Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 44

MAKALAH BIOKIMIA TANAMAN

PROTEIN

Oleh:

Noval Fiki Yoga Pratama 165040200111146

Fadhila Firdausi 165040200111148

Addriyani Kacanova Ginting 165040200111150

Aurellia Rahmadea Fidela 165040200111154

Rheka Astri Gurning 165040200111178

Damai Krissara 165040200111179

Muhammad Hadi Prayoga 165040200111181

Muhammad Salman 165040200111185

Kelas : M

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau yang
didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-
1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah senywa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta
merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat
tunggal, serta molekulnya sederhana, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh karena protein tersusun
atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-unsur seperti terdapat pada
asam-asam amino penyusunnya yaitu C, H, O, N dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur
lain, seperti misalnya S, P, Fe, atau Mg.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima
didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan
lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks
interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk
kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein adalah salah satu bio-
makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri
secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural
dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Protein
Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar kimia Belanda bernama
Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia dalam
protein secara sistematik. Ia secara tepat menyimpulkan peranan inti dari protein dalam sistem
hidup dengan menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios, yang berarti “bertingkat
pertama”. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel.
Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi antar sel
serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar
aktivitas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi dan enzim.
Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis
protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas.
Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal
yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan
golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya. Protein-protein yang
terlibat dalam reaksi biokimia sebagian besar berupa enzim banyak terdapat di dalam
sitoplasma dan sebagian terdapat pada kompartemen dari organel sel. Protein merupakan
kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di luar makhluk hidup atau
sel, protein sangat tidak stabil. Protein merupakan komponen utama bagi semua benda hidup
termasuk mikroorganisme, hewan dan tumbuhan.
Protein pada bagian tubuh tanaman terdapat hampir dalam seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Protein ditemukan pada daun muda dan pada bagian tubuh lainnya seperti polong,
dan buah. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Tumbuhan menyerap unsur-unsur hara dalam tanah melalui akar dan disalurkan
keseluruh bagian tanaman sampai ke daun sehingga tumbuhan membentuk protein dan
melakukan perombakan (proses katabolisme).
Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Ia berfungsi
sebagai sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Karena itu kehadirannya
dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama saat pertumbuhan vegetatif. Dalam unsur-unsur
tersebut mengandung unsure Nitrogen yang merupakan unsure pembentuk pada protein. Unsur
Nitrogen yang terdapat pada protein adalah 16% dari protein tersebut. Yang banyak tersimpan
pada pucuk dan daun muda. Dan masih banyak lagi unsur-unsur yang merupakan pembentuk
dari protein yang tersedia pada tumbuhan.
Beberapa penelitian menunjukkan keberadaan protein yang memiliki letak berbeda-
beda pada tumbuhan. Pada famili serealia seperti gandum, padi, polong-polongan dan jagung
protein berada pada bagian bijinya. Pada tanaman tembakau, protein banyak ditemukan
dibagian daunnya. Sedangkan pada kantong semar, protein banyak ditemukan pada bagian
antara batang dengan bunga, selain itu pada buah petai terdapat kandungan protein yang tinggi.
Terbentuknya protein bermula dari proses anabolisme dan kemudian dirombak pada tumbuhan
tersebut melalui proses katabolisme. Pada tumbuhan protein dapat dilihat dari kandungan
Nitrogen pada tumbuhan. Kandungan Nitrogen merupakan unsur yang dominan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Sehingga tanaman sangat memerlukan
Nitrogen untuk pembentukan protein pada tanaman dan apabila kekurangan Nitrogen dapat
diartikan sebagai kekurangan protein..
Ciri-ciri Protein Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan
biosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1) Susunan kimia yang khas. Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2) Bobot molekular yang khas. Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein
murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka
protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3) Urutan asam amino yang khas. Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci
secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari
protein tertentu.
2. Fungsi dan Peranan Protein
Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara
lain:
a) Katalisis enzimatik. Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh
enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
b) Transportasi dan penyimpanan. Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh
protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan
transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
c) Koordinasi gerak. Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein.
Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan
sperma oleh flagela.
d) Penunjang mekanis. Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang
merupakan protein fibrosa.
e) Proteksi imun. Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal
serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma
lain.
f) Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf. Respon sel saraf terhadap rangsang
spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang
sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah
protein reseptor pada sinapsis.
g) Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi. Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan
dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan
saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon
merupakan protein.
3. Jenis-jenis Protein
a) Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan
tisu.

b) Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan


penyakit.
c) Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
d) Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
e) Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen
f) Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
g) Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
h) Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.
i) Myoglobin, protein penyimpan oksigen berbentuk globular pada otot mamalia dan juga
spesies lain termasuk manusia.

4. Sumber Protein
Protein lengkap yang mengandung semua jenis asam amino esensial, ditemukan dalam
daging, ikan, unggas, keju, telur, susu, produk sejenis Quark, tumbuhan berbiji, suku polong-
polongan, dan kentang. Protein tidak lengkap ditemukan dalam sayuran, padi-padian, dan
polong-polongan. Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor
untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan
kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani,
sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci
yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang
memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas
Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup
dua kali lebih lama. Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan
nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan, pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh.
Secara umum kualitas protein tergantung pada dua karakteristik berikut:
1) Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan
dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang
tidak dapat dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama
feses).
2) Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein
tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat
terbentuk.dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam
jumlah yang mencukupi untuk membentuk as.amino lain yang dibutuhkan.
5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein:
a) Perkembang jaringan Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada
masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.
b) Kualitas protein Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola
as.aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi
protein hewani bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein
hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan
asam amino.
c) Digestibilitas protein Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan.
Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan
yang tidak dapat dicerna. Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu
makan, dengan interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim
yang tersedia dan tempat absorpsi.
d) Kandungan energi dari makanan Jumlah yang mencukupi dari karbohidrat harus
tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan hanya
untuk pembagunan jaringn. Karbohidrat juga mendukung sintesis protein dengan
merangsang pelepasan insulin.
e) Status kesehatan Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya
katabolisme. Setelah trauma atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan
jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi.
6. Penggolongan Protein
Protein adalah molekul yang sangat vital untuk organisme dan terdapat di semua sel.
Protein merupakan polimer yang disusun oleh 20 macam asam amino standar. Rantai asam
amino dihubungkan dengan ikatan kovalen yang spesifik. Struktur & fungsi ditentukan oleh
kombinasi, jumlah dan urutan asam amino sedangkan sifat fisik dan kimiawi dipengaruhi oleh
asam amino penyusunnya. Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, antara
lain:
A. Berdasarkan struktur molekulnya Struktur protein terdiri dari empat macam :
a) Struktur primer (struktur utama). Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang
dihubungkan satu sama lain secara kovalen melalui ikatan peptida.
b) Struktur sekunder. Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai
samping asam amino. Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan
hidrogen antar rantai samping yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi
ikatan hidrogennya. Ada dua jenis struktur sekunder, yaitu: -heliks dan -sheet.

c) Struktur Tersier. Terbentuk karena adanya pelipatan membentuk struktur yang


kompleks. Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik,
ikatan hidrofobik, ikatan hidrofilik.
d) Struktur Kuartener. Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub
unit. Interaksi intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur
keempat/kuartener

B. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik


a) Protein globular Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)
membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut
dalam air, asam, basa, dan etanol.
b) Protein serabut (fibrous protein) Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-
serat yang tersusun memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung.
Misalnya fibroin pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak
larut dalam air, asam, basa, maupun etanol.
C. Berdasarkan Fungsi Biologi Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh,
antara lain:
a) Enzim (ribonukease, tripsin)
b) Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
c) Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/susu,
feritin/jaringan hewan)
d) Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
e) Protein Struktural (kolagen, keratin, fibrion)
f) Protein Pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)
g) Protein Pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)
D. Berdasarkan Daya Larutnya
a) Albumin Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin
telur dan albumin serum
b) Globulin Glutelin Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer. Glutenin
(gandum), orizenin (padi).
c) Gliadin (prolamin) Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%.
Gliadin/gandum, zein/jagung
d) Histon Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin
bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam
encer dan pekat (jenuh 30- 50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.
e) Protamin Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat
menjadi nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin.
E. Protein Majemuk adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein
a. Fosfoprotein Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada
kuning telur.
b. Kromoprotein Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu.
c. Fosfoprotein Protein yang mengandung fosfor, misalnya kasein pada susu, vitelin pada
kuning telur.
d. Kromoprotein Protein berpigmen, misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu.
e. Protein Koenzim Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.
f. Protein Koenzim Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.
g. Lipoprotein Mengandung asam lemak, lesitin.
h. Metaloprotein Mengandung unsur-unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb).
i. Glikoprotein Gugus prostetik karbohidrat, misalnya musin (pada air liur), oskomukoid
(pada tulang).
j. Nukleoprotein Protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi sekunder)
misalnya pada jasad renik.

7. Fungsi Protein Bagi Tubuh Manusia

Fungsi protein sangat penting untuk tubuh manusia setidaknya ada 7 fungsi utama dari
protein untuk manusia yang menopang kehidupan. Perlu diketahui Protein adalah molekul yang
sangat penting dalam sel yang berada pada tubuh kita. Protein dibutuhkan hampir di semua sel
tubuh manusia. Setiap protein dalam tubuh memiliki fungsi tertentu. Protein memiliki peran
yang berbeda antar yang satu dengan yang lainnya. Ada yang berperan untuk gerakan tubuh
dan untuk antibodi terhadap kuman. Protein bervariasi dalam struktur serta fungsi. Mereka
dibangun dari satu set 20 asam amino dan memiliki bentuk tiga dimensi yang berbeda. Berikut
adalah daftar dari beberapa jenis protein dan fungsinya.
Meskipun bermacam-macam fungsi dari protein tubuh, dapat disimpulkan pada satu
nomor besar dari perbedaan jenis-jenis protein, setengah dari protein tubuh berisi hanya empat
yaitu struktur protein kolagen, actin, dan myosin, dan juga protein transportasi oksigen yaitu
hemoglobin.Protein tubuh didistribusikan ke berbagai organ, dengan jumlah terbanyak
(kurang-lebih 40%) dalam jaringan otot. Dalam penambahan untuk daya penggerak dan
bekerja, otot protein juga mengandung asam amino yang dapat dimobilisasi saat terjadi stress.
Otot protein tidak memiliki bentuk yang berbeda, seperti glikogen, atau lemak, dan kekurangan
otot protein akan berdampak pada fungsi protein.

Fungsi jaringan otot adalah memberikan prioritas yang lebih rendah dari pada terhadap
fungsi jaringan perut, seperti hati dan usus, yang kandungan proteinnya kurang lebih 10%. dan
Sekitar 30% dari protein tubuh ini terdapat dalam kulit, darah, dan kedua lesi kulit dan dampak
anemia berpengaruh terhadap kekurangan protein. Beberapa protein seperti kolagen akan
dihancurkan jika terjadi masa kekurangan nutrisi pada tubuh, hal ini terjadi bukan dikarenakan
protein kurang penting tetapi jenis protein tersebut sangat mudah rusa.

Fungsi protein memang sangat banyak sekali, berikut adalah fungsinya bagi tubuh
manusia yang sangat vital untuk menunjang segala sendi kehidupan tubuh :

1. Pembentukan otot dan sel-sel di dalam tubuh

Fungsi utama protein adalah untuk pembentukan otot dan sel-sel di dalam tubuh.
Banyak atlit binaraga yang menjadikan protein sebagai menu utama makanan mereka. Karena
protein dapat membuat otot tetap tumbuh kembang. Apabila otot yang terbentuk tetap terpiara
dengan baik, maka ia akan membantu tubuh memaksimalkan pembakaran lemak sehingga
berat badan tetap seimbang.

2. Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson.Hampir semua
enzim menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi
sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat -
sifatnya dan jumlaha tersebut terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-
perubahan kimia dalam sistem biologis.

3. Protein untuk hormon

Protein Hormonal merupakan protein yang membantu aktivitas dan kegiatan dan
mengkoordinasikan tubuh tertentu. Contoh dari protein ini adalah termasuk insulin, oksitosin,
dan somatotropin. Insulin mengatur metabolisme glukosa dengan mengendalikan gula darah
dalam tubuh manusia. Oksitosin diperlukan untuk merangsang kontraksi pada wanita saat akan
melahirkan. Somatotropin adalah hormon pertumbuhan yang merangsang produksi protein
dalam sel otot.

4. Alat pengangkut dan alat penyimpan


Banyak molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengankut oksigen dalam
eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma
darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein
yang berbeda dengan transferin.

5. Pengatur pergerakan

Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh protein.

6. Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.

7. Pertahanan tubuh/Imunisasi

Protein memegang peran utama dalam hal kekebalan tubuh. Disebutkan oleh University
of California, Los Angeles bahwa mereka yang mengonsumsi protein terlalu sedikit akan jauh
lebih mudah terserang penyakit. Dan perlu diketahui bahwa sel darah putih terbuat dari protein.
Sel darah putih ini sendiri dapat membantu mencegah serangan virus dan bakteri di dalam
darah.Beberapa jenis protein yang diperoleh dari susu dan whey juga berfungsi meningkatkan
glutathione, yang berperan sebagai antioksidan dan memerangi bakteri serta virus.

8. Media perambatan impuls syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr; misalnya rodopsin,
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

9. Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi
bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

10. Protein kontraktil

Protein jenis ini berfungsi untuk gerakan pada tubuh manusia, contoh dari protein ini
adalah aktin dan myosin, protein ini memiliki fungsi dan berperan dalam kontraksi otot dan
gerakan tubuh. Protein juga sering di sebutkan sebagai salah satu dalam program diet sehat
tanpa obat yang aman dan alami.

11. Menyeimbangkan produksi hormon

Salah satu bahan untuk memproduksi hormon adalah protein. Fungsi protein di sini
adalah menunjang proses sekresi, dan membantu pelepasan hormon pada tubuh, termasuk
hormon testeosterone serta hormon pertumbuhan.
Menurut Richard B Kreider, Ph.D, telah banyak penelitian yang menunjukkan bukti
bahwa pertumbuhan tubuh serta otot sangat dipengaruhi oleh protein. Oleh sebab itu, sejak
dini, anak-anak harus diberi kecukupan asupan protein agar pertumbuhannya baik

Sifat Fisikokimia Protein

1. Berat molekul protein sangat besar.


2. Semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.
3. Suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini
disebut dengan salting out.
4. Protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka akan menggumpal.
5. Protein dapat bereaksi dengan asam maupun basa.

