Fitoterapi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Seledri (Apium graveolens L.

1. Nama Tanaman

Nama daerah: Di Sunda terkenal terkenal dengan nama saladri dan di Jawa terkenal dengan nama
seledri.

2. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.

3.Morfologi Tanaman
Batang : Tidak berkayu, beralus, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat.
Daun : Tipis majemuk, daun muda melebar atau meluas dari dasar, hijau mengkilat, segmen
dengan hijau pucat, tangkai di semua atau kebayakan daun merupakan sarung.
Daun bunga: Putih kehijauan atau putih kekuningan ½ -3/4 mm panjangnya.
Bunga : Tunggal, dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyi, daun bunga putih
kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok. Bunga betina majemuk yang
jelas,tidak bertangkai atau bertangkai pendek, sering mempunyai daun berhadapan atau
berbatasan dengan tirai bunga.
Tirai bunga: Tidak bertangkai atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2 cm panjangnya.
Buah : Panjangnya sekitar 3 mm, batang angular, berlekuk, sangat aromatik.
Akar : Tebal

4.Habitat dan Penyebaran


Berasal dari Eropa Selatan, sekarang ada dimana-mana banyak ditanam orang untuk diambil
daun, akar, dan buahnya.

5.Kandungan kimia
Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin, dan
umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite, asparagine, glutamine, choline, linamarose, pro
vitamin A, vitamin C, dan B. Kandungan asam-asam dalam minyak atsiri pada biji antara lain :
asam-asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa
kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol, dan
isopimpinelin (Sudarsono dkk., 1996).

6.Kegunaan dan khasiat

Secara tradisional tanaman seledri diguanakan sebagai pemacu enzim pencernaan atau sebagai
penambah nafsu makan, peluruh air seni, dan penurun tekanan darah. Di samping itu digunakan
pula untuk memperlancar keluarya air seni, mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, juga
digenakan sebagai anti kejang. Selebihnya daun dan batang seledri digunakan sebagai sayur dan
lalap untuk penyedap masakan (Sudarsono dkk., 1996).

Daftar Pustaka

Sudarsono, Pudjoanto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., Drajad, M., Wibowo, S.,
dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, 44-52,
Pusat Penelitian Obat Tradisional, UGM, Yogyakarta

Dosis Seledri

Belum ada dosis klinis untuk seledri. Tetapi dosis konsumsi biji seledri hanya 1-4 gram perhari

Sambiloto
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sambiloto
Tumbuhan Sambiloto

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Plantae

Ordo: Lamiales

Famili: Acanthaceae

Genus: Andrographis

Spesies: A. paniculata

Nama binomial

Andrographis paniculata
(Burm.f.) Wall. ex Nees[1]

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa
mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke
selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa.
Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto
dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius.
Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama.
Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat);
sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura),
sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina).[2]
Bagian yang dimanfaatkan

Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni
(diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis, dan terkena
racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil
percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0.3
ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan
pemberian suspensi glibenclamid.[3] Selain itu, daun Sambiloto juga dipercaya bisa digunakan
sebagai obat penyakit tifus dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih
dan diminum air rebusannya.

Referensi

1. ^ "Andrographis paniculata information from NPGS/GRIN". www.ars-grin.gov. Diakses tanggal


2010-04-29.
2. ^ Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 106. Penebar Swadaya, 2005
3. ^ Mursito, B: Ramuan Tradisional untuk Penyakit Malaria, halaman 73-75. Penebar Swadaya.
Jakarta. 2002

You might also like