Professional Documents
Culture Documents
Teori Imogene M
Teori Imogene M
Teori Imogene M
King
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir
keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital
School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah
sambil kuliah di Bachelor of Science dalamKeperawatan di St Louis University pada
tahun 1948. Dia menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis
University.
Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu : Toward a
theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for
Nursing: System, Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing
(1986).
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut
lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan
klienmempengaruhi interaksi
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap
pertukaran informasi.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan
konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap
situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari
persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu
dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita,
persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial
ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud
tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi
adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak
dankewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi
akibatinteraksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan
pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya
untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri
individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas
perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang
akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan
peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.Konsep
hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam
berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam
keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien
untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi
danmerupakan respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mempengaruhiantara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien
terjadisuatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akandilakukan (Murwani A, 2009).
Implicit:
1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam
pengambilankeputusan.
Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut,
yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien
makaakan terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka
tumbuhkembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat
danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-
klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan
terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan dalam
skema dibawah ini :
Add caption
Contoh Kasus :
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B,
keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak
nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3
detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia
seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat
sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia
tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai
pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa
beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernahterlihat
sering mengalami nyeri dada saat di rumah.
Pengkajian :
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang,
waktu, komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping.
Persepsi
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara
keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada
anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit
yangserius?
Peran
1. Bagaimana penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?
3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?
4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?
Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang
berhubunganuntuk penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan
anda setiap kan memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi
mengenai proses perawatan?
Stress dan Koping
1. Apakah penyakit anda membuat anda stress?
2. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?
3. Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda
stress?
4. Apakah nyeri dada membuat anda stress?
Komunikasi
1. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada
keluargaanda?
2. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai
penyakitanda?
3. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
4. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri
dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri
dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di
rumahsakit ?
Waktu
1. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
2. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
3. Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu
menemanianda?
Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?
2. Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan
bagaimana hasilnya?
3. Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard
Infarct?
Interaksi
1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan
dokter?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang
rawat anda?
Diri sendiri
1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?
3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda
sendiri?aksi-reaksi antara perawat-klien
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
3. Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman
kematian.
4. defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan
Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasirespon
verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu digambarkansecara rinci
untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI,
Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan denganteori King,
mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita
menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada
pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien
dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap
pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani
aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri
dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian danmenerapkannya pada
penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada setiapintervensi, implementasi
keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.
Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-
pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari
Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual
yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia
mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A
Conceptual Framework for Nursing ) yang berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal
Attainment).Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A.
1986).
Teori King memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan
lain-lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat sekarang dimana
informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat. Teori ini berkembang
secara deduktif yaitu diidentifikasi masalah, lalu mengidentifikasi teori terkait,
kemudian dibuat pertanyaan penelitian yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila
menggunakan bahasa yang universal, memilih dan mendefinisikan konsep/variabel
dari pertanyaan penelitian.
Makna Teori
Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King sangat mudah untuk
dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori ini membangun tubuh
ilmu pengetahuan keperawatan(Body of Knowledge).
Manfaat dari teori ini adalah:
1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan.
3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti
dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadiandalam
situasi keperawatan yang sepesifik.
4. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep
yangdijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
5. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
6. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
7. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam
membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi antara
perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering dihadapi
adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh perawat di dunia.
Berdasarkan hal diatas maka kelompok menyimpulkan bahwa teori King adalah
cukup logis dipandang dari cakupan teori atau pernyataan yang dikemukakan karena
teori King ini sangat sesuai karena keberhasilan perawatan adalah adanya interaksi
yang terus menerus antara perawat dan klien serta lingkungan eksternal yang
mempengaruhinya. King juga menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah
adanya interaksi perawat dengan klien yang meliputi komunikasi, persepsi yang
menimbulkan aksi dan reaksi serta menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
persetujuan dan adanya traksaksi.
Manfaat Teori
Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada lingkup klinik
maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studiyang mendukung teori ini
berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan keperawatan.
Dalam praktek baik di lahan klinik maupun lahan komunitas interaksi yang terjadi
sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi di klinik maupun di
komunitas teori dari King ini sangat relevan karena kesembuhan klien sangat
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dan klien.
Kemampuan menggeneralisasi
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat luas dan cukup
dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek keperawatan. Teori ini cocok
diterapkan pada keperawatan klinik maupun komunitas karena berfokus pada
interaksi antara manusia dan lingungannya. Manusia sebagai individu dapat
melakukan penyesuaian terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang
sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk
mencapai kesehatan optimal.
Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudahdan
dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yangdikemukakan cukup
jelas.
Kekurangan
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep
mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang
akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang
terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan
konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien-
pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat,
seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien
psikiatrik.
Kesimpulan
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan
derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan
asumsi dasar King tentang Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama,
yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan
tubuhilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai
rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat
menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial,ekonomi dan politik.
Saran
1. Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,
mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di
berbagai tatanan pelayanan keperawatan baik di klinik maupun
dikomunitas.
2. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek
keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang
adadalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan
memilikikemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambilmendorong partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raile.(2006). Nursing Theory : Utilization and Application 3th
edition. mosby elseiver : United Stated of America
Christensen, Paula J. (2009) : Nursing Process:Aplication of Conceptual
Models, 4th ed. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit
Salemba Medika: Jakarta.
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and
practice. Fifth Edition,California; Addison Wesley.
Marriner-Tomey &Alligood (2006). Nursing Theorist and Their Work. Seventh
edition. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.
Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd
edition, Philadelphia: Lippincott.
Muwarni A.(2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya
:Yogyakarta
Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:
Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
MAKALAH KEPERAWATAN DASAR I
Oleh Kelompok 7
1. Risa Sukma (1411316013)
PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori keperawatan
Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui latar belakang kehidupan dan prestasi yang di raih
imogene king.
b. Mahasiswa mengetahui konsep utama dan definisi-definisi.
c. Mahasiswa mengetahui sumber-sumber teoritis.
d. Mahasiswa mengetahui model konsep dan teori imogene m. King terdiri dari tiga
sistem.
e. Mahasiswa mengetahui konsep utama paradigma keperawatan menurut imogene
m. King.
f. Mahasiswa mengetahui teori imogene m. King dalam proses keperawatan.
g. Mahasiswa mengetahui penerimaan oleh komunitas ilmu perawatan.
h. Mahasiswa mengetahui tinjauan kritis teori king.
i. Mahasiswa mengetahui asumsi king.
j. Mahasiswa mengetahui pandangan king terhadap keperawatan.
k. Mahasiswa mengetahui analisa teori.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Kehidupan Dan Prestasi Yang Di Raih Imogene King
Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis,
Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955);
menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak
perempuan.
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of
Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat
karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in
Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang
pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961.
meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di
Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory :
general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968
menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam
departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat
ssebagai kepal sekolah keperawatan di TheOhio State University, Columbus.Manuskrip
buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human
Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun
1971.
Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-
1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980
ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing:
System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan
tahun 1981.
Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan
beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang
berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.
2.4 Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan
dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang
(space), dan waktu (time).
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.
Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan
pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik
persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua
orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri
adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu
yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan
walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang
berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses
diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai
aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan
reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi,
jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap
situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang
menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang
lain, merupakan pengalaman unik setiap orang
2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang
disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang
atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari
satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui
telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional,
perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal,
dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam
menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat
penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah,
penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai
pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran
berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial,
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi
untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang
dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran
dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan
dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai
tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang
mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial
dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan
orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan
dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang
terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.
2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang
secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal
melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh
seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang
mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan
merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi,
informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan
lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus
terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat
adalah bagian dari lingkungan pasien.
4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat
dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi,
reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan
tercapai.
Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang
dapat ditingkatkan .
Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi
terjadi.
Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan
terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1. Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.
2. Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat
orang sakit, terluka dan sekarat.
3. Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya,
seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien
yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk
mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5. Evaluasi
a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.
2) Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design
kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.
Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.
Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan
hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi
perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan
keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3) Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.
2. Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak
dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien
koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa
kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa,
dan situasi yang tidak mungkin.
3. Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses
interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat
diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat
diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya
relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan
diantara konsep-konsep tersebut.
2.9 Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah sosial, mengirim. rasional, reaksi, penerimaan,
kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai
klien serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi
kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau
menolakkeperawatan,
5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu
mereka membuat atau mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi
manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai
sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).
Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi,
transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang (Marriner,A. 1986). Teori
King merupakan model leori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi
leteratur, discusi, penelitian dan lain-lain.
2. Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yangdiperkuat oleh dua
metode:
a. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment
5. Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi
sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mernpunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-
kasus psikiatri.
6. Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukupjelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge),
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten,Konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan,
harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian
tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan
keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba
Medika: Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi
4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of Nursing
Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.
Perry, Potter. 1992. Fundamentals of Nursing –Concepts Process & Practice: 3rd
Edition, Mosby Year Book: London.