Professional Documents
Culture Documents
Bahan SGD
Bahan SGD
- Apeks orbita
Gambar 2. Aspek Orbita kanan
Apeks orbita adalah tempat masuk semua saraf dan pembuluh ke mata
dan tempat asal semua otot ekstraokular, kecuali obliquus inferior. Fissura
orbitalis superior terletak di antara corpus serta ala major dan minor ossis
sphenoidalis. Vena ophthalmica superior dan nervus lacrimalis, frontalis, dan
trochlearis berjalan melalui bagian lateral fissura yang terletak di luar annulus
Zinn. Ramus superior dan inferior nervus oculomotorius serta nervus abducens
dan nasociliaris berjalan melalui bagian medial fissura di dalam annulus Zinn.
Nervus opticus dan arteria ophthalmica berjalan melalui kanalis optikus, yang
juga terletak di dalam anulus Zinn. Vena ophthalmica inferior dapat melalui
bagian manapun dari fissura orbitalis superior, termasuk bagian yang
bersebelahan dengan corpus ossis sphenoidalis yang terletak di sebelah
inferomedial anulus Zinn. Vena ophthalmica inferior sering bergabung dengan
vena ophthalmica superior sebelum keluar dari orbita.
- Vaskularisasi
Pemasok arteri utama orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri
ophthalmica, yaitu cabang besar pertama arteri carotis interna bagian
intracranial. Cabang ini berjalan di bawah nervus opticus dan bersamanya
melewati kanalis optikus menuju orbita. Cabang infraorbital pertama adalah
arteri centralis retinae, yang memasuki nervus opticus sekitar 8-15 mm di
belakang bola mata. Cabang-cabang lain arteri ophthalmica adalah arteri
lacrimalis, yang memperdarahi glandula lacrimalis dan kelopak mata atas;
cabang-cabang muskularis ke berbagai ototorbita; arteri ciliaris posterior
longus dan brevis; arteri palpebrales mediales ke kedua kelopak mata; dan
arteri supraorbitalis serta supratrochlearis. Arteri ciliaris posterior brevis
memperdarahi koroid dan bagian-bagian nervus opticus. Kedua arteri ciliaris
posterior longus memperdarahi corpus ciliaris, beranastomosis satu dengan
yang lain, dan bersama arteri ciliaris anterior membentuk circulus arteriosus
major iris. Arteri ciliaris anterior berasal dari cabang-cabang muskularis dan
menuju ke musculi recti. Arteri ini memasok darah ke sklera, episklera,
limbus, dan konjungtiva, serta ikut membentuk circulus arterialis major iris.
Cabang-cabang arteri ophthalmica yang paling anterior ikut membentuk
aliran-aliran arteri yang berkelok-kelok di kelopak mata, yang membuat
anastomosis dengan sirkulasi karotis eksterna melalui arteri facialis.
B. Bola Mata
Bola mata orang dewasa normal hampirbulat, dengan diameter anteroposterior
sekitar 24,2 mm.
- Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan
permukaan sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan
kulit pada tepi palpebral (suatu sambungan mukokutan) dan dengan epitel
kornea di limbus.
Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata
dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva
melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus
jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris.
Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices
dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata
bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Konjungtiva
bulbaris melekat longgar pada kapsul tenon dan sklera di bawahnya, kecuali di
limbus (tempat kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sepanjang 3 mm).
Lipatan konjungtiva bulbaris yang tebal, lunak, dan mudah bergerak
(plica semilunaris) terletak di kantus internus dan merupakan selaput
pembentuk kelopak mata dalam pada beberapa hewan kelas rendah. Struktur
epidermoid kecil semacam daging (caruncula) menempel secara superficial ke
bagian dalam plica semilunaris dan merupakan zona transisi yang
mengandung baik elemen kulit maupun membran mukosa.
Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteri ciliaris anterior dan arteri
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama
banyak vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya membentuk
jaring-jaring vascular konjungtiva yang sangat banyak. Pembuluh limfe
konjungtiva tersusun di dalam lapisan superficial dan profundus dan
bergabung dengan pembuluh limfe palpebral membentuk pleksus limfatikus
yang kaya. Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan (oftalmik)
pertama nervus V. Saraf ini memiliki serabut nyeri yang relatif sedikit.
Gambar 4. Konjungtiva
- Traktus Uvealis
Traktus uvealis terdiri dari iris, corpus ciliare, dan koroid. Bagian ini
merupakan lapisan vascular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan
sklera. Struktur ini ikut mendarahi kornea.
Iris
Iris adalah perpanjangn corpus ciliare ke anterior. Iris berupa
permukaan pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris
terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan
bilik mata depan dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi
aqueous humor. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot dilator.
Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan posterior iris merupakan
perluasan neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina kearah anterior.
Vaskularisasi iris didapatkan dari circulus major iris. Kapiler-kapiler
iris mempunyai lapisan endotel yang tak berlubang (nonfenestrated)
sehingga normalnya tidak membocorkan fluoresein yang disuntikkan
secara intravena. Persarafan sensoris iris melalui serabut-serabut dalam
nervi ciliaris.
Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara
konstriksi akibat aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus
kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.
Corpus Ciliare
Corpus ciliare,yang secara kasar berbentuk segitiga pada potongan
melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal
iris (sekitar 6 mm). corpus ciliare terdiri atas zona anterior yang berombak-
ombak, pars plicata (2 mm), dan zona posterior yang datar, pars plana (4
mm). Processus ciliaris berasal dari pars plicata. Processus ciliaris ini
terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena
vorticosa. Ada dua lapisan epitel siliaris: satu lapisan tanpa pigmen di
sebelah dalam, yang merupakan perluasan neuroretina ke anterior; dan satu
lapisan berpigmen di sebelah luar, yang merupakan perluasan lapisan
epitel pigmen retina. Processus ciliaris dan epitel siliaris pembungkusnya
berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor.
Musculus ciliaris, tersusun dari gabungan serat-serat longitudinal,
sirkular, dan radial. Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan
dan relaksasi serat-serat zonula, yang berorigo di lembah-lembah di antara
processus ciliaris. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa sehingga
lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik untuk objek berjarak dekat
maupun yang berjarak jauh dalam lapangan pandang.
Pembuluh-pembuluh darah yang mendarahi corpus ciliaris berasal dari
circulus arteriosus major iris. Persarafan sensoris iris melalui saraf-saraf
siliaris.
Gambar 7. Corpus ciliare
Koroid
Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
Koroid tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan
kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar
lumennya. Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai
koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid dialirkan melalui empat vena
vorticosa, satu di tiap kuadran posterior. Koroid di sebelah dalam dibatasi
oleh membran Bruch dan di sebelah luar oleh sklera. Koroid melekat erat
ke posterior pada tepi-tepi nervus opticus. Di sebelah anterior, koroid
bergabung dengan corpus siliaris. Kumpulan pembuluh darah koroid
mendarahi bagian luar retina yang menyokongnya.
Gambar 8. Potongan melintang koroid
Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan
hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9
mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris; zonula
menghubungkannya dengan corpus siliaris. Di sebelah anterior lensa
terdapat aqueous humor; di sebelah posterior, vitreus. Kapsul lensa adalah
suatu membran semipermeabel (sedikit lebih permeable daripada dinding
kapiler) yang akan memperbolehkan air dan elektrolit masuk.
Gambar 9. Potongan lensa (vertikal)
- Retina
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dengan
semitransparan yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola
mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus ciliaris dan
berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Di sebagian besar
tempat, retina dan epitel pigmen retina mudah terpisah sehingga mudah
terbentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasi retina.
Permukaan dalam retina berhadapan dengan vitreus. Lapisan-lapisan
retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut: (1) membran limitans
interna; (2) lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion
yang berjalan menuju nervus opticus; (3) lapisan sel ganglion; (4) lapisan
pleksiform dalam, yang mengandung sambungan sel ganglion dengan sel
amakrin dan sel bipolar; (5) lapisan inti dalam badan-badan sel bipolar,
amakrin dan horizontal; (6) lapisan pleksiform luar, yang mengandung
sambungan sel bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor; (7) lapisan inti
luar sel fotoreseptor; (8) membran limitan eksterna; (9) lapisan fotoreseptor
segmen dalam dan luar batang dan kerucut; dan (10) epitel pigmen retina.
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada
kutub posterior. Di tengah-tengah retina terdapat macula, yang secara klinis
dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah
retina temporal
Retina menerima darah dari dua sumber: koriokapilaris yang berada
tepat di luar membran Bruch, yang mendarahi sepertiga luar retina, termasuk
lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel
pigmen retina; serta cabang-cabang dari arteri centralis retinae, yang
mendarahi dua pertiga dalam retina. Fovea seluruhnya diperdarahi oleh
koriokapilaris dan rentan terhadap kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila
retina mengalami ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel
yang tidak berlubang, yang membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel
pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar darah-retina sebelah luar terletak
setinggi lapisan epitel pigmen retina.
- Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang
membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang
dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus. Permukaan luar vitreus –
membran hyaloid – normalnya berkontak dengan struktur berikut: kapsul lensa
posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan caput nervi
optici. Basis vitreus mempertahankan penempelan yang kuat seumur hidup ke
lapisan epitel pars plana dan retina tepat di belakang ora serrata. Di awal
kehidupan, vitreus melekat kuat pada kapsul lensa dan caput nervi optici,
tetapi segera berkurang di kemudian hari.
Vitreus mengandung air sekitar 99%. Sisa 1% meliputi dua komponen,
kolagen dan asam hialuronat, yang memberi bentuk dan konsistensi mirip gel
pada vitreus karena kemampuannya mengikat banyak air.
- Otot-Otot Ekstraokuler
Enam otot ekstraokular mengendalikan gerak setiap mata: empat
muskulus rektus dan dua obliquus.
Gambar 13. Otot-otot ekstraokuler
1. Otot-otot Rektus
Keempat otot rektus mempunyai origo pada annulus Zinn yang
mengelilingi nervus opticus di apeks posterior orbita. Mereka dinamakan
sesuai insersionya ke dalam sklera pada permukaan medial, lateral,
inferior, dan superior mata. Fungsi utama otot-otot itu secara berturut-turut
adalah aduksi, abduksi, mendepresi, dan mengelevasi bola mata. Otot-otot
itu panjangnya 40 mm, menjadi tendo mulai 4-9 mm dari titik insersio;
pada lokasi insersio lebar mereka sekitar 10 mm. Perkiraan jarak titik
insersio dari limbus kornea adalah: rektus medialis – 5,5 mm; rektus
inferior – 6,75 mm; rektus lateralis – 7 mm; rektus superior – 7,5 mm.
Pada posisi primer mata, muskulus rektus vertical membentuk sudut kira-
kira 23 derajat dengan sumbu optic.
2. Otot-otot Obliquus
Kedua otot obliquus terutama mengendalikan gerak torasional dan, sedikit
mengatur gerak bola mata ke atas dan bawah untuk membungkus
musculus obliquus inferior dan berinsersio pada batas bawah lempeng
tarsus inferior dan orbicularis oculi. Serat-serat otot polos musculus
tarsalis inferior berhubungan dengan aponeurosis tersebut.
Komponen otot polos refraktor palpebra dipersarafi oleh saraf
simpatis, sedangkan levator dan musculus rectus inferior oleh saraf cranial
ketiga (oculomotorius). Ptosis merupakan gambaran sindrom Horner dan
kelumpuhan nervus ketiga.
2. Waktu Papar
Pemaparan terus menerus misalnya pada pekerja sektor perindustrian yang
jamkerjanya melebihi 40 jam/minggu dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat
kerja. Yang dimaksud dengan jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu
istirahat. Meskipun terjadi keanekaragaman jam kerja, umumnya pekerja informal
bekerja lebih dari 7 jam/hari. Hal ini menimbulkan adannya beban tambahan pada
pekerja yang padaakhirnya menyebabkan kelelahan.mental dan kelelahan mata.
3. Umur
Ketajaman penglihatan berkurang menurut bertambahnya usia. Pada
tenagakerja berusia lebih dari 40 tahun, visus jarang ditemukan 6/6, melainkan
berkurang. Maka dari itu, kontras dan ukuran benda perlu lebih besar untuk melihat
dengan ketajaman yang sama .
Makin banyak umur, lensa bertambah besar dan lebih pipih, berwarna
kekuningan dan menjadi lebih keras. Hal ini mengakibatkan lensa kehilangan
kekenyalannya, dan karena itu, kapasitasnya untuk melengkung juga berkurang.
Akibatnya, titik-titik dekat menjauhi mata, sedang titik jauh pada umumnya tetap saja.
4. Kelainan Refraksi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan
yangterdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata.
Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola
mata demikian seimbang sehingga bayangan benda selalu melalui mediapenglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata
emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat diretinanya pada keadaan
mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.
Dikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti Pungtum Proksimum
merupakan titik terdekat dimana seseorang masih dapat melihat dengan jelas.
Pungtum Remotum adalah titik terjauh dimana seseorang masih dapat melihatdengan
jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan denganretina
atau foveola bila mata istirahat. Pada emetropia, pungtum remotum terletak di depan
mata.
Secara klinik kelainan refraksi adalah akibat kerusakan ada akomodasi visuil,
entah itu sebagai akibat perubahan biji mata, maupun kelainan pada lensa. Kelainan
refraksi yang sering dihadapi sehari-hari adalah miopia, hipermetropia, presbiopia,
dan astigmatisma.
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat. 1990. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ilyas, S. 2003. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta