Ac Mobil

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

AC MOBIL

Diposkan oleh Muhammad Hendri |


undefined undefinedundefined

A.Peralatan Perbaikan dan perawatan AC Mobil


1. Gauge Manifold
Gauge manifold digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran (freon) dalam sistem
pendingin AC Mobil dan Refrigerator (kulkas, frezer) baik pada saat pengisisan maupun
pada saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada Gauge Manifold adalah tekanan evaporator
atau tekanan isap (suction) kompresor, dan tekanan kondensor atau tekanan keluaran
(discharge) kompresor. Terdapat dua macam Gauge manifold antara lain gauge manifold
dua laluan dan gauge manifold empat laluan.
Pada prinsipnya gauge manifold terdiri dari dua sisi yaitu sisi tekanan rendah dan sisi
tekanan tinggi, masing-masing dihubungkan dengan sisi isap dan keluaran dari kompresor
melalui selang penghubung (hose). Pada tiap sisi di pasang pengukur tekanan (pressure
gauge).
Pada gauge manifold dua lauan terdapat dua katup untuk mengatur aliran yaitu
katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan katup berwarna merah pada sisi
tekaanan tinggi. Pada saat pengosongan refrigeran dari sistem dan proses vakum kedua
katup terbuka sehunga refrigeran dari sisi isap akan mengalir melalui selang penghubung
berwarna biru dan refrigeran dari sisi keluaran kompresor akan melalui selang penghubung
berwarna merah memasuki gauge manifold dan keluar menuju pompa vakum melalui
selang penghubung waran kuning, atau menuju tangki penampung mesin recovery.
Pengosongan bisa juga dilakukan pada satu sisi dengan cara membuka katup pada satu sisi
saja. Pengisisan dilakukan dengan cara yang sama yaitu dengan membuka katup salah satu
sisi. Sedangkan selang yang tadinya ke pompa vakum dihubungkan ke tabung refrigeran
pengisi.
2. Pompa vakum

Pompa vakum diperlukan untuk mengosongkan refrigeran dari sistem pendingin


sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi seperti udara dan uap air.
Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kerja mesin refrigerasi. Karena uap air yang
berlebihan dalam sistem pendingin AC Mobil dan Refrigerator dapat memperpendek umur
operasi filter drier dan penyumbatan khusunya pada bagian sisi tekanan rendah seperti di
katup ekspansi atau pada pipa kapiler kulkas dan frezer. Adanya uap air dan gas-gas tak
terkondensasi dalam sistem akan menghalangi perpindahan panas di kondensor dan
evaporator, dan menaikan tekanan keluaran (discharge).
Adanya air juga menyebabkan korosi, penimbuanan kerak dan menyebabakan
pelumas sistem pendingin menjadi asam. Untuk proses vakum yang baik, pompa vakum
harus mampu mengosongkan sampai dengan tekanan 20-50 mikron air raksa. Untuk
meliahat tekanan vakum diperlukan alat pengukur tekanan vakum yang dapat mengukur
tekanan dari 5 sampai 5000 mikron Hg. Apabila tidak memiliki alat pengukur vakum,
maka sistem harus dipompa dengan pompa vacum selama paling tidak setengah jam
setelah penunjuk tekanan di gauge manifold menunjukan - 30 inci/-760 mmHg/0 milibar/-
30psi.
3. Alat Pendeteksi Kebocoran

Deteksi kebocoran dapat dilakukan dengan menggunakan pendeteksi refrigeran


elektronik (leak detektor) atau bila tidak mempunyai alat pendeteksi kebocoran freon (leak
detektor) bisa dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan media gas nitrogen dan air
sabun. Pada deteksi kebocoran menggunakan leak detektor sistem berisi refrigeran dan
sensor alat deteksi diarahkan dan didekatkan pada bagian-bagian yang dicurigai bocor
seperti sambungan atau penghubung pipa. Sensor akan memberikan sinyal alarm apabila
terdapat kebocoran.
Bila tidak mempunyai leak detektor, Gas nitrogen biasa digunakan dalam tes
kebocoran karena gas ini bersifat inert dan tidak mudah terbakar. Sistem pendingin AC
Mobil dan kulkas yang akan diisi refrigeran, diisi terlebih dahulu dengan gas nitrogen
bertekanan, kemudian bagian-bagian yang dicurigai dioleskan air sabun. Sabun akan
menggelembung apabila terdapat kebocoran. Gas nitrogen kemudian dikeluarkan dan
sistem di vakum sebelum diisi refrigeran (freon). Air sabun biasanya juga digunakan
langsung untuk memeriksa kebocoran pada sistem yang masih berisi refrigeran.

4. Refrigerant / Freon
Pada AC mobil biasanya menggunakan refrigerant R134a, sedangkan kulkas dan
frezer menggunakan refrigerant R134a, pada refrigerator model lama masih menggunakan
R12. Sesuaikan jenis refrigerant dengan spesifikasi pendingin yang anda kerjakan (jenis
refrigerant yang dipakai terdapat pada name plate mesin pendingin)

5.Kunci Ring Pas 1 set


Berguna untuk mengencangkan bolt bracket kompresor,dan kompresor serta untuk
menseting kekencangan vanbelt selain itu untuk melepas sambungan antara pipa yang satu
dengan piapa yang lain danh banyak lagi fungsinya sesuai dengan pekerjaan yang sedang
dikerjakan.
6.Kunci Sock 1 set.
Berfungsi mengencangkan bracket kompresor mengencangkan kompesor dan lain
sebagainya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan.

