Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

Pembuatan Serbuk Talk Steril 10g Untuk Tiap Kemasan, Sebanyak 2 Kemasan

Dosen: Dwi Nurahmanto., S.Farm.,M.Sc.,Apt.

Disusun oleh : kelompok B1

Diana Hanifiyah Sutipno 152210101012

Weka Agustin Pratesya 152210101021

Khusnul Khotimah 152210101025

Farda Hakimah 152210101026

Novita Putri Anggraini 152210101027

Navisa Noor Haifa 152210101028

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2018
A. TUJUAN

Memahami dan mampu membuat sediaan serbuk talc steril dengan menggunakan
metode pemanasan steril

B. LATAR BELAKANG

Sediaan farmasi steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang pada saat
ini banyak digunakan di rumah sakit. Sediaan farmasi steril sangat membantu pada saat pasien
dioperas i, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus diobati dan sebagainya.
Dimana dalam keadaan tersebut sangat dibutuhkan kondisi steril karena pada pengobatannya
langsung bersentuhan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dimasukkan langsung ke dalam
cairan atau rongga tubuh. Sangat memungkinkan terjadi infeksi bila obatnya tidak steril.
(Turco,1979)

Produk steril merupakan bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas
dari mikroorganisme hidup. Terdapat berbagai produk steril yang banyak diproduksi di
industri farmasi adalah dalam bentuk larutan terbagi (ampul) dan bentuk serbuk padat siap
untuk digunakan dengan diencerkan terlebih dahulu dengan larutan pembawa. Hal yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pembuatan serbuk talc steril selain bentuk sediaan
dan rute pemberian juga metode sterilisasi yaitu sifat bahan atau wadah yang akan digunakan.

Dalam pembuatan talc steril perlu dilakukan sterilisasi karena mengandung sedikit
alumunium silikat yang merupakan bahan alam yang terkadang mengandung beberapa
mikroba seperti Clostridium welchii, Clostridium tetani, dan Bacillus antrachis. Menurut
Martindale, talc steril memiliki beberapa fungsi antara lain sclerosant setelah terjadi drainase
ganas pada efusi pleura dan pneumotoraks spontan berulang. Mekanisme aksi terapeutik talc
yang dimasukkan ke dalam rongga pleura diduga dapat mengurangi reaksi inflamasi dengan
meningkatkan kerja pleura, mengurangi celah yang ada dalam pleura dan menghindari
reakumulasi cairan pleura. Selain itu, talc untuk efusi pleura bekerja dengan mengeluarkan
udara, darah, atau cairan lain dalam paru-paru, mengembangkan paru-paru dan mencegah
cairan atau udara kembali ke dalam paru-paru. Talc memiliki ukuran partikel yang kecil
sehingga mudah terpenetrasi ke dalam rongga pleura dan menghasilkan onset yang cepat
(Amin, 2007).

Wadah berhubungan erta dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini
yang benar-benar tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia
mempengaruhi kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama
dalam pemilihan wadah pelindung (Lachman, 1994). Wadah terbuat dari berbagai macam
bahn, wadah plastik, wadah gelas, dan wadah dari karet. Wadah gelas masih tetap merupakan
bahan pilihan untuk wadah produk yang dapat disuntikkan. Gelas pada dasarnya tersusun dari
silikon dioksida tetrahedron, dimodifikasi secara fisika dan kimia dengan oksida-oksida
seperti oksida natrium, kalium, kalsium, magnesium, alumunium, boron, dan besi. Gelas yang
paling tahan secara kimia hampir seluruhnya tersusun dari silikon dioksida, tetapi gelas
tersebut relatif rapuh dan hanya dapat dilelehkan dan dicetak pada temperatur tinggi
(Lachman, 1994).

