Sap Ispa

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : ISPA dan Pneumonia


Pokok bahasan : ISPA dan Pneumonia pada Anak-anak
Sasaran : Pasien dan keluarga yang datang ke KIA
Waktu : + 15 menit.
Tempat : Ruang Tunggu Poli KIA Puskesmas Arjuno
Hari / tanggal :

A. LATAR BELAKANG
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA
merupakan infeksi yang berawal dari saluran pernapasan hidung, tenggorokan,
laring, trakea, bronchi dan alveoli. Maka pengertian ISPA dapat dikatakan
sebagai penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih
dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura.
Untuk mendapatkan pengertian ISPA secara menyeluruh dapat dilakukan
dengan mengkaitkan hal penting dari penyakit ini, yaitu infeksi akut dan
saluran pernapasan. Infeksi akut yang selama ini kita kenal adalah suatu
serangan vector penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur, dll) selama 14 hari
lebih dan jika dibiarkan dapat menjadi kronis, sedangkan saluran pernapasan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah organ-organ yang terlibat
dalam pernapasan.
Penyakit ISPA sangat erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh
seseorang. Pada sebagian besar kasus ISPA, mereka yang terinfeksi adalah
anak-anak dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang mereka punya menurun
atau memang masih rendah dibandingkan orang dewasa, itulah yang
menyebabkan angka prevalensi dan gejala ISPA sangat tinggi bagi anak-anak
dan balita. Serangan di saluran pernapasan pada masa bayi dan anak bisa
menimbulkan kecacatan hingga dewasa.
Pneumonia adalah Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut pada
bagian kantung kecil paru-paru (alveoli). Alveoli akan dipenuhi nanah dan
cairan sehingga bernapas menjadi sakit karena asupan oksigen terbatas. Hal ini
sebagian besar disebabkan oleh agent infeksi dan dapat menyebar dengan cara
yang berbeda seperti batuk dan bersin.
Pneumonia salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) penyebab kematian utama pada anak usia dibawah lima tahun
(balita). World Health Organization (WHO) memperkirakan kematian balita
karena pneumonia di seluruh dunia sebesar 15%, dan pada tahun 2015
diperkir akan akan ada 922.000 kematian balita yang sebabkan oleh
pneumonia 1. Lebih dari 2 juta anak meninggal karena pneumonia, hal
ini menunjukkan bahwa 1 dari 5 balita meninggal dunia karena pneumonia.
United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF)
menyatakan pneumonia sebagai “The forgotten Killer of Children” atau
pembunuh anak paling utama yang terlupakan. Hal ini dikarenakan masih
sedikit perhatian yang diberikan pada penyakit ini.
Indonesia menempati urutan kedelapan sebagai negara dengan
jumlah kasus pneumonia yang tinggi pada balita,. Data riset kesehatan
dasar (Riskesdas) Tahun 2013 menunjukkan bahwa Period Prevalence
Pneumonia pada balita meningkat dari 2,1% pada Tahun 2007 menjadi
2,7% pada tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka cakupan
penemuan pneumonia balita tidak mengalami perkembangan, berkisar antara
20-30% hingga tahun 2014. Beberapa tahun terakhir, cakupan penemuan
pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target tahun
2014 sebesar 80%. Angka kematian akibat pneumonia balita sebesar
0,08%, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar
1,19%. Pada kelompok bayi, angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar
0,11% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar 0,06%.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama + 15 menit diharapkan
pasien dan keluarga mengerti tentang ISPA dan Pneumonia pada anak-
anak
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama + 15 menit pasien dan keluarga
mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian ISPA.
b. Mampu menjelaskan pengertian Pneumonia
c. Menjelaskan kembali penyebab Pneumonia
d. Menyebutkan kembali gejala Pneumonia
e. Mampu menjelaskan penanganan ISPA dan Pneumonia pada anak

C. MATERI
1. Pengertian ISPA dan Pneumonia
2. Etiologi / penyebab Pneumonia
3. Gejala Pneumonia
4. Penanganan Pneumonia

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
1 2 menit Pembukaan : 1. Menjawab
1. Memberi salam salam
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Mendengarkan
dan
memperhatikan

