Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan

dilakukan. Karena konsep tidak dapat langsung diamati maka konsep dapat

diukur melalui variabel. Diagram dalam kerangka konsep harus

menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti,

kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi yang jelas kepada

peneliti dalam memilih desain penelitian (Riyanto, 2011).


Berdasarkan landasan teori tersebut di atas, dapat disusun kerangka

pemikiran sebagai sebuah model penelitian empiris untuk menjelaskan

pengaruh aromaterapi terhadap perubahan tekanan darah pasien,

sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

Variabel independen Variabel dependen


Aromaterapi Perubahan tekanan darah
pada pasien hipertensi

Gambar 3.1: kerangka konsep


B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis dapat disimpulkan benar atau ditolak setelah

dibuktikan dengan penelitian (Riyanto, 2011).


Berdasarkan penelitian ini, hipotesis terbukti bahwa:
Ha = ada pengaruh aromaterapi terhadap perubahan tekanan darah pada

pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jati Kudus.


46

H0 = tidak ada pengaruh aromaterapi terhadap perubahan tekanan darah

pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Jati Kudus.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian akan menjelaskan penelitian yang diusulkan tersebut

termasuk ke dalam jenis atau metode yang mana tentang penelitian yang

diusulkan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Rancangan penelitian ini adalah

pengaruh (causal) dengan jenis rancangan praeksperimen (pre experimental

designs) dengan one group pretest and posttest. Ciri tipe penelitian ini

adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan

intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2011).

Sebelum diberikan intervensi aromaterapi, subjek diukur tekanan darahnya

dan setelah diberikan intervensi aromaterapi, subjek kembali diukur tekanan

darahnya.

pretest perlakuan posttest

01 X 02

Gambar 3.2: One Grup Pretest And Posttest

Keterangan:

1 : pasien diukur tekanan darahnya sebelum di berikan aromaterapi.

02 : pasien diukur tekanan darahnya setelah diberikan aromaterapi.

X : perlakuan aromaterapi.

D. Lokasi Penelitian
47

Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian dilakukan. Lokasi

penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini adalah desa Pasuruan Lor yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Jati Kudus. Penelitian dilakukan pada

tanggal 22 Juli sampai 25 Juli 2017.

E. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek (manusia, binatang percobaan,

data laboratorium, dll) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik

yang ditentukan (Riyanto, 2011). Dalam populasi dijelaskan secara

spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pasien hipertensi di desa Pasuruan Lor yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Jati Kudus berdasarkan data bulan Maret

sampai Mei sebanyak 35 kasus.

2. Sampel

Riyanto (2011) sampel merupakan sebagian dari populasi yang

diharapkan dapat mewakili atau representatif populasi. Sampel

merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).

Sampel sebaiknya memenuhi kriteria yang dikehendaki, sampel yang

dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti

secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu:


48

a. Kriteria inklusi
1) Pasien hipertensi di Desa Pasuruan Lor yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Jati Kudus (baik laki-laki atau perempuan).


2) Pasien dengan tekanan darah sistole 140 mmHg atau lebih.
3) Usia di atas 18 tahun.
b. Kriteria eksklusi
1) Tidak bersedia menjadi responden.
2) Pasien dengan gangguan penciuman.
3) Pasien yang sedang hamil.

Nursalam, 2011 menjelaskan apabila besar populasi pada penelitian

< 1000, maka penentuan besar sampel dapat dihitung menggunakan

rumus slovin sebagai berikut:

Keterangan:
49

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi

3. Teknik pengambilan sampel

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2011). Jenis

teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-

probability sampling dengan purposive sampling. Non-probability

sampling digunakan karena peneliti tidak bermaksud menarik

generalisasi atas hasil yang diperoleh tetapi menelusurinya secara

mendalam (Arikunto, 2010). Sedangkan purposive sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).

