Professional Documents
Culture Documents
Bab I Reservoir
Bab I Reservoir
Bab I Reservoir
TEKNIK RESERVOIR
Vb Vg Vp
Vb Vb
1
Keterangan :
Vb = volume batuan total (bulk volume)
Vg = volume padatan batuan total (volume grain)
Vp = volume ruang pori-pori batuan.
2
2. Intermediate, untuk butiran seragam, porositas akan tergantung pada
susunan butiran.
3. Minimum = 0
3
Gambar 1.2 Distribusi Kumulatif Ukuran Butiran dari Graywacke
a). Batu pasir b). Shalysand
b). Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran suatu ruang pori batuan
yang dapat dialiri atau dilewati fluida. Definisi kuantitatif permeabilitas
pertama-tama dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam hubungan
empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut :
k dP
v x
dL
Keterangan :
4
Tanda negatif pada Persamaan diatas menunjukkan bahwa bila
tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan
dengan arah pertambahan tekanan tersebut. Asumsi-asumsi yang
digunakan dalam Persamaan diatasadalah:
1. Alirannya mantap (steady state),
2. Fluida yang mengalir satu fasa,
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan,
4. Kondisi aliran isothermal, dan
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal.
6. Fluidanya incompressible.
5
masing-masing fluida reservoir dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
k kg k
k ro o , k rg , k rw w .
k k k
Sedangkan besarnya harga permeabilitas efektif untuk minyak dan
air dinyatakan dengan persamaan :
Qo . o . L
ko
A . (P1 P2 )
Qw . w . L
kw
A . (P1 P2 )
Permeabilitas relatif, merupakan perbandingan antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas absolut.
Satuan permeabilitas dalam percobaan ini adalah :
1 1
Effective Permeab ility to Water, k w
0 0
0 Oil Saturation, So 1
1 Water Sa turation, Sw 0
6
Gambar diatas menunjukkanbahwa ko pada Sw = 0 dan pada
So = 1 akan sama dengan k absolut, demikian juga untuk harga k
absolutnya (titik A dan B) . Ada tiga hal penting untuk kurva
permeabilitas efektif sistem minyak-air (Gambar, yaitu :
ko akan turun dengan cepat jika Sw bertambah dari nol, demikian
juga kw akan turun dengan cepat jika Sw berkurang dari satu,
sehingga dapat dikatakan untuk So yang kecil akan mengurangi laju
aliran minyak karena ko-nya yang kecil, demikian pula untuk air.
ko akan turun menjadi nol, dimana masih ada saturasi minyak
dalam batuan (titik C) atau disebut Residual Oil Saturation (Sor),
demikian juga untuk air yaitu (Swr).
Grafik 1.2. Kurva krelatif Sistem Air-Minyak
c) Saturasi Fluida
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan
antara volume pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida
tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.
Dalam batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu
macam fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang
tersebar ke seluruh bagian reservoir.
7
d) Wettability
Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka
salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat
tersebut, hal ini disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam sistem minyak-
air benda padat gaya adhesi AT yang menimbulkan sifat air membasahi
benda padat adalah :
AT = so - sw = wo. cos wo
dimana :
8
Grafik 1.3. Pengaruh Tekanan Kapiler terhadap Saturasi Air
f) Kompresibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang
bekerja padanya, yaitu gaya akibat beban batuan diatasnya
(overburden) dan gaya yang timbul akibat adanya fluida yang
terkandung dalam pori-pori batuan tersebut. Pada keadaan statik,
kedua gaya berada dalam keadaan setimbang. Bila tekanan reservoir
berkurang akibat pengosongan fluida, maka kesetimbangan gaya ini
terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-
pori, dan perubahan batuan.
9
1.2 Karakteristik Fluida Reservoir
Fluida reservoir yang terdapat dalam ruang pori-pori batuan reservoir
pada tekanan dan temperatur tertentu, secara alamiah merupakan
campuran yang sangat kompleks dalam susunan atau komposisi kimianya.
Mengetahui sifat-sifat dari fluida hidrokarbon untuk memperkirakan
cadangan akumulasi hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas
dari reservoir menuju dasar sumur, mengontrol gerakan fluida dalam
reservoir dan lain-lain.
10
Grafik 1.6. Pengaruh Tekanan terhadap Jumlah Solution Gas
11
jumlah gas yang berada dalam minyak berkurang terus dengan
turunnya tekanan sehingga minmyak makin mengental atau makin
sulit mengalir. Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan,
karena molekul-molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih
bebas.
e) Kompresibilitas (C)
Harga kompressibilitas minyak jenuh umumnya lebih besar
dibandingkan harga kompressibilitas minyak tak jenuh. Penentuan
harga kompressibilitas ini dengan persamaan sebagai berikut :
1 𝑑𝑉
𝐶𝑜 = ( )𝑇
𝑉 𝑑𝑃
12
Grafik 1.9 Pengaruh Tekanan terhadap Kompresibilitas Minyak
13
Setelah akumulasi hidrokarbon didapat, maka salah satu tes
yang harus dilakukan adalah tes untuk menentukan tekanan
reservoir, yaitu tekanan awal formasi, tekanan statik sumur,
tekanan alir dasar sumur, dan gradien tekanan formasi. Data
tekanan tersebut akan berguna didalam menentukan produktivitas
formasi produktif serta metode produksi yang akan digunakan,
sehingga dapat diperoleh recovery hidrokarbon yang optimum
tanpa mengakibatkan kerusakan fonnasi.
a) Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis juga merupakan suatu tekanan
yang timbul akibat adanya fluida yang mengisi pori-pori
batuan, desakan oleh ekspansi gas, dan desakan oleh gas yang
membebaskan diri dari larutan akibat penurunan tekanan
selama proses produksi berlangsung. Secara empiris dapat
dituliskan sebagai berikut :
14
b) Tekanan Overburden
Tekanan overburden adalah tekanan yang diderita oleh
formasi akibat berat batuan diatasnya.
c) Tekanan Rekah
d) Tekanan Normal
e) Tekanan Subnormal
Tekanan formasi subnormal adalah formasi yang
mempunyai gradien tekanan dibawah 0,433 psi/ft. Tekanan
subnormal diakibatkan adanya rekahan-rekahan batuan, atau
adanya gaya diatrophisma (penekanan batuan dan isinya oleh gaya
pada kerak bumi).
15
f) Tekanan Abnormal
16
Grafik 1.12. Diagram Fasa Fluida Reservoir.
Daerah di dalam lengkungan garis bubble point (Pb) dan garis dew
point (titik embun) adalah merupakan daerah dua fasa dan grafik-grafik
lengkung di dalamnya menunjukkan volume total cairan hidrokarbon.
Daerah di luar lengkungan garis titik embun (pada temperatur di atas
temperatur embun) sistem berada dalam keadaan satu fasa (fasa gas),
sedangkan daerah di atas lengkungan garis titik gelembung (pada tekanan
di atas Pb) sistem terdiri dari satu fasa yaitu fasa cair (minyak).
Diagram P – T tersebut dapat menunjukkan suatu perubahan fasa,
apabila tekanan dan temperatur berubah / salah satunya yang berubah.
Pada awalnya setiap akumulasi hidrokarbon mempunyai diagram fasa
sendiri-sendiri sesuai dengan komposisi dan akumulasi hidrokarbonnya.
a) Black oil
Black Oil terdiri dari variasi rantai hidrokarbon termasuk molekul-
molekul yang besar, berat dan tidak mudah menguap (nonvolatile).
Diagram fasa-nya mencakup rentang temperatur yang luas. Diagram fasa
dari black oil secara umum ditunjukkan pada grafik 1.13. Garis pada
17
lengkungan fasa mewakili volume cairan yang konstan, diukur sebagai
persentase dari volume total. Garis-garis ini disebut iso-vol atau garis
kualitas. Garis vertikal 1-2-3 menandakan penurunan tekanan pada
temperatur konstan yang terjadi di reservoir selama produksi. Tekanan dan
temperatur separator yang terletak di permukaan juga ditandai.
Minyak mengandung sebanyak mungkin larutan gas yang dapat
dikandungnya. Penurunan tekanan akan membebaskan sebagian gas
terlarut untuk membentuk fasa gas bebas dalam reservoir.
18
b) Volatile Oil
19
scf/stb dengan gravity sekitar 50oAPI. Cairan produksi biasanya berwarna
gelap.
c) Reservoir Retrograde Gas
Diagram fasa untuk retrograde gas lebih kecil daripada untuk
minyak dan titik kritik-nya berada jauh di arah bawah dari lengkungan.
Perubahan tersebut merupakan akibat dari kandungan retrograde gas yang
terdiri dari lebih sedikit hidrokarbon berat daripada minyak. Diagram fasa
dari retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur
reservoir dan cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir.
Grafik 1.17. Diagram Fasa dari Retrograde Gas
20
secara luas di reservoir karena selama produksi keseluruhan komposisi
dari fluida reservoir berubah.
21
e) Reservoir Gas Kering (Dry Gas)
Suatu reservoir gas kering akan mengandung fraksi ringan seperti
methana dan ethana dalam jumlah banyak serta sedikit fraksi yang lebih
berat. Jenis diagram fasa dari reservoir gas kering serta kondisi operasinya
dapat ditunjukkan dalam gambar Gambar 2.56. Pada Gambar 2.56.
ditunjukkan bahwa baik kondisi separator maupun kondisi reservoirnya
akan tetap pada daerah fasa tunggal. Untuk reservoir gas kering ini tidak
akan dijumpai adanya hidrokarbon cair akibat adanya proses penurunan
tekanan dan temperatur, baik pada kondisi di permukaan maupun di
reservoir. Istilah kering disini diartikan bebas dari hidrokarbon cair kecuali
air formasi. Ciri-ciri khas reservoir gas kering adalah :
Pada kondisi reservoir awal, temperaturnya selalu berada di atas
cricondenterm.
