Professional Documents
Culture Documents
Elemen Mekanik Otomotif
Elemen Mekanik Otomotif
Disusun oleh :
Gilang Krisna Wardana 16509134017
Yoma Andaru 16509134019
Amirul Mu’minin 16509134020
Surya Irawan 16509134021
Ratna Shary Putri R 16509134022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat serta
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai perancangan elemen
mekanik otomotif ini dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan tugas ini dibuat sebagai tugas
kelompok dari mata kuliah Elemen Mekanik Otomotif dimana membahas tentang
“Perancangan Piston, Ring Piston, Pena Piston, dan Batang Piston”.
Dalam makalah ini kami membahas tentang bagaimana proses perancangan dari
sebuah piston, ring piston, pena piston, dan batang piston serta dilengkapi dengan contoh
perhitungan dalam perancangan tersebut. Untuk menyusun makalah ini penulis juga
mengambil bahan dari referensi yang telah dianjurkan dan beberapa referensi lain sebagai
tambahan untuk pembahasan makalah ini.
Dalam proses penyelesaian tugas makalah ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan makalah ini
sehingga selesai dengan semestinya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak ditemukan
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Atas segala kekurangan tersebut kami memohon maaf.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
TEORI PERANCANGAN KOMPONEN.................................................................................1
A. PERANCANGAN PISTON............................................................................................1
B. PERANCANGAN RING PISTON.................................................................................8
C. PERANCANGAN PENA PISTON..............................................................................10
D. PERANCANGAN BATANG PISTON.........................................................................10
BAB II......................................................................................................................................20
CONTOH PERHITUNGAN....................................................................................................20
A. Perhitungan Piston........................................................................................................20
B. Perhitungan Ring Piston................................................................................................25
C. Perhitungan Batang Penggerak.....................................................................................28
D. Perhitungan Pena Piston................................................................................................33
BAB III PENUTUP..................................................................................................................36
KESIMPULAN....................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................37
3
BAB I
TEORI PERANCANGAN KOMPONEN
A. Perancangan Piston
Piston adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar bersama – sama
dengan silinder blok dan silinder head. Piston juga melakukan gerakan naik turun untuk
melakukan siklus kerja mesin, serta piston harus mampu meneruskan tenaga hasil
pembakaran ke crankshaft. Jadi, piston memiliki fungsi yang sangat penting dalam
melakukan siklus kerja mesin dan dalam menghasilkan tenaga pembakaran. Maka piston
harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut:
1. Ringan, agar mudah bagi mesin dalam mencapai putaran tinggi. Jika konstruksi
piston terlalu berat , maka sulit bagi mesin untuk mencapai putaran tinggi,
sehingga akselerasi sepeda motor atau mobil menjadi sangat lambat.
2. Tahan terhadap tekanan ledakan karena hasil pembakaran. Pada saat langkah
usaha bensin dan udara terbakar oleh percikan bunga api listrik dari busi. Hasil
pembakaran ini akan menimbulkan ledakan dan tekanan yang sangat kuat di
dalam ruang bakar, tak terkecuali piston menerima ledakan dan tekanan dari hasil
pembakaran tersebut. Karenanya selain piston harus ringan tapi piston juga harus
kuat dalam menahan ledakan dan tekanan hasil pembakaran untuk diteruskan
menggerakkan poros engkol.
3. Tahan terhadap pemuaian. Pembakaran campuran bensin dan udara dalam ruang
bakar akan menimbulkan panas, suhu di daerah ruang bakar akan naik sangat
tinggi. Seperti yang diketahui bahwa dengan naiknya suhu , maka logam akan
mengalami perubahan bentuk atau memuai. Piston yang terbuat dari logam –
logam khusus pun akan mengalami pemuiaan yang tidak sedikit. Jika pemuaian
yang dialami piston berlebihan maka akan membuat piston terkunci ke dinding
silinder blok, sehingga piston akan berhenti bekerja naik turun dalam silinder,
sehingga bisa dikatakan bahwa mesin telah mati dengan berhentinya piston dalam
melakukan gerakan naik turun.
1
1. Trunk pistons
Trunk Pistons untuk mesin diesel kecil merupakan campuran dari besi atau
alumunium alloy yang di cor menjadi satu. Untuk piston dengan power silinder
sedang dan tinggi dilengkapi dengan kepala yang dapat dilepas. Pendinginan
buatan pada bagian kepala piston yaitu dengan oli pelumas, untuk mesin 4
langkah digunakan pada diameter silinder ≥ 450 mm. Sedangkan untuk mesin 2
langkah digunakan pada diameter ≥ 300 mm, karena silinder mendapat tegangan
termal yang lebih tinggi daripada mesin 4 langkah.