Sterilisasi panas kering menggunakan suatu siklus oven modern yang dilengkapi
udara yang dipanaskan dan disaring, dengan rentang suhu yang diperlukan antara 160-180oC
dan waktu pemaparan lebih dari 2 jam tergantung pada suhu yang digunakan (Sultana, 2007).
Sterilisasi kering mengeliminasi mikroorganisme dengan mengkoagulasi protein di dalam
mikroorganisme tersebut. Sterilisasi panas kering tidak akan membuat serbuk talc rusak dan
wadah gelas yang digunakan meleleh.

Berdasarkan uraian di atas pengetahuan tentang serbuk talc steril sangat dibutuhkan
untuk melatar belakangi praktikum pembuatan serbuk talc steril ini guna memberikan
pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sediaan steril serta menambah
pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan serbuk talc steril.

C. PRA FORMULASI
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat (Martindale, 2009)
Indikasi Digunakan untuk pemijatan dan melindungi kulit dari
iritasi karena adanya gesekan, selerosant (agen untuk
merawat pembuluh darah, pada orang dewasa
digunakan untuk varises) dan untuk pneumothorax
yang sering kambuh.
Efek samping Dapat menyebabkan granuloma, inhalasi talc dapat
menyebabkan iritasi pernafasan, pneumoconicosis,
nyeri pada bagian leher dan demam
Kontraindikasi Pasien alergi dan hipersensitifitas terhadap talc

2. Tinjauan Sifat Fisika Kimia Bahan Obat


Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu,
mengkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari
butiran (FI V, 2014)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan etanol 96%, larut
dalam larutan asam dan alkali hidroksida (FI V, 2014)
Stabilitas Stabil pada pH 7-10 bila dalam bentuk larutan (HPE,
2009) dan mengabsorbsi air dalam jumlah yang tidak
signifikan padasuhu 250C dan kelembapan relative
hingga 90% (HPE, 2009)
Kondisi Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan ditempat kering
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan senyawa amonium kuartener
(HPE, 2009)
Cara sterilisasi (HPE, 2009)
- Sterilisasi panas kering pada suhu 1600C tidak
kurang dari 1 jam
- Disterilisasi dengan gas etilen oksida
- Sterilisasi dengan radiasi sinar gamma

Cara Penggunaan dan dosis 5 gram serbuk disuspensikan ke dalam larutan NaCl.
Disuntikkan atau diinjeksi ke dalam rongga dada
menggunakan chest tube dengan syringe, kateter dibilas
dengan NaCl 0,9% secukupnya. Pasien diminta untuk
bernafas beberapa kali agar serbuk talc tertarik ke
rongga pleura (Amin dan Masna, 2007)

D. FORMULASI
1. Permasalahan dan penyelesaian :
 Permasalahan : Metode sterilisasi berdasarkan pustaka adalah sterilisasi gas.
Gasyang digunakan merupakan gas etilen oksida, gas ini mudah menguap dan
terbakar. Selain itu residu etilen oksida merupakan bahan yang toksik yang
harusdihilangkan dari bahan-bahan yang disterilkan setelah proses sterilisasi.
Sehingga perlu dilakukan perlindungan terhadap personel dari efek berbahaya gas
ini.
 Penyelesaian : menggunakan metode sterilisasi yang sesuai yakni dengan
sterilisasi panas kering untuk sediaantalk steril menggunakan oven dengan suhu
160ᴼC tidak kurang dari 1 jam (HPE. 2006)
2. Formulasi yang akan dibuat : (Martindle, 2009)
R/ Talk 10 g.
serbuk tabur dtd No II
3. Perhitungan berat dan volume:
timbang talk sebanyak 2 x 10 gram = 20 gram
4. Cara sterilisasi bahan yang akan dibuat :
Menggunakan metode panas kering dengan oven pada suhu 160ᴼ C tidak kurang dari
1 jam.

