Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

BAB VI

PENENTUAN PERMEABILITAS BATUAN

6.1. TUJUAN PRAKTIKUM


Menentukan besarnya permeabilitas batuan pada media berpori dengan
metode logging dan juga persamaan Wyllie-Rose.
6.2. DASAR TEORI
Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat
mengalirkan fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Pada umumnya hasil analisa sampel
core yang diperoleh dari reservoir memberikan harga permeabilitas yang berbeda,
hal ini menunjukkan sifat ketidakseragaman dari batuan reservoir tersebut.
Karena Henry Darcy dianggap sebagai pelopor penyelidikan permeabilitas
maka untuk satuan permeabilitas adalah darcy.
Definisi API untuk 1 darcy adalah suatu medium berpori yang punya
kelulusan (permeabilitas) sebesar 1 darcy. Jika cairan berfasa tunggal dengan
kekentalan 1 cp mengalir dengan kecepatan 1 cm/sec melalui penampang seluas 1
cm2 pada gradient tekanan hidrolik 1 atm (760 mmHg) per cm dan jika cairan
tersebut seluruhnya mengisi medium tersebut. Secara matematis dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Qμ L
K 
A (P1 - P2 )
Keterangan :
K = Permeabilitas, Darcy
Q = Lajualir, cc/sec
 = Viscositas, cp
A = Luas penampang, cm2
L = Panjang, cm
P = Beda tekanan, atm

82
83

Permeabilitas pada suatu batuan pada tempat-tempat yang berlainan


mungkin dapat berbeda. Dengan ini tingkat ketelitiannya tidak dapat dicapai
hanya dengan mengukur satu sampel saja. Permeabilitas mungkin berbeda
didalam suatu arah tertentu, dimana pada kebanyakan lapangan minyak pada
waktu pengendapan adalah horizontal sehingga permeabilitas dalam arah vertikal
selalu lebih kecil dari permeabilitas dalam arah horizontal.
6.2.1. Jenis dan Klasifikasi Permeabilitas
6.2.1.1. Jenis -Jenis Permeabilitas
Didalam batuan reservoir fluida yang mengalir biasanya lebih dari satu
macam sehingga permeabilitas dapat dibagi menjadi :
1. Permeabilitas absolut
Adalah harga permeabilitas suatu batuan apabila fluida yang mengalir
melalui pori-pori batuan hanya terdiri dari satu fasa. Misalnya yang mengalir
gas saja, minyak saja, atau air saja.
2. Permeabilitas efektif
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir lebih dari satu macam fluida
(missal minyak, gas, dan air).
3. Permeabilitas relatif
Adalah perbandingan antara permeabilitas absolut dengan permeabilitas
efektif.
6.2.1.2. Klasifikasi Permeabilitas
1. Poor : k < 1 mD
2. Fair : 1 < k < 10 mD
3. Moderate : 10< k < 50 mD
4. Good : 50 < k < 250 mD
5. very good : k > 250 mD
Batuan dng k < 1 mD disebut “tight”
6.2.2. Metode Penentuan Porositas Batuan
6.2.2.1. Analisa Core
Analisa Core (inti batuan) adalah serangkaia kegiatan analisa untuk
mendapatkan/mendeskripsikan sifat fisik core. Dalam teknik perminyakan pada
84

