Komponen Mikroskop

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

KOMPONEN MIKROSKOP

1. Lensa Okuler, yaitu lensa ini memiliki fungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar dari lensa objektif. Perbesaran bayangan yang dibentuk berkisar antara 4 -25 kali.
Pada alat ini terletak dibagian atas tabung dekat dengan mata pengamat.

2. Lensa Objektif, lensa ini bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif
adalah memperbesar bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan model
dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA).
Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah
spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang
terpisah.

3. Tabung Mikroskop (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungkan
lensa objektif dengan lensa okuler.

4. Makrometer (Pengatur Kasar) dan Mikrometer (Pengatur Halus), komponen ini letaknya pada
bagian lengan dan berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan
dilihat. Pada mikroskop dengan tabung lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk menaik
turunkan tabung sekaligus lensa objektif. Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar
dan halus untuk menaik turunkan meja preparat.

5. Revolver, berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

6. Diafragma, berfungsi mengatur banyak sedikitnya sinar yang masuk. Pada mikroskop sederhana
hanya ada diafragma tanpa kondensor.

7. Kondensor, bagian ini tersusun dari lensa gabungan yang memiliki fungsi mengumpulkan cahaya
yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
8. Meja Preparat, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati. Objek diletakkan
di meja dengan yang dijepit oleh penjepit. Dibagian tengah meja terdapat dengan untuk dilewat
cahaya. Pada jenis mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak dapat dinaik-turunkan. Pada
beberapa mikroskop, terutama model terbaru, meja preparat dapat dinaik-turunkan.

9. Penjepit, alat ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.

10. Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop. Dengan adanya engsel antara
kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau direbahkan.

11. Kaki, fungsinya untuk menyangga atau menopang mikroskop, sehingga memperkokoh
kedudukan mikroskop.

12. Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

13. Cermin, tersusun atas dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, fungsinya untuk
memantulkan cahaya dan sumber cahaya. Cermin datar digunakan bila sumber cahaya cukup
terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber cahaya kurang. Cermin dapat lepas dan diganti
dengan sumber cahaya dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah ada sumber cahaya yang
terpasang pada bagian bawah (kaki),sehingga cermin ini tidak ada.

JENIS-JENIS MIKROSKOP

1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop ini mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Pada mikroskop jenis ini terdapat
tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler
terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop ada yang berlensa
tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa kondensor berperan untuk menerangi objek
dan lensa-lensa mikroskop lain. Dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah
maksimal.

2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
relatif besar dengan perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini
dapat terlihat secara tiga dimensi. Lensanya terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif.
Komponen pada mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Perbedaannya
terletak pada ruang ketajaman lensa,dimana pada mikroskop stereo ruang ketajaman lensanya
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kia dapat melihat bentuk tiga
dimensi benda yang diamati. Selain itu juga mikroskop ini memiliki sumber cahaya yang berasal
dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati.

3. Mikroskop Elektron

A. Mikroskop transmisi elektron (TEM)


Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah sebuah
mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana
elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil
tembusannya pada layar.

Cara kerja

Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu
menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau sama dengan pembesaran
sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang
pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini.

Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan harus setipis mungkin" ini kembali membuat
sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan
serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus
dilakukan.

Preparasi sediaan

Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan
tahap sebagai berikut :

1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang
akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau
osmium tetroksida.

2. pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar
mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses
pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya
mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang
padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk
diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati.

3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan


diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat
seperti uranium dan timbal.

B. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang
merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM).Pada sistem
STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM,
optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek
menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya
(raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang
dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

C. Mikroskop pemindai elektron (SEM)

Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan
sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.

Cara kerja
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic
dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder)
atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut
dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi
selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi
gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar
struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak
memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut
pandang 3 dimensi.

Preparasi sediaan

Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan
tahap sebagai berikut :

1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang
akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau
osmium tetroksida.

2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak
mengganggu proses pengamatan.

3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan


diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam
mulia seperti emas dan platina.

D. Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)

Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya
disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan
yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin
diamati secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap
obyek yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik
yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.

Cara kerja

Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan elektron (charging)


di permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi
dengan sedikit gas yang akan mengantarkan muatan positif ke permukaan obyek, sehingga
penumpukan elektron dapat dihindari.

Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan ruang filamen di
mana elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum yang tinggi. Permasalahan ini
dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom
serta filamen, dengan menggunakan sistem pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya
kemudian dipasang satu atau lebih piringan logam platina yang biasa disebut (aperture)
berlubang dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang digunakan hanya untuk
melewatkan elektron , sementara tingkat kevakuman yang berbeda dari tiap ruangan tetap
terjaga.

Prosedur Penggunaan Microskop

1. Letakkan meja preparat dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
2. Atur perbesaran lensa objektif pada fase yang lebih rendah menggunakan revolver. Lensa
objektif harus diletakkan pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang sama dengan
arah masuknya cahaya dan lensa okuler.
3. Jika mikroskop yang Anda gunakan berjenis monokuler maka Anda harus menggunakan
lensa okuler dengan satu mata. Begitu pula jika mikroskop yang Anda gunakan adalah
binokuler maka Anda dapat melihatnya dengan kedua mata.
4. Nyalakan lampu dan atur cermin sedemikian rupa agar jumlah sinar yang diperlukan dapat
terpenuhi untuk melakukan pengamatan preparat.
5. Bukalah diafragma dengan menggunakan tuas dan sesuaikan lubangnya agar sinar yang
diterima mata dapat optimal, tidak terlalu redup maupun terang.
6. Pastikan lensa objektif berada cukup jauh dari meja preparat dengan cara mengatur
makrometer searah jarum jam.
7. Letakkan preparat (Alumunium) yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah
lensa objektif. Gunakan penjepit agar preparat tidak bergeser.
8. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm dengan
menggunakan makrometer.
9. Lihatlah bayangan benda melalui lensa okuler sambil menaikturunkan meja preparat
menggunakan mikrometer agar mendapatkan bayangan objek yang jelas.
10. Lihatlah objek preparat dari arah samping sambil menyesuaikan lensa objektif dengan
perbesaran yang lebih tinggi pada kedudukannya.

You might also like