7.Obeng + -
Berguna untuk melepas dashboard mobil melepas penutup condenser dan
evaporator selain itu digunakan juga untuk hal-hal yang lain sesuai dengan peruntukanya.

8.Kunci T 10
Berguna untuk melepas dan mengencangkan bolt ukuran 6 mm.pada dashboard dan
pada sambungan antar pipa ke kondensor,filter dryer,kompresor,dan evaporator selain itu
juga digunakan untuk hal-hal yang lain sesuai dengan kegunaanya.

9.Mesin Recovery, Recycle dan Recharging (mesin 3R)


Mesin Recovery, Recycle,dan Recharging biasa juga disebut sebagai mesin 3R ,
mempunyai tiga fungsi yaitu mengeluarakn dan menangkap refrigeran (recovery), mendaur
ulang refrigeran yang ditangkap (recycle) dengan cara memisahkannya dari pelumas dan
menyaring kotoran padat, dan mengisikan kembali refrigeran yang ditampung dalam satu
mesin adalah agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer ke atmosfer sebagai
akibat adanya pergantian selang pada setiap proses. Refrigeran

]jhlkhyYang terdapat dalam selang penghubung dapat terlepas ke atmosfer dan merusak
ozon.

10.Multimeter
Multitester adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (V) dan hambatan
(Ω) pada aliran arus searah (DC) dan aliran arus bolak-balik (AC). Ketika akan melakukan
pengukuran tegangan, sistem kelistrikan harus di aliri arus listrik. Sebaliknya jika akan
mengukur nilai hambatan pada sistem kelistrikan, arus listrik yang mengalir harus
dimatikan terlebih dahulu. Cara mengukur tegangan DC Cara mengukur tegangan AC.
11.Tespen
Testpen merupakan salah satu alat untuk mencari kerusakan/menditeksi jalur
kelistrikan kendaraan ketika kendaraan kita mengalami masalah. menurut fungsinya ada
dua katagori tespen yaitu tespen untuk menditeksi kelistrikan arus ac dan arus dc. contoh
tespen untuk pemakaian arus ac seperti pada gambar dibawah ini .
B.Komponen-komponen AC Mobil
Komponen utama AC mobil terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan
evaporator. Gambar di bawah ini menunjukan rangkaian komponen-komponen tersebut.
Warna merah untuk sisi tekanan tinggi, dan warna biru untuk sisi tekanan rendah.
1.KOMPRESOR
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk mensirkulasikan
refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan tekanan refrigerant. Fungsi
kompresor mirip dengan fungsi jantung pada tubuh manusia dan refrigerant sebagai
darahnya. Kompresor memiliki dua saluran, yaitu saluran hisap (suction) dan saluran
buang (discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan evaporator dan merupakan sisi
tekanan rendah, sedangkan saluran buang dihubungkan dengan kondensor dan merupakan
sisi tekanan tinggi. Refrigeran dalam fase gas pada tekanan dan temperature rendah dihisap
oleh kompresor melalui saluran hisap kemudian dimampatkan sehingga tekanan dan
temperaturnya naik selanjutnya mengalir ke kondensor melalui saluran buang.
Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe resipro (crankshaft), tipe swash
plate, dan tipe wooble plate.
a.Kompresor tipe resipro (Crank Shaft)
Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin yang diterima
oleh crank shaft kompresor. Di dalam kompresor gerak putar dari crank shaft diubah
menjadi menjadi gerak bolak balik torak untuk menghisap dan memampatkan refrigerant.
Prinsip kerja kompresor torak terdiri dari dua langkah, yaitu langkah hisap dan langkah
kompresi. Saat langkah hisap torak bergerak turun dari titik mati atas ke titik mati bawah,
volume silinder mengembang sehingga tekanan di dalam silinder turun atau terjadi
kevakuman di dalam silinder. Akibatnya katup hisap membuka dan refrigerant masuk ke
dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak mencapai titik mati bawah.
Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati atas.
Refrigerant mengalami pemampatan sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Akibat
tekanan refrigerant yang tinggi, katup hisap akan menutup dan katup buang membuka
sehingga refrigerant keluar dan mengalir ke kondensor. Gambar 2 memperlihatkan cara
kerja kompresor torak.

b. Kompresor tipe Swash Plate


Pada kompresor jenis ini, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan
6 atau 10 silinder. Ketika salah satu sisi pada torak melakukan langkah tekan, maka sisi
yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses kompresi pada tipe ini sama
dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada
adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan. Selain itu , perpindahan gaya pada tipe
swash plate tidak melalui batang penghubung (connecting rod), sehingga getarannya lebih
kecil. Gambar dibawah ini memperlihatkan bagian-bagian dari kompresor tipe swash plate.
c. Kompresor tipe Wobble Plate
Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun
dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble
plate lebih menguntungkan, diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu, pengaturan kapasitas
yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh kopling magnetic
(magnetic clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi
gerak bolak-balik oleh plat penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide
ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke torak melalui batang penghubung.
Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor jenis wobble plate hanya
menggunakan satu torak untuk satu silinder.
Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara kerja dan konstruksi yang berbeda,
namun pada prinsipnya sama, yaitu menekan refrigerant dan menghasilkan laju aliran
massa refrigerant. Sebenarnya masih ada tipe kompresor lainnya, yaitu kompresor tipe
rotary vane dan tipe scroll, namun jarang digunakan. Berikut ini gambar kompresor tipe
wobble plate.
2. KONDENSOR
Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari
refrigerant ke udara lingkungan dengan bantuan ekstra fan. Konstruksi kondensor sama
dengan konstruksi radiator, terdiri dari susunan pipa-pipa persegi dan sirip-sirip-sirip yang
berfungsi untuk memperbesar laju perpindahan kalor. Kondensor ditempatkan di depan
radiator agar memperoleh aliran udara maksimum. Gambar di bawah ini menunjukkan
bentuk kondensor.