F. Definisi Operasional

Notoatmodjo (2012) menjelaskan tentang definisi operasonal, yaitu

digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel

diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau

“definisi operasional”. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk


50

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Alat dan Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Penelitian Operasional Ukur


Variabel

Independen
Aromaterapi Intervensi Alat: SOP

atau tindakan aromaterapi.

yang

diberikan Cara Ukur:

untuk Aromaterapi

menurunkan dilakukan dalam 1

tekanan waktu dan

darah dengan diberikan selama 10

menciptakan menit.

keadaan

rileks dengan

cara

menghirup

esensial oil.
Variabel

Dependen
Perubahan Tekanan Alat: Normal: sistole Numerik

tekanan darah adalah sphygmomanomete <120 dan

darah kekuatan r diastole <80

yang mmHg.
51

dihasilkan Cara Ukur: hasil Prehipertensi:

oleh darah didokumentasikan sistole 120-139

terhadap di instrumen atau diastole

setiap satuan penelitian berupa 80-89 mmHg.

luas dinding pre-post test Hipertensi stage

pembuluh. pengukuran I: sistole 140-

tekanan darah. 159 atau

diastole 90-99

mmHg.

Hipertensi stage

II: sistole ≥160

atau diastole

≥100 mmHg.
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian. Jadi

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2015). Dalam

penelitian ini menggunakan instrumen biofisiologis in-vivo. Pengukuran

biofisiologis merupakan pengukuran yang digunakan pada tindakan

keperawatan yang berorientasi pada dimensi fisiologi dan observasi

proses fisiologis tubuh tanpa pengambilan bahan/spesimen dari tubuh

klien atau in-vivo (Nursalam, 2011). Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan formulir observasi digunakan untuk menulis hasil


52

pemeriksaan tekanan darah, minyak esensial rose dan

sphygmomanometer.

a. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan pengukuran, valid

artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Riyanto, 2011).

Alat ukur penelitian ini menggunakan alat pengukur tekanan darah

yaitu sphygmomanometer. Sphygmomanometer merupakan alat untuk

mengukur tekanan darah yang sudah terstandar atau sudah baku.

Instrumen-instrumen dalam ilmu alam seperti meteran, thermometer,

timbangan, biasanya telah diakui validitas dan reabilitasnya (kecuali

instrumen yang rusak atau palsu). Instrumen tersebut dapat dipercaya

validitas dan reabilitasnya karena sebelum instrumen itu

digunakan/dikeluarkan dari pabrik telah diuji validitas dan

reabilitasnya/ ditera (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini

menggunakan sphygmomanometer digital merk beurer.


b. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau

tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang

sama (Notoatmodjo, 2012).

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Data primer
53

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan

melakukan sendiri pengumpulan (wawancara, angket, kuesioner,

observasi, test) terhadap objek (Ariani, 2014).

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mengajukan surat izin melakukan penelitian kepada

institusi pendidikan (Program Studi Keperawatan STIKES

Cendekia Utama Kudus).


2) Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian ke

KESBANGPOL Kabupaten Kudus.


3) Peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak Puskesmas Jati

Kudus untuk melakukan pengambilan data dan penelitian.


4) Peneliti memberikan informed consent kepada responden dan

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.


5) Peneliti mengukur tekanan darah pasien sebelum diberikan

intervensi aromaterapi.
6) Peneliti memberikan intervensi aromaterapi selama 10 menit

menggunakan kapas.
7) Peneliti mengukur tekanan darah pasien setelah diberikan

intervensi aromaterapi.
8) Peneliti mengisi data pada lembar instrumen penelitian dan

melakukan pengolahan data menggunakan program SPSS.


b. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari olahan

data primer. Data sekunder biasanya didapatkan dari literatur dan data

instansi terkait (Ariani, 2014).

H. Teknik Pengolahan Data


54

Teknik pengolahan data menurut Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa

terdapat empat langkah dalam pengolahan data, yakni sebagai berikut:

1. Editing
Editing merupakan suatu upaya atau kegiatan penyuntingan (editing) dan

perbaikan data pada hasil wawancara, quesioner, ataupun pengamatan

yang didapatkan di lapangan.


2. Coding
Coding merupakan suatu kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding dilakukan setelah semua

kuesioner diedit atau disunting.


Dalam penelitian ini, variabel yang diberi coding yaitu jenis kelamin,

usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.


3. Data Entry (memasukkan data) atau Processing
Data merupakan jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam

bentuk kode (angka atau huruf). Jadi, data entry adalah memasukkan data

atau jawaban berupa kode ke dalam program atau sofware komputer.