penerapannya di lapangan diawali dengan coring. Coring merupakan kegiatan


atau usaha untuk mendapatkan contoh inti batuan dari formasi bawah permukaan.
Core sampel inilah yang nantinya diuji dalam laboratorium untuk mengetahui
sifat fisik batuannya. Analisa inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh
formasi dibawah permukaan (core) diperoleh. Tujuan dari analisa inti batuan
adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik
batuan yang ditembus selama pemboran. Selain itu data inti batuan ini juga
berguna sebagai pembanding dan kalibrasi dari metode logging. Secara natural,
batuan meloloskan fluida pada umumnya baik itu air, minyak dan gas maupun
kombinasi ketiganya, seorang Reservoir Engineer dituntut mampu menghitung
kuantitas fluida yang terkandung di dalam batuan, perpindahan fluida tersebut
melalui batuan serta pengaruhnya terhadap sifat fisik batuan lainnya, sifat fisik
batuan tersebut bergantung pada distribusi saat pembentukannya serta kandungan
fluida yang mengisi batuan tersebut.
Prosedur anallisa inti batuan pada dasarnya terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1. Analisa inti batuan rutin (Routine Core Analysis).
2. Analisa inti batuan spesial (Special Core Analysis).
Analisa inti batuan rutin adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
sifat-sifat batuan reservoirterhadap contoh batuan. Sifat fisik batuan dan
fluida reservoir sangat penting untuk perhitungan cadangan dan perencanaan
produksi sehingga didapatkan efisiensi setinggi mungkin. Analisa core rutin
meliputi pengukuran porositas, pengukuran ruang kosong dalam batuan,
permeabilitas, perhitungan perpindahan fluida dalam batuan, dan saturasi fluida.
Sedangkan analisa inti batuan spesial (Special Core Analysis) adalah
kegiatan untuk mengukur sifat-sifat spesial dalam batuan reservoir terhadap
contoh batuan. Analisa core spesial sangat penting untuk melihat kemampuan dari
suatu batuan untuk menampung fluida. Analisa core spesial meliputi
proseswettability, capillary pressure, relative permeability dan resistivity.
6.2.2.2. Analisa Well Testing
Dalam suatu proses produksi hidrokarbon, pasti akan dilakukan suatu
pengujian sumur terlebih dahulu agar dapat mengetahui indikasi yang terdapat
85

pada sumur tersebut yang biasa dikenal dengan Well Testing. Dilakukannnya
suatu pengujian sumur hidrokarbon ini adalah untuk menentukan kemampuan
suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Hasil dari pengujian ini berupa
informasi data yang penting seperti permeabilitas efektif suatu fluida, tekanan
reservoir,kerusakan atau perbaikan formasi di sekeliling lubang sumur, batas
suatu reservoir dan bentuk radius pengurasan. Ada tiga jenis uji sumur (Well
Test) yang umum dilakukan di lapangan yaitu Deliverability Testing (Uji
Potensi),Drill Stem Test/DST (Uji Kandungan Lapisan), dan Pressure Transient
Testing (Uji Transient).
Deliverability Testing (Uji Potensi) digunakan untuk mengetahui potensi
maksimal dari suatu sumur dan kinerja aliran di reservoirnya pada kondisi aliran
yang lebih umum terjadi saat memproduksi reservoir (steady state) sehingga
diperlukan waktu yang cukup lama.
Drill Stem Testing/DST (Uji Kandungan Lapisan) merupakan suatu
pengujian produktivitas formasi sewaktu pemboran masih berlangsung. Uji sumur
DST dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan fluida formasi
diproduksikan melalui pipa bor. Tujaun dari DST untuk mengetahui kandungan
hidrokarbon suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir seperti
permeabilitas, faktor skin, dan damage ratio. Drill Stem Test biasanya dilakukan
dalam dua periode pengaliran (Uji alir pertama dan kedua) dan dua kali penutupan
(Tutup pertama dan kedua).
Pressure Transient Testing (Uji Transient) dilakukan setelah sumur
diproduksi beberapa lama dengan harapan sumur sudah memiliki laju yang stabil
untuk memperkirakan karakteristik dan model reservoir, dengan demikian
diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada DST, tetapi waktunya tidak
lama seperti Deliverability Testing.
6.2.2.3. Analisa Repeat Formation Tester
Seorang reservoir engineer akan melakukan analisa parameter atau
variable penting yang digunakan untuk mengetahui besar reserve dan estimasinya.
Analisa ini menggunakan alat yang digunakan untuk mengambil data dari sumur
86

