Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

EPATOPROTEKTOR

Obat-obat protector hati adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi,
meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau
gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati.
Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma
(kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methionin memiliki peranan penting dalam
metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang disebabkan oleh hepatotoksin.
Sedangkan cholin adalah suatu zat yang dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati
dan juga bekerja melawan keracunan.
Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang berat karena pada dosis besar
dapat memperparah keadaan.

SPESIALITE OBAT PROTEKTOR HATI

NO GENERIK DAGANG PABRIK

1 Methoinin dan Vitamin Methicol Otto


Methioson Soho
2 Curcuma Curcuma Soho
Curson Soho
Heparviton Tempo Scan P
Lanagogum Landson
3 Asam-asam amino Aminofusin Hepar Baxter Kalbe
2. Curcuma XAnthorrizae
3.Sylimarin dan Propolis
Pada percobaan ini obat yang digunakan sebagai hepatoprotektor adalah silimarin dan propolis. Silimarin
merupakan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan Sylibummarianum. Silimarin merupakan campuran
flavonolignan, yang mengandung silibin(senyawa utama), isosilibin, silidianin, dan silikristin
Ekstrak silimarin mengandung campuran flavonolignan dan fraksi residu yang belumditentukan secara kimia.
Silimarin mengakselerasi biosintesis protein hepatosit danregenerasi sel pada kerusakan hati, yang mengarah
pada restorasi fungsi hati. Ekstrak silimarin memiliki aktivitas antioksidan yang mencegah peroksidasi lipid dan
destruksimembran dalam sel yang mempengaruhi permeabilitas selular.Silibin, konstituen utama silimarin
menstimulasi sintesis fosfatidilkolin danmeningkatkan aktivitas kolinfosfatsitidiltransferase pada hati tikus pada
kondisi normaldan setelah intoksikasi oleh galaktosamin. Fraksi polifenol silimarin dapat
memodifikasilipoprotein plasma dan menetralkan lemak hati pada tikus. Silimarin juga secarasignifikan
menurunkan tingkat serumγ -glutanil-transpeptidase, alanin transaminase,dan aspartat transaminase pada tikus
dengan induksi kerusakan hati dengan etanol.silimarinMekanisme aksi silimarin berhubungan dengan stimulasi
RNA dan sintesis proteindalam sel, meningkatkan proliferasi sel sehingga dapat mengakselerasi
regenerasi.Silimarin juga meningkatkan aktivitas superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase,
serta menghambat faktor transkripsi NF-
Studi terakhir menunjukkan bahwa silimarin tidak hanya memiliki efek protektif terhadap hati, tetapi juga sel
danorgan lain, seperti pankreas dan ginjal.Selain silimarin, ekstrak bahan alam yang memiliki aktivitas
hepatoprotektor adalahPropolis.
Propolis adalah material lengket berwarna gelap yang dikumpulkan oleh lebahdari berbagai jenis tumbuhan,
