Professional Documents
Culture Documents
Kuesioner Imunisasi Booster PDF
Kuesioner Imunisasi Booster PDF
Kuesioner Imunisasi Booster PDF
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Meraih Gelar Ahli Madya
Jurusan Kebidanan pada Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
OLEH
NURAZISAH
70400009031
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini benar adalah hasil karya
tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka Karya
Tulis Ilmiah ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun
NURAZISAH
70400009031
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini dengan judul “Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster
Pada Anak di Kota Makassar Tahun 2012” dapat diselesaikan sebagai salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi
Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Teriring salam dan
shalawat semoga tercurahkan kepada teladan dan junjungan kita Rasulullah Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa
istiqamah mengikuti jalan dakwahnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., Ms. selaku rektor UIN
Alauddin Makassar atas sumbangsihnya dalam pembimbingan selama
mengikuti pendidikan.
2. Bapak Dr. dr. H.Rasyidin Abdullah, MPH.,MH.Kes. selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan, para pembantu dekan beserta staf, dosen
Fakultas Ilmu Kesehatan khususnya Prodi Kebidanan yang telah
memberikan bimbingan selama mengikuti pendidikan.
vii
3. Ibu Sitti.Saleha,S.Si.T,SKM.M.Keb, selaku ketua Prodi Kebidanan yang
senantiasa memberikan dorongan untuk penyelesaian studi pada Fakultas
Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan UIN Alauddin Makassar.
4. Ibu dr.Rini Fitriani, S.Ked.,M.Kes. selaku sekertaris Prodi Kebidanan
yang senantiasa memberikan dorongan untuk penyelesaian studi pada
Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kebidanan UIN Alauddin Makassar.
5. Ibu dr.Syatirah Jalaluddin,Sp.A,M.Kes sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan bantuan serta dorongan sehingga
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat di selesaikan.
6. Ibu dr.Nadyah Haruna,M.Kes.dan Bapak Burhanuddin,Lc.M.Th.I.selaku
Tim penguji yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri dalam
pelaksanaan seminar proposal dan hasil,terima kasih atas kritik,masukan
maupun saran yang telah di berikan kepada penulis.
7. Para dosen dan Seluruh staf akademik Fakultas Ilmu Kesehatan serta staf
akademik prodi Kebidanan yang telah berjasa mengajar dan mendidik
penulis serta memberikan wawasan, pengetahuan dan nasehat selama
penulis menuntut ilmu.
8. Responden yang telah meluangkan waktu sehingga penelitian ini dapat
selesai.
9. Keluarga besarku (nenek, tante dan om) yang selama ini memberiku
semangat, motivasi dalam menyelesaikan pendidikan ini.
10. Kakak-kakakku Irawati Rasyid S.Pd.I, Ummu Chair S.Pd, Aswar Rasyid
dan Nur Hidayat yang selalu memberi semangat, motivasi dalam
menyelesaikan pendidikan ini,serta menemani dan membantuku dalam
suka maupun duka.
11. Teman-teman seperjuangan D3 Kebidanan UIN Alauddin Makassar
Angkatan 09 terima kasih atas motivasi, bantuan dan kebersamaan dalam
menghadapi tantangan dan cita-cita selama tiga tahun ini serta semua
pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu per satu yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini.
viii
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Tidak lupa penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika
ada salah dan khilaf selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Akhir kata, tiada Tuhan melainkan Allah SWT. yang hidup kekal dan
terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Semoga segala apa yang diberikan kepada
penulis mendapat balasan yang setimpal dari-Nya. Amin.
