Professional Documents
Culture Documents
BAB 6 Penentuan Permeabilitas Batuan (Daster)
BAB 6 Penentuan Permeabilitas Batuan (Daster)
82
83
pada sumur tersebut yang biasa dikenal dengan Well Testing. Dilakukannnya
suatu pengujian sumur hidrokarbon ini adalah untuk menentukan kemampuan
suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Hasil dari pengujian ini berupa
informasi data yang penting seperti permeabilitas efektif suatu fluida, tekanan
reservoir,kerusakan atau perbaikan formasi di sekeliling lubang sumur, batas
suatu reservoir dan bentuk radius pengurasan. Ada tiga jenis uji sumur (Well
Test) yang umum dilakukan di lapangan yaitu Deliverability Testing (Uji
Potensi),Drill Stem Test/DST (Uji Kandungan Lapisan), dan Pressure Transient
Testing (Uji Transient).
Deliverability Testing (Uji Potensi) digunakan untuk mengetahui potensi
maksimal dari suatu sumur dan kinerja aliran di reservoirnya pada kondisi aliran
yang lebih umum terjadi saat memproduksi reservoir (steady state) sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama.
Drill Stem Testing/DST (Uji Kandungan Lapisan) merupakan suatu
pengujian produktivitas formasi sewaktu pemboran masih berlangsung. Uji sumur
DST dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan fluida formasi
diproduksikan melalui pipa bor. Tujaun dari DST untuk mengetahui kandungan
hidrokarbon suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir seperti
permeabilitas, faktor skin, dan damage ratio. Drill Stem Test biasanya dilakukan
dalam dua periode pengaliran (Uji alir pertama dan kedua) dan dua kali penutupan
(Tutup pertama dan kedua).
Pressure Transient Testing (Uji Transient) dilakukan setelah sumur
diproduksi beberapa lama dengan harapan sumur sudah memiliki laju yang stabil
untuk memperkirakan karakteristik dan model reservoir, dengan demikian
diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada DST, tetapi waktunya tidak
lama seperti Deliverability Testing.
6.2.2.3. Analisa Repeat Formation Tester
Seorang reservoir engineer akan melakukan analisa parameter atau
variable penting yang digunakan untuk mengetahui besar reserve dan estimasinya.
Analisa ini menggunakan alat yang digunakan untuk mengambil data dari sumur
86
berupa tekanan, sample dan kedalaman dengan cara memasukkan alat kedalam
sumur.
Tahapnya adalah mengambil sampel fluida yang datanya kemudian akan
dikonversi dalam gradient fluida minyak, air , dan gas terhadap kedalaman
sehingga seorang reservoir engineer akan dapat menganalisis dan menentukan
batas-batas reservoir seperti Oil Water Contact (OWC), Gas Water Contact
(GWC), dan Gas Oil Contact (GOC).
Disisi lain sempel fluida yang diambil oleh RFT akan dibawa
kepermukaan kemudian dianalisis di laboratorium dalam analisa PVT (Pressure-
Volume-Temperature) Fluida, sehingga akan didapat sifat fisik fluida yaitu Faktor
Volume Formasi minyak, gas , dan air (βo, βg, βw), viskositas minyak, gas, dan
air (μo, μg, μw), Kompresibilitas fluida (C), Rasio perbandingan Gas dan Minyak
(GOR), rasio perbandingan gas terlarut dan minyak (SGR), API gravity minyak,
massa jenis fluida (ρ, kandungan senyawa dalam minyak atau gas, dll.
Dari data-data yang telah didapat tersebut, seorang engineer akan
melakukan permodelan dinamika reservoir menngunakan software, permodelan
dinamik akan berbasis pada model geologi yang telah dikerjakan oleh para
Geologist. Permodelan dinamis dilakukan dengan sangat teliti menggunakan
analisa numerik, analitik, serta menggunakan konsep geostatistik untuk
melakukan peneybaran atribut reservoir yang telah di analisa sebelumnya.
6.2.2.4. Analisa Log
Perekaman dan pengukuran data bawah permukaan (sifat-sifat fisik
batuan) di sepanjang lubang pemboran, guna membuktikan keberadaan Minyak
dan Gas Bumi/Hidrokarbon yang kemungkinannya terindikasi dari interpretasi
seismik. Data log yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, lebih ditujukan
untuk mengetahui parameter-parameter fisik batuan reservoar yang telah
terindikasi dari analisa kualitatif. Parameter tersebut berupa porositas efektif,
saturasi air, dan permeabilitas.