Piston jenis ini biasanya dilengkapi dengan kepala yang dapat dilepas yang
didinginkan secara buatan pada silinder dengan power yang tinggi.
Piston mesin diesel ini terdiri dari body dan dua buah kepala pada bagian atas dan
bawah ruang bakar pada silinder. Cairan pendingin dialirkan menuju kepala
melalui lubang pada batang piston.
Kepala piston dilengkapi dengan alur melingkar sebagai dudukan dari ring
kompresi. Variasi tipe dari ring sendi. Pasokan oli dihilangkan dari kerja di permukaan
silinder oleh control oli atau ring pengikis yang terpasang pada kepala, di bawah ring
kompresi dan salah satu dari 4 pada piston skirt.
Sisi dalam dari sebuah kepala noncooled trunk piston menggunakan rusuk radial
atau konsentrik yang memperkuat kepala dan meningkatkan transfer panas dari kepala ke
udara luar.
2
Kepala piston dibuat kerucut atau silinder di bagian luar sedangkan di bagian
permukaan luar dari skirt piston berbentuk datar atau membentuk elips pada bagian yang
paling tebal (dekat lubang pena piston). Hal ini membuat sebuah celah antara piston
karena pemuaian panas pada kepala piston. Selain itu, sebuah celah termal dibuat di
antara permukaan dari piston skirt dan liner yang menjamin piston skirt bebas
berekspansi selama mesin menyala.
Bentuk dari kepala piston harus menciptakan kondisi yang paling menguntungkan
untuk percampuran bahan bakar dan pembakaran di ruang bakar. Karena itu, bentuk dari
kepala piston diatur pertama dan terutama oleh desain ruang bakar yang dipilih. Pada
mesin 2 langkah, bentuk dari kepalanya jugatergantung pada jenis pembilasan.
3
Bentuk yang paling umum pada ruang bakar mesin disel mesin 4 langkah dengan
percikan busi mempunyai ruang bakar datar.Piston pada kapal disel dikenai beban
mekanik dan beban termal, bekerjadibawah tekanan tinggi dan temperature (300° - 350°
C). Oleh karena itu, bahan dari piston harus memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan
terhadap karat dan aus. Piston untuk mesin putaran rendah terbuat dari besi cor C424-44
dan C 428-48. Kepala piston juga terbuat dari baja tempa tingkat 25 dan baja cor tahan
panas 30 M. Piston untuk mesin diesel putaran sedang dan diesel putaran tinggi terbuat
dari alumunium alloy yang ringan dan memiliki konduktivitas panas yang tinggi.
Kelemahan dari piston yang terbuat dari alumunium alloy yaitu memiliki koefisien
ekspansi linear yang tinggi yang menyebabkan terjadinya celah antara piston dan liner
saat mesin dalam keadaan dingin.
4
Besar diameter piston pada diesel putaran tinggi terbuat dari cor paduan seperti AJI1
yang mengandung nikel yang berfungsi untuk menambah ketahanan terhadap panas.
Piston dengan alumunium alloy pada mesin putaran tinggi dibuat lebih kuat dengan
drop-forging. Bahan tersebut berasal dari campuran tingkat AK4 dan AK2. Terkadang
pengerjaan pada permukaan piston besi cor dilapisi dengan timah agar piston dapat
berjalan lebih cepat dalam permukaan liner.
Piston skirt terlepas dari tujuan utama – transmisi kekuatan tekanan gas ke batang
penghubung – pada saat yang sama trunk piston juga berfungsi sebagai crosshead atau
sepatu.
Nmax = Pz tan β
1 1
Nmax = 0,08 Pz ketika λ = dan Nmax = 0,1 Pz ketika λ =
5 4
N max
Tekanan sisi spesifik maksimum pada permukaan piston : qN di mana A
A
adalah proyeksi dari permukaan bantalan piston ( atau panduan ), A = Dls , di mana D
adalah diameter dan ls adalah panjang piston skirt.
Nilai yang diijinkan untuk qN pada mesin diesel adalah sebagai berikut :
Apabila diasumsikan bahwa kepala piston terkena beban merata dari tekanan gas
maksimum Pz. Maka dapat diasumsikan juga bahwa kepala piston berbentuk piring bulat
bertumpu bebas pada silinder dari kepala piston dengan diameter Dl. Jika keduanya
berlaku:
5
Pz πD
2
Fcg = = p z=
2 8
Maka akan terkonsentrasi pada titik pusat gravitasi dari bidang setengah lingkaran
kepala diganti untuk beban merata, kemudian dua momen bengkok (bending moments)
akan bekerja di bagian kritis kepala, terletak di sepanjang diameternya D, yaitu gaya
momen Fcg.