Penulis
Nur Azisah
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACK .................................................................................................... vi
x
E. Kerangka konseptual ........................................................................ 27
A. Jenis Penelitian............................................................................. 31
B. Pembahasan. .................................................................................... 55
A.Kesimpulan ......................................................................................... 62
B. Saran................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 4.2.2 Diagram Pie Karakteristik Responden Berdasarkan
2012 .......................................................................................... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III : Surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan
Lampiran VII : Surat Izin Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini
merupakan salah satu cara untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak
efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Penurunan
mencolok terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteri, pertusis,
yang harus diberikan pada anak adalah BCG, DPT, polio, campak, dan
hepatitis B. Imunisasi dasar diberikan 0-1 tahun, dengan pemberian BCG 1 kali
pada kurun usia 0-1 bulan, DPT 3 kali, yaitu pada usia 2-11 bulan, polio 4 kali
pada usia 0-11 bulan, campak 1 kali pada usia 9-11 bulan, dan hepatitis B 3
1
2
imunisasi dasar atau pada anak usia sekolah dasar (SD) kelas I dan apabila
sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis
vaksin yang sudah semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Jika
tidak dilakukan booster, anak berisiko tidak terlindungi saat terkena penyakit
yang seharusnya bisa dicegah, seperti wabah difteri. Jika sedang ada wabah,
jadwal dan memberikan booster, perhatian khusus juga harus diberikan bagi
anak usia sekolah. Ketika anak bergaul dengan orang lain, semakin banyak
2012).
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk
Imunisasi) sampai usia anak sekolah. Hal ini disebabkan karena sejak anak
kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu,
angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan
pertusis (batuk rejan), polio dan tuberkulosis. Adapun dampak negatif untuk
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah bayi tersebut dapat
imunisasi seperti yang telah disebutkan tadi dan bayi juga berisiko cacat
setelah sakit serta angka kematian pun dapat melonjak tinggi (Notoatmodjo,
2003).
kelahiran pada tahun 2009 tercatat 4.174.000 jiwa, disusul laporan jumlah
bayi hidup 4.071.000 jiwa. Dan cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari
dan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi akan terjadi pula perubahan
dalam pola penyakit, misalnya penyakit campak Jerman (Rubella) yang dalam
beberapa tahun mendatang akan menjadi masalah yang cukup serius seperti
penyakit tifus sebenarnya tidak tergolong ke dalam penyakit yang berat, namun
masyarakat dan tidak semua penyakit perlu dibentuk kekebalannya yang bisa
harapan hidup di suatu negara berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran
makin tinggi usia harapan hidup. Untuk itu, pencegahan terhadap infeksi
maupun upaya yang menentukan situasi yang kondusif untuk itu mutlak harus
dilakukan pada anak dalam tumbuh kembangnya sedini mungkin guna dapat
Anak RS.Hasan Sadikin, uji klinis pentavalen 144 anak mengikuti secara
144 anak tersebut, 11 anak mempunyai kadar anti-Hbs <10 mIU/ml (non/hypo
kadar anti-Hbs >10 mIU/ml walaupun tidak mendapat imunisasi. Pada 8 orang
anak (72.2%), kadar anti-Hbs masih <10 mIU/ml. Pada mereka yang masih
diperoleh angka kematian balita sebesar 1,86 per 1000 kelahiran hidup,
infeksi seperti pneumonia yang disusul akibat diare (Profil Kesehatan kota
Makassar, 2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
imunisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.Pengertian Imunisasi
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpapar antigen
kekebalan aktif
a. Kekebalan Pasif
lainnya lebih pendek. Kekebalan pasif terdiri atas dua klasifikasi, yaitu
1) Menurut terbentuknya
7
8
dan M. Sedangkan imunitas seluler terdiri atas fagisitosis oleh sel – sel
sistem retikuloendoteial.
b. Kekebalan Aktif
Ada dua jenis kekebalan aktif yaitu kekebalan aktif didapat secara alami
yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajam pada antigen seperti pada
lebih lama dari pada kekebalan pasif karna adanya memori imunologik.
9
penyakit tersebut.
medicine yang baru berkembang dalam 200 tahun terakhir ini, atau
terjadi kejadian yang serius namun sangat jarang terjadi, dan jauh
1. Tujuan Imunisasi
dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
3. Manfaat Imunisasi
a. Untuk Anak
kematian.
b. Untuk Keluarga
c. Untuk Negara
4. Macam-Macam Imunisasi
menjadi dua:
terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon. Imunisasi aktif
penyakit.
zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif
terdiri atas:
3) Diperlukan antibodi siap pakai segera pada saat terpapar infeksi, yang
tertentu
digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit
Semua orang yang mendapat imunisasi dasar (tiga kali suntikan) sudah
sedang sampai tinggi seperti di Indonesia. Selain itu di dalam tubuh ada “sel
16
virus Hepatitis B Namun kadar antibodi yang rendah < 10μl/ml (Depkes RI,
2005).