E. ALAT DAN BAHAN


Alat : kaca arloji, sendok porselen, pengaduk, pinset, botol serbuk, tutup botol /
tutup aluminium, aluminium foil

Bahan : talk

F. CARA KERJA
1. Penyiapan alat
 Alat yang digunakan dan cara sterilisasi
No Nama Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu

1 Kaca arloji 1 7 cm Oven -180o C 30 menit

2 3 cm Oven -180o C 30 menit

2 Sendok porselen 1 Oven -180o C 30 menit

3 Pengaduk 2 Oven -180o C 30 menit

4 Pinset 2 Oven -180o C 30 menit

5 Bool serbuk 2 Oven -180o C 30 menit

6 Tutup botol/tutup
2 Oven -180o C 30 menit
alumunium

7 Alumunium foil q.s

2. Pencucian, Pengeringan dan Pembungkusan alat


 Pencucian alat gelas

Alat dicuci dengan air dan HCl encer

Direndam dalam tepol 1% dan Na2CO3 0,5% dan didihkan selama 1


hari

Diulangi prosedur 2 ad larutan tetap jernih (max 3 kali)

Dibilas dengan aquadest (3 kali)


 Pencucian alumunium

Alat didihkan dalam larutan tepol 1% selama 10 menit

Direndam dalam Na2CO3 5% selama 5 menit

Dibilas dengan air panas mengalir

Didihkan dengan air 15 menit, kemudian dibilas

Didihkan dengan aquadest 15 menit, dibilas dengan aquadest ( kali)


 Pengeringan dan Pembungkusan

Alat dikeringkan di oven suhu 100-105o C selama 5 menit (dalam posisi


terbalik)

3. Sterilisasi Alat Alat didinginkan dan dibungkus dengan alumunium foil rangkap 2
Alat disterilisasi di oven pada suhu 180o C selama 30 menit:
 Waktu pemanasan = 17 menit
 Waktu kesetimbangan = 0 menit
 Waktu pembinasaan = 30 menit
 Waktu tambahan jaminan steril = 0 menit
 Waktu pendinginan = 25 menit
 Total waktu = 72 menit
4. Cara Kerja
Sterilisasi bahan sediaan dengan cara sterilisasi panas kering menggunakan oven pada
suhu 160o C selama 20 menit..

Dibuka lapisan luar alat yang sudah disterilkan

Pembungkus lapisan dalam disemprot dengan alcohol lalu diangin-


anginkan

Dibuka lapisan pembungkus kedua

Kaca arloji diletakkan di timbangan analitik

Ditimbang 2x 10 gram talk dengan sendok porselen

Dimasukkan talc ke dalam botol masing-masing 10 gram

Tutup mulut botol dengan alumunium foil


Disterilisasi dalam oven pada suhu 160o C selama 1 jam

Bungkus seluruh badan botol dengan alumunium foil rangkap dua

Sterilisasi dengan oven pada suhu 160°C selama 20 menit


Dikeluarkan sediaan dari oven dan alumunium foil dibuka

Sediaan diberi label, etiket lalu dimasukkan kedalam kemasan

Waktu sterilisasi sediaan adalah sebagai berikut:


 Waktu pemanasan = 20 menit
 Waktu kesetimbangan = 20 menit
 Waktu pembinasaan = 20 menit
 Waktu tambahan jaminan steril = 10 menit
 Waktu pendinginan = 20 menit
 Total waktu = 130 menit
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Z, dan Masna I. A. K. 2007. Indikasi dan Prosedur Pleurodesis. Majalah Kedokteran
Indonesia. 57 (4) : 129-133.

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Lachman, lieberman, Kanig, J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia

Rowe, R. C, Sheskey, P. J, dan Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th
Edition. London : Pharmaceutical Press.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36th The Complete Drug Reference. London :
Pharmaceutical Press.

Sultana, T. 2013. Sterility, Sterilitation and Sterility Assurance form Pharmaceuticals. Ner
Delhi: Woodhead Publishing

Turco. 1979. Sterile Dosage Formulation Second Edition. Philadelphia: Lea dan Febiger:
USA

You might also like