2 3
πD 2D D
M ' 0=F cg a= pz x = pz
8 3 π 12
2D
Di mana a = adalah jarak dari titik pusat gravitasi daerah setengah lingkaran
3 π
ke titik pusat kepala.
Dan Momen M’’b dari reaksi merata melalui tepi setengah lingkaran kepala dan sama
dengan gaya yang bekerja ∑R = Fcg.
Dengan mengasumsikan bahwa reaksi diterima oleh titik pusat gravitasi setengah
lingkaran, maka dapat ditemukan :
2 2
−πD D −D Di
M ' ' b=−F cgb= pz i = pz
8 π 8
Keterangan :
6
Di
b = adalah jarak dari titik pusat gravitasi setengah lingkaran ke titik
π
pusat lingkaran
2
D3 D Di
M b=M ' b + M ' ' b= p z− pz
12 8
D3
M b= p
24 z
Tegangan bengkok :
Mb
σb=
W
Di mana W adalah modulus bagian pada bagian lurus dari kepala piston. Jika kepala
piston datar dan tidak terdapat rusuk-rusuk, maka :
Dσ 2
W=
6
Untuk kepala rusuk atau kepala dengan bentuk kompleks, modulus bagian
ditentukan dengan metode terkenal grafis dan analisis. Dalam menghitung kepala piston
menggunakan metode yang dijelaskan di atas dan untuk tegangan bengkok (σb = dalam
kg/cm2) yang diijinkan adalah sebagai berikut :
7
Pada mesin yang menyala berbeda suhunya antara bagian dalam dan luar kepala.
Maka, perhitungan di atas harus ditambahkan dengan tekanan mekanis yang dilengkapi
dengan apa yang disebut dengan tegangan termal (thermal stresses).
qδ
Δt = ti – tc =
λ
Keterangan :
δ = ketebalan
Kompresi relative dan tegangan pada lapisan luar dan dalam pada kelapa piston,
masing-masing adalah sebagao berikut :
∆L ∆t
εc = εt = =α
2 2
εE ∆t E
σ c =σ t = =α x
1−m 2 1−m
qδ E
σ c =σ t =α
2 λ 1−m
Keterangan :
8
Δl = selisih panjang lapisan akibat panas
α = koefisien pemuaian
m = rasio
Ring piston dibuat dari besi cor tingkat C421-40 dan C424-44. Kekerasan dari
logam ring piston bervariasi dari angka Brinell 180 hingga 220. Kekerasan ring piston
diperoleh untuk berbeda dari liner silinder dengan ± 10 unit.
Ring piston pada diesel putaran rendah dan putaran sedang dibuat dengan cara
ditempa dari baja dengan tingkat 15. Sedangkan untuk ring piston disel dengan putaran
tinggi dibuat dari baja dengan tingkat 12XH3A dan 18XH3A.
Ring iston dikelompkka menjadi dua bagian yaitu piston ring kompresi
(compression rings) dan piston ring oli (oil ring). Bahan yang dipakai untuk piston ring
kompresi dan piston ring oli direncanakan dari bahan besi tuang.
Ring piston membentuk paket ring, yang biasanya terdiri dari 2 – 5 cincin, termasuk
satu ring kompresi. Jumlah dari ring dalam paket tergantung pada jenis mesin, namun
9
biasanya terdiri dari 2 – 4 ring kompresi dan 0 – 3 ring oli. Misalnya, pada mesin diesel 4
langkah memiliki 2 sampai 3 ring kompresi dan hanya satu ring oli.
1. Ring Kompresi
2. Ring Oli
10
C. Perancangan Pena Piston
Pena piston pada mesin tipe kerja tunggal dilakukan pemeriksaan terhadap tekanan/
pemampatan dan terhadap tekukan aksi dari gaya akibat tekanan gas. Tekanan kompresi
pada pena piston dapat dirumuskan :
Pz
σ c=
a
Di mana :
Faktor keamanan dapat ditentukan dengan suatu rumus, akan tetapi angka yang
diijinkan adalah Sc = 4 – 5.
Pz
q cr=
π 2 2
4
(d −d 1)
Seharusnya nilai besaran tidak boleh melebihi qcr = 800 – 1000 kg/cm2, di mana nilai
d1 dan d2 adalah diameter atas dan bawah dari permukaan dukungan.
