Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh pergerakantubuh,


mempertahankan suhu, fungsi enzim, serta pertumbuhan dan pergantian selyang rusak. Masalah
nutrisi merupakan hal yang sangat berhubungan denganintake makanan yang diberikan pada
tubuh.

Pengkajian dan penilaian kecukupan gizi atau nutrisi diperlukan untuk mengetahui
keseimbangan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan kegunaannya. Keseimbangan kebutuhan nutrisi
pada seseorang dikatakan baik apabila asupan nutrisinya seimbang dengan kegunaannya.
Keseimbangan nutrisi di pengaruhi oleh 2 hal yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan
tubuh.

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.Dalam


bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat
badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan
lemak bawah kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri
tersebut bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa
indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U (Sandjaja,dkk.,
2010).

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darisudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macampengukuran dimensi tubuh dan
komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkatgizi (Supariasa, dkk., 2001). Antropometri
merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensitubuh manusia. Dimensi-dimensi ini
dibagi menjadi kelompok statistika danukuran persentil. Jika seratus orang berdiri berjajar dari
yang terkecil sampaiterbesar dalam suatu urutan, hal ini akan dapat diklasifikasikan dari 1
percentilesampai 100 persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalamperancangan
produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusiayang memakainya (Nugroho,
2002).
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakanadalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauanstatus gizi anak balita
menggunakan metode antropometri,sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping itu pula
dalam kegiatan penapisan status gizimasyarakat selalu menggunakan metode tersebut (Supariasa,
dkk., 2001).

Penyakit infeksi dan kekurangan gizi terlihat kurang, kemakmuran ternyatadiikuti oleh
perubahan gaya hidup. Pola makan terutama di perkotaan bergeserdari pola makan tradisional
yang banyak mengkonsumsi karbohidrat, sayuran makanan berserat ke pola makan masyarakat
barat yang komposisinya terlalubanyak mengandung lemak, protein, gula, garam tetapi miskin
serat. Sejalandengan itu setahun terakhir ini mulai terlihat peningkatan angka
prevalensikegemukan/obesitas pada sebagian penduduk perkotaan, yang diikuti pula padaakhir-
akhir ini di pedesaan (Asmayuni, 2007).

Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji dan menilai angka kecukupan nutrisi
adalah dengan antopometri.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian dari antropometri?
2. Apa konsep pertumbuhan sebagai dasar antropometri?
3. Apa keunggulan dan kelemahan antropometri?
4. Apa saja jenis-jenis antropometri?
5. Bagaimana cara mengetahui indeks masa tubuh?
1.3. TUJUAN
1. untuk mengetahui
pengertian antropometri.
2. Untuk mengetahui konsep pertumbuhan sebagai dasar antropometri
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan antropometri
4. Untuk mengetahui jenis-jenis antropometri yang diukur.
5. Untuk mengetahui indeks masa tubuh.
BAB II
ISI
2.1. PENGERTIAN ANTROPOMETRI

Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh
manusia dan ilmu. Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran).
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Artinya
Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri
adalah konsep pertumbuhan. Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh
kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau
tidak.

Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh
manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk kebutuhan
perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan untuk
perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada
kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu
tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing.

Antropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi


tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-
alat / benda-benda yang digunakan manusia. Antropometri dibagi atas dua bagian utama,
yaitu:

1. Antropometri Statis, dimana pengukuran pada manusia dilakukan dalam posisi diam dan linier
pada permukaan tubuh.

2. Antropometri Dinamis, dimana pengukuran dilakukan dengan memerhatikan gerakan-gerakan


yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksankan kegiatannya.
2.2. KONSEP PERTUMBUHAN SEBAGAI DASAR ANTROPOMETRI

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan dalam kehidupan manusia dimulai sejak janin dalam kandungan berlanjut
pada masa bayi, kanak-kanak dan pada masa remaja kemudian berakhir pada masa dewasa.
Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mengikuti perjalanan waktu.
Selama pertumbuhan terjadi perubahan ukuran fisik. Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran
tubuh manusia baik dari segi dimensi, proporsi maupun komposisinya. Ukuran fisik manusia
dapat diukur. llmu yang mempelajari ukuran fisik pada bagian tubuh tertentu dikenal dengan
sebutan antropometri.

Pola pertumbuhan dibatasi oleh dua hal yaitu faktor genetik dan factor
lingkungan. Faktor lingkungan seperti intake zat gizi, infeksi penyakit, sanitasi lingkungan,
pelayanan kesehatan dll. Pengukuran pertumbuhan secara antropometri akan berkait
dengan umur yang nantinya akan dipadukan dengan ukuran: berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada. Berat badan untuk umur (BB/U) merupakan
indikator yang mendasar dan absah untuk penentuan keadaan gizi , terutama gizi kurang.
Panjang badan untuk umur (PB/U) untuk mengukur riwayat kekurangan gizi di masa lampau.
Berat badan untuk panjang badan (BB/PB) merupakan indikator yang kuat untuk
menentukan akibat gizi salah akut dan masa penyembuhannya.

Pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: kelenjar yang


menghasilkan hormon pertumbuhan , penyakit, keturunan, emosi, system syaraf, musim dan
iklim, gizi, seluler, social ekonomi. Faktor ras dapat mempengaruhi densitas tulang. Ras
Afrika memiliki densitas tulang yang tinggi, sehingga perbedaan ras memiliki
hubungan yang penting pada osteoporosis.

b. Perkembangan

Definisi perkembangan menurut Sinclair, D (1973) meliputi parameter psikologi,


idea dan pemahaman dan perolehan skill motorik dan sensory. Hurlock, B (1980)
dalam psikologi perkembangan menganggap penting dasar permulaan merupakan sikap
kritis karena dasar permulaan merupakan atau mengarah kepada penyesuaian diri
pribadi atau sosial bila sudah tua. Banyak para ahli psikologi memandang tahun pra sekolah
merupakan tahapan penting atau kritis dimana mulai diletakkan dasar struktural perilaku
komplek yang dibentuk dalam kehidupan.

Perkembangan juga seperti pertumbuhan mengikuti suatu pola spesifik dan dapat
diramalkan mengikuti hukum arah perkembangan yang disebut hokum cephalocaudal
yang menjelaskan bahwa perkembangan menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke
kaki dan hukum proximodistal yang menentapkan bahwa perkembangan menyebar
keluar dari titik poros sentral ke anggota tubuh. Perkembangan akan mengikuti pola
yang berlaku umum jika kondisi lingkungan mendukung. Setiap tahapan perkembangan
mempunyai perilaku karakteristik.

Perkembangan sangat dibantu rangsangan. Setiap tahapan mempunyai resiko.


Perkembangan terjadi karena kematangan dan pengalaman dari lingkungan serta
perkembangan dipengaruhi oleh budaya. Namun disadari tahap perkembangan anak berbeda
seperti yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan, fisik dan psikis yang menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak.
Perkembangan mencakup rangsangan yang diberikan kepada anak dan umumnya
pencapaian perkembangan optimal tergantung rangsangan (stimuli) dari luar dan umumnya
anak mencapai perkembangan tertentu pada umur yang lebih tinggi.

Perkembangan mengikuti jalur pertumbuhan dan memiliki pola sesuai dengan umur dan
taraf perkembangan. Apabila beberapa taraf perkembangan tidak dicapai oleh anak
pada umur batas anak, maka perlu dicurigai bahwa anak-anak mengalami kelambatan
perkembangan dan perlu dikonsultasikan kepada ahlinya. Dengan demikian pertumbuhan dan
perkembangan tidak dapat dipindahkan dan harus berjalan beriringan. Misalkan
perkembangan kepala terjadi sangat cepat khususnya pada tahun pertama umur bayi, karena
otak berkembang sangat pesat.

Perkembangan kepandaian bayi terutama tergantung pada berfungsinya otak dan sistem
syaraf serta rangsangan yang diterima anak. Waktu dilahirkan bayi hanya dapat melakukan
sesuatu terbatas untuk dirinya, tetapi kemudian secara teratur semakin berkembang sampai
mampu mengontrol tubuhnya dan melakukan pekerjaan khusus. Tingkatan (fase-fase)
perkembangan kemampuan anak menurut umur perlu diketahui untuk dapat dipakai
sebagai indikator perkembangan kepandaian anak.

2. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

a. Faktor Internal (Genetik)

Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal
sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi
sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dari
dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak
bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi.
Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang
diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang
besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat
sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi
inteligensi dibandingkan dengan lingkungan. Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut,
kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan
hereditas.

1) Jenis kelamin. Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar,
kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran
normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10
tahun, sedangkan pria mulai pada umur 12 tahun.

2) Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai
hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa
tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan
orang Itali.

3) Keluarga. Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang
pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.
4) Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa
adolesensi.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)

1) Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari
dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada
anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan
menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama
kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula
bahwa pada ibu dengan keadaan gizi yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini
disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan The most serious congenital malformation
is never to be conceived at all.

2) Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma,


oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion
dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki
bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan
intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat
mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.

3) Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain). Telah lama
diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya
palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.

4) Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan kelainan
berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau
Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata- rata ibu yang melahirkan anak
mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu
yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin
dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin
juga ikut berperan.
5) Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang
idak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada
fetus ialah mikrosefali, retardasi mental, kelainan kongenital mata dan jantung.

6) Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya:
toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain). Rubela (German measles) dan
mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda
dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi
mental dan kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan contoh infeksi yang
dapat menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan fisis dan mental.
Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau mikrosefali dan
renitinitis.

7) Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan
golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi
yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat penghancuran sel darah merah bayi akan timbul
anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan
dapat terjadi kerusakan.

8) Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio dapat
mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

2.3. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ANTROPOMETRI

A. Keunggulan Antropometri

Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:

a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan
alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.

b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif


c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga lain
setelah dilatih untuk itu.

d. Biaya relatif murah

e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.

f. Secara alamiah diakui kebenaranya.

B. Kelemahan Antropometri

a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat serta tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe

b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri

c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan
validitas pengukuran antropometri.

2.4. JENIS-JENIS ANTROPOMETRI YANG DI UKUR

1. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai
untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. usia beberapa hari, berat badan
akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari berat badan lahir. Hal
ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan
yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali
mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal
pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600
gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 –
350 gram/bulan. Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat
badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan.
Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap
adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth spurt). Selain
perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :

Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg

Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :

Umur (bulan) + 9 = n + 9

Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :

(Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8

Keterangan : n adalah usia anak

Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :

Umur (tahun) X 7 – 5

Cara pengukuran berat badan anak adalah :

Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan
dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan
apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi. Ketika
minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk
mencegah bayi jatuh saat ditimbang. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk
menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang Selisih
antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :

BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu

Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.Selanjutnya,


tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yangberlaku, yaitu apakah status gizi
anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan
dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna
hijau, kuningatau merah.

2. Tinggi Badan ( Panjang badan)

Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada
bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut
akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru
pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25
cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun.
Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun. Seperti halnya berat badan,
tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :

Perkiraan panjang lahir : 50 cm

Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir

Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir

Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun

Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir

Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun.

Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):

Lahir : 50 cm

Umur 1 tahun : 75 cm

2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :

Usia kurang dari 2 tahun :


Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur
(meteran). Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel
pada meja (posisi ekstensi)Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki
tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Apabila tidak ada
papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat
tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki
bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya.
Lihat gambar 1

Usia 2 tahun atau lebih :

Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel
pada alat pengukur. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan
dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar 2.

3. Lingkar kepala

Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak
dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan
pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat
dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah
tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah

+ 10 cm. Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah : Siapkan pita pengukur (meteran).
Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya (lihat Gambar 1).
Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

4. Lingkar Lengan Atas (Lila)

Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun. Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan
pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan
berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. Cara pengukuran lingkar
lengan atas sebagai berikut :

Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga
ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3. Lingkarkan alar pengukur pada
lengan bagian atas seperti pada gambar (dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan
pada lengan yang diukur saat pengukuran. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan
angka yang tertera pada pita pengukur. Catat hasil pada KMS.

5. Lingkar Dada

Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan.


Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius
(insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak
yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.

Cara pengukuran lingkar dada adalah :

Siapkan pita pengukur, Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1. Catat
hasil pengukuran pada KMS.

2.5. MENGETAHUI INDEKS MASA TUBUH

A. Pengertian

IMT atau sering juga disebut indeks quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukur komposisi tubuh yang
paling umum dan sering dilakukan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah
alat pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan
untuk evaluasi klinik pada obesitas anak

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:


IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan
batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0
dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia.

TABEL

B. Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk orang dewasa yang usianya 20 tahun ke atas, IMT diinterprestasi


menggunakan kategori status berat badan standar yang sama untuk semua umur bagi pria dan
wanita. Untuk anak-anak dan remaja, interpretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan
jenis kelamin. (CDC, 2009). Secara umum, IMT 25 keatas membawa arti pada obesitas. Standar
baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI dibawah 18,1
sebagai sangat kurus atau underweight, IMT diatas 23 sebagai berat badan lebih atau
overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah
diantara 18,5 – 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat : tingkat I (25-29,9), tingkat II
(30-40), tingkat III (>40). (CDC, 2002). Batas Ambang IMT Indonesia

TABEL

Keterangan :

- IMT < 17,0 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan beratbadan tingkat berat
atau Kurang Energi Kronis (KEK)

-IMT 17,0 – 18,4 : Keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan beratbadan tingkat
ringan (KEK Ringan)

- IMT 18,5 – 25,0 : Keadaan orang tersebut termasuk kategori normal

- IMT 25,1 – 27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat
ringan
- IMT >27,0 : Keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat.
(Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan bagian dari ilmu
ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk,
ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas
manusia. Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan danlingkungan
kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran
manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh
antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing.

You might also like