Refrigeran dalam fase uap pada tekanan dan temperatur tinggi, mengalir ke dalam
kondensor melalui saluran masuk yang terletak di bagian atas. Di dalam kondensor,
refrigerant mengalami proses pendinginan dan perubahan fase dari gas menjadi cair akibat
pelepasan kalor ke udara lingkungan, sehingga keluar dari kondensor, refrigerant ada
dalam fase cair pada temperature rendah.
3. Katup Ekspansi
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature refrigerant, sehingga
menimbulkan efek dingin pada evaporator. Ada 2 jenis katup ekspansi yang digunakan
dalam system AC mobil, yaitu katup ekspansi jenis termostatik dan katup ekspansi jenis
pipa orifice. Gambar di bawah ini menunjukkan kostruksi katup ekspansi termostatik.

Bagian-bagian katup ekspansi terdiri dari orifice, sensor, pipa kapiler, diafragma, pen
penekan, plat dan bola, dan pegas. Di dalam sensor dan pipa kapiler berisi gas yang mudah
mengembang (refrigerant, CO2). Selain menurunkan suhu dan tekanan refrigerant, katup
ekspansi termostatik juga berfungsi mengatur banyaknya refrigerant yang mengalir di
dalam system AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant disesuaikan dengan beban panas
pada evaporator.
Prinsip kerja katup ekspansi termostatik dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada kondisi
beban panas normal, refrigerant cair bertekanan tinggi masuk ke dalam katup ekspansi
melewati orifice dalam jumlah yang sesuai dengan di atur pembukaannya oleh pegas. Pada
kondisi ini tekanan di sisi atas diafragma sama dengan tekanan di sisi bawah. Saat
melewati orifice, refrigerant mengalami proses pengabutan sehingga tekanan dan
temperaturnya turun yang selanjutnya mengalir ke evaporator.
Ketika beban panas di evaporator meningkat, refrigerant yang mengalir pada saluran keluar
evaporator akan mengalami kenaikan temperature. Kondisi ini menyebabkan gas yang ada
di dalam sensor dan pipa kapiler akan mengembang dan mengalami kenaikan tekanan.
Selanjutnya, gas akan menekan diafragma dan mendorong plat dan pegas melalui pen
penekan. Ini menyebabkan saluran orifice terbuka lebih lebar sehingga lebih banyak
refrigerant yang mengalir ke evaporator. Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban
panas kembali normal.
Kondisi sebaliknya terjadi saat beban panas berkurang. Pada kondisi ini, refrigerant pada
saluran keluar evaporator mengalami penurunan temperature. Hal ini menyebabkan gas
yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler mengalami penyusutan. Akibatnya tekanan di
sisi atas diafragma menjadi lebih kecil dari pada tekanan di sisi bawah. Pegas akan
menekan plat dan bola ke atas. Akibatnya saluran orifice akan mengecil sehingga hanya
sedikit refrigerant yang mengalir ke evaporator. Kondisi ini akan berlangsung terus sampai
beban panas kembali normal.
Gambar di bawah menunjukkan katup ekspansi jenis pipa orifice.
Berbeda dengan katup ekspansi termostatik, katup ekspansi pipa orifice hanya berfungsi
menurunkan tekanan refrigerant dan tidak mengatur jumlah aliran refrigerant ke
evaporator. Oleh karena itu, pada system AC yang menggunakan katup jenis ini, di saluran
sebelum masuk evaporator di pasang akumulator yang berfungsi untuk menampung
sementara refrigerant sebelum masuk evaporator.
Pada katup ekspansi pipa orifice terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap
sebagai media untuk menurunkan tekanan refrigerant dan kasa penyaring (filter screen) di
sisi masuk dan keluar untuk menyaring kontaminan yang terbawa oleh refrigerant. Namun,
katup pipa orifice jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya
digunakan pada mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika.
4. Evaporator
Evaporator merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari udara
yang dikondisikan ke refrigerant. Seperti kondensor, evaporator tersusun dari pipa-pipa
dan sirip-sirip dalam jumlah yang banyak. Refrigeran masuk evaporator dalam bentuk
kabut pada tekanan dan temperature rendah. Udara dari kabin dihembuskan oleh blower
melewati kisi-kisi evaporator. Udara yang bertemperatur lebih tinggi daripada refrigerant
yang mengalir dalam evaporator, akan melepaskan kalor dan diserap oleh refrigerant,
sehingga temperature udara turun menjadi lebih dingin yang selanjutnya akan
mendinginkan udara dalam kabin. Refrigeran keluar dari evaporator dalam fase uap.