11
D. Perancangan Batang Piston
Pada bagian kepala batang penggerak yang kecil baik yang tipe tidak terbelah
(menjadi satu) maupun yang tipe terbelah mempunyai ring/packing yang terbuat dari
perunggu khusus. Sedangkan pada bagian kepala batang penggerak yang besar biasanya
disediakan dengan baja penyokong yang terbelah (metal). Kadang-kadang untuk mesin
tipe kecepatan menengah cocok apabila dengan bantalan jarum di bagian kepala batang
penggerak yang kecil, bantalan itu menahan tekanan yang tinggi.
12
Pergerakan batang piston selalu menerima gaya/pergerakan yang memutar. Pada
mesin diesel yang bekerja tunggal, di bagian atas batang penggerak nenpunyai flens yang
melingkar pada derajat tertentu. Piston di pasang pada flens tersebut. Di bagian bawah
batang penggerak piston memanjang dengan mur atau flens untuk berhubungan dengan
kepala/topi yang melintang. Pada mesin yang bekerja ganda kepala batang penggerak
yang kecil terdapat galur/ulir untuk mengikatkannya dengan piston, mengingat kepala
batang penggerak bagian bawah mendapatkan perpanjangan dengan ketirusan dan mur
untuk mengikatkan ke kepala/topi melingkar. Cairan pendingin untuk piston di mesin
yang bekerja ganda di suplai melalui batang piston, yang dibuat cekungan dengan tujuan
membuat pipa atau saluran khusus. Sebuah rumah/casing untuk memasukkan batang
piston dan menyediakan pendinginan dan menjaga dari gas yang panas.
Kepala/topi yang melintang dari mesin bekerja tunggal dapat di bangun di salah satu
atau dua sisi. Pada bantalan yang menjadi satu (tidak tebelah), tekanan normal selama
langkah usaha terjadi diambil dari permukaan bantalan yang luas sebagai pengantar, dan
permukaan bantalan yang sempit ketika langkah kompresi. Selama bagian belakang
bergerak, maka permukaan bantalan yang sempit dari pengantar untuk mengambil
tekanan normal selama langkah usaha. Untuk tipe dua penghantar kepa/topi memiliki dua
permukaan bantalan yang rata di setiap sisi.
13
Pada ujung connecting rod dipasang small end bearing yang dibuat dari bahan
perunggu phospos, dan pemasangan dilakukan dengan cara mengepres. Melalui pena
piston, connecting rod berfungsi meneruskan gaya – gaya dari piston ke poros engkol,
atau sebaliknya. Sehingga connecting rod akan menerima gaya tekan dari proses
pembakaran, dan gaya inersia dari massa – massa yang bergerak bolak – balik serta gaya
inersia dari massa connecting rod itu sendiri. Bahan untuk connecting rod dibuat dari
baja karbon grade 45.
Perhitungan batang penggerak terletak pada kekuatan dalam menerima gaya atau
gerakan putar, kepala bagian kecil/atas, kepala bagian besar/bawah, dan baut pada kedua
kepala tersebut. Batang penggerak adalah bagian yang dipaksa oleh tekanan gas (Pz),
gaya inersia dengan massa (Ff) dan gaya inersia yang melintang dari batang penggerak.
Ketika posisi piston pada posisi TDC, saat itu proses pembakaran terjadi dan batang
penggerak mendapat tekanan/gaya dengan cepat.
Psum = Pz - Ff
P∑ ¿
∝
σ c =¿
Di mana α adalah area minimum melintang dari batang torak, dan tegangan yang
diijinkan :
l
Untuk baja paduan Pcr =(3350−62 )∝ kg
ρ
14
l
Untuk baja paduan nikel 5% Pcr =(3350−62 )∝ kg
ρ
Di mana :
ρ=
√ l
∝
: jari – jari kelambanan dari penampang lintang (cm)
ρ=
√ π 4 . d2 d
= cm
64 πd 2 4
1 2 2
4√
ρ= d +d 0 cm
Angka keamanan :
Pcr
S c=
Pz
Pembengkokan dari tangkai batang penggerak oleh gaya melintang dari massa
batang penggerak diketahui ketika melakukan pengecekan. Beban yang didistribusikan di
tangkai batang penggerak diwakili oleh sebuah segitiga. Momen bengkok maksimum
yang disebabkan oleh gaya inersia ketika batang penggerak pada posisi di 90° dari
engkol.