Kode – kode Genetik

Kode genetik adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk
menentukan urutan asam amino pada saat proses sintesis protein.

 Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang akan
menentukan susunan asam amino yang dibawa oleh RNA mesenger ( RNAm).

 Mudahnya dari susunan kode kode genetik itu ternyata bisa digunakan sebagai bahasa
sandi antar DNA dan RNA untuk mengumpulkan asam amino yang merupakan
kumpulan 3 basa nitrogen yang akhirnya bisa menjadi protein ( poly peptida ) OK
Para peneliti melakukan penelitian pada bakteri Escherichia coli

1. mula mula digunakan basa nitrogen singlet (tunggal) maka ternyata hanya diperoleh 4
asam amino saja yang dapat diterjemahkan padahal asam amino yang ada di alam itu
berjumlah 20 , tentu asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein yang
dihasilkan dapat digunakan lengkap

2. kemudian para ilmuwan mencoba lagi dengan kodon duplet (ganda) dan ternyata baru
dapat untuk menterjemahlkan 16 asam amino ini pun belum cukup juga, mengingat
jumlahnya 20

3. Kemudian dicoba dengan triplet (disusun 3 basa nitrogen) , dengan sempurna dapat
menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak mengapa sekalipun melebihi 20 asam
amino toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan ada yang memiliki simbul/fungsi
yang sama , maksudnya satu asa amino ada yang disusun oleh lebih dari satu rangkaian
triplet (kodon)

4. triplet atau Kodon itu diantaranya adalah pada kodon yang menyusun asam assparat
(GAU dan GAS) sama dengan asam-asam tirosin(UAU, UAS) sama juga dengan
triptopan (UGG) dan masih banyak lagi , lihat cakram kode genetik dibawah itu OK

Jadi meskipun yang terbentuk ada 64 variasi ini nggak masalah karena Asam amino
yang terkodekan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat
menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak selain itu dari 20 asam amino.

Ada beberapa hal yang penting kita ketahui, ternyata masing masing kode tersebut mempunyai
karakter yang berbeda satu sama lainnya, berikut merupakan peran dan nama asam amino :

 diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat
bersambung lagi dengan doubel helix asam amino yang berfungsi sebagai agen
pemotong gen diantaranya (UAA, UAG, UGA) yang kemudian ketiga kodon ini kita
sebut dengan kode stop

 Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya: Kode genetik ini mempunyai banyak
sinonim sehingga hampir setiap asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon.

 Contoh semua kodon yang diawali dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA dan
SSG) semua kodon yang diawali dengan AS memperinci treosin (ASU, ASS, ASA,
ASG).

 Jadi meskipun terlihat liar ternyata kalau anda mempelajari detail ada hal hal yang
menarik Tidak tumpang tindih, artinya tiada satu basa tungggal pun yang dapat
mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 itu berbeda-
beda nukleotidanya.Jelas kan

Semenjak tahun 1960an semakin nyata bahwa ada paling sedikit tiga residu nukleotida
DNA diperlukan untuk mengkode untuk masing-masing asam amino.

 Empat huruf kode DNA (A, T, G, dan C) dalam grup dua huruf menghasilkan 16
kombinasi yang berbeda, tidak cukup untuk mengkode 20 asam amino.

 Empat basa tiga huruf menghasilkan 64 kombinasi yang berbeda.

 Genetik eksperimen awal membuktikan bahwa tidak hanya kode genetik atau kodon
untuk asam amino berupa susunan tiga huruf (triplet) dari nukleotida tetapi juga bahwa
kodon tidak tumpang-tindih dan tidak ada jeda antara kodon residu asam amino yang
berurutan. Susunan asam amino protein kemudian digambarkan oleh suatu susunan
yang linier dari kodon triplet yang berdekatan.

 Kodon yang pertama pada susunan menetapkan suatu kerangka pembacaan(reading


frame), di mana kodon yang baru memulai pada setiap tiga residu nukleotida.
 Pada skema ini, ada tiga kerangka pembacaan yang mungkin untuk setiap urutan DNA
yang diberi, dan masing-masing secara umum akan memberi suatu urutan berbeda
terhadap kodon.

Pada tahun 1961 Marshall Nirenberg dan Heinrich Matthaei mengumumkan hasil observasi
yang mengusulkan terobosan pertama.

 Mereka menginkubasi polyribonucleotide polyuridylate sintetis (poly(U) yang


didesign) dengan ekstrasi E. coli, GTP, dan campuran 20 asam amino dalam 20 tabung
berbeda.

 Pada masing-masing tabung suatu asam amino yang berbeda diberi label secara
radioaktif. Poly(U) dapat dikatakan sebagai mRNA tiruan yang berisi triplet UUU
berurutan, dan triplet ini harus mempromosikan sintesis polipeptida hanya dari salah
satu 20 asam amino yang berbeda –yang dilabel dengan triplet UUU.

 Suatu polipeptida radioaktif dibentuk di dalam salah satu dari 20 tabung, yang berisi
fenilalanin radioaktif. Nirenberg dan Matthaei menyimpulkan bahwa triplet UUU
cocok untuk fenilalanin.

 Pendekatan yang sama mengungkapkan bahwa polyribonucleotide polycytidylate atau


poly(C) sintetis mengkode formasi.

 Polipeptida yang hanya berisi prolina (polyproline), dan ilyadenylate atau poly(A)
mengkode polylysine.

 Dengan demikian triplet CCC mengkode daftar prolina dan triplet AAA untuk lisina.

 Polinukleotida sintetik yang digunakan dalam eksperimen dibuat sedemikian dengan


aksi fosforilase polinukleotida, menganalisis formasi polimer RNA dari ADP, UDP,
CDP dan GDP.

 Enzim ini tidak memerlukan template polimer dan membuat polimer dengan sebuah
komposisi basa bahwa secara langsung mencerminkan konsentrasi yang relatif dari
precursor nukleotida 5'-diphosphate di dalam medium.

 Jika fosforilase polynukleotida diperkenalkan dengan UDP, hal ini hanya poly(U). Jika
diperkenalkan dengan suatu campuran dari lima bagian ADP dan satu CDP, akan
membuat polimer di mana 65 residu adalah adenylate dan 61sytidylate. Polimer acak
seperti itu mungkin memiliki banyak triplet urutan AAA, sedikit triplet AAC, ACA,
dan CAA, beberapa triplet ACC, CCA, dan CAC, dan sangat sedikit; triplet CCC

 Dengan penggunaan mRNA tiruan yang berbeda yang dibuat dari fosforilase
polinukleotida dari campuran permulaan ADP, GDP, UDP, dan CDP yang berbeda,
komposisi basa triplet yang mengkode hampir semua asam amino diidentifikasi segera.
Karakter kode genetik :

 Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim, sehingga hampir semua asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon.

 Contohnya , tiga asam amino (arginin, serin dan leusin) masing-masing mempunyai 6
kodon sinonim.

 Tetapi untuk banyak kodon sinonim yang menyatakan asam amino yang sama, dua basa
permulaan dan triplet adalah tetap sedangkan basa ketiga dapat berlainan.

 Contohnya , semua kodon yang dimulai dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA
dan SSG) dan semua kodon yang dimulai dengan AS memperinci treonin (ASU, ASS,
ASA dan ASG).