B. KOMPONEN PENDUKUNG
Komponen pendukung pada system AC mobil terdiri dari receiver (filter dryer),
accumulator, minyak pelumas (oli kompresor), shaft seal, pipa refrigerant, idle up, pulley
dan belt, dan ekstra fan.
1. Receiver (Filter Dryer)
Komponen ini sering digunakan pada AC mobil yang menggunakan katup ekspansi
termostatik untuk menurunkan tekanan refrigerant. Komponen ini diletakkan di antara
kondensor dan evaporator sebelum katup ekspansi. Di dalam receiver terdapat saringan dan
pengering yang berfungsi menyerap kotoran dan air yang terbawa bersirkulasi bersama
refrigerant. Filter terpasang pada saluran keluar receiver bagian dalam. Filter ini terbuat
dari kasa tembaga dan berfungsi menyaring kotoran agar tidak masuk ke katup ekspansi.
Pada bagian atas receiver terdapat sight glass yang berfungsi untuk mengetahui kondisi
refrigerant dalam system AC. Di dalam dryer berisi desiccant (zat yang dapat menyerap
uap air) yang berupa silicagel untuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk penggunaan R-
134a.
Receiver merupakan tempat penyimpanan sementara refrigerant setelah dicairkan oleh
kondensor dan sebelum masuk ke katup ekspansi. Fungsi lainnya adalah sebagai penyaring
kotoran dalam system sirkulasi AC. Receiver juga berfungsi memisahkan kadar air dan
kotoran yang terbawa saat bersirkulasi bersama refrigerant.
2. Accumulator
Accumulator biasanya digunakan pada system AC mobil yang menggunakan pipa orifice
sebagai alat penurun tekanan refrigerant. Accumulator terletak diantara evaporator dan
kompresor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung sementara refrigerant cair yang
bertemperatur rendah, serta campuran minyak pelumas dari evaporator. Refrigeran yang
telah disimpan berupa gas, dialirkan dari bagian atas accumulator melalui saluran isap
menuju ke kompresor. Accumulator juga berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak
mengalir ke kompresor. Di dalam accumulator terdapat desiccant seperti pada receiver.
3. Minyak Pelumas (Oli kompresor)
Oli kompresor pada system AC berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian kompresor yang
bergesekan, untuk meredam panas dan melancarkan pergerakan bagian-bagian kompresor.
Sebagian kecil oli kompresor bercampur dengan refrigerant dan ikut bersirkulasi melewati
kondensor dan evaporator. Minyak pelumas kompresor harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
a. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah bereaksi dengan refrigerant atau
benda lain yang digunakan pada system pendingin.
b. Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120oC.
c. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
d. Mempunyai titik beku yang rendah.
e. Tidak berbusa.
f. Mempunyai tahanan listrik (dielektrik) yang kuat.
g. Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperature tinggi maupun rendah.
Proses penyaluran dan jenis minyak pelumas pada tiap-tiap kompresor berbeda. Untuk
kompresor jenis resipro, penyaluran minyak pelumas dari bagian bawah kompresor (di bak
alas kompresor) yang diisap oleh pompa yang terpasang di bagian belakang kompresor.
Kemudian minyak pelumas yang masuk ke dalam saluran poros engkol dialirkan kedua
jurusan, yaitu ke bagian bearing muka-belakang dan ke dinding piston melalui pena piston.
Minyak pelumas yang sudah disalurkan ke bagian-bagian tersebut akan kembali lagi ke
bak alas kompresor untuk sirkulasi berikutnya.
Pada kompresor tipe swash plate, terdapat plat rotasi miring yang menggerakkan torak ke
kana dan ke kiri. Minyak pelumas yang keluar dari saluran dalam poros penggerak
mengalir hingga ke permukaan plat rotasi miring akibat gaya sentrifugal. Minyak pelumas
yang terhambur dengan putaran plat rotasi miring ini mampu melumasi torak sehingga
tidak cepat aus.