15
2
n
M max= ( 1200 )
γ r a l2
Di mana :
Tegangan bengkok berkaitan dengan gaya inersia pada bagian tangkai batang
penggerak :
M max
σb=
W
Di mana :
16
P M max
∑ ¿=σ c + σ b= ∝z + W
σ¿
Setengah dari nilai/ presentase kelelahan batang penggerak adalah berkenaan dengan
kelurusan batang dengan dua kepala dan beban dari konsentrasi gaya Pz yang mana sama
dengan gaya inersia Ff.
πD 2
F s=( 10−15 )
4
Pr o
M b=
8
Di mana ro adalah momen bengkok lengannya yang sama panjang dengan jarak
putaran sampai pusat gravitasi pada bagian sisi kepala dari batang penggerak.
17
Tegangan maksimum pada bagian BB :
Pr o
σ b =±
8W
Tegangan maksimum pada sisi AA disebabkan oleh tegangan dan gaya yang
membujur dan disebabkan juga oleh momen bengkok :
P Pr
∑ ¿=σ t +σ b= 2∝ ± o
8W
σ¿
Bagian CC adalah hubungan batang dengan kepala, tegangan tarik sama dengan
P
gaya normal : P n= sin ∝
2
Sehingga :
18
P sin∝
σt=
2 ∝
P
Sedangkan tegangan geser sama dengan gaya tangensial Ft = cos ∝
2
Sehingga :
P cos ∝
σ sh =
2∝
P ∝
σb=
2W
Di mana α adalah lengan dari sepasang gaya yang sama untuk mencari jarak antara
sumbu vertical sampai pusat gravitasi bagian AA dan CC.
√ 2
σ comb = ( σ t + σ b ) + √ 4 σ 2sh
Tegangan yang diijinkan untuk baja karbon, yaitu σ comb = 600 – 800 kg/cm2
Faktor keamanan :
σ−1
nσ = ≥4
σ max kσ
(
3 εσ σ )
+α
Keterangan :
P max
σ max : tegangan maksimum pada bagian yang dipertimbangkan ( )
2α
kσ : koefisien = 1 – 2
εσ : koefisien = 1
19
ασ : koefisien = 0,12 – 0,16
Penetapan tegangan tidak secara penuh tahan pada penggunaan yang terdapat pena
piston dan kepala bagian kecil batang penggerak. Kepala bagian kecil seharusnya dibuat
kaku. Deformasi yang relative terjadi pada kepala batang penggerak ditentukan oleh
hubungan :
2
PD m
δ =0,0017
EJ
Di mana :
Pada bagian atas (garpu kepala) dari batang penggerak di cek untuk mengetahui
gaya maksimum tekanan gas Pz.
20
Pz
Gaya diterima permukaan bantalan bagian luar dengan jarak lewat poros
2
sampai pusat gravitasi AB, karena :
Pn
Tegangan tekan = σc=
2a
Ft
Tegangan geser = σ sh =
2a
Pz l
Tegangan bengkok = σb=
2W
Pn Ft
Dengan syarat dan = normal dan tangensial untuk komponen
2a 2a
Pz
AB yang gayanya .
2
21
Tegangan yang dihasilkan :
√ 2
σ comb = ( σ t + σ b ) + √ 4 σ 2sh
Sedangkan tegangan yang diperbolehkan penampang garpu pada kepala bagian kecil
adalah σ comb = 1000 – 1300 kg/cm2.
Pada bagian setengah ke bawah sampai kepala atau ujung bagian besar batang
penggerak di mesin kecepatan rendah diperiksa akibat dari gaya bolak – balik piston
yang berubah – ubah (Fs), padahal pada mesin 4 langkah tipe kecepatan menengah dan
kecepatan tinggi yang diperiksa adalah efek dari semua gaya inersia (maksimum) yang
ada (Fsum). Selain itu, juga yang berlawanan dari massa piston dan batang penggerak serta
massa dari batang penggerak itu sendiri saat berputar.
W cr. ret W
∑ ¿= g
r ω 2 ( 1+ λ )+ cr .rot r ω 2
g
F¿
Keterangan :
Wcr.ret = Berat dari piston dan batang penggerak yang dipengaruhi oleh gerakan
bolak – balik.
Wcr.rot = Berat saat berotasi dari batang penggerak dikurangi oleh topi dari
kepala besar.
F∑ ¿ l1
4
M b=¿
Di mana l1 adalah jarak antara pusat baut di kepala dari batang penggerak.
Tegangan bengkok :
Mb
σb=
W
22
Tegangan yang diijinkan pada baja di kepala bagian besar, yaitu :
Lebar dari kepala batang penggerak bagian besar tidak boleh lebih dari lebar
diameter silinder (D). Pada mesin 4 Tak baut pada kepala kecil mendapat gaya inersia
massa piston Fj.p, padahal baut kepala besar menahan gaya inersia hasil penjumlahan
Fsum pada gerakan bolak – balik massa piston dan batang penggerak ditambah rotasi dari
massa batang bergerak itu sendiri.