Evaluasi secara kuantitatif membutuhkan beberapa data log, yang
utamanya berupa Log Gamma Ray, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron,
87
dan Log Sonik. Pada mulanya, analisa secara kuantitatif dilakukan dengan
menghitung volume serpih (shale), yang merupakan jumlah kandungan serpih
pada batuan reservoar. Karena serpih memiliki porositas non-efektif, maka akan
mempengaruhi hasil pengukuran log Porositas/Neutron, dan menyebabkan nilai
porositasnya menjadi lebih tinggi. Oleh karenanya, perhitungan volume serpih
dilakukan sebagai koreksi pada porositas total sehingga dapat diperoleh porositas
efektif batuan reservoar.
Perhitungan volume serpih (Vsh) dapat dilakukan secara linear berdasarkan
Log Gamma Ray, berdasarkan persamaan Index Gamma Ray (IGR) :
IGR=((GRlog–GRmin)/(GRmax–GRmin))x100%
k=[(Φ/C)^2⋅(FFI/BVI)]^2
Keterangan :
k = permeabilitas,
Φ = porositas,
C = konstanta Coates,
Keterangan :
K = Permeabilitas,
Φ = Porositas,
6.4. PEMBAHASAN
Praktikum ini berjudul “Penentuan Permeabilitas Batuan”, memiliki tujuan
untuk menentukan nilai permeabilitas batuan pada suatu formasi. Permeabilitas
didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari suatu
batuan untuk meloloskan fluida jika fluida mengalami gradien tekanan.
Permeabilitas merupakan fungsi tingkat hubungan ruang antar pori-pori batuan.
Permeabilitas di klasifikasikan menjadi tiga yaitu permeabilitas absolut,
permeabilitas efektif, dan permeabilitas relatif. Permeabilitas absolut adalah
permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya
satu fasa, misal hanya minyak atau gas saja. Permeabilitas efektif adalah
permeabilitas batuan dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya
minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak, atau ketiga-tiganya. Permeabilitas
relatif merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas
absolut. Penentuan permeabilitas batuan dapat dilakukan dengan analisa core,
well testing, analisa repeat formation tester, dan analisa log. Pada praktikum kali
ini kita menggunakan data neutron log untuk melakukan perhitungan
permeabilitas.
Pada praktikum kali ini kita menggunakan perhitungan permeabilitas
menggunakan persamaan Wyllie-Rose. Persamaan ini dapat menghitung
permeabilitas efektif suatu batuan. Persamaan ini tetap dapat digunakan walaupun
tidak ada data core sebagai penunjang atau pendukung untuk menghitung
permeabilitas batuan, tetapi persamaan ini tidak bisa dipakai pada fractures
reservoir dan heterogeneous reservoir. Apabila didapatkan data core, persamaan
ini harus tetap dikalibrasikan dengan data core tersebut agar perhitungan
permeabilitasnya dapat menjadi lebih akurat.
Hasil perhitungan yang didapat dari praktikum ini adalah nilai permeabilitas
batuan sebesar 3,845 mD di kedalaman 530 m atau 1738,845 ft. Dapat
disimpulkan dari perhitungan ini bahwa permeabilitas batuannya sangat buruk
dan tidak berpotensi untuk diproduksi.
Aplikasi lapangan dari praktikum Penentuan Permeabilitas Batuan ini
adalah untuk mengetahui kemampuan sumur tersebut untuk memproduksikan
90
suatu fluida, yang nanti akan mempengaruhi dan berhubungan dengan PI atau
Productivity Index.
91
6.5. KESIMPULAN
1. Hasil perhitungan yang didapat dari praktikum ini adalah nilai
permeabilitas batuan sebesar 6,515 mD pada kedalaman 3080 ft,
sehingga dapat disimpulkan nilai permeabilitas batuannya sangat buruk
dan tidak berpotensi untuk diproduksi.
2. Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk meloloskan fluida jika fluida
mengalami gradien tekanan. Permeabilitas merupakan fungsi tingkat
hubungan ruang antar pori-pori batuan.
3. Penentuan permeabilitas batuan dapat dilakukan dengan analisa core,
well testing, analisa repeat formation tester, dan analisa log.
4. Perhitungan permeabilitas menggunakan persamaan Wyllie-Rose dapat
digunakan walaupun tidak ada data core sebagai pendukung untuk
menghitung permeabilitas, namun persamaan ini tidak bisa dipakai pada
heterogeneous reservoir atau fractures reservoir.
5. Aplikasi lapangan dari praktikum Penentuan Permeabilitas Batuan ini
adalah untuk mengetahui kemampuan sumur tersebut untuk
memproduksikan suatu fluida, yang nanti akan mempengaruhi dan
berhubungan dengan PI atau Productivity Index.