Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Cegah Stunting, Jangan Gampang Maklum Kalau Anak

Kurus

Bogor - Anak kurus, berat badannya tidak sesuai dengan tinggi badan seharusnya
kalau ditilik dari usianya. Tapi kadang, kita suka memakluminya ya Bun. Pemikiran 'Nggak
apa-apa anak kurus yang penting sehat' pun jadi andalan sebagai pembenaran deh.
Padahal Bun, seperti kata dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya,
Indonesia menempati lima besar dari seluruh negara di dunia sebagai negara dengan angka
stunting (pendek) terbesar lho. Terus, stunting itu apa sih? Nah, stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak karena kekurangan gizi kronis atau berkepanjangan. Kondisi kekurangan
gizi ini, kata dr Meta bisa terjadi sejak bayi di kandungan dan di 1.000 hari pertama
kehidupannya
"Gampangnya begini deh, jika seorang anak berat badannya tidak naik, atau naik tapi
tidak sebanyak yang seharusnya, maka lama-lama, tinggi badannya pun akan terpengaruh.
Supaya seorang anak tidak tampak kurus sekali, maka kompensasinya adalah tubuh tidak
akan bertambah tinggi," kata dr Meta dalam blognya metahanindita.com.
Jadi, sekilas mata memandang bisa aja kita menganggap anak baik-baik saja alias
nggak kurus-kurus amatlah. Tapi coba deh Bun bandingkan dia sama anak sebayanya, pasti
anak kelihatan lebih pendek. Nah, kondisi ini Bun yang dinamakan stunting.
Kata dr Meta, stunting susah diperbaiki. Mengutip sebuah penelitian, dr Meta
mengungkapkan selain pendek, stunting juga berdampak buruk pada tingkat kecerdasan anak,
kerentanannya terhadap penyakit, dan produktivitasnya kelak. Bahkan, ada penelitian di
Guatemala nih Bun yang menunjukkan anak-anak yang nggak stunting waktu umur 3 tahun
punya kemampuan kognitif yang lebih baik dan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi.
Sebaliknya, kelompok yang stunting waktu umur 3 tahun ada yang nggak bekerja atau
bekerja kasar seperti kuli dan pesuruh.
"Penelitian juga menunjukkan kalau anak-anak yang mengalami stunting, pada saat
dewasa lebih berisiko terkena penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung koroner,
hipertensi, dan obesitas," tambah ibu satu anak ini.
Supaya Anak Nggak Stunting
Terus, apa upaya yang bisa kita lakukan sebagai orang tua supaya anak nggak stunting
atau pendek? Tenang Bun, kata dr Meta ada beberapa cara mudah kok. Pertama, Bunda sama
Ayah wajib memperhatikan masalah nutrisi anak. Kalau bobot bayi nggak naik tiap bulan
atau naik, tapi cuma sedikit, bahkan malah turun, segera konsultasi ke dokter ya Bun. Jadi,
kalau anak kelihatan kok kurus sih, jangan anggap enteng Bun.
dr Meta mewanti-wanti, buang jauh-jauh 'pembenaran' seperti 'Anakanya kan aktif'
atau 'Bunda sama ayahnya juga kecil kok'. Sebab, semua anak sehat pasti aktif kok Bun.
Terus, jangan juga jadikan faktor genetik sebagai alasan. Memang, genetik berpengaruh
banget. Tapi, Bunda juga nggak boleh lupa banyak faktor lain yang bisa lebih berpengaruh
untuk tumbuh kembang yang optimal.
"Dan satu lagi, kalimat 'yang penting sehat'. Perlu dicatat nih, bahwa kesehatan yang
harus dipikirkan bukan hanya saat ini saja, tapi jauh ke depannya pula," kata dr Meta.
Kemudian, Bunda dan Ayah juga wajib memberikan sumber nutrisi terbaik buat si
kecil, termasuk ASI eksklusif dan MPASI yang benar. Jadi, jangan anggap wajar si kecil
kurus ya Bun. Yuk cegah anak stunting mulai dari sekarang.

You might also like