berupa tekanan, sample dan kedalaman dengan cara memasukkan alat kedalam
sumur.
Tahapnya adalah mengambil sampel fluida yang datanya kemudian akan
dikonversi dalam gradient fluida minyak, air , dan gas terhadap kedalaman
sehingga seorang reservoir engineer akan dapat menganalisis dan menentukan
batas-batas reservoir seperti Oil Water Contact (OWC), Gas Water Contact
(GWC), dan Gas Oil Contact (GOC).
Disisi lain sempel fluida yang diambil oleh RFT akan dibawa
kepermukaan kemudian dianalisis di laboratorium dalam analisa PVT (Pressure-
Volume-Temperature) Fluida, sehingga akan didapat sifat fisik fluida yaitu Faktor
Volume Formasi minyak, gas , dan air (βo, βg, βw), viskositas minyak, gas, dan
air (μo, μg, μw), Kompresibilitas fluida (C), Rasio perbandingan Gas dan Minyak
(GOR), rasio perbandingan gas terlarut dan minyak (SGR), API gravity minyak,
massa jenis fluida (ρ, kandungan senyawa dalam minyak atau gas, dll.
Dari data-data yang telah didapat tersebut, seorang engineer akan
melakukan permodelan dinamika reservoir menngunakan software, permodelan
dinamik akan berbasis pada model geologi yang telah dikerjakan oleh para
Geologist. Permodelan dinamis dilakukan dengan sangat teliti menggunakan
analisa numerik, analitik, serta menggunakan konsep geostatistik untuk
melakukan peneybaran atribut reservoir yang telah di analisa sebelumnya.
6.2.2.4. Analisa Log
Perekaman dan pengukuran data bawah permukaan (sifat-sifat fisik
batuan) di sepanjang lubang pemboran, guna membuktikan keberadaan Minyak
dan Gas Bumi/Hidrokarbon yang kemungkinannya terindikasi dari interpretasi
seismik. Data log yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, lebih ditujukan
untuk mengetahui parameter-parameter fisik batuan reservoar yang telah
terindikasi dari analisa kualitatif. Parameter tersebut berupa porositas efektif,
saturasi air, dan permeabilitas.
Evaluasi secara kuantitatif membutuhkan beberapa data log, yang
utamanya berupa Log Gamma Ray, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron,
87

dan Log Sonik. Pada mulanya, analisa secara kuantitatif dilakukan dengan
menghitung volume serpih (shale), yang merupakan jumlah kandungan serpih
pada batuan reservoar. Karena serpih memiliki porositas non-efektif, maka akan
mempengaruhi hasil pengukuran log Porositas/Neutron, dan menyebabkan nilai
porositasnya menjadi lebih tinggi. Oleh karenanya, perhitungan volume serpih
dilakukan sebagai koreksi pada porositas total sehingga dapat diperoleh porositas
efektif batuan reservoar.
Perhitungan volume serpih (Vsh) dapat dilakukan secara linear berdasarkan
Log Gamma Ray, berdasarkan persamaan Index Gamma Ray (IGR) :

IGR=((GRlog–GRmin)/(GRmax–GRmin))x100%

Kemudian dalam perhitungan permeabilitas, menggunakan persamaan


Coates :

k=[(Φ/C)^2⋅(FFI/BVI)]^2

Keterangan :

k = permeabilitas,

Φ = porositas,

C = konstanta Coates,

BVI = Bulk Volume Irreducible,

FFI = Free Fluid Index (FFI = Φ – BVI)

Ataupun dengan persamaan Wyllie-Rose :

K= (100. Φ2,25 / Swi)2

Keterangan :

K = Permeabilitas,

Φ = Porositas,

Swi = Saturation water initial


88

6.3. DATA PERHITUNGAN


6.3.1. Data
 Lapisan yang dianalisa = 3080 ft
 Interval = 3060-3080 ft
 Porositas = - 0,17
 Swi = 0,727
6.3.2. Perhitungan
1. Menentukan ketebalan lapisan yang dianalisa, yaitu 3080 ft dengan
interval kedalaman 3000-3080 ft.
2. Menentukan nilai porositas terkoreksi dari porosity tools
3. Menghitung nilai permeabillitas dengan metode Willyie Rose :
2
100𝛷2.25
K = ( )
𝑆𝑤𝑖
2
100 𝑋−0,172.25
= ( )
0,727
= 6,515 mD
89

