pra-sinaptik. Ini secara temporer menaikkan level
serotonin dibagian reseptornya. Obat yang paling terkenal dikelompok ini adalah fluoksetin
(Prozac). Efek samping Prozac adalah agitasi fisik, disfungsi seksual, hasrat seksual yang
menurun (yang tampak sangat menonjol), insomnia dan masalah pencernaan. Namun efek
samping ini nampaknya tidak terlalu mengganggu kebanyakan pasien dibandingkan dengan
trisiklik, kecuali mungkin dengan kaitan disfungsi seksual.
4) Lithium
Lithium merupakan salah satu jenis garam yang tersedia di alam. Efek samping lithium secara
potensial lebih serius dibandingkan dengan antidepresan lainnya. dosisnya harus diatur secara
hati-hati untuk mencegah keracunan dan penurunan fungsi tiroid, yang mengintensifkan gejala
kekurangan energi yang terkait dengan depresi. Penambahan berat badan yang substansial juga
sering terjadi, tetapi lithium memiliki keunggulan yang membedakannya dengan antidepresan
lainnya yaitu sering efektif mencegah dan menangani episode-episode manik. Untuk alasan ini
lithium sering dirujuk sebagai obat penstabil suasana perasaan. Lithium merupakan pilihan yang
tepat untuk menangani gangguan bipolar.16[16]
2. Terapi Kognitif-Behavioral
Dalam terapi ini pasien diajari untuk menalaah secara cermat proses berfikir mereka saat mereka
depresi dan untuk menengarai kesalahan-kesalahan depresif dalam berpikir. Pasien diajari bahwa
kesalahan dalam berfikir dapat menyebabkan depresi secara langsung. Penanganannya
melibatkan tindakan mengoreksi kesalahan-kesalahan berfikir dan menggantinya dengan
pemikiran dan penilaian yang kurang menyebabkan depresi mungkin lebih ralistis. Selain itu
selama proses terapi, skema-skema kognitif negatif (cara yang khas untuk memandang dunia)
yang memicu kesalahan kognitif tertentu, tapi dalam kehidupan sehari-hari. Intinya terapi
kognitif memiliki pendekatan penanganan yang melibatkan pengidentifikasian dan pengubahan
gaya berfikir negatif yang menghubugjan dengan gangguan psikologis seperti depresi keceasan
serta menggantikan pikiran-pikiran itu dengan berbagia kekuatan dan keyakinan yang positif dan
pada akhirnya akan menjadi perilaku yang adaptif dan menjadi mekanisme pertahanan (coping
style).17[17]
3. Psikoterapi Interpersonal (IPT/Interpersonal Psychoteraphy)
IPT ini memiliki pendekatan penanganan yang lebih baru yang menekankan pada resolusi
berbagai masalah dan stresor interpersonal seperti misalnya perselisihan pembagian peran dan
konflik perkawinan dan lain-lain. Setelah diidentifikasi perselisihan yang terjadi langkah
selanjutnya adalaha mencari penyelesaiannya. Pertama terapis membantu pasien menetapkan
tahap perselisihannya, baru kemudian mencari penyelesaiannya dengan :
1) Tahap negosiasi, membuat negosiasi ulang.
2) Tahap jalan buntu
3) Tahap resolusi18[18]
4. ECT (Elektrokonvulsif dan Simulasi Magnetik Transkranial/ TMS)
Penangan biologis untuk menangani depresi berat dan kronis yang melibatkan peran impuls-
impuls listrik melalui otak untuk memproduksi seizure. Alasan efektifitasnya tidak diketahui.
Dalam pengadministrasiannya, pasien diberi obat bius untuk mengurangi perasaan tidak nyaman
dan deberi obat perileks otot untuk mencegah terjadinya kerusakan tulang akibat konvulsi
selama seizure (kejang-kejang). Kejutan listrik diadministrasikan secara langsung melalui otak
selama kurang dari satu detik, yang mengakibatkan seizure dan konvulsi singkat yang biasanya
berlangsung selama beberapa menit. Dalam praktiknya penanganan pengadiministrasian sekali
setiap selang sehari untuk total penanganan 6-110 kali (lebih sedikit jika suasana perasaan pasien
sudah normal kembali). Yang mengherankan, efek terapi ini sangat sedikit dan pada umumnya
terbatas dalam bentuk hilang ingatan dan kebingunan dalam jangka pendek yang menghilang
setelah satu sampai dua minggu, meskipun sebagian pasien mungkin mengalami masalah ingatan
dalam jangka panjang. Sedangkan TMS (Transcrantial Magnetic Simulation) bekerja dengan
cara menempatkan sebuah gulungan magnetic diatas kepala untuk membangkitkan denyut
elektroagnetik yang dialokasikan dengan benar. Dalam penangan ini anestesi tidak dibutuhkan
karena efek sampingnya biasanya terbatas dalam bentuk sakit kepala. TMS dan ECT ini sama-
sama efektif untuk pasien-pasien dengan depresi berat atau depresi psikotikyang resisten dengan
penanganan (belum menunjukan respons terhadap obat atau penangan psikologis).
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Gangguan mood atau bad mood adalah gangguan pada emosi, dimana emosi seseorang dapat
berada dalam kondisi kesedihan yang sangat ekstrim atau disebut juga kondisi depresif atau bisa
juga emosinya berada pada kondisi senang atua bersemangat yang ekstrim dan mudah
terstimulus yang disebut dengan kondisi mania.
Macam-macam gangguan mood yaitu episode manik, gangguan depresi (yang terbagi menjadi 3
meliputi depresi ringan, depresi sedang dan depresi berat), gangguan distimik, gangguan
perubahan mood (bipolar) dan gangguan siklotimik.
Faktor-faktor penyebab gangguan mood yaitu faktor biologis, faktor sosial lingkungan, faktor
behavioral,dan faktor emosional dan kognitif.
Cara mengobati gangguan mood dilakukan dengan berbagai cara yaitu memverikan pengobatan
dengan obat anti depresan berupa trisiklik, MAO (Monamine Oxidase Inhibitors), Selective
Serotogenic Reuptake Ihibitors (SSRI) dan lithium, selain memberikan pengobatan dengan terapi
kognitif-behavioral, terapi interpersonal dan ECT (Elektrokonvulsif dan Simulasi Magnetik
Transkranial/ TMS).

You might also like