Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PAHLAWAN-PAHLAWAN DARI LAMPUNG

(Tugas Bahasa Lampung)

Disusun Oleh

AJI FARDIANTO
KELAS VIII D

SMP NEGERI 1 PALAS


LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Dari timur sampai barat, dari utara sampai selatan, dan di berbagai suku
dan daerah di Nusantara ini, melahirkan begitu banyak pahlawan. Para
pahlawan itu umumnya lahir dari masa-masa perjuangan di zaman
penjajahan, baik masa penjajahan Belanda maupun Jepang.

Nama-nama dan jejak perjuangan mereka tercatat dengan tinta emas


dalam sejarah Republik ini. Sifat, watak dan atau kharakter serta spirit
perjuangan mereka pun terus menjadi teladan dan sumber inspirasi serta
spirit perjuangan generasi sesudahnya.

Bahkan, sosok mereka pun banyak yang terpahat dan terbentuk dalam
bentuk-bentuk patung dan terlukis dalam aneka macam gambar yang
menarik, dengan sosok dan wajah yang sangat patriotik.

Di Lampung, yang terbingkai dalam esai ini, tidak kurang mengurai kisah
perjangan para pahlawan itu. Bukan hanya satu sosok saja, tetapi lebih
alam sebuah masari satu, bahkan banyak sekali, yang umumnya nama-
nama mereka tidak tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa ini.

Di Lampung. Provinsi yang berjuluk ‘Sai Bumi Ruwa Jurai’ ini tak hanya
memiliki Radin Inten II sebagai patriot yang patut
dihargai, Lampung juga memiliki jajaran nama patriot yang berjuang
melawan penjajah dengan masa dan wilayah perjuangan yang berbeda.

1. PENGIKHAN (PANGERAN) SI AGUL AGUL

PatriotLampung Belalau Krui, berjuang melawan tentara

inggris yang dating dari Bengkulu tahun 1755 – 1758.

Bengkulu jajahan Inggris dan mereka ingin memperluas


daerah jajahan dari daerah Belalau Krui. Akhirnya

Bengkulu di tukar Belanda dengan Singapura.

2. Pengikhan (Pangeran) Indra Kesuma


PatriotLampung Siwo Mego bertempur
melawan Belanda di Lampung Utara
dan Lampung Timur tahun 1812 – 1820.

3. BATIN MANGUNANG –

TOKOH kita yang satu ini adalah seorang tokoh adat yang menolak tunduk dengan pasukan
kolonial. Berusia kurang lebih 40 tahun, ia bersama pengikutnya yang sebagian besar dari
kalangan pemuda dan petani, telah meresahkan rencana besar kolonial Belanda terhadap
perkebunan dan hasil bumi di wilayah Sumatera.
Dia bukan tokoh yang membutuhkan sanjungan, tidak juga pamrih. Ia lebih tepat disebut
seorang yang kecewa melihat penghisaban dan perampasan hasil bumi sepanjang tahun di
kampung halamannya, tak jauh dari Bandar Burnai, Teluk Semangka. Ia marah setiap
menyaksikan pengawas kolonial mengangkut berton-ton lada, kopi, dan cengkih dari Bandar
Burnai.

Sebagai tokoh adat pada masanya, ia tentu sangat disegani. Setiap perintahnya selalu
didengar oleh rakyat. Inilah modal awalnya untuk membentuk majelis pumpun, menghimpun
rakyat untuk menolak perampasan atas hasil bumi sendiri.

Patriot Lampung Pesisir. Bertempur melawan Belanda diwilayah Teluk Semaka tahun 1820 –
1833. Melarikan diri ke Lingga Riau bersama Raden Imba Kesuma dan Kyai Aria Natapraja.
Setelah di Riau di tangkap Sultan Lingga bersama Belanda kemudian di bawa ke Pulau Timur
melalui Jakarta. Sampai di Jakarta Kyai Aria Natapraja sakit dan meninggal, Sedang batin
Mengunang dan Raden Imba Kesuma meninggal dalam tahanan belanda di Pulau Timor.

4. DAMAN MANGKU NEGARA

Patriot Lampung Pesisir Semaka melanjutkan perjuangan


ayahnya Batin Mangunang di wilayah Teluk Semaka. Ia
sangat gigih karena benci dengan Belanda ditambah
dendam atas kematian ayahnya. Perjuangan Dalam
Mangku Negara mulai tahun 1833 – 1860.