 Fleksibilitas dalam nukleotida dari suatu kodon ini dapat menolong membuat sekecil
mungkin akibat adanya kesalahan.

 Tidak ada tumpang tindih, artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat mengambil
bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 kodon itu semua
berbeda-beda nukleotidanya.

 Kode genetik dapat mempunyai dua arti, yaitu kodon yang sama dapat memperinci
lebih dari satu asam amino.

 Contohnya, kodon UUU biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila ada
streptomycin dapat pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atau serin.

 Kode genetik tidak mempunyai tanda untuk menarik perhatian, artinya tiada sebuah
kodon pun yang dapat diberi tambahan tanda bacaan.

 Kodon AUG disebut juga kodon permulaan, karena kodon ini memulai sintesa rantai
polipeptida.
 Beberapa kodon dinamakan kodon non-sens (tak berarti) karena kodon-kodon ini tidak
merupakan kode untuk salah satu asam amino pun, misalnya UAA, UAG dan UGA.

 Kode genetik itu ternyata universal karena kode yang sama berlaku untuk semua
macam mahluk hidup.

 Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya :

1. Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali dengan SS
memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG) semua kodon yang diawali dengan AS
memperinci treosin(ASU,ASS,ASA,ASG).

2. Tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa tungggalpun yang dapat mengambil
bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda
nukleotidanya

3. Kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih
dari satu asam amino

4. Kode genetik itu ternyata universal.

5. Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan sebagai
kodon.Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam asam amino
ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodon sinonimus.Hanya metionin
dan triptofan yang memiliki kodon tunggal.Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara
acak, tetapi dikelompokkan.

6. Kodon sinnonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.

Proses sintesis perotein terjadi melalui tida tahapan tersebut :

1. Transkripsi ( Pencetakan RNAm oleh DNA template)


2. Translasi ( Penterjemahan Kodon RNAm ke Antikodon RNA t )
3. Sintesa Protein (Penyatuan Asam amino yang dibawa RNA t oleh RNA r menjadi
Protein)

8. Open Reading Frames

Rangkaian mRNA dapat dibaca oleh ribosom dalam tiga kerangka baca. Biasanya
hanya satu kerangka baca yang mengkode untuk satu protein fungsional ketika kedua
kerangka baca yang lain mengandung codon terminasi ganda. Pada beberapa
bacteriophage, overlapping genes terjadi yang menggunakan kerangka baca yang berbeda.

Kerangka baca terbuka (Open Reading Frames / ORF) menjalankan codon dari
mengawali dengan ATG dan mengakhiri dengan codon terminasi TGA, TAA atau TAG.
Coding region dari gen mengandung ORFs relatif panjang tidak seperti noncoding DNA
dimana ORFs termasuk pendek. Keberadaan open reading frame yang panjang dalam
rangkaian DNA menunjukkan adanya coding region. Analisis komputer dari ORF dapat
digunakan untuk mendeduksi rangkaian dari protein yang dikode.

Rangkaian dari suatu molekul mRNA dibaca dalam group dari tiga nukleotida
(codon) dari ujung 5’, ini dapat dibaca dalam tiga kemungkinan kerangka baca, tergantung
pada nukleotida yang digunakan sebagai basa pertama dari codon pertama

1. REPLIKASI

Bahan genetik yang ada pada setiap jasad akan mengalami proses perbanyakan sebagai
salah satu tahapan sangat penting dalam proses pertumbuhan sel atau perbanyakan partikel
virus. Proses perbanyakan bahan genetik dikenal sebagai proses replikasi. Replikasi bahan
genetik dapat dikatakan sebagai proses yang mengawali pertumbuhan sel, meskipun
sebenarnya pertumbuhan merupakan suatu resultan banyak proses yang saling berkaitan
satu sama lain. Sel mempunyai mekanisme replikasi bahan genetik yang dilengkapi dengan
system penyutingan (editing) yang sangat akurat sehingga bahan genetik yang diturunkan
kepada sel anakan (progeny) mempunyai komposisi yang sangat identik dengan komposisi
bahan genetik sel induk. Replikasi bahan genetik diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan
yang membawa duplikat bahan genetik hasil replikasi. Sehingga kesalahan dalam proses
replikasi bahan genetik dapat mengakibatkan perubahan pada sifasifat sel anakan.

Mekanisme replikasi bahan genetik sangat kompleks dan melibatkan banyak protein
yang masing-masing mempunyai peranan spesifik. Protein-protein yang terlibat di dalam
proses replikasi bahan genetik dikode oleh gen-gen yang terdapat di dalam bahan genetik
itu sendiri. Oleh karena itu, ada kaitan fungsional yang sangat erat dan tidak terpisahkan
antara proses replikasi bahan genetik dengan proses ekspresi genetik dan metabolisme sel
secara keseluruhan. Hambatan yang terjadi pada proses metabolisme, misalnya
penghambatan produksi energy, dapat pula mempengaruhi proses replikasi karena replikasi
juga memerlukan pasokan energy.

Tahapan mekanisme replikasi DNA semikonservatif secara garis besar adalah:


1. pemisahan (denaturation, denaturasi) untaian DNA induk,
2. peng-“awal”-an (initiation, inisiasi) sintesis DNA,
3. pemanjangan (elongation, elongasi) untaian DNA,
4. ligasi (ligation) fragmen-fragmen DNA, dan
5. peng-“akhir”-an (termination, terminasi) sintesis DNA.

keterangan: (1) Lagging strand; (2) Leading strand; (3) DNA polimerase; (4) Enzim DNA
ligase; (5) Primer; (6) Primase; (7) Fragmen Okazaki (8) Molekul DNA polymerase;
(9) Enzim helikase; (10) Protein pengikat untaian tunggal; (11) Topoisomerase

1. Heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase (9)
dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA.
2. Untaian DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (10) untuk
mencegahnya membentuk heliks ganda kembali.
3. Primase (6) membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer (5)
4. Molekul DNA polimerase (3) & (8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak
sepanjang untai tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA
baru yang disebut leading strand (2) dan lagging strand (1).
5. DNA polimerase yang membentuk lagging strand mensintesis segmen-segmen
polinukleotida diskontinu (disebut fragmen Okazaki (7)).
6. Enzim DNA ligase (4) kemudian menyambungkan potongan-potongan lagging strand.

DNA double helix bertindak sebagai template untuk duplikasi sendiri. Karena
nukleotida A akan berpasangan dengan hanya dengan I dan G hanya dengan C, setiap untai
DNA dapat berfungsi sebagai templat untuk menentukan urutan nukleotida dalam untai
komplementernya dengan pasangan basis DNA. Dengan cara ini, molekul DNA heliks ganda
dapat disalin dengan tepat.
Sintesis kimia DNA. Penambahan deoksiribonukleotida ke ujung 3 dari rantai
polinukleotida (untai primer) adalah reaksi mendasar dimana DNA disintesis. Seperti yang
ditunjukkan, pasangan dasar antara tripokfat deoksiribonukleosida yang masuk dan untai
DNA yang ada (untai template) memandu pembentukan untai DNA baru dan
menyebabkannya memiliki urutan nukleotida komplementer.