4. Pembersihan Data (Cleaning)
Pembersihan data (cleaning) merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

pemasukan data, tujuannya untuk mengetahui kemungkinan-

kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya yang kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

I. Analisa Data

Nursalam (2011) analisis statistik digunakan pada data kuantitatif atau

data yang dikuantifikasi. Sedangkan data tekstular mungkin hanya

dianalisis, misalnya berdasarkan isi yang disebut dengan kata kunci yang
55

telah ditetapkan oleh peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh aromaterapi terhadap perubahan tekanan darah pada pasien

hipertensi di desa Pasuruan Lor wilayah kerja Puskesmas Jati Kudus. Data

yang diperoleh dianalisa menggunakan teknik statistik kuantitatif dengan

anilis univariat dan bivariat. Data dianalis menggunakan komputer program

SPSS. Adapun analisa yang digunakan sebagai berikut:

1. Analisa univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis univariat penelitian ini yaitu:

menggambarkan distribusi responden berdasarkan tekanan darah pada

pasien hipertensi di desa Pasuruan Lor wilayah kerja Puskesmas Jati

Kudus sebelum dan setelah diberi intervensi aromaterapi.

2. Analisa bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Analisa Bivariat

dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh aromaterapi terhadap

perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Jati Kudus dengan menggunakan uji beda. Sebelum

dilakukan uji beda, terlebih dahulu dilakukan normalitas data

menggunakan nilai kolmogorof-smirnov pada pre sistole sebesar 0,074,


56

pada post sistole sebesar 0,20, pada pre diastole sebesar 0,200 dan pada

post diastole sebesar 0,200. Selain itu, dapat dilihat dari nilai

perbandingan skewness dengan standar error skewness, hasilnya pada pre

sistole sebesar 2,24, pada post sistole sebesar 1,80, pada pre diastole

sebesar 0,71, dan pada post diastole sebesar 0,94. Pada nilai shapiro wilk

didapatkan hasil pre sistole sebesar 0,008, pada post sistole sebesar

0,137, pada pre diastole sebesar 0,132, dan pada post diastole sebesar

0,078. Adapun untuk kurva histogram tekanan darah sistole dan diastole

adalah terlampir. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh aromaterapi

terhadap perubahan tekanan darah dilakukan dengan melihat p value.

Jika p value < 0,05 maka Ha diterima yang artinya ada pengaruh yang

signifikan. Analisa bivariat dalam penelitian ini yaitu menjelaskan

pengaruh aromaterapi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi

menggunakan paired t-test.

J. Etika Penelitian
Terdapat empat prinsip utama dalam etika penelitian keperawatan

(Milton, 1999; Loiselle, Profetto-McGgrath, Polit&Beck, 2004 dalam

Dharma 2011) yaitu sebagai berikut:


1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Dalam penelitian, subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk

menolak penelitian (autonomy). Oleh karena itu, dalam penelitian tidak

boleh ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut
57

dalam penelitian. Subjek penelitian berhak mendapatkan penjelasan yang

lengkap tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.

Setelah mendapatkan penjelasan, subjek dapat memberikan

keputusan untuk ikut serta atau menolak sebagai subjek penelitian

sebagai mana terdapat di informed concent. Informed concent adalah

persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang

keseluruhan penelitian.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality)
Dalam penelitian, manusia sebagai subjek penelitian memiliki

privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Peneliti

harus meniadakan identitas seperti nama dan subjek dan diberi kode

tertentu. Peneliti juga harus merahasiakan berbagai informasi yang

menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala

informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain.


3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice incluiveness)
Dalam penelitian, peneliti harus memberikan keuntungan serta beban

secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.


4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits)


Dalam penelitian, peneliti harus mempertimbangkan beneficience

atau manfaat yang akan didapatkan dari hasil penelitian. Selain itu,

peneliti juga harus mempertimbangkan nonmaleficience atau dampak

yang akan merugikan subjek penelitian. Pertimbangan tentang rasio


58

antara manfaatdan kerugian dari penelitian digunakan untuk

mendapatkan persetujuan dari komite etik penelitian.

K. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti belum bisa mengondidikan ketenangan lingkungan atau ruang,

sehingga dimungkinkan pemberian aromaterapi tidak maksimal.


2. Karena penelitian ini dilakukan pada pasien rawat jalan, peneliti tidak

dapat mengontrol gerak dan aktivitas pasien, dan pada beberapa pasien

ada aromaterapi yang diberikan lebih dari 10 menit, sehingga perlakuan

antara beberapa pasien berbeda.


3. Pengukuran tekanan darah tidak spesifik ke salah satu lengan.

L. Jadwal Penelitian (terlampir)

You might also like