Teori Imogene M

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 28

Riwayat Hidup Imogene M.

King
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point,Iowa. Karir
keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital
School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah
sambil kuliah di Bachelor of Science dalamKeperawatan di St Louis University pada
tahun 1948. Dia menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis
University.

Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New


York,Dr. Montag sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan
padatahun 1961. Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago
mengajar mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan:
Sistem, Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan
kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr. Kingmemiliki artikel berjudul
Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers.

Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981yaitu : Toward a
theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A Theory for
Nursing: System, Concept, Process (1981),Curriculum and Instruction In Nursing
(1986).

Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King


Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yangterdiri atas tiga
sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan
tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah
pada perkembangan teori pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P,
2009).

Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama


berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim
interpersonal karena menekankan pada interaksi antara duaorang atau lebih. Konsep
yang ditempatkan dalam sistem sosial karenamereka menyediakan pengetahuan
untuk perawat agar berfungsi di dalamsistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 –
19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien
berinteraksi dalam suatuarea (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal
system sangatmenentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan
keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995):

1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai


sistemterbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi
dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,
mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai
dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan
memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran
diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konseptentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

Konsep Interaksi Imogene M. King


King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya
( Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi
kegiatan dan orientasi pada waktu.

Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut
lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan
klienmempengaruhi interaksi
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap
pertukaran informasi.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan
konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap
situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari
persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu
dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita,
persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial
ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud
tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi
adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak
dankewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi
akibatinteraksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan
pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya
untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri
individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas
perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang
akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan
peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.Konsep
hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam
berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam
keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien
untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi
danmerupakan respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling
mempengaruhiantara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien
terjadisuatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akandilakukan (Murwani A, 2009).

Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King


1. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara
klien dan perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan
menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
2. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal)
ataukelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi
peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan
lingkungan.
3. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu
untuk melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial
yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian
terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-
sumber yangoptimum.
4. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem
sosial dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang
memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti
rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.

Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis,


1997) :
Explicit:
1. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan
lingkungandengan tujuan kesehatan untuk manusia.
2. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,
rasional,dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol,
mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon
yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-
tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.
4. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan,
kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk
menolaknya.
5. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada
individumencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi
informasi.
6. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.

Implicit:
1. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
2. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam
pengambilankeputusan.

Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut,
yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien
makaakan terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka
tumbuhkembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat
danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-
klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan
terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan dalam
skema dibawah ini :

Add caption

Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses


Keperawatan
Pengkajian
1. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat
membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan
klienmembawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang
menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang
klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang, Pandangan
tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan
interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan
untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
dan Sosialisasi
Diagnosa Keperawatan
1. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan
diagnosa keperawatan.
Perencanaan
1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalahtersebut dilakukan.
3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan
menetapkantujuan dan membuat keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
Implementasi
1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan
aktualuntuk mencapai tujuan.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas
tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter,
2005).

Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik


Keperawatan
Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem.
Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien.
Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori
ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan
pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah
(Meleis, 1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan
lingkungankerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

Contoh Kasus :
Tn. X usia 52 tahun datang dengan istri dan kedua anak laki – lakinya ke UGD RS.B,
keluhan nyeri pada dada kiri hingga ke punggung, rasanya seperti tertusuk, sesak
nafas, RR : 38 x/mnt, bibir dan kuku (aliran perifer) terlihat sianosis. Kapleri refill>3
detik. Lama nyeri dada kurang lebih 20 – 30 menit. Tn. X mengatakan ia
seringmengalami mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat
sepertimengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak. Namun ia
tidak pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai
pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak Tn. X tidak mengetahui bahwa
beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena Tn. X tidak pernahterlihat
sering mengalami nyeri dada saat di rumah.

Pengkajian :
Pengkajian meliputi : Persepsi, peran, pertumbuhan dan perkembangan, ruang,
waktu, komunikasi, interaks, transaksi, stress dan koping.