1. Vaksin Difteri
mulai di buat secara massal pada tahun 1892. Anti-toxin difteri ini
dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis dalam bentuk vaksin DPT.
2. Vaksin Tetanus
efek dari transfer pasif suatu anti-toksin yang kemudian diikuti oleh
17
toksoid tetanus 2 atau 3 dosis memberikan proteksi bagi bayi baru lahir
3. Vaksin Campak
Vaksin ini di gunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2
tetes oral. Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus dan
usus yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang
masuk kemudian. Dengan cara ini, maka frekuensi eksresi polio virus liar
c. Prosedur Imunisasi
4. Pencatatan.
5. Pembuangan limbah.
berikut :
tidak divaksinasi.
c. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa
d. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan
diberikan.
f. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan
dengan baik.
h. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan
diperlukan.
pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan, dan
apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau
2) Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis.
e. Pencatatan Imunisasi
kartu imunisasi yang dipegang oleh orang tua atau pengasuhnya. Setiap
semua data-data yang relevan pada kartu imunisasi tersebut. Data yang
Pentingnya kartu vaksinasi juga untuk menilai jenis dan jumlah vaksin
pasien dengan imunisasi tidak lengkap dan cara dan cara mengejar
program, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat
dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi
lainnya. Pada umumnya makin cepat terjadi KIPI makin berat gejalanya
(Ranuh, 2008).
a. Kesalahan Program
diminimalisasi.
b. Reaksi Suntikan
lebih karena trauma akibat tusukan jarum, misalnya bengkak, nyeri, dan
dahulu.
c. Reaksi Vaksin
Gejala yang muncul pada reaksi vaksin sudah bisa diprediksi terlebih
pusing, nyeri otot). Meskipun hal ini jarang terjadi, namun reaksi vaksin
Dalam tradisi agama Islam, imunisasi yang dalam bahasa Arab dikenal
dengan istilah at-tamni’ atau at-tahnig sebenarnya telah dikenal sejak masa
begitu pula tradisi imunisasi dalam Islam. Pertama, anak-anak adalah kader dan
generasi penerus kita di kemudian hari. Kedua, usia kanak-kanak adalah usia
yang rentan terhadap berbagai penyakit, serangan, dan gangguan, yang bisa
berakibat fatal bagi anak pada usia-usia selanjutnya. Ketiga, fase kanak-kanak
adalah fase yang lemah dan labil. Apalagi fase balita, batita, dan pranatal. Anak
tidak dapat melindungi dirinya tanpa bantuan pihak lain. Dan keempat, masa
berpadu pada anak sepanjang masa. Sebagaimana firman Allah Swt Q.S. An-
Nisaa: 9
Terjemahnya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka – (hendaklah) mereka takut. oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar lagi tepat.”(Departemen Agama RI.
2009).
Ayat 9 diatas berpesan : Dan hendaklah orang-orang yang memberi
aneka nasihat kepada pemilik harta agar membagikan hartanya kepada orang
setelah kematian mereka, anak-anak yang lemah karena masih kecil atau tidak
penganiayaan atas mereka, yakni anak-anak lemah itu. Karena itu hendaklah
Terjemahnya :
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menurut peneliti mengandung makna bahwa sesungguhnya
Allah Swt tidak akan menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan pula
obatnya, manusia dituntut untuk berusaha dan berikhtiar mencari obat dari
bahkan dicegah sebelum terjadi. Salah satu contoh pencegahan penyakit yaitu
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh
1. Pengertian Pengetahuan
pertama (C1) yaitu tingkatan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini
keenam (C6) yaitu tingkatan pengetahuan yang paling tinggi, dalam hal ini
ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang
bahkan Al-Qur‟an itu sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber insfirasi
berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknelogi. Betapa tidak, Al-
dan teknelogi serta pujian terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Q.S.
Terjemahnya :
a. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, „tahu‟ ini
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain ;
sebagainya.s
b. Memahami (Comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
c. Aplikasi (Application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (Evaluation)
E. Kerangka Konseptual
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti,
suatu pengertian oleh karena itu konsep tidak dapat diamati dan dapat diukur,
Pengertian
imunisasi Booster
pada anak
Pengetahuan
Sikap dan
Ibu tentang
Jenis – jenis perilaku
Imunisasi
imunisasi Booster masyarakat
Booster pada
pada anak
Anak
Jadwal pemberian
imunisasi Booster
pada anak
Keterangan :
Variabel independen
Variabel dependen
yang diketahui oleh ibu tentang definisi imunisasi booster pada anak
Kriteria objektif:
Tahu : Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60%
Tidak tahu : Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh
pada anak.