Celah yang dibutuhkan dari kepala batang penggerak selama mesin hidup
seharusnya dipastikan kekencangannya dari baut batang penggerak.
Fb =( 1,35−1,50 ) F
Di mana :
Pada mesin 2 Tak dan 4 Tak pada kecepatan rendah bautnya diperiksa atas
pertimbangan terhadap gaya dari piston :
2
πD
F s=( 10−15 ) kg
4
Tegangan tarik pada baut yang berkaitan dengan gaya pengencangan awal Fb :
F
σt=
πd 2b
i
4
Di mana :
23
Tegangan tarik yang diperbolehkan :
Pada perhitungan yang lebih akurat dari tegangan tarik maksimum pada baut batang
penggerak ditentukan dengan rumus :
1 1
σt=
( )
F
α min t
1+
C1
C2
kg/cm2
Keterangan :
E 1 a1
C1 = = kekakuan daya jepit dari kepala batang penggerak
l1
E 2 a2
C2 = = kekakuan baut
l2
24
BAB II
CONTOH PERHITUNGAN
Dalam rangka Perancangan Piston, Ring Piston, Pena Piston, dan Batang Piston
dibutuhkan data – data awal agar dalam perancangan dapat diketahui secara pasti
tujuannya. Data – data awal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
A. Perhitungan Piston
1. Komposisi Kimia :
a) Ni = 2,0 % Direncanakan 2,0%
b) Mg = 1,5% Direncanakan 1,5%
c) Cu = 4,0% Direncanakan 4,0%
d) Si = 0,7% Direncanakan 0,6%
e) Zn = 0,3% Direncanakan 0,3%
f) Fe = 0,8% Direncanakan 0,7%
g) Al = Sisanya yaitu sekitar 90,9%
2. Sifat Mekanis :
a) Kekuatan tarik = 30 kg/mm2 (σu)
b) Kekuatan luluh = 26 kg/mm2 (σy)
c) Kekerasan = 130 kg/mm2 (BHN)
Dimensi dan nama – nama bagian piston yang digunakan pada mesin bensin 4
langkah ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
25
Gambar Konstruksi Dimensi Piston (Kovakh, 1979 : 438)
Keterangan gambar :
H = tinggi piston
D = diameter piston
26
Vd 160
V c= = =20 cm 3
ε −1 9−1
D i=
√ Ne . z
0,00523. Pe . Cm .i
D i=
√ 13,3 . 2
0,00523 x 8,78 x 10 x 1
¿ 7,61 cm=76,1mm
160
L =
0,785. 57,91
= 3,51 cm
= 1,1 . 76,1 mm
= 83,71 mm
3. Tinggi dari puncak piston sampai alur ring teratas (Kovakh, 1970 : 439)
= 0,08 . 76,1 mm
= 6,088 mm
27
4. Tebal puncak piston (Kovakh, 1970 : 439)
hcr
0,07 sampai 0,08 = diasumsikan 0,07
Di
= 5,327 mm
= 0,04 . 76,1 mm
= 3,044 mm
= 0,70 . 83,71 mm
= 58,597 mm
7. Jarak dari dasar piston hingga sumbu piston ke pen (Kovakh, 1970 : 439)
= 0,50 . 83,71 mm
= 41,855 mm
28
8. Diameter luar pen (Kovakh, 1970 : 439)
= 0,26 . 76,1 mm
= 19,786 mm
bb = 0,40 . Di
= 0,40 . 76,1 mm
= 30,44 mm
Tinjauan kekuatan dan perhitungan pada bagian piston skirt, di dapat dari
persamaan-persamaan di bawah ini :
= 1,456 kg/cm2
N max
qn =
Di . H 2
29
1,456
=
6,71 . 5,86
= 0,037 kg/cm2
Piston Skirt dinyatakan AMAN karena tekanan samping yang terjadi pada piston
skirt adalah 0,037 kg/cm2 dan masih berada di bawah tekanan samping ijin pada piston
skirt qn = 3 – 3,5 kg/cm2.
Selanjutnya pada piston crown dianggap distribusi beban merata dari tekanan gas
sisa pembakaran (Pz). Ilustrasi pembebanan pada piston crown ditunjukkan oleh gambar
di bawah ini.
P2 πDi2
Fcg = = P2 .
2 8
30
2
3,14 .7,61
Maka : Fcg = 18,2 .