Persepsi
1. Bagaimana perasaan anda tentang kesehatan diri anda secara
keseluruhan?
2. Bagaimana perasaan anda tentang nyeri dada yang anda rasakan?
3. Apakah anda tahu penyebab dari nyeri dada anda?
4. Apakah anda pernah berobat ke dokter untuk mengobati nyeri dada
anda?
5. Apakah anda pernah terpikirkan bahwa anda menderita penyakit
yangserius?
Peran
1. Bagaimana penyakit dapat berefek untuk peran kehidupan anda?
2. Bagaimana peran keluarga anda setelah anda memiliki penyakit MCI?
3. Bagaimana anda melakukan peran anda setelah anda menderita MCI?
4. Apakah menurut anda perawat dan dokter telah meakuan perannya?
Transaksi
1. Informasi apa yang dan perawat berikan untuk informasi yang
berhubunganuntuk penyakit anda?
2. Perawatan seperti apa yang anda inginkan ?
3. Apakah anda merasakan penting bila perawat mendiskusikan dengan
anda setiap kan memberikan asuhan keperawatan?
4. Bagaimana perawaan anda ketika dokter dan perawat berdiskusi
mengenai proses perawatan?
Stress dan Koping
1. Apakah penyakit anda membuat anda stress?
2. Bagaimana anda berperilaku ketika anda mengalami stress?
3. Apakah anda menginginkan seseorang memotivasi anda ketika anda
stress?
4. Apakah nyeri dada membuat anda stress?
Komunikasi
1. Ketika anda memiliki masalah apakah anda menceritakan pada
keluargaanda?
2. Apakah dokter dan perawat memberikan informasi mengenai
penyakitanda?
3. Apakah anda mengerti anda menderita penyakit apa?
4. Observasi proses komunikasi, ekspresi wajahnya, kontak matanya?
Ruang
1. Apa yang anda inginkan dari orang lain ketika anda mengalami nyeri
dada?
2. Siapa yang anda inginkan, untuk mendampingi anda ketika nyeri
dada ?
3. Apakah anda menginginkan privasi, ketika anda berada di rumah sakit?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan ruang rawat anda selama di
rumahsakit ?
Waktu
1. Apakah anda sering mengalami nyeri dada?
2. Kapan anda mengalami nyeri dada pertama kali?
3. Apakah nyeri dada anda meberi effek kepada setiap aktivitas anda?
4. Apakah saat anda mengalami nyeri dada keluarga anda selalu
menemanianda?
Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Apa pengalaman anda dalam menangani nyeri dada?
2. Ketika nyeri dada, bagaimana anda menangani nyeri dada anda dan
bagaimana hasilnya?
3. Apakah aktivitas yang anda lakukan sebelum terkena penyakit Myocard
Infarct?
Interaksi
1. Apakah anda sering berinteraksi dengan keluarga anda?
2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga anda?
3. Bagaimana perasaan anda ketika anda kontak dengan perawat dan
dokter?
4. Apakah anda merasa nyaman dengan interaksi pasien lain diruang
rawat anda?
Diri sendiri
1. Apakah anda merupakan manusia yang memiliki inisiatif?
2. Apakah perasan anda ketika anda menderita penykit MCI?
3. Apakah anda merasa diri anda dapat menyelesaikan masalah anda
sendiri?aksi-reaksi antara perawat-klien
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
3. Ansietas b/d perubahan kesehatan-status sosial-ekonomi ancaman
kematian.
4. defisiensi pengetahuan b/d kurang pajanan
Perencanaan
Nyeri, cemas, takut adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasirespon
verbal, non verbal yang bersifat individual sehingga perlu digambarkansecara rinci
untuk mengevaluasi keberhasilan penanganan respon nyeri akut pada pasien MCI,
Intoleransi aktivitas (pembatasan aktivitas) dapat dikaitkan denganteori King,
mewakili keadaan diri klien terhadap stress dan koping pasien, dan bagaimana kita
menyeting ruangan, waktu untuk interaksi, transaksi, peran pasien dalam menjalani
aktivitasnya sehari – hari di rumah sakit
Masalah Interaksi klien dapat teratasi dengan informasi yang diberikan kepada
pasien untuk melakukan aktivitas dengan kegiatan interaksi, transaksi, peran pasien
dalam menjalani aktivitasnya sehari – hari. Lakukan Pendidikan Kesehatanterhadap
pasien MCI dalam proses interaksi, transaksi, peran pasien untuk menjalani
aktivitasnya sehari – hari. Yang mana dalam hal ini dapat mencegahtimbulnya nyeri
dada kembali. Dengan pengembangan pengkajian danmenerapkannya pada
penegakkan diagnosa, pemberian informasi pada setiapintervensi, implementasi
keperawatan dan evaluasi hasil, maka pencapaian tujuan pasien dapat dicapai.

