Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

A. Result Control PT.

Kereta Api Indonesia


PT. KAI melakukan perubahan-perubahan yang mengutamakan hasil yang akan
dicapai. Hasil yang dicapai harus kembali lagi pada kepentingan pelanggan dimana
pelanggan disini adalah masyarakat pengguna jasa kereta api. PT. KAI memberlakukan
kebijakan-kebijakan yang mngutamakan kenyamanan dan kepuasan pelanggan. Sehingga
masyarakat yang menggunakan jasa PT. KAI menjadi lebih tertarik untuk menggunakannya
jasa kereta karena mereka mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Berikut beberapa result control yang diterapkan oleh PT. KAI:
1. Memperbaiki faktor keselamatan dan ketepatan waktu perjalanan kereta api
Tidak dapat dipungkiri jika dalam benak masyarakat masih tertanam stigma
bahwa jadwal kedatangan pasti berbeda antara realita dengan yang tertulis pada tiket.
Belum lagi masalah kecelakaan kereta baik yang disebabkan faktor teknis maupun non
teknis. Namun stigma tersebut sedikit demi sedikit mulai terhapus sejak PT. KAI mulai
membentuk direktorat keselamatan pada 2010. Salah satu tugas dari Direktorat
keselamatan ini adalah memastikan bahwa perjalanan kereta api berjalan dengan lancar
dan aman. Hal ini dilakukan dengan cara pengecekan kondisi kereta, persinyalan,
kondisi petugas jaga palang pintu kereta, serta pengamanan jalur rel dari penumpang
saat kereta hendak masuk ke stasiun. Khusus untuk KRL, telah ada pemasangan roof
barrier dan semprotan cat untuk penumpang yang masih nekat naik ke atap kereta.
Perbaikan ketepatan waktu juga terlihat setelah adanya sistem boarding di stasiun. Jika
dulu padagang asongan dan pengantar/pejemput bisa masuk ke dalam kereta api, saat
ini hal tersebut sudah tidak bisa lagi dilakukan. Untuk bisa masuk ke dalam ring 1,
penumpang harus menunjukkan tiket dan identitas sesuai dengan yang tertera pada
tiket. Hal ini untuk mendukung sistem one passanger one seat (1 tempat duduk untuk 1
penumpang) di kelas ekonomi. Dari sisi keuangan, sekilas tampaknya akan mengurangi
pendapatan PT. KAI dari kereta kelas ekonomi. Namun yang terjadi justru sebaliknya,
praktek penumpang liar yang tidak memiliki karcis dan hanya melakukan “salam tempel”
ke kondektur pemeriksa karcis bisa dihapus. PT. KAI pun menaikkan tarif kelas ekonomi
dan bisnis untuk layanan tersebut, sehingga penurunan pendapatan akibat
berkurangnya penumpang bisa tertutupi. Sistem boarding yang sekarang ini sudah
berjalan selain mempercepat waktu keberangkatan kereta api, juga menjamin keamanan
di dalam stasiun karena tidak ada lagi calo atau copet yang berkeliaran.

2. Membangun Infratruktur untuk meningkatkan layanan


Pasar yang terus berkembang perlu diikuti dengan pengembangan fasilitas
perkeretaapian. Dukungan Pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur perlu
dimanfaatkan oleh Perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh negara. Langkah-langkah
strategis ditempuh perusahaan meliputi beberapa jenis kegiatan.
3. Menetapkan target kinerja usaha dan kinerja keuangan
Perusahaan memiliki beberapa kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan
menjadi lima segmen usaha yaitu:
a. Angkutan Penumpang
b. Angkutan Barang
c. Pendukung Angkutan Kereta Api
d. Non Angkutan
e. Subsidi Pemerintah
Sepanjang tahun 2016, volume penumpang terangkut mencapai 352.309.298
orang, meningkat 7,7% dibandingkan tahun 2015 sebesar 327.129.497 orang dan 98,2%
dari anggaran sebesar 358.932.936 orang. Angkutan KA Penumpang terdiri dari 3 kelas
KA Utama dan 2 kelas KA Lokal. Peningkatan volume angkutan KA Penumpang
terutama didukung oleh pertumbuhan penumpang KA Lokal sebesar 8,3%, sementara
penumpang KA Utama tumbuh 2,2% dibandingkan tahun 2015.

Selama tahun 2016, secara umum pencapaian kinerja operasi perusahaan masih
berada di bawah target RKAP, hal ini terlihat dari ketidaktercapaian target di pendapatan
operasi ataupun di laba bersih. Perbandingan antara pencapaian kinerja keuangan
tahun 2016 dibandingkan anggaran yang telah ditetapkan serta proyeksi target tahun
2017 disajikan pada tabel berikut:
4. Menyiapkan kebijakan struktur remunerasi pegawai
Adanya stimulus dengan cara pemberian penghargaan terhadap pegawai yang
loyal dan baik, diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kepada penumpang. PT.
KAI melakukan peningkatan tunjangan yang sebelumnya hanya Rp. 3 juta rupiah
menjadi Rp. 17 juta rupiah namum gaji masih tetap sebesar Rp. 4 juta rupiah, pegawai
juga diberi uang pulsa senilai Rp. 1 juta rupiah, dan diberi ATM yang dapat digunakan
sebagai ID card. Termasuk juga gaji masinis. Premi per kilometer yang besarnya Rp
80/km dinaikkan menjadi Rp 150/km. Sekarang, sudah Rp 250/km.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan sesuai dengan Peraturan
Menteri BUMN Nomor: PER- 07/MBU/2010 jo PER-04/MBU/2013 tentang Pedoman
Penetapan Penghasilan Direksi Dewan Komisaris, dan Pengawas BUMN. Kriteria
penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
a. Penetapan penghasilan berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat
tetap dilakukan dengan mempertimbangan faktor pendapatan, aktiva, kondisi dan
kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi, dan faktor lain yang relevan, serta
tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
b. Penetapan penghasilan berupa tunjangan dan tantiem yang bersifat variabel,
dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan,
dan kemampuan keuangan, serta faktor lain yang relevan.

5. Menyusun Sistem Pengendalian Intern


Sistem pengendalian intern merupakan komponen penting dalam manajemen
yang menjadi acuan untuk menyelenggarakan kegiatan operasional yang sehat dan
aman. Sistem pengendalian intern yang baik diharapkan dapat mendukung pencapaian
sasaran dan target kinerja yang ditetapkan manajemen, menambah kepercayaan bagi
manajemen, mendorong kepatuhan pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta meminimalisir risiko kerugian yang timbul. Adanya sistem
pengendalian intern pada PT KAI tergambar dari struktur organisasi PT KAI sebagai
berikut:

Dewan Komisaris dan Direksi meyakini bahwa kinerja yang baik dan peningkatan
nilai perusahaan hanya dapat dicapai melalui penerapan tata kelola perusahaan secara
baik dan benar. Salah satu implementasinya adalah sistem pengendalian intern yang
efektif. Secara bertahap, Perusahaan terus menyempurnakan unsur-unsur pengendalian
intern hingga sesuai dengan Internal Control Integrated Framework yang dikembangkan
oleh The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO).

You might also like