Pengetahuan ibu tentang jenis - jenis imunisasi booster pada anak adalah
segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jenis – jenis imunisasi dasar
yang perlu di booster pada anak setelah berusia di atas 1 tahun berdasarkan
Kriteria objektif:
Tahu : Jika ibu menjawab dengan benar sama atau lebih 60%
Tidak tahu : Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari seluruh
mendapatkan booster
adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang jadwal dan internal
Kriteria objektif:
Tidak tahu : Jika ibu menjawab dengan benar kurang 60% dari
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Kassi – kassi
b. Bara – baraya
c. Mamajang
d. Batua raya
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang membawa anak untuk
31
32
2. Sampel
Kriteria inklusi :
Kriteria Eksklusi :
pengobatan.
D. Besar Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi
N
n=
1 + N (d2)
Keterangan :
N = Besar populasi
N = 204
d = 0,05 d2 = 0,0025
N
n=
1 + N (d2)
204
2222222
n=
1 + 204 (0,0025)
204
n=
1 + 0,51
204
n= = 135
1,51
menjadi sampel adalah orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi di
menjadi responden.
yang membawa anak untuk imunisasi di puskesmas yang ditemui pada saat
1. 1. Pengolahan Data
S=R
Keterangan :
2. Analisis Data
P = x 100%
Keterangan:
sn : Jumlah sampel
(Notoatmodjo, 2002).
35
H. Penyajian Data
1. Editing
2. Coding
Pemberian nilai atau kode pada pilihan jawaban yang sudah lengkap,
diberi skor (1) untuk jawaban “Ya” dan skor (0) untuk jawaban “Tidak”.
3. Tabulating
frekuensi.
I. Etika Penelitian
2. Kerahasiaan (confidentiality)
hasil penelitian.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
maka diperoleh sampel sebanyak 135 responden yang merupakan bagian dari
populasi.
37
38
1. Karakteristik Umur
80%
70%
70%
60%
50%
< 20 tahun
40%
20-30 tahun
30%
> 30 tahun
20% 14% 16%
10%
0%
< 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
15%
23%
< 20 tahun
20-30 tahun
> 30 tahun
63%
Sumber :Wawancara/kuesioner
(22,5%).
40
3%
11%
< 20 tahun
20-30 tahun
>30 tahun
86%
Sumber : Wawancara/kuesioner
19%
39%
< 20 tahun
20-30 tahun
>30 tahun
42%
Sumber : Wawancara/kuesioner
3%
12%
< 20 tahun
20-30 tahun
>30 tahun
85%
Sumber : Wawancara/kuesioner
2. Karakteristik Pendidikan
berikut:
35%
30%
30%
25%
21% SD
20%
20%
SMP
15%
15% 14% SMA
DIPLOMA
10%
SARJANA
5%
0%
SD SMP SMA DIPLOMA SARJANA
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
yaitu:
44
10%
30%
15% SD
SMP
SMU
DIPLOMA
SARJANA
25%
20%
Sumber :Wawancara/kuesioner
9%
23%
14%
SD
SMP
SMU
DIPLOMA
26% SARJANA
29%
Sumber: Wawancara/kuesioner
8%
15% SD
SMP
50% SMU
DIPLOMA
19%
SARJANA
8%
Sumber : Wawancara/kuesioner
9%
12% SD
SMP
44%
SMU
15%
DIPLOMA
SARJANA
20%
Sumber : Wawancara/kuesioner
3. Karakteristik Pekerjaan
berikut:
60% 57%
50%
40%
IRT
30%
25% WIRASWASTA
10%
0%
IRT WIRASWASTA PNS
Sumber : Wawancara/kuesioner
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 135 responden, dapat diketahui
28%
PNS
WIRASWASTA
50%
IRT
22%
Sumber : Wawancara/kuesioner
15%
PNS
19%
WIRASWASTA
66%
IRT
Sumber : Wawancara/kuesioner
19%
PNS
WIRASWSTA
19%
62% IRT
Sumber : Wawancara/kuesioner
15%
PNS
15% WIRASWAS
71% TA
IRT
Sumber : Wawancara/kuesioner
berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang pengertian
Imunisasi Booster pada Anak
Di Makassar Tahun 2012
Baik 34 25
Kurang 101 75
Sumber : Wawancara/Kuesioner
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jenis - jenis
Imunisasi Booster pada Anak
Di Makassar Tahun 2012
Baik 24 17,8
Sumber : Wawancara/Kuesioner
54
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Jadwal Pemberian
Imunisasi Booster pada Anak
Di Makassar Tahun 2012
Baik 40 29,6
Kurang 95 70,4
Sumber : Wawancara/Kuesioner
95 responden (70,4%).
