Professional Documents
Culture Documents
Sumber Lateks 1 PDF
Sumber Lateks 1 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
H O H O H O
| + | + |
+H +H
R – C–C R – C–C R – C–C
| + | + |
-H -H
-
NH2 O NH3+ O-
NH3+ OH
H3C H
C=C
CH2 CH2
H3C CH2
C=C
CH2 H
Gambar 2.3. Struktur umum lateks trans 1,4 poliisoprena (Morton, 1973)
Atau mengandung semua jenis ikatan sulfida (mono dan di poli) seperti dipaparkan
pada gambar 2.6 di bawah ini :
Gambar 2.6. Struktur rangkaian karet pada vulkanisasi sulfur terakselerasi (Ismail
& Hashim, 1998)
PO˚ + RH POH + R ˚
R˚ + R˚ R-R
1.
CH3 CH3 CH3
| | |
C–O–O–C 2 C–O.
| | |
CH3 CH3 CH3
Dikumil peroksida
CH3 CH3
2.
| |
C–O. + – CH2 – C = CH – CH2 –
|
CH3 Isoprena
CH3 CH3
| |
C – OH + – CH = C – CH
. – CH2 –
|
CH3
+
.
– CH = C – CH – CH 2 – – CH = C – CH – CH 2 –
| |
CH 3 CH 3
Cross linked NR (no loss of double bond)
CH 3 CH 3
| |
4. – CH 2 – CH = C – CH 2 – – CH 2 – CH – C
. – CH 2 –
+
.
– CH = C – CH – CH 2 – – CH = C – CH – CH 2 –
| |
CH 3 CH 3
Cross linked NR (loss of double bond)
Dari gambar 2.10 terlihat bahwa pengaruh pengaktif dan pencepat terhadap
kekuatan tarik film lateks karet alam yang di vulkanisasi dengan sulfur pada suhu
930C mengalami perbedaan yang nyata. Apabila agen vulkanisasi tidak ditambahkan
ke dalam formulasi lateks karet alam, kekuatan tariknya rendah dibandingkan dengan
formulasi yang telah ditambahkan pengaktif dan pencepat.
2.7. Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofil
dan gugus lipofil sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh
karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang
suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak
(lipofilik). Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang
panjang, sementara bagian yang non polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil
(Rossen, M.J, 1994).
Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan
pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agent) dan bahan pelarut
(solubiliting agent). Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan
kestabilan emulsi dengan cara menurunkan tegangan antar muka, antara fasa minyak
dan fasa air. Surfaktan digunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun
berbentuk emulsi air dalam minyak. Penambahan surfaktan dalam larutan akan
menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Kemudian setelah mencapai
konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan walaupun konsentrasi
2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.
Contoh :
|
X + = – N+ –
X+ |
3. Surfaktan non-ionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan.
Contoh :
X X = (OCH 2 CH 2 ) n OH
n = 6 – 30
4. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan
positif dan negatif.
Contoh :
|
X X = – N+ – CH 2 – COO-
|
Tabel 2.2. menyajikan harga-harga gugus hidrofil dan lipofil yang dapat
digunakan untuk menghitung harga HLB teoritis.
Gugus Lipofil
- CH 3 0.475
- CH 2 - 0.475
= CH - 0.475
(Belitz dan Grosch, 1986)
H 2 SO 4
RCOOH + CH 3 OH RCOOCH 3 + H2O
Asam lemak Metanol metil ester asam lemak air
Proses terjadi reaksi esterifikasi dengan katalis asam sangat lambat, sehingga
ditambah sedikit asam sulfat yang berfungsi sebagai katalis agar terjadi reaksi
kesetimbangan membentuk senyawa ester. Untuk lebih meningkatkan hasil reaksi
esterifikasi maka digunakan asam karboksilat atau alkohol yang berlebihan
(Solomon, 1994).
Selain itu metil ester asam lemak juga dapat dibuat secara reaksi
interesterifikasi dari minyak dan lemak baik yang berasal dari hewan maupun dari
tumbuhan. Reeaksi interesterifikasi dapat berlangsung dengan katalis asam atau basa.
O
R – C
NH2
Merupakan turunan dari amoniak dengan dua gugus atom H, misalnya asetamida.
b. Amida sekunder
O
R – C
NH-R
Merupakan turunan dari amoniak dimana satu atom H-nya digantikan dengan dua
gugus alkil, misalnya diasetamida.
c. Amida tersier
O
R – C
N–R
|
R
Merupakan turunan dari amoniak dimana 2 atom H-nya digantikan dengan dua
gugus alkil. Misalnya : triasetamida.
Senyawa amida mengandung nitrogen yang mempunyai sepasang elektron
menyendiri dalam satu orbital terisi, sehingga diharapkan amida dapat bereaksi
dengan asam seperti amina, namun amida tidak dapat bereaksi dengan asam karena
amida merupakan basa sangat lemah dengan pKb bernilai 15-16 (Fessenden, 1999).
Seperti asam karboksilat, amida memiliki titik didih dan titik cair yang tinggi karena
adanya pembentukan ikatan hidrogen intermolekul selama masih terdapat hidrogen
yang terikat pada nitrogen. Senyawa ini juga sangat istimewa karena nitrogennya
mampu melepaskan elektron dan mampu membentuk ikatan π dengan karbonil.
Fmaks
σ = …………………………………………………. (2.1)
Ao
Dimana :
C
Kekuatan tarik akhir
Tegangan
pada yield
A
B
Tegangan (σ)
Kemuluran
pada yield Kemuluran
Regangan (C)
Pada kurva di atas ada juga tahapan proses yang terjadi tahap pertama (sampai
titik A), kenaikan regangan bahan polimer berbanding lurus dengan tegangan, bila
tegangan dilepaskan specimen bahan akan kembali pada bentuk semula (bahan
bersifat elastis). Bila regangan diperbesar melampaui beban maksimum (σ 0 ) molekul
bahan akan mengalami orientasi ke arah tarikan dan akan mengalami perubahan
regangan yang besar. Sampai titik B, semua molekul sudah terorientasi secara
teratur dan membentuk struktur kristalin yang lebih kuat. Pertambahan regangan
menjadi lebih kecil dan tegangan akan naik drastis sampai bahan terputus pada titik C
dengan besar tegangan = σ t . Daerah antara titik A dan C disebut daerah plastis, bila
bahan tidak bersifat plastis maka spesimen bahan akan terputus setelah titik A.