dicampur dengan lilin lebah (wax) dan digunakan untuk membangun konstruksi sarang lebah (Bankova et al.,
2000:3). Kata “propolis” berasaldari bahasa Yunani, yaitu pro (pertahanan depan, sebelum masuk) dan polis
(kota), yangsecara umum bermakna pertahanan kota atau sarang lebah dari benda-benda di luar
sarang (Bankova et al., 2000:3).Bagi lebah, propolis merupakan zat penting yang sangat fundamental yang
diperlukanuntuk sterilisasi sarang lebah dari serangan bakteri, jamur dan penyakit. Propolis berfungsi
melindungi seluruh sarang dan tempat lebah ratu menyimpan telurnya darihama Bacillus larvae yang
menyebabkan kebusukan telur-telurnya. Jadi, propolis tidak hanya berfungsi sebagai penyegel atau penutup
sarang lebah tetapi juga dapatmenghalangi masuknya kuman penyakit.Pada zaman dahulu propolis digunakan
oleh bangsa Yunani kuno sebagai bahan terapiuntuk melindungi tubuh manusia dari serangan bakteri, virus,
jamur dan radikal bebas.Propolis memiliki kemampuan farmakologi yang digunakan sebagai bahan anti-
inflamasi, hepatoprotektor, antitumor atau karsinostatik, antimikroba, antivirus,antifungi, antiprotozoa, anastesi
dan regenerasi jaringan (Bankova, et al., 2000:4).Propolis kaya akan zat essensial yang sangat berguna bagi
manusia. Komposisi kimia propolis sangat bervariasi (warna dan aroma) dan erat hubungannya dengan jenis
danumur tumbuhan serta letak geografis asal propolis (Lotfy, 2006:22). Umumnya propolismengandung resin
dan balsam yang terdiri atas 55% flavonoid dan asam fenol danesternya, 30% lilin lebah (wax), 10% etereal dan
minyak aromatis, 5% pollen dansenyawa organik serta mineral sebesar 5%.Jenis senyawa kimia yang terdapat
pada propolis sangat kompleks. Berdasarkananalisis kimia menggunakan metode Gas Chromatography-Mass
Spectrometry (GC-MS)yang dilakukan oleh Greenaway et al. (1990) terhadap propolis yang dihimpun
olehlebah dari tumbuhan poplar menunjukkan bahwa propolis mengandung berbagai macamsenyawa, yaitu:
asam amino, asam alifatik dan esternya, asam aromatik dan esternya,alkohol, aldehida, khalkon,
dihidrokhalkon, flavanon, flavon, hidrokarbon, keton, danterpenoid (Sabir, 2005:77).Tabel prosentase
komposisi propolisPropolis kaya akan berbagai senyawa kimia termasuk asam amino, asam sinamat,alkohol
sinnamil, vanilin, asam kafeat fenetil ester, tetokrisin, isalpinin pinosembrin,krisin, galangin, asam ferulat, dan
senyawa bioflavonoid (flavonoid) yang terkandungdalam propolis terdiri atas sejumlah besar minyak volatil
dan fenolik seperti flavon,flavonon, dan flavonol (Valcic, et al., 1999:406). Kandungan flavoid yang tinggi
didalam propolis mengakibatkannya memiliki efek antioksidan yang cukup kuat sehinggadapat menangkal
radikal bebas yang dapat mengakibatkan kerusakan hati.
I.Kesimpulan Propolis dan silimarin terbukti memiliki aktivitas hepatoproteksi terhadap tikus yangdiinduksi
hepatotoksik dengan parasetamol atau CCl