Analisis Teori Imogene M. King


Analisis kelompok terhadap teori Imogene King mengacu pada tujuhkategori atau
prosedur yaitu sumber teori, makna teori, kecukupan logika dariteori, manfaat teori,
derajat kemampuan menggeneralisasi, parsimony teoridan kemampuan untuk
diujikan dari teori. Berikut ini kami akan menguraikananalisis teori tersebut yaitu:

Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-
pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari
Perilaku Manusia” ( General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual
yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia
mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A
Conceptual Framework for Nursing ) yang berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal
Attainment).Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A.
1986).

Teori King memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan
lain-lain.Teori King sangat ideal untuk dikembangkan pada saat sekarang dimana
informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat. Teori ini berkembang
secara deduktif yaitu diidentifikasi masalah, lalu mengidentifikasi teori terkait,
kemudian dibuat pertanyaan penelitian yaitu bagaimana komunikasi bisa terjadi bila
menggunakan bahasa yang universal, memilih dan mendefinisikan konsep/variabel
dari pertanyaan penelitian.

Makna Teori
Kelompok menganalisis bahwa teori keperawatan Imogene King sangat mudah untuk
dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Teori ini membangun tubuh
ilmu pengetahuan keperawatan(Body of Knowledge).
Manfaat dari teori ini adalah:
1. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek
keperawatan.
3. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti
dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadiandalam
situasi keperawatan yang sepesifik.
4. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep
yangdijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
5. Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
6. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
7. Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam
membentuk suatu teori. Hal tersebut didasarkan bahwa interaksi antara
perawat dan klien itu sangat penting. Kendala yang sering dihadapi
adalah kesulitan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh perawat di dunia.

Kecukupan logika teori


Berdasarkan analisa kelompok, Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik, karena sistem ini
terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang
ada didukung oleh beberapa riset. Teori King menyatakan bahwa manusia
mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat
keputusan untuk mempengaruhi kehidupan, kesehatan, maupun mendapatkan
pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hal diatas maka kelompok menyimpulkan bahwa teori King adalah
cukup logis dipandang dari cakupan teori atau pernyataan yang dikemukakan karena
teori King ini sangat sesuai karena keberhasilan perawatan adalah adanya interaksi
yang terus menerus antara perawat dan klien serta lingkungan eksternal yang
mempengaruhinya. King juga menyatakan bahwa intervensi keperawatan adalah
adanya interaksi perawat dengan klien yang meliputi komunikasi, persepsi yang
menimbulkan aksi dan reaksi serta menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
persetujuan dan adanya traksaksi.

Manfaat Teori
Teori ini dapat digunakan pada praktek keperawatan baik pada lingkup klinik
maupun pada lingkup komunitas. Banyak riset dan studiyang mendukung teori ini
berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan keperawatan.
Dalam praktek baik di lahan klinik maupun lahan komunitas interaksi yang terjadi
sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk aplikasi di klinik maupun di
komunitas teori dari King ini sangat relevan karena kesembuhan klien sangat
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dan klien.