B. Pembahasan
responden, hal ini disebabkan karena jumlah populasi lebih banyak dan juga
55
jumlah sampel yang kooperatif dalam pengambilan data lebih banyak ditemui
dan di puskesmas lainnya memiliki jumlah sampel yang tidak terlalu jauh
1. Karakteristik Umur
Hal ini menyatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang
merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Selain
itu, orang tua diusia 20-an cukup perhatian dalam hal kesehatan dan
Indonesia.
56
bukan lagi saatnya bagi mereka untuk belajar kini saatnya bagi generasi
muda untuk belajar dan lebih aktif guna meneruskan cita-cita bangsa.
2. Karakteristik Pendidikan
yang didapatkan.
57
dengan derajat pendidikan SMA keatas, hal ini tentunya sejalan dengan
belajar Sembilan tahun program BOS dan program lainnya yang pada
formal.
3. Karakteristik Pekerjaan
sebanyak 25 responden (18 %), dan PNS sebanyak 35 responden (25 %).
Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor
besar kaum wanita yang menjadi responden adalah berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga dan terlihat bahwa peranan ini sangat besar dalam
2012.
tahu.
pada tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa 24 (17,8%) orang yang tahu
59
tentang jenis – jenis imunisasi Booster dan 111 (82,2%) orang yang
Makassar pada bulan juni - juli 2012 yang terdapat pada tabel 4.6
(29,6%) orang yang tahu tentang jadwal imunisasi Booster dan 95 (70,4%)
tersebut dapat diperoleh dari berbagai media seperti media elektronik dan
media cetak.
tahu dan inti terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
tua. Mereka dapat saja berasal dari golongan ekonomi menengah tetapi
imunisasi. Jadi tidak boleh ada diskriminasi dalam hal informasi setiap
orang berhak atas informasi tersebut dan keputusan akhir tetap di tangan
orang tua. Seperti dalam Islam, sampaikanlah walau hanya 1 ayat, maka
dalam hal kebaikan dan kebenaran, kita sebagai tenaga kesehatan wajib
mempunyai warga negara yang sehat dan itu berlaku sepanjang zaman.
61
A. Kesimpulan
(15%),
62
63
(29,6%).
B. Saran
maka dari itu penting bagi orang tua agar tetap menggali pengetahuan
khususnya para orang tua yang saat ini memiliki pendidikan yang rendah
ditingkatkan, khususnya para ibu yang memiliki bayi harus lebih aktif
Haws, PS. 2003. Asuhan Neonates Rujukan Cepat. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Hidayat, AA. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Cet I;
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Nadesul, H. 2007. Membesarkan Bayi Jadi Anak Pintar. Cet II; Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Naiem, M.F, dkk. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Nanny LD, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Cetakan Pertama. Hal :
43. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Profil Kesehatan RI. 2006. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Indonesia.
http://www.medicastore.com diakses tanggal 14 februari 2012.
Ranuh, IGN dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Cet III: Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Syarifuddin, A. 2009. Imunisasi Anak Cara Islam. Cet I Hal: 48. Penerbit Tiga
Satu Tiga.
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi peneliti dan tidak merugikan
saya serta jawaban yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya. Dengan
demikian secara sukarela dan tidak ada unsur pemaksaan dari siapapun, saya siap
Makassar 2012
Responden
( )
A. PENGERTIAN IMUNISASI
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Booster pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2012
Riwayat Pendidikan
Bantaeng.
(SMPN) 2 Bantaeng