Gas deviation factor (z) bervariasi antara 0,7 sampai 1,20; harga
1,0 menyatakan gas ideal.
Sifat-sifat gas kering yang terpenting adalah faktor volume formasi
gas, gravity gas, kekentalan gas dan kompresibilitas gas.
Gas kering ini berbeda dengan gas basah ataupun gas kondensat,
terutama dalam kandungan komponen cairnya.
Grafik 1.15. Diagram Fasa Dari Dry Gas
22
1.4.2 Berdasarkan Mekanisme Pendorong
23
Gambar 1.4. Solution Gas Drive Reservoir
Grafik 1.18. Perilaku Tekanan, GOR & WC pada Solution Gas Drive Reservoir
24
meningkat dengan tajam (garis putus-putus menunjukkan produksi
dengan kontrol GOR).
Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga pendorong gas
ini mempunyai kelakuan seperti dibawah ini :
Tekanan reservoir akan turun dengan lambat dan berlangsung
secara kontinyu
GOR akan meningkat terus
Produksi air diabaikan
Perolehan minyak dapat mencapai 20 - 40 % dari total cadangan
awal dalam reservoir (initial oil in place).
Grafik 1.19. Perilaku Tekanan, GOR & WC pada Gas Cap Drive Reservoir
25
c) Water Drive Reservoir
reservoir sistem ini air merupakan fluida pertama yang
menempati pori-pori reservoir. Tetapi dengan adanya migrasi minyak
bumi maka air yang berada disana tersingkir dan digantikan oleh
minyak. Reservoir dengan water drive dapat berupa reservoir dengan
aquifer di sekelilingnya (edge water) atau reservoir dengan “reservoir”
air di bawahnya (bottom water), Jika permeabilitas di sekeliling
reservoir (atau permeabilitas di bawah reservoir) cukup besar, maka air
akan masuk (disebut water influx) ke dalam reservoir sebagai akibat
dari diproduksikannya reservoir tersebut. Water influx ini memberikan
efek mempertahankan tekanan reservoir (pressure maintenance) dan,
sebagai akibatnya, akan mempertahankan laju produksi.
26
Grafik 1.20. Perilaku Tekanan, GOR & WC pada Water Drive Reservoir
27
gas, minyak, dan air membuat suatu keadaan yang sesuai dengan
massa jenisnya (karena gaya gravitasi).
28
Dapat disimpulkan suatu reservoir jenis ini mempunyai kelakuan :
Penurunan tekanan relatif cepat
GOR naik dengan cepat hingga maksimum kemudian turun
secara kontinyu
Produksi air sangat kecil bahkan diabaikan
Recovery sekitar 20 - 40 %.
Untuk reservoir minyak jenis ini, maka gas yang terdapat pada
gas cap akan mendesak kedalam formasi minyak, demikian pula dengan
air yang berada pada bagian bawah dari reservoir tersebut. Pada saat
produksi minyak tidak sempat berubah fasa menjadi gas sebab tekanan
reservoir masih cukup tinggi karena dikontrol oleh tekanan gas dari atas
dan air dari bawah. Dengan demikian peristiwa depletion untuk reservoir
jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak yang masih tersisa di
dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya tinggi dan
efesiensi produksinya lebih tinggi.
Dapat disimpulkan suatu reservoir jenis ini mempunyai kelakuan
seperti dibawah ini :
Penurunan tekanan relatif cukup cepat
WOR akan naik secara perlahan
29
Grafik 1.21. Perilaku Tekanan, GOR & WOR pada Combination Drive Reservoir
30
minyak dan gas dan material lainnya yang sudah berada dalam tanki
penimbun baik di permukaan maupun di bawah permukaan.
𝑉𝑏 𝑃ℎ𝑖𝑒 (1−𝑆𝑤)
𝑁 = 7758 dan 𝐺 = 43560 𝑉𝑏 𝑃ℎ𝑖𝑒 (1 − 𝑆𝑤𝑖)/𝐵𝑔𝑖
𝐵𝑜𝑖
Dimana :
31
SCF/STB; We = water influx; WpBw = produksi air; subscript: t = total, i
= pada tekanan awal).
Persamaan umum material balance tersebut diatas, akan berubah
tergantung dari jenis mekanisme pendorong dari reservoirnya, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Solution Gas Drive reservoir, m = 0, Wp = 0, We = 0.
Water Drive reservoir, m = 0.
Gas Cap Drive reservoir, We = 0.
Combination Drive reservoir berlaku persamaan umum.
32
a. Drill Stem Test (DST)
Drill steam test merupakan uji sumur yang digunakan untuk
memastikan apakah suatu formasi dapat dikategorikan sebagai formasi
produktif atau tidak. Dilihat dari hasil analisa cutting dan logging.
Pada drill steam test ini menggunakan rangkaian peralatan DST
disambungkan dengan rangkaian drill string kemudian diturunkan
sampai zona test.
33
Grafik 1.23 Pressure Build-Up Test
34
Grafik 1.24 Pressure Drawdown Test
35