6.4. PEMBAHASAN
Praktikum ini berjudul “Penentuan Permeabilitas Batuan”, memiliki tujuan
untuk menentukan nilai permeabilitas batuan pada suatu formasi. Permeabilitas
didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari suatu
batuan untuk meloloskan fluida jika fluida mengalami gradien tekanan.
Permeabilitas merupakan fungsi tingkat hubungan ruang antar pori-pori batuan.
Permeabilitas di klasifikasikan menjadi tiga yaitu permeabilitas absolut,
permeabilitas efektif, dan permeabilitas relatif. Permeabilitas absolut adalah
permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya
satu fasa, misal hanya minyak atau gas saja. Permeabilitas efektif adalah
permeabilitas batuan dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fasa, misalnya
minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak, atau ketiga-tiganya. Permeabilitas
relatif merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas
absolut. Penentuan permeabilitas batuan dapat dilakukan dengan analisa core,
well testing, analisa repeat formation tester, dan analisa log. Pada praktikum kali
ini kita menggunakan data neutron log untuk melakukan perhitungan
permeabilitas.
Pada praktikum kali ini kita menggunakan perhitungan permeabilitas
menggunakan persamaan Wyllie-Rose. Persamaan ini dapat menghitung
permeabilitas efektif suatu batuan. Persamaan ini tetap dapat digunakan walaupun
tidak ada data core sebagai penunjang atau pendukung untuk menghitung
permeabilitas batuan, tetapi persamaan ini tidak bisa dipakai pada fractures
reservoir dan heterogeneous reservoir. Apabila didapatkan data core, persamaan
ini harus tetap dikalibrasikan dengan data core tersebut agar perhitungan
permeabilitasnya dapat menjadi lebih akurat.
Hasil perhitungan yang didapat dari praktikum ini adalah nilai permeabilitas
batuan sebesar 3,845 mD di kedalaman 530 m atau 1738,845 ft. Dapat
disimpulkan dari perhitungan ini bahwa permeabilitas batuannya sangat buruk
dan tidak berpotensi untuk diproduksi.
Aplikasi lapangan dari praktikum Penentuan Permeabilitas Batuan ini
adalah untuk mengetahui kemampuan sumur tersebut untuk memproduksikan
90

suatu fluida, yang nanti akan mempengaruhi dan berhubungan dengan PI atau
Productivity Index.
91

6.5. KESIMPULAN
1. Hasil perhitungan yang didapat dari praktikum ini adalah nilai
permeabilitas batuan sebesar 6,515 mD pada kedalaman 3080 ft,
sehingga dapat disimpulkan nilai permeabilitas batuannya sangat buruk
dan tidak berpotensi untuk diproduksi.
2. Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk meloloskan fluida jika fluida
mengalami gradien tekanan. Permeabilitas merupakan fungsi tingkat
hubungan ruang antar pori-pori batuan.
3. Penentuan permeabilitas batuan dapat dilakukan dengan analisa core,
well testing, analisa repeat formation tester, dan analisa log.
4. Perhitungan permeabilitas menggunakan persamaan Wyllie-Rose dapat
digunakan walaupun tidak ada data core sebagai pendukung untuk
menghitung permeabilitas, namun persamaan ini tidak bisa dipakai pada
heterogeneous reservoir atau fractures reservoir.
5. Aplikasi lapangan dari praktikum Penentuan Permeabilitas Batuan ini
adalah untuk mengetahui kemampuan sumur tersebut untuk
memproduksikan suatu fluida, yang nanti akan mempengaruhi dan
berhubungan dengan PI atau Productivity Index.

You might also like