Sifat semikonservatif replikasi DNA. Dalam putaran replikasi, masing-masing dari


dua helai DNA digunakan sebagai template untuk pembentukan untai DNA komplementer.
Untai asli tetap utuh melalui banyak generasi sel
Struktur sebuah replikasi DNA garpu. Karena untaian DNA kedua anak perempuan
dipolimerisasi dalam penyingkapan 5 'sampai 3, DNA yang disintesis pada untai tertinggal
harus dibuat awalnya sebagai rangkaian molekul DNA pendek, yang disebut fragmen
Okazaki. Pada untai yang tertinggal, fragmen Okazaki disintesis secara berurutan, dengan
yang terdekat dengan garpu menjadi yang paling baru dibuat.

Sintesis salah satu dari banyak fragmen DNA pada untai tertinggal. Dalam
eukariota, primer RNA dibuat pada interval yang berjarak sekitar 200 nukleotida pada untai
yang tertinggal, dan masing-masing primer RNA kira-kira 10 nukleotida. Primer ini terhapus
oleh enzim perbaikan DNA khusus (RNAse H) yang mengenali untai RNA dalam helm RNA
/ DNA dan fragmennya; Ini meninggalkan celah yang diisi oleh DNA polimerase dan liqase
DNA.

Dari DNA ke RNA


Jalur dari DNA ke protein. Aliran informasi genetik dari DNA ke RNA (transkripsi)
dan dari RNA ke protein (translasi) terjadi pada semua sel hidup.

Transkripsi dan translasi adalah sarana yang digunakan sel untuk membaca, atau
mengekspresikan, petunjuk genetik dalam gen mereka. Karena banyak salinan RNA yang
identik dapat dibuat dari gen yang sama, dan setiap molekul RNA dapat mengarahkan sintesis
banyak molekul protein yang identik, sel dapat mensintesis sejumlah besar protein dengan
cepat bila diperlukan. Tapi setiap gen juga dapat ditranskrip dan diterjemahkan dengan
efisiensi yang berbeda, memungkinkan sel menghasilkan sejumlah besar protein dan jumlah
kecil orang lain.

Bagaimana Sel Membaca Genom: Dari DNA ke Protein

Gen dapat dinyatakan dengan efisiensi yang berbeda. Dalam contoh ini, gen A
ditranskrip dan diterjemahkan jauh lebih efisien daripada gen B. Hal ini memungkinkan
jumlah protein A dalam sel menjadi jauh lebih besar daripada protein B.
Bagian Urutan DNA Ditransmisikan ke RNA (transkripsi.)

Langkah pertama yang dilakukan sel dalam membaca bagian petunjuk genetisnya
adalah menyalin bagian tertentu dari urutan nukleotida DNA-gen ke urutan nukleotida RNA.
Informasi dalam RNA, meskipun disalin ke bentuk kimia lain, masih ditulis pada dasarnya

bahasa yang sama seperti dalam DNA - bahasa urutan nukleotida.


Struktur RNA
Sebagai asam nukleat, molekul RNA memiliki struktur yang berbeda dengan DNA.
RNA merupakan rantai tunggal berbentuk pita dan tidak berpilin. Tiap rantai RNA
merupakan polinukleotida yang terdiri atas banyak ribonukleotida. Tiap
ribonukleotida terdiri dari 3 gugus molekul, yaitu
1. Gugus pentosa (gula ribosa);
2. Gugus fosfat, dan
3. Basa nitrogen.
Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis, diantaranya meliputi:
 Basa purin yang susunannya sama seperti DNA, terdiri dari Adenin (A) dan Guanin
(G).
 Basa pirimidin yang berbeda dengan DNA yaitu tersusun atas Sitosin (S) dan Urasi
(U).

Gambar. Struktur RNA

RNA memiliki berat molekul antara 25.000 sampai dengan beberapa juta.
Meskipun pada dasarnya, RNA berisi rantai polinukleotida tunggal, tetapi
rantai yang biasa terlipat membentuk daerah heliks ganda yang mengandung pasangan
basa A:U dan G:C.

Dengan adanya ikatan antara basa purin dan pirimidin dengan gugus pentosa berupa
gula ribosa terbentuklah nukleosida atau ribonukleosida. Ribonukleosida yang berikatan
dengan gugus fosfat membentuk nukleotida atau ribonukleotida.
2. Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA,
sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini
disebut fungsi heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu
RNA. Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan
bantuan enzim polimerase. Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya
adalah kodon untuk asam amino metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA
yang disalin terbuka. Akibatnya, dua utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida
berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain sebagai gen atau antisense. Misalnya
pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang berfungsi sebagai gen memiliki
urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka RNA
hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari
DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.

Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme


eukariot, mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis
polipeptida, sebab masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang
disebut intron. Sedangkan segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein
disebut ekson. Di dalam nukleus terjadi pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan
jalan melepaskan segmen-segmen intron dan merangkaikan segmen-segmen ekson.
Gabungan segmen-segmen ekson membentuk satu rantai/utas mRNA yang mengandung
sejumlah kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai mRNA ini dikenal sebagai sistron.

Gambar. Proses pematangan mRNA dengan membuang bagian intron


Proses Transkripsi DNA
Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di dalam
nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju sitoplasma dan
melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindung, sementara hasil kopinya
ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya. Jika RNA rusak, akan segera
diganti dengan hasil kopian yang baru

 Inisiasi (permulaan)

Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi


disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai,
juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.

 Elongasi (pemanjangan)

Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian heliks ganda
DNA dengan bantuan enzim polimerase, sehingga terbentuklah molekul RNA yang
akan lepas dari cetakan DNA-nya.

 Terminasi (pengakhiran)

Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA


yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA
yang berfungsi sebagai kodon terminasi (kode stop) yang sesungguhnya. Pada sel
prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir kodon terminasi, yaitu ketika
polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada
sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di
dalam mRNA. Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini
dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.

3. Translasi
Translasi adalah langkah terakhir dalam sintesis protein dari DNA. Translasi adalah
proses sintesis protein yang disutradarai oleh template mRNA. Selama proses translasi molekul
asam amino dihubungkan bersama dalam bentuk rantai polipeptida yang kemudian akan dilipat
menjadi protein. Ini adalah proses di mana, ribosom sel membentuk protein. Translasi adalah
proses di mana, messenger RNA yang dihasilkan oleh transkripsi yang menafsirkan untuk
menghasilkan rantai asam amino atau polipeptida yang nantinya akan melipat ke protein aktif.

Proses Translasi DNA


Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke
protein. Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam
bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Proses translasi berlangsung di ribosom. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam
amino lainnya dibawa oleh tRNA.
Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-
ribosom. Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas
tiga nukleotida berurutan yang mengkode suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan
berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA.
Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di antikodon tRNA
saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA mengkode asam amino
tertentu.
Proses translasi dibagi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida
juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat),
suatu molekul yang mirip dengan ATP.

 Inisiasi (permulaan)
Pada prokariot maupun eukariot, proses translasi selalu dimulai pada kode
genetika AUG, oleh karena itu kode tersebut disebut sebagai kode genetika inisiasi. Dalam
hubungan ini protein yang baru terbentuk pertama kali pada eukariot maupun prokariot
selalu diawali dengan methionin. Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu
mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub
unit ribosom. Dalam kompleks inisisasi, ribosom “membaca” kodon pada mRNA.
Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai
catatan ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan
beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate,
di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian,
proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca
ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino
metionin datang. tRNA masuk ke celah. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan
perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis
protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA
ribosomal.

