Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah - masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi
- segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang dilakukan
secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan
yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa,
Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang
diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari
secara mandiri. Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), sertya pemeliharaan
kesehatan (rehabilitative).
Upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan primer (Primary Health
Care/ PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga
setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik
maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk
peka terhadap perubahan – perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Keperawatan
komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan
tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi
keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai isu yang
menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis
tertarik untuk membahas isu kecenderungan keperawatan komunitas dan setting praktik
keperawatan komunitas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan isu kecenderungan pada tempat area ?
2. Jelaskan setting praktik keperawatan komunitas ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep isu kecenderungan dan setting praktik
keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan isu kecenderungan pada tempat area
b. Menjelaskan setting praktik keperawatan komunitas
D. METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan berdasarkan literatur yang diperoleh dari buku ataupun
sumber dari internet.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : Pembahasan yang terdiri dari konsep isu kecenderungan pada tempat area dan setting praktik
keperawatan komunitas.
BAB III : Penutup terdiri atas kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan
sebagainya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy),
bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu
upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
d. Keterbatasan pelayanan kesehatan
Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya
yang berpenghasilan rendah, telah dibangun Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat. Dewasa ini
seluruh kecamatan sudah mempunyai sekurang-kurangnya sebuah Puskesmas serta beberapa
Puskesmas Pembantu. Jangkauan upaya pelayanan Puskesmas dan Puskemsas pemantu masih
belum memadai terutama di daerah pedesaan yang sulit perhubungannya atau daerah terpencil.
Untuk mengatasi itu diadakan Puskesmas Keliling dan Polindes untuk membantu memberiakan
pelayanan kepeda penduduk. Namun belum semua desa bisa terjangkau.
Upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu hanya mungkin diwujudkan jika
sistem rujukan dikembangkan dengan meningkatkan sarana dalam arti luas, yakni
pengembangan rumah sakit yang memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab
antara Puskesmas dan Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.,
e. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata
Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih
rendahnya kinerja SDM Kesehatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis
maupun tenaga paramedis jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih belum memadai.
Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis adalah pegawai negeri, sedangkan
banyak tenaga medis merangkap melayani usaha kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi
mutu pelayanan kesehatan-kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah dokter dan paramedis
serta tenaga kesehatan lainnya terhadap jumlah penduduk masih jauh dari memuaskan.
Pola ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan latihannya masih
perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru dirintis belum sepenuhnya
memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi
kerja. Dengan meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi bagian dari
pembangunan nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut juga akan cenderung meningkat
pula. Karena itu masalah ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk jangka
pendek maupun menengah dan jangka panjang.
f. Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal
Pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut
perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya
atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau
perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar
negeri. Fasilitas kesehatan sebagi salah satu sumber daya kesehatan sampai dewasa ini telah
dikembangkan tahap demi tahap sesuai dengan keperluan. Jumlah dan fungsi rumah sakit baik
pemerintah maupun swasta telah pula ditingkatkan. Peningkatan rumah sakit ini merupakan salah
satu kegiatan dari peningkatan upaya kesehatan rujukan, yang dimaksudkan untuk lebih
menunjang upaya kesehatan Puskesmas.
Demikian pula fasilitas kesehatan lainnya seperti laboratorium, kantor, perumahan dinas,
fasilitas pendidikan dan latihan dan yang lainnya telah pula ditingkatkan. Namun pamanfaatan
terhadap fasiltas tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita lihat dari sedikitnya jumlah
kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan dengan kunjungan ke praktek pribadi medis
maupun paramedis. Selain itu masih adanya pemanfaatan pengobatan pada praktik perdukunan
pada sebagain masyarakat di pedesaan.
g. Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan transfortasi yang
masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan terpencil sampai saat ini untuk sarana
jalan dan transfortasi dapat dikatakan kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan
terkadang membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga
masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan letak geografis
darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil ditempatkan petugas
kesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan.
h. Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal
Diantara faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan antara lain
adalah kerja sama lintas sektor. Kerja sama yang dimaksud adalkah kerja sama berbagai sektor
pembangunan, kerjasama pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta. Yang masih perlu
ditingkatkan adalah kerja sama lintas sektor yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta,
baik dari segi teknis opersional maupun administratif, ketengaan dan kejelasan mekanisme kerja
bahkan termasuk aspek-aspek hukum yang dapat memantapkan kerja sama secara luas Kerja
sama llintas sektor sering sukar diwujudkan jika kerja sama tersebut tidak didasari oleh saling
pengertian dan keterbukaan yang mendalam antara komponen yang terlibat serta tidak ada
kejelasan tentang tujuan bersama. Peran yang harus dilakukan oleh masing-masing komponen
dalam kerja sama itu dan mekanisme kerjanya perlu dirumuskan.
4. Prinsip dasar dalam praktik perawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat.
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif
dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
f. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
h. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat
masyarakat.
i. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
j. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.
k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit,
penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
l. Home visite sangat penting.
m. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan
yang ada.
o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas,
institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
e. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola
dalam sistem pelayanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau
desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Tren dan isu yang sedang
dibicarakan dalam keperawatan komunitas :
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
3. Puskesmas Idaman
Adapun masalah bidang kesehatan di Indonesia salah satunya yaitu masih cukup tingginya
perbedaan status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi dan mobilitas penduduk yang cukup
tinggi. Untuk keperawatan kesehatan komunitas di masa mendatang diprediksi bahwa kebutuhan
akan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Area praktik keperawatan kesehatan komunitas yaitu unit pelayanan kesehatan, rumah, sekolah,
tempat kerja atau industri, barak penampungan, kegiatan puskesmas keliling, panti atau
kelompok khusus lain serta pelayanan pada kelompok resiko tinggi. Sasaran keperawatan
kesehatan komunitas antara lain individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Prinsip dasar
dalam praktik perawatan kesehatan komunitas :
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat.
Pendekatan praktik keperawatan komunitas meliputi problem solving approach, Family
approach, case Approach, dan Community approach. Faktor yang mempengaruhi praktik
keperawatan komunitas anatar lain IPTEK yang baru, pergeseran nilai masyarak, aspek legal dan
etik, ekonomi serta politik.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/48222370/Isu-Tren-Keperawatan-Komunitas