4. Shaft seal
Refrigeran dan minyak pelumas dalam kompresor sangat rentan terhadap kebocoran, baik
saat kompresor sedang beroperasi maupun tidak. Untuk mencegah kebocoran, digunakan
penyekat (seal) yang dipasang pada poros kompresor. Komponen ini terdiri dari dua
bagian, yaitu shaft seal dan plate seal. Shaft seal ada dua jenis, yaitu mechanical seal dan
lip seal. Shaft seal terdiri dari gelang penahan, O-ring, ring karbon, dan plate seal. Plate
seal yang tertahan rapat oleh gelang penahan dengan ring karbon akan tertekan oleh pegas,
sehingga mampu mencegah kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.
5. Pipa refrigerant
Pipa refrigerant AC terbuat dari karet (pipa elastic) dan pipa logam yang tahan terhadap
tekanan dan temperature tinggi serta tahan terhadap getaran. Bagian dalam pipa logam
terbuat dari tembaga dan alumunium yang diproses dengan baik sehingga lebih tahan
terhadap unsur kimia dalam refrigerant. Pipa karet dibuat berlapis-lapis agar lebih kuat
menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia.
6. Iddle Up
Alat ini berfungsi menaikkan puaran mesin ketika AC mobil dihidupkan (saat putaran
mesin masih idling/stasioner) sehingga mesin mobil terhindar dari beban yang berlebihan
(overload).
Ada dua jenis Iddle up, yaitu jenis Vacuum Switch Valve (VSV) dan Throttle Position
(TP).
a. Vacuum Switch Valve (VSV)
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring, dan
moving core. Coil magnet pada VSV terhubung secara parallel dengan magnetic clutch
pada kompresor, sehingga apabila magnetic clutch bekerja, coil magnet pada VSV akan
menimbulkan tenaga magnet.
b. Throttle Position
Throttle Position (TP) terdiri atas diafragma dan throttle valve. Dalam hal ini VSV
berfungsi mengatur ruang diafragma pada TP, sehingga ruang diafragma tersebut dapat
terhubung dengan sumber vacuum (vacuum tank) dan di saat tertentu terhubung dengan
udara luar. Pada saat AC mobil dihidupkan dan mesin mobil dalam keadaan stasioner,
maka koil magnet pada VSV akan bekerja dan menimbulkan tenaga magnet. Tenaga
magnet tersebut akan menggerakkan moving core untuk menghubungkan ruang diafragma
dengan vacuum tank.
Sistem kerja TP dimulai ketika terjadi kevakuman pada vacuum tank. Throttle set akan
bergerak dan mengubah posisi venture karburator kea rah penambahan bahan bakar,
sehingga putaran mesin akan meningkat. Namun ada juga yang tidak mengandalkan
tingkat kevakuman, yaitu saat koil magnet pada VSV menimbulkan tenaga magnet,
moving core pada VSV menghubungkan ruang diafragma dengan ruang atmosfer yang
sebelumnya terhubung dengan vacuum tank. Karena tidak ada kevacuman pada ruang
diafragma, maka kekuatan spring pada ruang diafragma akan mempengaruhi kerja throttle
set pada TP. Dengan demikian posisi venture pada karburator akan berubah ke arah
penambahan bahan bakar, sehingga putaran mesin akan naik. Meskipun cara kerja
keduanya sama, namun mengingat konstruksi karburator pada masing-masing mobil
berbeda, maka dibuat dua macam system kerja untuk mempermudah system
pemasangannya.
7. Pulley dan belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan komponen penerus tenaga
dari mesin ke kompresor AC mobil. Jenis belt yang digunakan pada AC mobil diantaranya
adalah V belt dan ribbed belt. Perbedaan keduanya terletak pada bentuk dan kemampuan
meneruskan tenaga. Jenis ribbed belt memiliki kemampuan meneruskan tenaga lebih baik
dari pada jenis V belt dan tidak mudah slip.
8. Kipas (Extra Fan)
Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam dan di luar kabin. Motor blower
terdapat di dalam kabin, sedangkan fan (extra fan) terletak di luar kabin. Blower pada
kabin terdiri atas motor penggerak dan blower/ sudu-sudu yang digerakkan. Umumnya,
tipe blower yang sering digunakan adalah tipe sirrocco. Extra fan yang terdapat di luar
kabin (pada kondensor) juga terdiri dari motor penggerak dan fan yang digerakkan. Jenis
fan yang umum digunakan adalah jenis axial flow.
C. KOMPONEN KELISTRIKAN
Komponen kelistrikan terdiri dari sakelar (Selector switch), kopling magnet (Magnetic
clutch), thermostat (Thermoswitch), pengatur suhu elektronik (Thermistor), pressure
switch, relay, dan amplifier.
1. Sakelar (Selector switch)
Sakelar yang digunakan pada system AC mobil umumnya adalah jenis sakelar putar.
Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan kompresor, serta memilih
kecepatan putaran blower evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar (menunjuk posisi
off, low, medium, dan high) dan terminal listrik.
Saat tombol diputar pada posisi off, hubungan antar terminal terputus. Pada posisi low,
sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi low dan kompresor. Pada posisi
medium, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi medium dan kompresor.
Pada posisi high, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi high dan kompresor.
Untuk mengetahui adanya arus listrik yang menghubungkan antar terminal pada sakelar,
digunakan multitester.
2. Kopling magnet (Magnetic Clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan pully
penggeraknya. Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar karena terhubung dengan mesin
melalui belt. Pada saat ini kompresor belum bekerja. Ketika system AC dihidupkan,
amplifier memberikan arus listrik ke koil stator sehingga timbul medan electromagnet yang
akan menarik pressure plate dan menekan permukaan pulley. Hal ini menyebabkan
pressure plate berputar mengikuti putaran pulley sehingga kompresor akan berputar.
Kopling magnet memiliki tiga bagian utama sebagai berikut.
a. Stator
Stator merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada rumah kompresor.
b. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar yang terhubung dengan poros mesin melalui belt.
Diantara permukaan bagian dalam dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang
bantalan.
c. Pressure Plate
Pressure plate merupakan bagian yang dipasang pada poros kompresor
3. Thermistor (Thermoswitch)
Alat ini berfungsi memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor secara
otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu pada evaporator.
Jika thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak bekerja.
Tanda-tanda kerusakannya antara lain keluarnya asap dari kisi-kisi AC serta adanya tetesan
air seperti embun yang keluar dari evaporator.
Thermostat juga berfungsi mengatur proses kerja kompresor AC. Pada thermostat terdapat
