Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Nama : WITO PRASETIO

NIM : A31115028

“TEORI PENGUKURAN”

1. Pentingnya Pengukuran

Campbell, merupakan salah satu orang yang pertama kali menangani masalah
pengukuran, pengukuran pasti sebagai penugasan angka untuk mewakili sifat sistem
material selain angka, Stevens, seorang ahli teori mencatat luas pengukuran dalam
ilmu sosial, mengacu pada pengukuran sebagai 'penyertaan' angka untuk meniru
kejadian sesuai peraturan dan Campbell membuat perbedaan antara keduanya yakni
sistem dan sifat dari sistem tersebut. Campbell mendefinisikan bahwa pengukuran
memerlukan angka untuk ditugaskan ke properti menurut hukum yang mengatur sifat-
sifatnya, sedangkan Stevens hanya mensyaratkan bahwa tugas dilakukan 'sesuai
aturan'.

2. Skala

Setiap pengukuran dibuat dalam skala. Skala menunjukkan informasi apa yang
ditunjukkan angka, sehingga memberi makna angka-angka.

 Skala nominal, dalam skala nominal angka hanya digunakan sebagai label.
Penomoran sepak bola Pemain adalah contoh yang diberikan oleh Stevens.
Banyak teoretikus keberatan dengan skala nominal sebagai pengukuran yang
mewakili.
 Skala ordinal, tercipta saat sebuah operasi memberi peringkat pada objek yang
bersangkutan ke properti tertentu.
 Skala interval, memberi informasi lebih banyak daripada skala ordinal. Tidak
hanya itu peringkat objek yang diketahui berkenaan dengan property yang
diberikan, tapi jarak antara interval pada skala adalah sama dan diketahui.
 Rasio skala, adalah satu di mana urutan peringkat objek atau kejadian
sehubungan dengan properti tertentu diketahui dari interval antara benda adalah
sama dan diketahui.
3. Operasi Yang Tidak Dapat Diizinkan

Transiormations yang tidak tepat bila dikalikan dengan constant'e Misalnya


pertimbangkan hal berikut: X’ = cX

Jika X mewakili semua titik pada skala tertentu, dan setiap titik dikalikan dengan
konstanta c, skala X yang dihasilkan juga akan menjadi skala rasio. Alasannya adalah
strukturnya skala dibiarkan invarian, yaitu: urutan urutan poin tidak berubah, rasio poin
tidak berubah dan titik nol tidak berubah. Ini berarti bahwa jika kita mengukur panjang
ruangan dan menemukannya 400 sentimeter dan kemudian dikonversi 400 cm
sampai 4 meter dengan mengalikan dengan 1/100 konstan, kita bisa yakin bahwa
panjang ruangan tidak berubah, meski jumlahnya mewakili panjang telah berubah.

4. Jenis-Jenis Pengukuran
 Pengukuran Mendasar, adalah satu di mana angka dapat ditugaskan ke
property dengan mengacu pada hukum alam dan yang tidak bergantung pada
pengukuran ataupun variabel lainnya. Seperti panjang, tahanan listrik, jumlah
dan volume adalah terukur secara fundamental.
 Pengukuran yang diturunkan, menurut Campbell, pengukuran turunan adalah
salah satu yang bergantung pada pengukuran dari dua atau lebih jumlah
lainnya. Operasi pengukuran yang diturunkan tergantung pada hubungan yang
diketahui dengan sifat dasar. Dalam contoh akuntansi dari pengukuran turunan
adalah keuntungan.
 Pengukuran Fiat, hal ini khas dalam ilmu sosial, dan dalam akuntansi, untuk
menghubungkan beberapa sifat yang dapat diamati (variabel) terhadap konsep
tertentu, tanpa memiliki teori yang telah dikonfirmasi untuk mendukung
hubungan ini.

5. Kehandalan Dan Akurasi

Apa yang dimaksud dengan keandalan pengukuran atau keakuratan suatu


pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama kita harus menyatakan
bahwa tidak ada pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali menghitung:

 Sumber kesalahan, dalam pengukuran meliputi hal-hal berikut :


a. Operasi pengukuran dinyatakan tidak
b. Pengukur
c. Instrumen
d. Lingkungan
e. Atribut tidak jelas
f. Risiko dan ketidakpastian.
 Pengukuran yang andal

Hal ini diperlukan agar sebelum elemen seperti aset, kewajiban,


pendapatan dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut
harus dapat diandalkan. Keandalan mengacu pada konsistensi yang telah
terbukti dari suatu operasi untuk menghasilkan hasil yang memuaskan atau
hasilnya (angka) sendiri untuk penggunaan tertentu.

6. Pengukuran Dalam Akuntansi

Pengukuran dalam akuntansi termasuk dalam kategori pengukuran turunan untuk


modal dan keuntungan. Laba akuntansi sekarang diturunkan, di bawah akuntansi
internasional standar, dari perubahan modal selama periode dari semua kegiatan
termasuk kenaikan dan penurunan nilai wajar aktiva bersih kecuali transaksi dengan
pemilik. Modal berasal dari selisih nilai wajar aset dan kewajiban 'nilai wajar'. Itu berarti
kita harus mengukur nilai modal pembukaan, jumlah pendapatan diterima, jumlah
penggunaan modal, dan perubahan nilai wajar aktiva bersih.

7. Isu Pengukuran Untuk Auditor

Beberapa isu diciptakan untuk auditor dengan adanya pergeseran fokus untuk
pengukuran keuntungan dan mencocokkan pendapatan dan beban untuk menilai
perubahan nilai wajar aktiva bersih. Bila keuntungan ditentukan dengan mencocokkan
transaksi pendapatan dan biaya untuk periode auditor dapat berkonsentrasi
mengumpulkan bukti bahwa transaksi tersebut dilakukan telah ditangani secara tepat
oleh sistem akuntansi klien. Namun, saat profitnya Berasal dari perubahan nilai wajar
pertanyaan yang lebih sulit muncul bagi auditor sekitar mengumpulkan bukti tentang
perkiraan manajemen.

You might also like