8
= 413,69 kg/cm2
2. Momen bending yang terjadi dengan asumsi Dipis = D (Petrovsky, 1962 : 369)
D3
Mb = Pz
24
3
7,61
Maka : Mb = .18,2
24
= 334,21 kg.cm
D .δ2
W =
6
7,61 cm . ( 0,533 cm )2 3
Maka : W = =0,4 cm
6
M b 334,21
σb = = =835,51 kg/cm 2
W 0,4
Harga batas tegangan bending untuk bahan material paduan alumunium adalah
σb = 500 – 900 kg/cm2, maka hasil perhitungan tegangan bending memenuhi syarat
yang ditentukan.
Untuk mencapai tujuan dan fungsi dari kedua ring piston tersebut , maka ring piston
harus mempunyai syarat sebagai berikut:
31
Tahan terhadap panas dan pemuaian
2. Sifat Mekanis :
a. Kekuatan tarik σu ≈ σt = 1800 kg/cm²
b. Kekuatan bengkok σb = 4800 kg/cm²
c. Kekuatan tekan σc = 900 kg/cm²
d. Kekerasan brinell BHN = 190 – 230
Ilustrasi dimensi pada ring kompresi dan ring oli ditunjukkan oleh gambar di bawah
ini :
32
1. Perhitungan ring kompresi (Petrovsky, 1962 : 374)
= 0,033 . 7,61 cm
= 0,25 cm
= 1,0 . 0,25 cm
= 0,25 cm
= 0,18 . 7,61 cm
= 1,37 cm
Li = 0,35 . h
= 0,35 . 0,25 cm
= 0,088 cm
D
Mb = D .b . Psp .
2
33
2
D
= b . P sp
2
2
7,61
= . 0,25 . 0,45
2
= 3,3 kg.cm
1
W = . b . h2
6
1
= . 0,25 . (0,25)2
6
= 0,0026 cm2
Mb
σb =
W
3,3
=
0,0026
= 1269,23 kg/cm2
Tegangan yang diijinkan untuk besi – besi tuang pada ring kompresi adalah 1000 –
1500 kg/cm2, maka dari hasil perhitungan di atas memenuhi SYARAT dan AMAN.
34
= 0,033 . 7,61
= 0,25 cm
= 1,0 . 0,228
= 0,228 cm
= 0,12 . 7,61 cm
= 0,91 cm
Li = 0,35 . h
= 0,35 . 0,228 cm
= 0,0798 cm
D
Mb = D .b . Psp .
2
D2
= b . P sp
2
7,612
= . 0,25 . 0,45
2
= 3,25 kg.cm
35
f. Momen tahanan pada ring kompresi
1
W = . b . h2
6
1
= . 0,25 . (0,25)2
6
= 0,0026 cm2
Mb
σb =
W
3,25
=
0,0026
= 1250 kg/cm2
Tegangan yang diijinkan untuk besi – besi tuang pada ring oli adalah 1000 – 1500
kg/cm2, maka dari hasil perhitungan di atas yaitu memenuhi SYARAT dan AMAN.
1. Komposisi kimia
a) Karbon ( C ) = 0,4 %
b) Silikon ( Si ) = 0,17 %
c) Mangan ( Mn ) = 0,5 %
d) Phospor ( P ) = 0,045 %
e) Besi ( Fe ) = 98,84 %
2. Sifat mekanik
36
b) Batas tegangan lulun ( Yp ) = 34 kg / mm
d) Perpanjangan = 15 %
Bagian – bagian yang akan dihitung pada connecting rod ditunjukkan oleh gambar di
bawah ini :
a. Panjang small end bearing akibat beban full, dapat dicari dengan
menggunakan rumus (Khovakh, 1979 : 439)
bb = 0,04 . Di
= 0,04 . 76,1
= 30,44 cm
b. Jarak antara sisi bagian dalam bush, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(khovakh, (1979, 458)
a = Lpp - bb
37
c. Bahan bush dari perunggu timah hitam, dengan :
d. Ketebalan bush
= 0,083 . 1,9786 cm
= 0,1642 cm
= 0,007 . 1,9786 cm
= 0,01385 cm
= 2,445 cm
d hex
R =
2
2,445
=
2
= 1,22 cm
38
h. Radius luar small end
= 1,3 . 1,22 cm
= 1,59 cm
Do = 2 . Ro
= 2 . 1,59 cm
= 3,18 cm
2
Vb = ¼ π ( d bex −(d bex −2 t b ) bb )
= 9,75 cm3
Wb = V b . Bj
= 9,75 . 0,0044 kg
= 0,0429 kg
l. Panjang connecting rod (jarak antara sumbu poros small end ke big end)
= 7,8975 cm
39
Ketahanan terhadap lengkungan pada beban kritis untuk cast steel, dapat dicari
dengan menggunakan rumus ( Petrovsky : 380 )
Lc
Per= (3350−6,2 x )α
ρ
Dengan :
a. Total gaya pada connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(Petrovsky : 380 ):
Psum Fd−Pz
σc = =
α α
ρ =
√ J
α
=
√ 110,57
1,64
= 8,21 cm
5,37
Pcr = (3350 – 6,2 x )1,64= 5487,25 kg
8,09
Faktor keamanan untuk connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(Petrovsky : 380 ).