Kemampuan menggeneralisasi
Teori King menurut kelompok memiliki cakupan isi teori yang sangat luas dan cukup
dan komplek untuk diaplikasikan pada tatanan praktek keperawatan. Teori ini cocok
diterapkan pada keperawatan klinik maupun komunitas karena berfokus pada
interaksi antara manusia dan lingungannya. Manusia sebagai individu dapat
melakukan penyesuaian terhadap stressor internal maupun eksternal dalam rentang
sehat sakit dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki seseorang untuk
mencapai kesehatan optimal.
Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudahdan
dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yangdikemukakan cukup
jelas.

Kemampuan teori untuk diujikan (Testability)


Teori King menurut kelompok, sudah ada gambaran yang jelas dan sangat sesuai
dengan kondisi teknologi dan informasi pada saat sekarang. Teori ini dapat
memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan
hypothesis dalam penelitian.

Analisa Kelebihan dan Kekurangan Teori


Imogene King
Kelebihan
1. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini
dapatdipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan.
2. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan.
3. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan
bersama,mengambil keputusan , dan interaksi untuk mencapa tujuan
klien.
4. Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan,
5. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
6. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan

Kekurangan
1. Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Misalnya konsep
mengenaistres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa stres
memilikikonsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus
menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang
akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang
terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja.
3. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan
konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien-
pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat,
seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang baru lahir, dan pasien
psikiatrik.

Kesimpulan
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan
derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan
asumsi dasar King tentang Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama,
yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling
berhubungandengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan
tubuhilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai
rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat
menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial,ekonomi dan politik.

Saran
1. Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,
mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di
berbagai tatanan pelayanan keperawatan baik di klinik maupun
dikomunitas.
2. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek
keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang
adadalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan
memilikikemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambilmendorong partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
 Alligood, Martha Raile.(2006). Nursing Theory : Utilization and Application 3th
edition. mosby elseiver : United Stated of America
 Christensen, Paula J. (2009) : Nursing Process:Aplication of Conceptual
Models, 4th ed. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.
 Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit
Salemba Medika: Jakarta.
 Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and
practice. Fifth Edition,California; Addison Wesley.
 Marriner-Tomey &Alligood (2006). Nursing Theorist and Their Work. Seventh
edition. St.Louis: Mosby-Year Book, Inc.
 Meleis Ibrahim A., (1997). Theoretical nursing: development and progress, 3rd
edition, Philadelphia: Lippincott.
 Muwarni A.(2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya
:Yogyakarta
 Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing, Concept, Process, and Practice:
Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
MAKALAH KEPERAWATAN DASAR I

“Teori Keperawatan Imogene King”

Oleh Kelompok 7
1. Risa Sukma (1411316013)

Dosen Pembimbing : Reni Prima Gusty, S. Kep, M. Kes

PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia,
kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya
telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan
adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat
harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat di organisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti
secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan
model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori yang
bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi,
persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu dan ruang
(Marriner, A. 1986).

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori keperawatan
Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam bidang keperawatan nantinya.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui latar belakang kehidupan dan prestasi yang di raih
imogene king.
b. Mahasiswa mengetahui konsep utama dan definisi-definisi.
c. Mahasiswa mengetahui sumber-sumber teoritis.
d. Mahasiswa mengetahui model konsep dan teori imogene m. King terdiri dari tiga
sistem.
e. Mahasiswa mengetahui konsep utama paradigma keperawatan menurut imogene
m. King.
f. Mahasiswa mengetahui teori imogene m. King dalam proses keperawatan.
g. Mahasiswa mengetahui penerimaan oleh komunitas ilmu perawatan.
h. Mahasiswa mengetahui tinjauan kritis teori king.
i. Mahasiswa mengetahui asumsi king.
j. Mahasiswa mengetahui pandangan king terhadap keperawatan.
k. Mahasiswa mengetahui analisa teori.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Kehidupan Dan Prestasi Yang Di Raih Imogene King
Lahir 18 November 1908, di Philadelphia, PA, putri dari Yusuf Fernandez (anorchestra
pemimpin dengan nama Joe Coca) dan Sadie (seorang aktris dan penari,nama gadis,
Brady) Menikah Robert Burton (aktor), tanggal 7 Januari 1935 (meninggal, 1955);
menikah Raja Donovan (aktor), 1960 (meninggal, 1987); anak tiri: dua anak, satu anak
perempuan.
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of
Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat
karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in
Nursing Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang
pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961.
meraih gelarPh.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di
Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory :
general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968
menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam
departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat
ssebagai kepal sekolah keperawatan di TheOhio State University, Columbus.Manuskrip
buku pertamanya“Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human
Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan 1972 menjabat pada tahun
1971.
Ia kembali ke Chicago tahun segai professor di program LoyolaUniversity. Tahun 1978-
1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical
Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense
Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980
ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing:
System, Cocepts, Process” dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan
tahun 1981.
Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiation dan
beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang
berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.