2 7 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


Menjelaskan materi penyuluhan mendengarkan
secara berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian ISPA dan pneu onia
2. Etiologi Pneumonia
3. Gejala Pneumonia
4. Penanganan Pneumonia
3 4 menit Evaluasi : Bertanya dan
Meminta keluarga untuk menjawab
menjelaskan kembali atau pertanyaan
menyebutkan :
1. Pengertian Pneumonia
2. Tanda bahaya Pneumonia
4 2 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam

G. EVALUASI
Pasien dan keluarga mengerti tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan ISPA dan Pneumonia?
2. Sebutkan gejala Pneumonia?
MATERI

A. DEFINISI
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah
ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI).
Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut pada bagian kantung kecil
paru-paru (alveoli). Alveoli akan dipenuhi nanah dan cairan sehingga
bernapas menjadi sakit karena asupan oksigen terbatas. Hal ini sebagian besar
disebabkan oleh agent infeksi dan dapat menyebar dengan cara yang berbeda
seperti batuk dan bersin atau lebih dikenal dengan radang paru (Patria A,
2016).

B. ETIOLOGI
Etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur.
Bakteri penyebabnya antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus,
bordetella, hokinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan
mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi penyebab
ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya
bakteri dan virus tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang
kecepatan tubuhnya lemah atau belum sempurna.
Faktor lingkungan atau kondisi rumah khususnya kualitas udara dalam
rumah dikatakan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu penyakit
pneumonia pada balita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
faktor kualitas udara dalam rumah dengan kejadian pneumonia balita.
faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan insiden pneumonia
antara lain; berumur < 2 bulan, berjenis kelamin laki-laki, berstatus gizi
kurang, berat badan lahir rendah, tidak memperoleh ASI yang cukup, polusi
udara, kepadatan hunian tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai,
menyelimuti anak secara berlebihan, kekurangan vitamin A, dan penyapihan
dini.
Bakteri penyebab pneumonia yaitu Streptococcus pneumonia sebenarnya
merupakan flora normal pada kerongkongan manusia yang sehat. Namun
ketika daya tahan tubuh mengalami penurunan yang dapat disebabkan karena
usia tua, masalah gizi, maupun gangguan kesehatan, bakteri tersebut akan
segera memperbanyak diri setelah menginfeksi. Infeksi dapat dengan cepat
menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Infeksi yang terjadi pada
individu umumnya menimbulkan gejala yaitu panas tinggi, napas terengah,
berkeringat, dan denyut jantung meningkat cepat. Akibatnya bibir dan kuku
dapat membiru karena tubuh kekurangan asupan oksigen. Bahkan pada kasus
yang parah, pasien akan menunjukkan gejala menggigil, mengeluarkan
lendir hijau saat batuk, serta nyeri dada (Misnadiarly, 2008).
C. GEJALA
Berikut ini adalah gejala pneumonia pada anak-anak :
 Demam yang cukup tinggi
 Batuk berdahak, dahak yang keluar umunya berwarna hijau dan
kadang bercampur darah
 Sesak Nafas, bernafas lebih cepat dan pendek
 Nyeri dada yang dipeparah dengan batuk
 Detak Jantung kencang
 Lesu, lemas
 Mual dan Muntah
 Diare

D. PENANGANAN PNEUMONIA
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan Pneumonia secara umum:
 Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah
 Untuk penderita pneumonia dengan gejala yang berat harus MRS dan
akan membaik biasanya 2 minggu
DAFTAR PUSTAKA
Athena, A. Dkk. 2014. Pneumonia Pada Anak Balita Di Indonesia. Vol. 8,
No.8.Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Peneliti dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Nyoman, Ni DN, 2016. .Hubungan Antara Pencemaran Udara Dalam Ruang
Dengan Kejadia Pneuminia Balita. Vol 2, No.3. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Patriat,Arafat.M ., 2016. Faktor Resiko Pneumonia Pada Balita di Indonesia
:Narative Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan Masyarakat.
Vol.10, No.2. Depok. Universitas Indonesia.

You might also like