Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat
membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan
rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta
menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain
terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat
bersosialisasi dengan baik. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar,
bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang
harus mereka capai.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas,
pengelolaan kelas, penggunaan metoda mengajar, strategi belajar mengajar, maupun
sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru harus mampu mengelola proses belajar
mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar
karena memang peserta didiklah subjek utama dalam belajar. Guru yang mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan yang disebutkan di atas disebut sebagai seorang
guru yang berkompetensi. Sebagai standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru
dalam melaksanakan profesinya, pemerintah mengeluarkan Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi
guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Pengembangan dan peningkatan kualitas kompetensi guru selama ini
diserahkan kepada guru itu sendiri. Jika guru itu mau mengembangkan dirinya sendiri,
maka guru itu akan berkualitas, karena ia senantiasa mencari peluang untuk
meningkatkan kualitasnya sendiri. Idealnya pemerintah, asosiasi pendidikan dan guru
serta satuan pendidikan memfasilitasi guru untuk mengembangkan kemampuan bersifat
kognitif berupa pengertian dan pengetahuan, afektif berupa sikap dan nilai, maupun
1
performansi berupa perbuatan-perbuatan yang mencerminkan pemahaman
keterampilan dan sikap. Dukungan yang demikian itu penting, karena dengan cara itu
akan meningkatkan kemampuan pedagogik bagi guru. Karena pentingnya hal tersebut,
maka pembahasan dalam makalah ini lebih difokuskan pada kompetensi pedagogik
guru.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian kompetensi?
2. Apa pengertian pedagogik?
3. Apa pengertian jenis-jenis kompetensi?
4. Bagaimana implementasi penguasaan kompetensi pedagogik dalam upaya menjadi
guru profesional?

C. TUJUAN PENULISAN
Beberapa tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Agar Mengetahui pengertian pedagogik guru.
2. Agar Mengetahui peran kompetensi pedagogik guru.
3. Agar Mengetahui kegunaan kompetensi pedagogik guru dalam Mengatasi
kesulitan belajar.

D. MANFAAT PENULISAN
Makalah ini disusun diharapkan mampu menambah wawasan mengenai kompetensi
guru, khususnya kompetensi profesional. Sehingga dapat diterapkan dan menjadi
motivasi untuk meningkatkan kompetensi yang sudah dimiliki agar menjadi lebih baik
lagi.

2
BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilam dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif dan pskimotorik dengan
sebaik-baiknya.
Menurut Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas kompetensi juga dapat
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan. Dan nilai-nilai dasar yang direfleksiskan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki
oleh setiap guru akan menunjukkan kualiatas guru yang sebanarnya. Kompetensi dapat
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilam dan kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-
perilaku kognitif, efektif dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya.[1]
Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 2007 tentang Guru, dinyatakan
bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi komepetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut
bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling
berhubungan dan saling mendukung.[2]
Menurut kamus umum bahasa indonesia “Kompetensi” berarti (kewenangan)
kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar
kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan. Menurut Finch dan Crunkilton
Kompetensi adalah : penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

1. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1998) hal 31-33
2. Peraturan pemerintah (PP) nomor 2007 tentang guru

3
B. Jenis-Jenis Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan pengetahuan , keterampilan dan kemampuan yang diperoleh
seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik , dan seorang guru profesional
seharusnya memiliki 4 kompetensi , yaitu :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Profesional
3. Kompetensi Kepribadian
4. Kompetensi Sosial

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan pengembangan peserta didik untuk


mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik adalah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan bagaimana
mendidik sebaik-baiknya. Sedangkan menurut pengertian Yunani, pedagogik adalah
ilmu menuntun anak yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam
pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat
pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Oleh
sebab itu pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar
tingkah laku manusia mengalami peubahan.
Pedagogik yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan
praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu
mendidik anak”.[3]
Kompetensi pedagogik sesuia dengan UU RI Guru dan Dosen Nomor 14 tahun
2005 dan PP Nomor 19/2005 adalah merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan mengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.[4]
Tim Direktorat Profesi Pendidikan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (2006) telah merumuskan secara substantif kompetensi pedagogik yang
mencakup kemampuan terhadap peserta didik.

3. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1998) hal 35-40
4. Undang-undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

4
Dari berbagai pengertian diatas itu dapat kita ketahui bahwa kompetensi
pedagogik itu adalah kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam
dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik pemahaman tentang peserta didik
meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran
yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembeljaran, mengeplementasikan
pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan.
Pedagogik secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami
fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya
dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek
mendidik anak juga untuk ajang untuk mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi
demi perbaikan bagi diri sendiri. [5]
Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu pedagogik.
Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan
dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan
pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan
sebagainya.
Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya teoritis dan praktis. Oleh karena itu pedagogik
banyak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi,
psikologi belajar, metodologi pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainya.[6] Kompetensi
Pedagogik meliputi, Memahami peserta didik secara mendalam, Merancang
pembelajaran (termasuk) memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran), Melaksanakan pembelajaran, Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran, dan Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya.[7]

5. Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal 1-2
6. Kunandas, Profesional Implementasi KTSP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal 54
7. Abu bakar yunus, Profesi Keguruan, (surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009) hal 8

5
Ada beberapa yang menjadi kompetensi dasar dan indikator kompetensi pedagodik:
1.1 Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi
sekolah, menurut Ary Gunawan (1989) guru diharapkan:
1) Mengenal secara baik pengadministrasian kegiatan sekolah
2) Membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
3) Mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi sekolah
4) Membimbing peserta didik merawat alat-alat pelajaran dan sumber belajar
secara tepat.
2.1. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
1) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik
mencapai prestasi belajar secara optimal.
2) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi
3.1 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
1) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai.
3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
4) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
5) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.
6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
3.1. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
1) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
2) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan mata
pelajaran.

6
3) Memilih materi mata pelajaran yang terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran.
4) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik usia terkait dengan pengalaman belajar
demi mencapai tujuan materi pembelajaran.
5) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

4.1 Menyusun rancangan pembelajaran yang mendidik.


1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
2) Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan.
5) Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.

5.1 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.


1) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan
ketuntasan belajar.
2) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan.
3) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.
4) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
6.1 Menyelenggarakan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
1) Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah, yang dapat
dilakukan dengan cara:
a) Mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan disekolah
b) Mempelajari program layanan bimbingan di sekolah
c) Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung
jawab antarguru dan pembimbing di sekolah.

7
2) Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, hal ini dilakukan
dengan cara:
a) Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah
b) Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, terutama
bimbingan belajar.

2. Kompetensi professional
Kompetensi profesional berasal dari dua kata yaitu kompetensi dan profesional.
Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan.[8]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan/kekuasaan
untuk menentukan (memutuskan sesuatu).[9]
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/4/2002 menyebutkan
kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.[10]
Sedangkan profesional menunjuk pada dua hal, pertama orang yang menyandang suatu
profesi, kedua penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya.[11]
Kompetensi professional merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh guru.
Ada beberapa pandangan ahli tentang kompetensi profesional. Menurut Cooper ada 4
komponen kompetensi dasar yaitu:
a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan
bidang studi yang dibinanya
d. Mempunyai keterampilan dalam belajar

8. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Guru, (Bandung; Remaja


Rosdakarya, 2000), hlm 229.
9. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka,
2002), hlm 584.
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/4/2002
11. Mungin Eddy Wibowo, Paradigma Bimbingan dan Konseling, (Semarang; DEPDIKNAS,
2001), hlm 2.

8
Kemampuan guru dalam merancang, menata dan mengatur sumber-sumber belajar,
agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien. Beberapa yang harus dimiliki
seorang guru professional; yaitu:
2. 1 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif.

2.2 Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional.


Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetehuan dan teknologi. Guru harus terus menerus
mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti
perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.
Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan
pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tuga-tugas pokoknya di
sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil
penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitain
pendidikan
2) Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai
konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan
3) Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran
4) Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
2.3 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
1) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata
pelajaran.