1. Curcuma rhizoma domestica


Temulawak adalah salah satu tumbuhan dari 19 jenis temu-temuan keluarga Zingiberaceae yang tumbuh di
Indonesia dan sudah lama dikenal sebagai tumbuhan obat yang digunakan untuk menjaga kesehatan dan
pengobatan tradisional penyakit kuning dan gangguan hati, diare, sembelit, pegal linu, penambah nafsu makan,
pencuci darah, mengatasi gangguan sekresi empedu, pelancar ASI, dan lain-lain.
3.1 Khasiat dan Kegunaan Temulawak:
3.1.1 Sebagai hepatoprotektor
Penggunaan ekstrak Curcumae Rhizoma dosis tinggi dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT.
Sebuah uji klinis yang tidak begitu besar telah dilakukan di Tanah Air untuk melihat manfaat kurkumin dalam
memperbaiki fungsi hati. Studi ini melibatkan sekitar 38 pasien gangguan hati atau memiliki nilai SGPT dan
SGOT di atas normal dari 5 area (Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Palembang dan Jakarta). Pasien
diberikan gabungan kurkumin 25 mg, essential phospholipid 100 mg, dan vitamin E 100 mg. Studi ini
menggunakan metoda seeding trial atau tanpa pembanding. Pengamatan dilakukan oleh sekitar 20 peneliti
dalam periode Juli-Desember 1998.
Adapun parameter yang digunakan adalah nilai SGPT dan SGOT. SGPT merupakan enzim yang diproduksi
oleh hepatocytes, jenis sel yang banyak terdapat di liver. Kadar SGPT dalam darah akan meningkat seiring
dengan kerusakan pada sel hepatocytes yang bisa terjadi karena infeksi virus hepatitis, alkohol, obat-obat yang
menginduksi terjadinya kerusakan hepatocytes, dan sebab lain seperti adanya shok atau keracunan obat. Nilai
SGPT yang dianggap normal adalah 0-35 unit per liter (u/l). Peningkatan nilai SGPT 50 kali dari normal
menandakan rendahnya aliran darah pada hati, hepatitis, atau kerusakan sel hati yang disebabkan oleh
obat/senyawa kimia seperti CCl4. Peningkatan nilai SGPT ringan sampai sedang dapat disebabkan oleh adanya
hepatitis, sirosis, kanker pada hati dan alkohol. Terkadang pada sirosis hanya terjadi peningkatan nilai SGPT 2-
4 kali dari nilai normal.
Sementara SGOT banyak dijumpai pada organ jantung, hati, otot rangka, pankreas, paru-paru, sel darah merah
dan sel otak. Saat sel organ tersebut mengalami kerusakan, maka SGOT akan dilepaskan dalam darah. Alhasil
saat pengukuran akan terlihat korelasi besarnya atau tingkat keparahan sel yang terjadi. Nilai normal SGOT
berkisar dari 3-45 unit per liter (u/l). Peningkatan nilai SGOT ini dapat disebabkan oleh adanya hepatitis B.
Pada hepatitis akut, peningkatan bisa terjadi hingga 20 kali nilai normalnya.
Hasil studi menunjukkan, berdasarkan perhitungan statistik, terjadi penurunan nilai SGOT dan SGPT yang
signifikan. Setelah 14 hari terapi, penurunan nilai SGOT dari total pasien mencapai hingga 2,89 kali, sedangkan
untuk SGPT mencapai 3,28 kali dibandingkan sebelum pengobatan. Hasil yang tidak berbeda jauh juga
ditemukan pada individu yang menderita hepatitis dan non hepatitis. Pasien hepatitis mengalami penurunan
SGOT sebanyak 3,48 kali dan SGPT sebanyak 3,82 kali, dibandingkan sebelum pengobatan. Sedang pada
individu non hepatitis, terjadi penurunan SGOT sekitar 1,91 kali dan SGPT sebanyak 2,15 kali.