Pcr 5487,25
Sc = = =4
Fd 1370,15
Nilai faktor keamanan yang diijinkan untuk karbon steel 4 – 8, sehingga connecting
rod tersebut sangat aman digunakan.
40
Bending momen maksimum yaitu bending momen yang disebabkan oleh gaya
inersia transfersal yang terjadi ketika connecting rod pada posisi 900, dapat dicari dengan
menggunakan rumus ( Petrovsky : 381 ) :
2
n
Mmax ≈ ( 1200 ) Bj. R . α . Lc
Dengan :
n = putaran poros maksimum = 8500 rpm
2
7500
Maka : Mmax = ( 1200 ) 0,0044x 1,1924x 1,64 x 5,37= 1,80 kg.cm
M max 1,80
σb = = = 1,622 kg/cm2
W 1,11
Nilai yang diijinkan untuk bending stress pada connecting rod untuk putaran tinggi =
150 – 200 kg / cm2, sehingga aman untuk digunakan.
Jumlah tegangan akibat tekanan kompresi dan bending momen maksimum:
41
c. Diameter clearance big end bearing terhadap crank pin dapat dicari dengan
menggunakan rumus ( Khovakh 1979 : 470 ) :
Δcp = ( 0,0005 – 0,001) x dcp = 0,0007 x 3,4 = 0,00238 cm
d. Diameter luar big end bearing
Dbed = dcp + 2tb2 + Δcp = 3,4 + 2. 0,136 + 0,00238
= 3,67438 cm
e. Diameter dalam big end bearing
Dinb = dcp + Δcp = 3,4 + 0,00238= 3,40238 cm
f. Diameter bagian luar big end
42
Ilustrasi pembebanan pada pena piston dan dimensi pena piston ditunjukan oleh
gambar 4.5
(Petrovsky,1962; 372)
3. Perhitungan Pena Piston (Kovakh, 1979 : 459) :
dex = Diameter luar pen = 15,501mm = 1,5501 cm
din = Diameter dalam pen
din= dex . rd
L pp +b b 4,98+2,3848
Li=Jarak senter kedua boss= = =3,682 cm
2 2
4. Momen bending maksimum yang terjadi ( Petrovsky, 1962:372) :
P x Li L
M max= (
2 2 4
− )
π 2
Dengan: Px=gaya tekanmaksimum=Pz . .D
4
3,14 kg
Px=60,71. . 6,232=1849,71 2
4 cm
L = bb = 2,384 cm
M max 1159,76 kg
maka: σ b= = =1901,25 2
W 0,61 cm
Tegangan bending yang diijinkan = 1500 – 2300 Kg/cm, maka dari hasil
perhitungan diatas yaitu 1901,25 kg/cm2 memenuhi syarat dan aman.
6. Tegangan geser yang terjadi :
Px
σ sh =
2f
π π
Dengan: f =luasan melintang piston pin= = ( 2,2512−1,782 )
4 4
¿ 1,49 cm2
1849,71 kg
maka: σ sh = =489,06 2
2 x 1,49 cm
Batas tegangan geser yang diijinkan < 500kg/cm2, maka dari hasil perhitungan diatas
yaitu 489,06 kg/cm2 memenuhi syarat dan aman.
44
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Selain hal di atas, ketika dalam perancangan juga perlu memperhatikan beberapa
batas angka tegangan yang diijinkan untuk keamanan masing – masing komponen.
Angka tersebut tergantung dari bahan yang digunakan, hasil perhitungan dari variabel
yang terkait, pemilihan angka yang digunakan untuk mengansumsikan, dan juga jenis
tegangan yang dihasilkan.Maka sangatlah penting untuk melakukan perancangan suatu
komponen tersebut.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Peter, Tamminen, Jaana & Sandstrom, Carlk-Erik. 2002. Piston Ring
Tribology, Helsinki : A literature survey, VTT Tiedotteita – Research Notes 2178
46