tabung indra panas yang berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan suhu. Tabung ini
terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar. Ketika suhu penguapan
refrigerant cair di dalam evaporator naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai
dan mendorong alas diafragma ke atas. Dengan demikian, sakelar yang terhubung dengan
magnetic clutch akan mendapat aliran listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika
suhu pada saluran angin keluar di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam
tabung indra panas akan menyusut. Alas diafragma yang sebelumnya terdorong oleh
tekanan gas akan kembali ke bawah karena terikan pegas, sehingga sakelar memutus arus
listrik ke kopling magnet. Akibatnya kompresor berhenti bekerja.
4. Pengatur suhu elektronik (Thermistor)
Termistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien termal negative. Artinya,
semakin rendah suhunya, semakin tinggi tahanannya, dan sebaliknya. Sifat ini
dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu
tinggi, tahanan thermistor rendah, amplifier akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke
kopling magnet, sehingga kompresor bekerja. Pada saat suhu rendah, tahanan thermistor
tinggi, amplifier akan memutus arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga
kompresor tidak bekerja.
5. Pressure Switch
Pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang berfungsi memutus dan
menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor yang bekerja berdasarkan
tekanan refrigerant. Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, pressure switch akan
bekerja. Pressure switch yang banyak digunakan pada system AC mobil adalah tipe dual
pressure switch. Pressure switch dipasang pada pipa yang berisi cairan diantara receiver
dan katup ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam system
dan akan memutus aliran listrik yang menuju kopling magnet jika terjadi tekanan yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor berhenti bekerja. Pressure switch
akan bekerja pada tekanan 448 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antar komponen sehingga
tekanan dalam system cukup rendah, sekitar 28 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12,
pressure switch akan mematikan kopling magnet.
6. Relay
Relay berfungsi mengalirkan arus listrik ke kopling magnet, blower motor, dan ke
peralatan lain pada system AC mobil. Relay diperlukan untuk mencegah kerusakan pada
kunci kontak. Aliran listrik yang langsung dari baterai ke kopling magnet atau ke blower
melalui kunci kontak akan menyebabkan titik-titik kunci kontak cepat aus dan terbakar.
Jika menggunakan relay, kunci kontak hanya mengalirkan arus listrik yang kecil ke koil
relay. Kemagnetan pada koil relay akan menghubungkan titik-titik kontak relay yang akan
mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari baterai ke kopling magnet ataupun ke motor
blower. Jika kunci kontak memutuskan arus listrik ke koil relay, maka kontaktif relay akan
terputus secara otomatis sehingga arus listrik dari baterai ke kopling magnet ataupun ke
motor blower akan terputus.
7. Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC mobil agar
selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai. Pada prinsipnya
amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan memutus aliran listrik
dari baterai yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan
pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier dan temperature control idling
stabilizer amplifier.
a. Pengatur suhu (Temperature Control)
Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan sehingga selalu
dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperature control adalah thermistor dan resistor
pengatur temperature. Resistor pengatur temperature adalah suatu resistor yang nilai
tahananya dapat diubah-ubah secara manual. Jika tahanan resistor ditetapkan pada nilai
tertentu, ini berarti sama dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-
batas tertentu.
Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi sebagai sensor suhu berdasarkan
perubahan nilai tahanannya digabungkan dengan nilai tahanan dari resistor pengatur
temperature. Hasilnya dikirim ke amplifier berupa sinyal listrik. Pada amplifier sensor
suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontaktif
relay di amplifier.
b. Idling stabilizer amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja pada
batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan agar pada putaran rendah mesin tidak
mengalami kelebihan beban (overload) ketika system AC bekerja. Sumber sensor putaran
mesin diambil dari system pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal listrik yang
didapat kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier yang hasilnya dapat
membuka dan menutup kontak relay amplifier. Selanjutnya sinyal listrik yang
menghubungkan baterai dengan kopling magnet diatur agar hanya bekerja mengalirkan
arus listrik dari baterai ke kopling magnet pada batas putaran minimal (umumnya 850 –
1050 rpm).
Sistem Kelistrikan AC Mobil
Gambar di bawah menunjukkan rangkaian kelistrikan AC mobil.
Urutan cara kerja kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Ignition switch dihidupkan (ON)
b. Blower switch dihidupkan (ON) mengakibatkan heater relay bekerja mengalirkan arus
listrik dan memutar motor blower.
c. Saat switch AC di ON kan, amplifier akan bekerja mengeluarkan arus ke relay kopling
magnet dan ECU mesin. Proses ini terjadi jika pressure switch bekerja dengan tekanan
refrigerant sesuai standar berikut.
R-134a : 28 – 448 psi
R-12 : 29,4 – 378 psi
d. Thermostat akan memberikan informasi suhu pada evaporator ke amplifier. Saat suhu
evaporator di bawah 3oC – 10oC, kopling magnet akan mati dan kompresor berhenti
bekerja.
e. Saat kopling magnet bekerja, amplifier akan mengirim sinyal ke ECU mesin agar VSV
bekerja dan meningkatkan putaran mesin.
f. Saat kendaraan berjalan, ECU mesin akan memberikan informasi berupa sinyal ke
amplifier sehingga relay kopling magnet akan OFF dan kompresor berhenti bekerja.
C.Service AC Mobil Hino Dutro
1. Merecovery refrigerant ke dalam mesin recovery berguna untuk menghisap seluruh
refrigerant yang ada didalam sistem untuk disimpan.selain itu juga agar refrigerant tidak
terbuang percuma karena harga refrigerant mahal.
2. Membuka cover penutup rear cooling unit menggunakan obeng +.Gb.01