3.1.2 Sebagai alternatif pengobatan gangguan fungsi hati


hepatitis (peradangan hati) dan fatty liver (perlemakan hati). Kurkuminoid temulawak (Kurkumin dan
desmetoksikurkumin) berkhasiat mengobati gangguan fungsi hati dan mencegah perlemakan sel-sel hati dengan
mekanisme kerja dari kurkumin sebenarnya dalam menyelamatkan “lambang romantisme” ini masih belum
jelas. Namun sebuah studi pada hewan percobaan melaporkan, kurkumin secara kuat menghambat enzim
cytochrome 4501A1/1A2 di hati. Enzim ini merupakan isoenzim yang terlibat dalam bioaktivasi beberapa
toksin termasuk benzo[a]pyrene. Kurkumin ditemukan juga mencegah pembentukan ikatan kovalen antara
cytochrome P450 dan DNA. Dan, peneliti menyimpulkan bahwa kurkumin bisa saja menghambat
karsinogenesis oleh kimiawi dengan memodulasi fungsi P450. Selain itu, kurkumin ditemukan juga
menawarkan proteksi hati terhadap toksisitas alkohol. Efek ini terbukti pada sebuah studi yang dilakukan pada
tikus yang diinduksi dengan etanol 25%. Tikus yang memperoleh kurkumin 80 mg/kg BB mengalami
penurunan kadar enzim hati dan produk reaktif asam tiobarbiturat. Di samping itu, sebuah studi lainnya juga
menunjukkan, kurkumin menurunkan kerusakan hati melalui pengurangan peroksidasi lipid. Hal ini diamati
pada tikus yang hatinya telah diinduksi dengan zat besi. Masih berdasarkan studi pra klinis, kurkumin
dilaporkan juga meningkatkan aktifitas glutathione-S-transferase. Enzim ini sangat penting dalam proses
detoksifikasi.
Sejak awal abad XVI tumbuhan ini mulai dikenal dan popularitasnya terus meningkat. Pada akhir abad XVI,
temulawak sudah dikenal di Eropa dan saat ini menjadi salah satu bahan dasar untuk fitoterapi di beberapa
negara Eropa. Berbagai penelitian ilmiah dan uji klinis telah dilakukan sejak beberapa dekade terakhir ini, baik
oleh ilmuwan di Indonesia maupun di dunia, dan hasilnya pada umumnya mendukung pemakaian temulawak
sebagai obat tradisional penyakit kuning (hati).
Semua bagian dari temulawak berkhasiat, namun bagian yang paling berharga adalah rimpangnya (umbinya).
Rimpang temulawak ini mengandung lebih dari 100 macam senyawa seperti amilase, fenolase, lemak, zat pati,
mineral, senyawa turunan fenol (kurkuminoid) dan minyak atsiri. Seperti umumnya fitoterapi, senyawa-
senyawa tersebut bekerja secara totalitas meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam dunia fitoterapi, temulawak dikelompokkan sebagai “adaptogen”, yaitu bahan tidak berbahaya, yang
dapat mendorong peningkatan resistensi untuk melawan racun atau yang dapat mempengaruhi secara fisik,
kimia, dan biologi. Secara umum dapat dikatakan bahwa temulawak mempunyai efek menormalkan jaringan
yang terganggu.
Kandungan kimia rimpang temulawak adalah zat pati (sebagai kandungan terbanyak, biasanya digunakan
sebagai bahan makanan), kurkuminoid, dan minyak atsiri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa khasiat
temulawak terutama disebabkan oleh dua kandungan kimia utamanya, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri.
Kurkuminoid temulawak ini adalah komponen pemberi warna kuning pada rimpang temulawak, terdiri atas dua
jenis senyawa yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin yang berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan
rasa nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan trigeliserida darah, anti
bakteri, serta dapat mencegah terjadinya perlemakan dalam sel-sel hati dan sebagai anti oksidan penangkal
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya.
Minyak atsiri temulawak adalah cairan berwarna kuning/jingga yang mempunyai rasa yang tajam dengan bau
khas aromatik, terdiri atas 32 komponen (senyawa turunan monoterpen dan seskuiterpen) yang secara umum
bersifat meningkatkan produksi getah empedu dan bersifat antiinflamatori. Kandungan utama dalam minyak
atsiri temulawak adalah: xanthorrhizol (21%), germakren, isofuranogermakren, trisiklin, afla-aromadendren.
Sinergi antara zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri mempunyai kemampuan mempercepat regenerasi sel-
sel hati yang mengalami kerusakan akibat pengaruh racun kimia. Mempunyai aktifitas kolagoga, yaitu
meningkatkan produksi dan sekresi empedu yang bekerja koleretik dan kolikonetik yang berpengaruh pada hati,
kandung empedu, dan pankreas. Meningkatkan pengeluaran kolesterol melalui usus dan menurunkan kadar
kolesterol hati sehingga dapat mencegah dan memperbaiki perlemakan sel hati. Mengaktifkan lipid peroksidase
supaya memecahkan lipid di hati. Meningkatkan aktifitas sitokrom P-450.
3.1.3 Anti radangs
Minyak atsiri temulawak menghambat enzim siklooksigenase yang berperan dalam perubahan asam
arakhidonat menjadi prostaglandin aktif.

You might also like