 Elongasi (pemanjangan)

Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per
satu diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom akan terus bergerak dan
membaca kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing kodon akan diterjemahkan
oleh tRNA yang membawa asam amino yang dikode oleh pasangan komplemen antikodon
tRNA tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan
asam amino yang di sampingnya membentuk dipeptida. Ribosom terus bergeser, membaca
kodon berikutnya. Asam amino berikutnya dirangkaikan dengan dipeptida yang telah
terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode
genetika itu berlangsung di dalam ribosom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam
amino guna dirangkai menjadi polipeptida. Kodon mRNA pada ribosom membentuk
ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam
amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke
sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub
unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan
peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.

 Terminasi (pengakhiran)

Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom


mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop
tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk
menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.
4. Kodon (Kode Genetik)
Kodon merupakan kombinasi dari tiga nukleotida yang berurutan dalam untai DNA
atau RNA. Semua asam nukleat, DNA dan RNA, memiliki nukleotida diurutkan sebagai
satu set kodon. Setiap nukleotida terdiri dari basa nitrogen, salah satu A, C, T / U, atau G.
Oleh karena itu, tiga nukleotida berurutan memiliki urutan basa nitrogen, yang pada
akhirnya menentukan asam amino yang kompatibel dalam sintesis protein. Itu terjadi karena
masing-masing asam amino memiliki unit, yang menentukan triplet basa nitrogen, dan yang
menunggu panggilan dari salah satu langkah dalam sintesis protein untuk mengikat ke untai
sintesis protein pada waktu yang tepat sesuai dengan basa DNA atau RNA yang berurutan.
Penjabaran DNA dimulai dengan awal atau inisiasi kodon dan menyelesaikan proses dengan
kodon stop, alias nonsense atau penghentian kodon.

Sesekali kesalahan terjadi kadang-kadang selama proses translasi, dan mereka disebut
mutasi titik. Satu set kodon bisa mulai membaca dari tempat manapun pada urutan dasar,
yang membuat satu set kodon dalam untai DNA mungkin untuk menciptakan enam jenis
protein; sebagai contoh jika urutan adalah ATG-CTG-ATT-CGA, maka kodon pertama bisa
salah satu dari ATG, TGC, dan GCT. Karena DNA beruntai ganda, untai lainnya bisa
membuat tiga set lain dari kodon kompatibel; TAC, ACG, dan CGA adalah tiga lainnya
mungkin kodon pertama. Setelah itu, set berikutnya kodon berubah yang sesuai. Itu berarti
basa mulai menentukan protein yang tepat yang akan disintesis setelah proses. Jumlah
kemungkinan set kodon dari RNA adalah tiga dalam satu bagian didefinisikan dari untai.
Jumlah maksimum yang mungkin dari urutan kodon dari basa nitrogen adalah 64, yang
adalah kekuatan aritmatika ketiga dari empat. Jumlah kemungkinan urutan kodon ini bisa
tak terbatas, sebagaimana panjang pada untaian protein sangat bervariasi di antara protein.
Bidang menarik dari keanekaragaman kehidupan dimulai dari basa kodon.

Aminoacyl-tRNA

Masing-masing molekul tRNA mempunyai cloverleaf secondary structure (struktur


sekunder semanggi) dengan anticodon pada ujung batangnya. Selama sintesis aminoacyl-
tRNA, asam amino terikat secara covalent pada residu A dari rangkaian CCA pada ujung 3’.
Masing-masing molekul tRNA hanya membawa satu asam amino tunggal. Akan tetapi, karena
redundansi dari kode genetik, beberapa codon mengkode asam amino yang sama dan maka ada
juga beberapa tipe tRNA yang sama yang sesuai dengan anticodon yang membawa asam amino
yang sama. Tatanama yang benar, sebagai contoh, tRNAGly untuk tRNA yang akan menerima
glycine sedangkan aminoacyl-tRNA yang sesuai adalah Gly-tRNAGly
Sintesis Protein

Ribosom prokaryot mempunyai tiga binding site untuk tRNAs. Aminoacyl-tRNA


binding site (atau A site) adalah tempat ikatan aminoacyl-tRNA yang baru masuk, selama
elongasi. Peptidyl-tRNA binding site adalah tempat tRNA terikat pada rantai polipeptida yang
tumbuh. Exit site (E site) merupakan binding site untuk tRNA mengikuti peranannya dalam
translasi dan sebelum melepaskan diri dari ribosom. Ketiga site tersebut (A, P dan E) dibentuk
oleh molekul rRNA dalam ribosom .

Proses Translasi

Proses translasi berlangsung melalui tiga tahapan utama, yaitu: inisiasi (initiation),
pemanjangan (elongation) poli-asam amino, dan pengakhiran (termination) translasi. Oleh
karena itu, ada sekitar 20 macam tRNA yang masing-masing membawa asam amino spesifik,
karena di alam ada sekitar 20 asam amino yang menyusun protein alami. Masing-masing asam
amino diikatkan pada tRNA yang spesifik melalui proses yang disebut sebagaiI RNA charging
(penambahan muatan berupa asam amino).
1. Inisiasi translasi (eukariyot)

Kodon inisiasi adalah metionin. Molekul tRNA inisiator disebut sebagai tRNAiMet.
Ribosom bersama-sama dengan tRNAiMet dapat menemukan kodon awal dengan cara berikatan
dengan ujung 5' (tudung), kemudian melakukan pelarikan (scanning) transkrip ke arah hilir
(dengan arah 5'  3') sampai menemukankodon awal (AUG). Menurut model scanning
tersebut, ribosom memulai translasi pada waktu menjumpai sekuens AUG yang pertama kali.
Meskipun demikian, penelitian pada 699 mRNA eukaryot menunjukkan bahwa sekitar 5-1 0%
AUG yang pertama bukanlah kodon inisiasi. Pada kasus semacam ini, ribosom akan melewati
satu atau dua AUG sebelum melakukan inisiasi translasi. Sekuens AUG yang dikenali sebagai
kodon inisiasi adalah sekuens yang terletak pada sekuens konsensus CCRCCAUGG (R adalah
purin: A atau G). Pengenalan sekuens AUG sebagai kodon inisiasi banyak ditentukan oleh
tRNAiMet. Perubahan antikodon pada tRNAiMet menyebabkan dikenalinya kodon lain sebagai
kodon inisiasi.
2. Pemanjangan polipeptida

Proses pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation yang secara umum
mempunyai mekanisme yang serupa pada prokaryot dan eukaryot. Proses pemanjangan terjadi
dalam tiga tahapan, yaitu: pengikatan aminoasil-tRNA pada sisi A yang ada di ribosom,
pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A
dengan membentuk ikatan peptida, dan translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon
selanjutnya yang ada di sisi A.