2.2 Konsep Utama Dan Definisi-Definisi


Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan
dan orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di
arahkan untuk mencapai tujuan.
2. Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3. Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang
berikutnya, baik secara langsung atau tidak langsung.
4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian
tujuan.
5. Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial,peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
6. Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri
8. individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif
untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
9. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
10. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.

2.3 Sumber-Sumber Teoritis


King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing,
tujuan dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi
bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga
para peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-
peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik. Dalam buku pertamanya ia
mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang
dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan
suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan pengalaman-
pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi, dan sosial dalam keperawatan.

2.4 Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan
dan perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang
(space), dan waktu (time).
a. Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.
Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan
pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik
persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua
orang, dansubjektif atau personal.
b. Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri
adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu
yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan
walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang
berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses
diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai
aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan
reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
e. Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau
subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi,
jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap
situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku orang yang
menempatinya.
f. Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang
lain, merupakan pengalaman unik setiap orang

2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.
Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang
disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi,
komunikasi, transaksi, peran dan stress.
a. Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang
atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari
satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui
telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional,
perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal,
dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam
menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat
penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah,
penampilan fisik dan gerakan tubuh.
c. Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai
pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.
d. Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai
pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran
berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial,
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi
untuk tujuan pada situasi khusus.

e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang
dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran
dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan
mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep
yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.
a. Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan
dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai
tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang
mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam
organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial
dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan
orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan
dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang
terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
e. Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan


pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian
asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh
perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian
juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah
memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam menciptakan dan
mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

2.5 Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau
masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan
dapat digunakan.
b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu/merawat diri
mereka sendiri.

2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang
secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal
melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh
seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.

3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang
mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan
merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi,
informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan
lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus
terhadap perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk
menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal.
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan informal. Perawat
adalah bagian dari lingkungan pasien.

4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat
dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi
keperawatan. King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses
interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi,
reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
 Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
 Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka tujuan
tercapai.
 Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan tercapai.
 Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh kembang
dapat ditingkatkan .
 Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka transaksi
terjadi.
 Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
 Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian tujuan
terjadi.
Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat professional
1. Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga mereka dapat
berfungsi dalam peran mereka.
2. Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan merawat
orang sakit, terluka dan sekarat.
3. Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King berkata dalam teori nya,
seorang perawat profesional, dengan pengetahuan khusus dan keterampilan, dan klien
yang membutuhkan perawatan, dengan pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah
pribadi, bertemu sebagai orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

2.6 Teori Imogene M. King Dalam Proses Keperawatan


1. Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang
diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya
adalah :
1) Tingkat tumbuh kembang.
2) Pandangan tentang diri sendiri.
3) Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap
status kesehatan.
4) Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk
interaksi dan transaksi.
5) Sosialisasi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut
serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk
mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

5. Evaluasi
a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.
b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan tersebut.

2.7 Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Perawatan


1) Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan satu
fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori ”Karena
ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan atau
program-program yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapat
teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat
diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.Teori ini dan GORN (The Goal Oriented
Nursing Record) berguna dalam praktek perawat untuk menyediakan rencana-rencana
individual dan perawatan pada saat menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam
fase membuat keputusan. GORN merupakan satu pendekatan dalam keefektifan
dokumen perawatan keperawatan.

2) Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design
kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.
Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.
Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan
hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi
perawat,Pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan
keperawatan sebagai disiplin ilmu.
3) Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit,
diperawatan ambulatri, populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang, komputerisasi dalam merekam system perawatan kesehatan.

2.8 Tinjauan Kritis


1. Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas
karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para
perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia
memberikan contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan
overload sensor. King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan
diturunkan secara konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa
kritik-kritik, menyatakan contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan,
namun contoh itu bukanlah definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak
berbeda dengan definisinya dari pembuat stres dan mereka berbeda.

2. Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak
dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien
koma, bayi yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik. King memppercayai bahwa
kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan kepada setiap orang, peristiwa,
dan situasi yang tidak mungkin.

3. Kesesuaian empiris
Masih dalam tahap-tahap awal, King mengumpulkan data empiris dalam proses
interaksi perawat-pasien yang membawa kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat
diajari tujuan dan apabila itu digunakan dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat
diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya
relatif baru pengujian empiris dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan
diantara konsep-konsep tersebut.
2.9 Asumsi King
King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara eksplisit maupun
irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:
1. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
2. Individu adalah sosial, mengirim. rasional, reaksi, penerimaan,
kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai
klien serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi
kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau
menolakkeperawatan,
5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu
mereka membuat atau mengambil keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.

Sedangkan asumsi implisit meliputi :


1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasidalam pembuatan
atau pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolakkesehatan.

2.10 Pandangan King Terhadap Keperawatan


Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat
Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling
berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/ Lingkungan merupakan suatusistem
terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi
dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan
internaldengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang
secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan ekstemal
melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh
rsseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari-sehari yang maksimal.
Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan
perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan
membuat transaksi.

2.11 Analisa Teori


Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat disimpulkan
bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan
interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi tentang
persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis
antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang
berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi
maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.

Tahapan prosedur analisa teori :


1. Sumber Teori (Origins)
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan
yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku
Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang
dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan
artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual
Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972.
Kingmenyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
a. Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk
mengembangkan keperawatan.
b. Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan
professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981
mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung
pengembangan interaksi yang dinamis”. King mengidentifikasi sistem yang dinamis
dalam tiga sistem interaksi: personal sistem (individuals), interpersonal sistem (groups)
dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem elayanan
kesehatan, dll) yang disebut dengan DynamicInteracting Systems. Hal ini timbul dari
asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian
tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima,
berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka
kerja konseptual hams diorganisir untuk menggabungkan ide-ide.

Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi
manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai
sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).
Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi,
transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang (Marriner,A. 1986). Teori
King merupakan model leori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi
leteratur, discusi, penelitian dan lain-lain.

2. Makna (Meaning)
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yangdiperkuat oleh dua
metode:
a. Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
b. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment

Manfaat dari teori ini adalah:


a. Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
b. Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki
praktek keperawatan.
c. Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan
praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan
yang spesifik.
d. Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan
dasar praktek keperawatan profesional.

3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)


Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka
dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada
didukung oleh beberapa riset.
4. Manfaat (Usefulness)
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek
teknis perawatan klien dan sistem pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya
bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek
keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan
situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan
diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan
teori ini pada praktek keperawatan, harusmempunyai pengetahuan dari konsep-konsep
yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif
pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan
dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain
kurikulum pendidikan keperawatan.

5. Generalisasi (Generalizability)
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi
sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mernpunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu
berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-
kasus psikiatri.

6. Parsimony
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat
dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukupjelas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah:
mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge),
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep
teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten,Konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan,
harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian
tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan
keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase
pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teori King. http://www.scribd.com. Diakses tanggal 1September 2014

Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit


Fitramaya: Yogyakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba
Medika: Jakarta.

Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi
4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of Nursing
Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.

Perry, Potter. 1992. Fundamentals of Nursing –Concepts Process & Practice: 3rd
Edition, Mosby Year Book: London.

You might also like