9
4) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
5) Kompetensi Profesional
6) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan ilmu pengetehuan dan teknologi. Guru harus terus menerus
mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti
perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.
Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan
pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tuga-tugas pokoknya di
sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil
penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitain
pendidikan
b. Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai
konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan
c. Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran
d. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

C. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran


Menurut Dwi Siswoyo, kompetensi Pedagogik bukanlah kompetensi yang
hanya bersifat teknis belaka, yaitu “kompetensi mengelola peserta didik..” (yang
dirumuskan dalam PP RI No. 19 tahun 2005), karena “pedagogy” or “paedagogy”
adalah “the art and science of teaching and educating”(Dwi Siswoyo:2006).
Sehubungan dengan itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai dalam
mengelola pembelajaran. Secara operasional kemampuan mengelola pembelajaran
menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.

10
Kemampuan mengelola pembelajaran, meliputi :
1. perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta memperkirakan
cara pencapaiannya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen
pembelajaran dan harus berorientasi kemasa depan. Guru sebagai manajer
pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai
sumber.
2. Pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar
mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan,
sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Pengendalian atau evaluasi bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai sesuai
dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Guru diharapkan membimbing dan
mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif, serta
memerlukan pengawasan dalam pelaksanaannya.
Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab
terhadap perencanaan,pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pembelajaran.
Kompetensi pedagogik ini mencakup pemahaman dan pengembangan potensi peserta
didik, perencanan dan pelaksanaan pembelajaran, serta system evaluasi pembelajaran,
juga harus menguasai “ilmu pendidikan”.
Ilmu pendidikan merupakan ilmu dasar untuk memahami kegiatan yang disebut
pendidikan atau kegiatan mendidik. Ilmu pendidikan dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang memberikan uraian yang lengkap, sistematis dan metodis tentang masalah-
masalah yang ada kaitannya dengan proses pendidikan atau kegiatan mendidik. Maka
berarti ilmu pendidikan itu suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah yang tidak usah
diragukan lagi kebenarannya karena sudah memiliki kriteria persyaratan ilmu
pengetahuan yang ilmiah yaitu memilih objek, metode dan sistematika yang jelas dan
pasti.

11
BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kompetensi pedagogik mengelola dan membangun sistem pengetahuan mengenai
bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak. Karena
pedagogik bersifat normatif, pedagogik berguna dalam rangka mengenali diri dan
melakukan koreksi atas diri sendiri demi “menyempurnakan” diri sendiri, yang artinya
pedagogik memberikan pentunjuk tentang apa yang seharusnya mengenai pribadi
pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidikanak.
Guru profesional memiliki arena khusus untuk berbagi minat, tujuan, dan nilai-nilai
profesional serta kemanusiaan mereka. Dengan sikap dan sifat semacam itu, guru
profesional memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan kompetensi pedagogik
dan profesional dengan melakukan profesionalisasi-diri, memotivasi-diri, memiliki
disiplin-diri, mengevaluasi-diri, taat asas pada kode etik, memiliki kesadaran-diri,
melakukan hubungan-efektif, berempati tinggi, dan menjadi pembelajar yang terus
melakukan pengembangan-diri.

B. SARAN
Dari kesimpulan diatas, maka saran yang bisa kami utarakan yaitu agar guru
memiliki kompetensi yang di paparkan di depan. Dengan mempelajari kompetensi
profesional dan menerapkannya dalam pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1998) hal 31-33
................. , (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1998) hal 35-40
Abu bakar yunus, Profesi Keguruan, (surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009) hal 8
Asrorun Ni’am Sholeh. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: Elsas.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/4/2002
Kunandas, Profesional Implementasi KTSP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal 54
Mungin Eddy Wibowo. 2001. Paradigma Bimbingan dan Konseling, Semarang;
DEPDIKNAS.
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Guru, (Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm 229.
Mungin Eddy Wibowo, Paradigma Bimbingan dan Konseling, (Semarang;
DEPDIKNAS, 2001), hlm 2.
Peraturan pemerintah (PP) nomor 2007 tentang guru
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)hal 1-2
Sulaiman, Tathiyah Hasan, 1986. Alam Pikiran al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan
Ilmu. CV. Diponegoro: Bandung.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta;
Balai Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai
Pustaka, 2002), hlm 584.
Undang-undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

13

You might also like