Gb.01 Rear Cooling Unit

3. Melepas sambungan pipa dishcard yang berukuran 3/8 mengunakan kunci pas 14,17dan
19.
4. Melepas sambungan pipa suction yang berukuran 5/8 menggunakan kunci pas 22,24 dan
27.Gb.02

Gb.02 Pipa suction dan dischard

5. Lepas cooling unit dari bracket menggunakan kunci ring 10.sebelumnya lepas socket
motor evaporator dan socket resistor.Gb.

Gb.03 Bracket rear cooling unit socket resistor dan socket motor

6. Setelah itu lepas sambungan antara evaporator dengan blower evaporator menggunakan
kunci T 10
7. Buka cover penutup evaporator menggunakan obeng + dan obeng –.
8. Buka cover penutup blower evaporator menggunakan kunci T 10 dan obeng .
9. Lepas kipas blower evaporator dari motor dengan menggunakan kunci T 8.
10. Kumpulkan semua bolt dan clip serta komponen lainya dalam satu tempat agar
tidak terjadi kehilangan.
11. Olesi bagian laker motor blower evaporator menggunakan minyak pelumas

12. Bersihkan cover penutup evaporator, cover blower evaporator,kipas dan


evaporator menggunakan jet steam.sebelumnya tutup saluran dischard dan suction
evaporator menggunakan penutup.jika tidak ada gunakan lakban.
13. Setelah bersih keringkan menggunakan angin dan dilap
14. Pasang kembali cover penutup evaporator menggunakan obeng plus dan pasang
clip pada bagian-bagian tertentu sebelumnya evaporator disemprot pewangi.
15. Pasang kembali kipas pada motor blower evaporator.jangan sampai terbalik yang
kiri sejajar dengan socket motor,dan yang kanan sebaliknya.kencangkan menggunakan
kunci T 8
16. Setelah itu pasang kembali ke cover penutup blower kencangkan menggunakan
kunci T 10 dan pasang clip 2 kiri dan 2 kanan
17. Satukan lagi antara evaporator dan blower evaporator menggunakan bolt
kencangkan menggunakan kunci T 10.
18. Setelah itu pasang kembali ke bracket rear cooling unit

19. Pasang pipa suction yang berukuran 5/8 lalu kencangkan menggunakan kunci pas
24,27
20. Pasang pipa dischard yang berukuran 3/8 lalu kencangkan 14,17 dan 19

21. Pasang socket motor blower evaporator dan socket resistor blower

22. Pasang kabel min ke bracket cooling unit

23. Setelah itu pasang selang air Gb.04

Gb.04 Pemasangan selang air

24. Sebelumnya beri aspal pada sambungan pipa suction.bertujuan agar embun tidak
menetes ke penumpang yang posisi tempat duduknya berada dibawah evaporator.Gb.05

Gb.05 Pemberian aspal pada sambungan pipa suction

25. Setelah itu tutup cover penutup rear cooling unit.

26. Lepas receiver dryer.menggunakan kunci ring pas 10.ada 2 sambungan In dan Out
receiver.lepas keduanya.Gb.06

Gb.06 Sambungan In dan Out Receiver Dryer

27. Pasang kembali receiver dryer yang sudah diganti dengan yang baru .Hal ini harus
dilakukan karena desicant yang ada di receiver dryer mempunyai kadar jenuh terhadap uap
air.
28. Setelah itu lakukan pemvakuman selama 20 menit.

29. Buka cover penutup condenser,semprot condenser menggunakan jet steam. Gb.07
Gb.07 Condensor dan Supercooler

30. Tambahkan oli caranya ada 2:jika menggunakan manifold gauge tutup kran warna
biru.lepas selang warna biru lalu tuangkan oli sebanyak 50cc.setelah itu pasang kembali
selang tunggu beberapa saat lalu buka kran warna biru.Jika menggunakan mesin
recovery:Tutup kran warna biru.buka kran saluran oli.isi sebnyak 50cc setelah itu tutup
kran.Setelah beberapa saat buka kran warna biru.
31. Setelah selesai pemvakuman isi refrigerant sebanyak 1,8 kg .Selain itu untuk
mengetahui apakah refrigerant sudah penuh bisa dilihat di sight glass yang ada di
sambungan receiver dryer.Jika sudah jernih berarti sudah penuh,dan jika masih
bergelembung berarti perlu ditambah.
32. Setelah itu dites,apakah tekanan sudah sesuai yaitu low:50 psi dan high:200 psi
apakah kecepatan angin sudah sesuai.
33. Setelah itu cek kekencangan vanbelt kompresor,bila kurang kencang
dikencangkan caranya. Kendorkan nut idle pulley dengan kunci ring pas 14.setelah itu
kencangkan bolt penarik idle pulley setelah sesuai kekencanganya kencangkan nut idle
pulley.
D.Mengetahui kerusakan melalui Charging manifold
Ibarat dokter yang menggunakan stetoskop untuk mendeteksi detak jantung,begitu
pula dengan dengan teknisi AC yang menggunakan charging manifold untuk mendeteksi
tekanan refrigerant,sehingga dapat diketahui kondisi yang terjadi dalam system AC
mobil.sebelum melakukan pengecekan dengan dengan charging manifold,panaskan mesin
mobil terlebih dahulu,kemudian kondisikan mesin dan AC sebagai berikut.
 Putaran mesin :1500 – 2000 rpm
 Suhu masuk Blower evaporator :30oC – 35oC
 Kecepatan blower evaporator :Maksimum (Hi)
 Temperatur control :Maximum Cool

1. Kondisi Normal
AC mobil dapat dikatakan dalam kondisi norma jika mampu menyajukan
ruangan(kabin) dan semua fiturnya dapat bekerja dengan baik.Kondisi AC yang normal
dapat diketahui dengan menggunakan charging manifold,baik saat AC dalam keadaan ON
maupun OFF.
a. Tekanan charging manifold pada saat AC mobil ON sebagai berikut.
 Tekanan Rendah :40 – 50 psi
 Tekanan Tinggi :200 – 225 psi
a. Tekanan charging manifold pada saat AC mobil OFF sebagai berikut.
 Tekanan Rendah :70 – 120 psi
 Tekanan Tinggi :70 – 120 psi
2. Refrigerant Kurang
Kurangnya Refrigerant disebabkan terjadinya kebocoran.Jika refrigerant
kurang,kemampuan pendingin AC pun menjadi berkurang.Berikut tekanan pada charging
manifold saat AC mobil ON.
 Tekanan Rendah :25 – 40 psi
 Tekanan Tinggi :120 – 170 psi