Di dalam kompleks ribosom, molekul fMet- tRNAiMet menempati sisi P (peptidil). Sisi yang
lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih kosong pada saat awal sintesis protein.
Molekul tRNA pertama tersebut (fMet- tRNAiMet ) berikatan dengan kodon AUG (atau GUG)
pada mRNA melalui antikodon-nya. Tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil-tRNA
pada sisi A. Macam tRNA (serta asam amino yang dibawa) yang masuk pada sisi A tersebut
tergantung pada kodon yang terletak pada sisi A. Penyisipan aminoasil-tRNA yang masuk ke
posisi A tersebut dilakukan oleh suatu protein yang disebut faktor pemanjangan Tu (elongotion
factor Tu, EF-Tu). Penyisipan ini dibantu dengan proses hidrolisis GTP menjadi GDP. Setelah
sisi P dan A terisi, maka tahap selanjutnya adalah pembentulan ikatan peptidil yang dikatalisis
oleh enzim peptidil transferase. Molekul fMet- tRNAiMet yang ada pada sisi P dipindahkan ke
sisi A sehingga terbentuk dipeptidil tRNA. Setelah tahap ini sisi P hanya berisi tRNA yang
kosong, sedangkan sisi-A berisi dipeptidil-tRNA. Selanjutnya terjadi proses translokasi yaitu
pemindahan dipeptidil-tRNA dari sisi A ke sisi P, sedangkan molekul tRNA kosong yang
tadinya menempati sisi P ditranslokasi ke sisi E (exrt). Pada proses translokasi ini mRNA
bergerak sepanjang tiga nukleotida sehingga kodon berikutnya terletak pada posisi A untuk
menunggu masuknya aminoasil-tRNA berikutnya. Proses translokasi memerlukan GTP dan
faktor pemanjangan G (elongotion factor G, EF-G).

Proses pemanjangan polipeptida berlangsung sangat cepat. Ribosom membaca kodon-


kodon pada mRNA dari ujung 5‘3'. Hasil proses translasi adalah molekul polipeptida yang
mempunyai ujung amino dan ujung karboksil. Ujung amino adalah ujung yang pertama kali
disintesis dan merupakan hasil penerjemahan kodon yang terletak pada ujung 5‘ pada mRNA,
sedangkan ujung yang terakhir disintesis adalah gugus karboksil. Ujung karboksil merupakan
hasil penerjemahan kodon yang terletak pada ujung 3' pada mRNA. Oleh karena itu, sintesis
protein berlangsung dari ujung amino ke ujung karboksil.

3. Terminasi

Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA,
UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Dalam keadaan normal tidak
ada aminoasil-tRNA yang membawa asam amino sesuai dengan ketiga kodon tersebut. Oleh
karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon terminasi tersebut, maka proses
translasi berakhir.

8.Terminasi (Pengakhiran)

Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi
(UAA,UGA,UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Dimana RF1 yang
mengenali kodon UAA atau UAG sehingga rantai kodon tersebut akan terlepas, kemudian
RF2 akan mengenali kodon UAA atau UGA sehingga rantai kodon tersebut terlepas. Proses
terminasi ditandai oleh terlepasnya mRNA, tRNA di tapak P, dan rantai polipeptida dari
ribosom. Selain itu kedua subunit ribosompun memisah, pada terminasi diperlukan aktivitas
dua protein yang berperan sebagai faktor pelepas atau releasing factors, yaitu RF-1 dan RF-
2 yang bekerja sama dengan RF-3.

Penyusunan untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter berakhir
di daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu kembali seperti semula
dan RNA polymerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA terlepas dan terbentuklah
mRNA yang baru. Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA, langsung berperan
sebagai mRNA.
Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen pengkode protein pada sel eukariotik, akan menjadi
mRNA yang fungsional (aktif) setelah melalui proses tertentu terlebih dahulu. Dengan
demikian, pada rantai tunggal mRNA terdapat beberapa urut-urutan basa nitrogen yang
merupakan komplemen (pasangan) dari pesan genetik (urutan basa nitrogen) DNA. Setiap tiga
macam urutan basa nitrogen pada nukleotida mRNA hasil transkripsi ini disebut sebagai triplet
atau kodon.

Transmerase merupakan contoh klasik enzim-enzim yang mengkatalis reaksi ping pong
bimolecular. Pada reaksi tersebut substrat pertama harus meninggalkan sisi aktif enzim
sebelum substrat kedua dapat terikat. Jadi asam amino yang mengikat sisi aktif, memberi gugus
aminonya ke piridoksal fosfat dan meninggalkan enzim dalam bentuk suatu asam alpha keto.
Lalu alpha asam keto yang datang diika, menerima gugus amino dari piridoksamin fosfat, dan
meninggalkan enzim sekarang dalam bentuk asam amino.

Metabolisme Protein Pada Tubuh

Amino Asam amino yang diserap dan protein dalam tubuh akan mengalami pertukaran
sesuai dengan keadaan nutisi. Apa saja yang bisa terjadi pada proetin tubuh dan asam amino
bisa dilihat pada diagram di bawah!

Asam amino yang terbentuk di usus akan diabsorpsi dan dibawa oleh peredaran darah
ke dalam sel-sel tubuh.Metabolisme asam amino di dalam sel :

1. Katabolisme nitrogen asam amino, menghasilkan amonia (NH3) kemudian dibawa ke


hepar untuk diubah menjadi Urea, dan dikeskresimoleh ginjal. Katabolisme kerangka
karbon asam amino akan melewati senya amfibolik
2. Anabolisme, asam amino akan disintesis menjadi protein protein. Ada 20 macam asam
amino, 10 macam diantaranya adalah asam amino esensial yang didapatkan dari
makanan. Asam amino dari makanan yang berasal dari pencernaan protein, di dalam
tubuh dipergunakan untuk: Sintesis proetin Sintesis produk khusus, misalnya purin,
pirimidin, serotonin dll. Sisanya akan mengalami katabolisme. Katabolisme N asam
amino akan dieksresi melalui ginjal dalam bentuk urea.
Apabila berlebihan kerangka C asam amino dengan melalui senyawa amfibolik bisa diubah
menjadi ATP, asam lemak atau steroid dan disimpan dalam bentuk glikogen, dan dengan
tambahan senyawa lain bisa diubah menjadi trigliserida. Pada keadaan kelaparan, katabolisme
asam amino meningkat, sehingga produksi urea meningkat. Kerangka C asam amino akan
diubah menjadi glukose, untuk mempertahankan kadar glukose darah, selain juga diubah
menjadi energi. Pada keadaan kelaparan glikogen hepar telah habis.

Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia, Berzelius. Protein berasal
dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan penyokong yang pertama. Protein merupakan
komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsi utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur
sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain.
Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai
katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim yaitu hormon,
hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin, anti bodi atau anti gen dan lain-lain.

Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino. Asam amino adalah
molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat dari karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen. Protein dibuat dari suatu pool yang terdiri dari 20 asam amino yang berbeda. Ratusan
atau ribuan asam amino dirangkai dengan suatu urutan tertentu untuk membentuk rantai asam
amino.

Fungsi protein tergantung pada struktur 3 dimensinya yang pada gilirannya ditentukan oleh
sekuen asam amino penyusun protein tersebut,jadi DNA menetukan karateristik organisme
karena DNA menentukan sekuen asama amino dari semua protein yang ada pada
organism.DNA mengandung sandi genetic pada tiapasam amino yang ditampilkan dalam 3
pasang basa yang disebut kodon.urutan kodon tersebut mencerminkan uritan asam amino yang
dirangkai menjadi protein.

1. Katabolisme asam amino


Katabolisme asam amino terbagi menjadi beberapa tahap yaitu
 Katabolisme atom N
a. Transaminasi
Asam amino esensial tidak dapt dibuat oleh tubuh tetapi harus diperoleh dari makanan
sebaliknya asam amino nonesensial dapat dibuat oleh tubuh sepanjang tersedia cukup
nitrogen.dengan cara memindahkan gugus amino dari suatu asama mino ke asam keto sehingga
menghasilkan asam amino baru dan satu asam keto.dengan cara ini sel hati dapat mensintesis
berbagai asam amino nonesensial.proses transminase membutuhkan koenzim NAD (niasin)
PLP (vitamin B ), THF(asam folat)dan vitamin B .

b. Deaminasi Oksidatif
Jika asam amino digunakan sebagai sumber energy untuk membentuk lemak tubuh terlebih
dahulu mengalami deaminasi yang menghasilkan asam keto dan amoniak.amoniak merupakan
basa yang bersifat racun jika berlebihan dapat mengganggu keseimbangan asam basa.

c. Pembentukan & Transport NH3


Sebagian dari amoniak di bnetuk di dalam hati merupakan sumber nitrogen guna mensintesis
asam amino.selebihnya harus didektoksikasi.amoniakyang tidak dipergunakan bergabung
dengan karbondioksida dan menghasilkan ureum yang tidakbersifat racun.

Transaminasi

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus
amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus
amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu
asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi
asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim
penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang
bekerja sebagai katalis dalam reaksi berikut :

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan
oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim
yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua
enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan
bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga
pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

9. SIKLUS UREA

Siklus urea (disebut juga siklus ornithin) adalah reaksi pengubahan amonia (NH3)
menjadi urea ((NH2)2CO). Reaksi kimia ini sebagian besar terjadi di hati dan sedikit terjadi di
ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia menjadi urea terkait fungsi hati sebagai tempat
menetralkan racun.

Amonia merupakan hasil degradasi dari asam amino, urea bersifat racun sehingga dapat
membahayakan tubuh apabila menumpuk di dalam tubuh. Tubuh manusia tidak dapat
membuang urea dengan cepat sehingga perlu diubah menjadi urea yang bersifat kurang
beracun.

Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas lima tahapan reaksi
(siklus urea), dua tahapan terjadi di mitokondria dan tiga tahapan terjadi di sitoplasma.
Tahapan-tahapan dalam siklus urea adalah sebagai berikut.
Langkah Reaktan (bahan) Produk (hasil) Dikatalisis Lokasi
oleh

1 NH3 + HCO3- + Carbamoyl CPS1 mitokondria


2ATP phosphate + 2ADP
+ Pi

2 Carbamoyl Citrulline + Pi OTC mitokondria


phosphate +
ornithin

3 Citrulline + Argininosuccinate ASS sitoplasma


aspartate +ATP + AMP + PPi

4 Argininosuccinate Arg + fumarate ASL Sitoplasma

5 Arg + H2O Ornithine + urea ARG1 Sitoplasma

Reaksi-reaksi diatas disederhanakan menjadi.

 NH3 + CO2 + aspartate + 3 ATP + 2 H2O → urea + fumarate + 2 ADP +


2 Pi + AMP + PPi
 CO2 dan H2O berikatan dan menjadi HCO3- dan masuk pada tahapan reaksi yang
pertama.
10. METABOLISME FENILALANIN

Asam amino merupakan komponen pembentuk protein. Penyakit keturunan pada


pengolahan asam amino dapat menyebabkan gangguan pada penguraian asam amino maupun
pemindahan asam amino ke dalam sel. PENGERTIAN PKU adalah singkatan dari
phenylketonuria. Penyakit ini bersifat genetik autosom resesif. Tubuh penderita fenilketonuria
tidak memiliki atau kekurangan enzim fenilalanin hidroksinase (PAH). Pada keadaan normal,
fenilalanin (Phe) dapat diubah menjadi tirosin. Namun ketika tidak ada enzim fenilalanin
hidroksinase, kadar fenilalanin menjadi sangat tinggi dalam darah dan sangat berbahaya bagi
tubuh. Akibatnya adalah dapat menumpuk dalam darah, menjadi racun bagi otak, dan
menyebabkan keterbelakangan mental Fenilketonuria (fenilalaninemia, fenilpiruvat
oligofrenia ) adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak memiliki enzim pengolah
asam amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah,
yang berbahaya bagi tubuh. Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan
dibuang dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan tertimbun di dalam darah dan
merupakan racun bagi otak, menyebabkan keterbelakangan mental.

GEJALA Pada saat bayi baru lahir biasanya tidak ditemukan gejala. Kadang bayi
tampak mengantuk atau tidak mau makan. Bayi memiliki kulit, rambut dan mata yang berwarna
lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain yang tidak menderita penyakit
ini. Ada juga bayi yang mengalami ruam pada kulit yang menyerupai eksim. Jika tidak diobati,
bayi akan segera mengalami keterbelakangan mental yang biasanya bersifat berat. Gejala pada
anak anak yang menderita fenilketonuria tetapi tidak di obati atau tidak terdiagnosis adalah :
a. Kejang b. Mual dan muntah c. Prilaku agresif atau melukai diri sendiri d. Hiperaktif
e. Kadang kadang mengalami gejala psikis f. Bau badan seperti bau tikus karena di dalam
air kemih dan keringatnya mengandung asam fenil asetat ( hasil pemecahan fenilalanin ).
Fenilketonuria pada wanita hamil memberikan dampak yang besar terhadap janin yang di
kandungnya yaitu menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik. Bayi terlahir dengan kepala
yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika selama hamil dilakukan pengawasan ketat
terhadap kadar fenilalanin ibu, biasanya bayi yang lahir akan normal.

DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingginya kadar fenilalanin dan


rendahnya kadar tirosin.

PENGOBATAN Pengobatan meliputi pembetasan asupan fenilalanin. Semua


sumber protein alami mengandung 4% fenilalanin, karena itu mustahil untuk mengkonsumsi
protein dalam jumlah yang cukup tanpa melebihi jumlah fenilalanin yang dapat diterima.
Karena itu sebagai pengganti susu dan daging, penderita harus makan sejumlah makanan
sintesis yang menyedikan asam amino lainnya. Penderita bisa makan makanan alami rendah
protein seperti buah buahan, sayur sayuran dan gandum dalam jumlah tertentu. Untuk
mencegah terjadinya keterbelakangan mental pada bayi, pada minggu pertama fenilalanin
harus di batasi. Pembatasan yang di mulai sedini mungkin dan terlaksana dengan baik,
memungkinkan terjadinya perkembangan yang normal dan mencegah kerusakan otak. Jika
pembatasan ini tidak dapat dipertahankan, maka anak akan mengalami kesulitan disekolah.
Pembatasan yang dimulai setelah anak berumur 2-3 tahun hanya bisa mengendalikan
hiperaktivitas yang berat dan kejang. Pembatasan fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang
hidup penderita.
BAB 3
PENUTUP
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan
asam amino sebagai komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses
pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino.
Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam
amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino, yang
terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi; proses pembuangan
gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea. Transaminasi; proses perubahan asam amino
menjadi asam keto. Banyaknya atau keadaan asam amino dalam darah tergantung pada
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang
dibentuk banyak maka asam amino yang terdapat dalam darah juga banyak.
DAFTAR PUSTAKA

(Anonim. 2008. Protein. (http://www.wikipedia.com) diakses tanggal 12 Oktober 2008).


Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.

You might also like