5. RADEN INTAN I (KHADIN INTAN I)

Raden Intan I (1751-1828), adalah penguasa Keratuan Darah Putih atau Negara Ratu yang
berpusat di Kahuripan. Daerah ini sekarang termasuk wilayah Kecamatan Penengahan
Kabupaten Lampung Selatan. Bagi Belanda Radin Intan I dianggap sebagai orang yang keras
kepala, ia tidak mau menuruti apa perintah Belanda, bahkan iapun cenderung untuk melawan
dari segala kebijakan yang dibuat pemerintah Belanda, seperti monopoli perdagangan
lada. Bagi Belanda sikap dan tindakan yang dilakukan Radin Intan I tersebut semakin lama
semakin menjengkelkan. Meskipun demikian dibalik sikap Radin Intan I yang keras kepala
tersebut, Belanda tetap memperlakukan Radin Intan I dengan sifat yang lunak. Sikap
lunak sengaja diperlakukan oleh pemerintah Belanda (khususnya Gubernur Jenderal Belanda,
H.W. Daendels), sebab Daendels mengakui kepemimpinan Raden Intan I sebagai penguasa di
Lampung. Disamping itu, perlakukan lunak Belanda khususnya Daendels tersebut didasarkan
atas perhatian Belanda yang terpecah, dikarenakan perhatian Belanda lebih tercurah pada
persiapan untuk menghadapi ancaman pasukan Inggris. Selanjutnya pada kwartal I abad 19
ini, Belanda juga harus menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah
(1825-1830). Dengan ketidak mampuan Daendels dalam mendekati Radin Intan I tersebut,
akhirnya Radin Intan I mengambil langkah-langkah yang bagi Belanda sangat
membahayakan, seperti menjalin hubungan persahabatan dengan Daeng Gajah dari Tulang
Bawang dan Seputih. Raden Intan pun sengaja melepaskan diri dari ikatan Belanda. Dengan
tindakan yang diambil Raden Intan ini, menandakan bahwa Radin Intan I dianggap oleh
Belanda sebagai pemberontak dan akan melakukan suatu pemberontakan.

6. RADEN IMBA KESUMA


patriot Lampung Melinting Kalianda. Merupakan putera dari Raden Intan I yang berjuang
dan bertempur melawan Belanda di daerah kalianda dan sekitar gunung rajabasa tahun 1834
– 1835. Karena terdesak oleh belanda, raden Imba Kesuma melarikan diri ke Linggau – Riau
bersama pembantunya kyai Aria Natapraja dan batin Mangunung dari Semaka. Raden Imba
Kesuma meninggal di Pulau Timor dalam Status Tahanan Belanda.
Raden Imba II yang mewarisi tahta sebagai Ratu di Lampung ternyata juga mewarisi sifat-
sifat ayahnya yaitu anti terhadap penjajahan Belanda, dan berusaha untuk melawannya. Sikap
anti terhadap penjajahan Belanda tersebut juga mendapat dukungan dari ayah mertuanya
yaitu Kiai Arya Natabraja dan Kepala Marga Teratas Batin Mangundang, serta rakyat daerah
Semangka. Semasa Raden Imba II menjabat sebagai Ratu Lampung, ia mempunyai hubungan
ke luar istana yang sangat luas, yaitu menjalin hubungan persahabatan dengan kesultanan
Lingga yang diwujudkan dengan perkawinan saudara perempuannya dengan Sultan Lingga,
disamping itu Raden Imba II juga menjalin persahabatan dengan pelaut Bugis dan
Sulu. Dengan jalinan persahabatan yang dibina Raden Imba dengan beberapa wilayah di luar
Lampung, membuat kekhawatiran di pihak tentara Belanda, sebab dikhawatirkan Raden Imba
II menjalin suatu kekuatan untuk menyerang Belanda. Ternyata dugaan Belanda tersebut
benar, Raden Imba II melakukan penyerangan di Teluk Lampung. Dengan bantuan rakyat
setempat, Raden Imba II berhasil mengalahkan pasukan Belanda di dekat Kampung
Muton.Serangan yang dilakukan Raden Imba II ini berakibat buruk, sebab petinggi
pemerintah Belanda menderita kerugian, sehingga Asisten Residen Belanda untuk Lampung
yaitu J.A. Dubois meminta bantuan bala tentaranya dari Batavia, untuk segera mengirim
bantuannya guna memadamkan perlawanan Raden Imba II. Bala bantuan pun datang dengan
kekuatan lima buah Kapal Alexander dan Dourga, 300 serdadu Belanda, serta 100 serdadu
Bugis. Bala bantuan tersebut dibawah pimpinan Kapten Hoffman dan Letda Kobold. Pasukan
Belanda ini mendarat di Kalianda tanggal 8 Agustus 1832. Pasukan Belanda juga menuju
Kampung Kesugihan dan Negara Putih, tapi sayang tempat tersebut sudah ditinggalkan oleh
Raden Imba II. Untuk melampiaskan kekesalannya, Belanda membakar semua rumah
yang ada di kampung tersebut.

7. RADIN INTEN II
Patriot Lampung Melinting Kalianda. Ia melanjutkan perjuangan
ayahnya berperang melawan Belanda di daerah Kalianda dan sekitar
gunung Rajabasa tahun 1834 – 1856. Radin Inten II dalam perjuangan
melawan Belanda dibantu 2 panglima perang yaitu ; Waak Naas dan
H. Wahyu, keduanya berasal dari Banten.

Kisah heroik meninggalnya Radin Inten II karena dibunuh Belanda


dengan cara dipukul Alu (kayu yang digunakan menumbuk padi –
bahasa Lampung) sebagai ketaklukan (kelemahan) ilmu yang dimiliki
Radin Inten II. Ia Meninggal dalam usia yang masih sangat muda dan
belum pernah menikah.

You might also like