Setelah diketahui tekananya melalui charging manifold,lakukan pemeriksaan pada


sight glass receiver,apakah terlihat gelembung- gelembung .Jika tidak cari lokasi
kebocoran refrigerant,Lalu tambahkan refrigerant hingga tekanan kembali normal.
3. Sirkulasi refrigerant tersumbat
Sirkulasi Refrigerant yang tersumbat dapat menyebabkan system AC mobil
menjadi tidak dingin sama sekali.Berikut Tekanan pada charging manifold saat AC mobil
ON ketika sirkulasi refrigerant tersumbat.
 Tekanan Rendah :Dibawah 0 psi (vacum)
 Tekanan Tinggi :250 – 350 psi
Jika sirkulasi tersumbat sebagian,tekanan refrigerant pada tekanan rendah(low)
akan sangat rendah.jika sirkulasi refrigerant betul-betul tersumbat,tekanan refrigerant pada
tekanan rendah akan dibawah 0 psi atau vacuum.tersumbatnya sikulasi refrigerant dapat
disebabkan oleh serbuk tau dessicant pada receiver dryer yang hancur karena jenuh.Agar
sirkulasinya berjalan normal kembali,lakukan pemeriksaan pada receiver dryer dan
expansion valve.untuk memastikan bagian yang tersumbat,lakukan pemerisaan dengan
tangan,sehingga akan terasa perbaedaan suhu antara pipa yang masuk dan keluar pada
bagian AC tersebut.Lakukan proses pemvakuman setelah mengganti dan memperbaiki
bagian komponen AC yang bermasalah.

4. Terdapat Uap Air pada sirkulasi


Masalah uap air ang terdapat pada sirkulasi menyebabkan kinerja AC mobil tidak
stabil(kadang dingin kadang tidak).Penyebabnya adalah uap air yang berubah menjadi
bunga es hingga ke expansion valve.cara mengatasinya,periksa expansion valve,kemudian
ganti receiver dryer.lngkah terakhir adalah lakukan proses vacuum agar tidak terdapat
udara dalam system AC mobil.Berikut tekanan charging manifold saat AC mobil on ketika
terdapat uap air pada sirkulasi.
 Tekanan rendah :Tidak stabil (terkadang normal dan dibawah normal)
 Tekanan Tinggi :Tidak stabil (terkadang normal dan diatas normal)

5. Kompresi kompresor lemah


Kemampuan kompesi kompresor yang lemah atau rusak dapat menyebabkan
kemampuan pendinginan AC menjadi kurang.bahkan tidak dingin sama sekali.ini dapat
dilihat setelah AC dimatikan,karena tekanan rendah dan tekanan tinggi menjadi
balance.untuk meyakinkan adanya kerusakan,sentuh kompresor setelah dinyalakan.jika
tidak terasa panas,lakukan pemeriksaan dan perbaiki kerusakan,jika tidak bias diperbaiki
diganti dengan kmpresor yang baru.Berikut tekanan charging manifold saat AC mobil ON
ketika kompresi kompresor lemah.
 Tekanan rendah :50 – 90 psi
 Tekanan tinggi :90 – 150 psi

6. Refrigerant terlalu banyak atau kondensor kurang pendinginan


Pengisian refrigerant yang terlalu banyak dan kondensor yang kurang pendinginan
dapat menyababkan kemampuan pendingina AC mobil berkurang.jumlah refrigerant yang
berlebihan deapat mengakibatkan tekanan menjadi tinggi dan Kompresor AC mobil akan
mati dan menyala berulang ulang.Jumlah refrigerant yang terlalu banyak atau kondensor
kurang pendinginan.dapat diketahui dari tekanan charging manifold saat AC mobil On
sebagai berikut.
 Tekanan Rendah :30 – 50 psi
 Tekanan Tinggi :280 – 350 psi
Sebenarnya kondisi seperti ini dapat langsung dirasakan,yaitu kabin mobil saat AC
dinyalakan terasa kurang dingin.Setelah memeriksa tekanan charging manifold,lkukan juga
pemeriksaan pada sight glass receiver (biasanya tidak terlihat gelembung).Penyebabnya
karena pengisian refrigerant terlalu banyak atau kondensor tidak mendapat pendinginan
yang cukup.Untuk mengatasinya,periksa dan bersihkan sirirp-sirip kondensor dari
kotoran,periksa juga sistem pendinginan kondensor,seperti fan atau motor fan,lakukan
perbaikan atau penggantian jika ada yang rusak.Langkah terakhir adalah periksa kembali
tekanan charging manifold.jika tetap sama,kurangi jumlah refrigerant hingga mencapai
tekanan normal.

7. Udara masuk ke bagian sirkulasi


Udara yang masuk ke bagian sirkulasi akan menyababkan kemampuan pendinginan
Ac mobil menjadi berkurang.Tekanan charging manifold saat AC mobil ON sebagai
berikut.
 Tekanan Rendah :30 – 50 psi
 Tekanan Tinggi :280 – 350 psi

Setelah melakukan pemeriksaan tekanan,lakukan pemeriksaan pada sight


glass(akan terlihat gelembung).Penyebabnya adalah karena proses pemvakuman yang tidak
maksimal.Untuk mengatasinya,hisap refrigerant ke mesin recovery hingga habis.Setelah
itu lakukan proses pemvakuman dengan baik,kemudian isi kembali refrigerant sesuai
dengan kapsitas dan menunjukan tekanan normal .

8. Katup Expansi bermasalah


Katup expansi(expansion valve)yang bermasalah dapat menyebabkan kemampuan
pendinginan AC mobil menjadi berkurang.Tekanan charging manifold saat AC mobil ON
sebagai berikut.
 Tekanan rendah :30 – 50 psi
 Tekanan Tinggi :280 – 350 psi
Lakukan juga pemeriksaan pada pipa tekanan rendah,apakah terdapat air pada
permukaanya(frost).biasanya masalah ini terjadi setelah penggantian katup expansi,seperti
eperti pemasangan yang salah atau terjadi kerusakan pada expansion valve.untuk
mengatasinya,lakukan pemeriksaan pada sensor bulp.setelah itu periksa juga pemasangan
expansion valve,apakah sudah benr atau tidak.

You might also like