Professional Documents
Culture Documents
Revisi Bab II Fha
Revisi Bab II Fha
TINJAUAN PUSTAKA
yang baik bagi pertumbuhan ikan nila minimal 4mg/L, kandungan karbondioksida
kurang dari 5mg/L dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5-9 (Amri, 2003).
Menurut Santoso (1996), pH optimum bagi pertumbuhan nila yaitu antara 7-8 dan
warna di sekujur tubuh ikan dipengaruhi lingkungan hidupnya. Bila dibudidayakan
di jaring terapung (perairan dalam) warna ikan lebih hitam atau gelap dibandingkan
dengan ikan yang dibudidayakan di kolam (perairan dangkal).
2.2 Respirasi
Respirasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organisme dengan
lingkungannya atau merupakan proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme (Triastuti et.al, 2009). Untuk dapat
bernapas maka diperlukan organ pernapasan. Pada ikan, proses pernapasan
umumnya dilakukan dengan menggunakan insang (branchia). Commented [u2]: TAMBAHKAN GAMBAR PROSES RESPIRASI
PADA IKAN
Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang ikan juga
mengalami perkembangan sebagaimana organ-organ lainnya. Pada stadium larva,
insang belum sempurna dan belum dapat berfungsi. Untuk dapat bernafas, larva
ikan biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac) atau pada beberapa ikan
tertentu menggunakan insang luar.
2.3 Osmoregulasi
Osmoregulasi merupakan upaya yang dilakukan organisme dalam mengatur
tekanan internal dalam tubuh untuk menyesuaikan diri dengan tekanan eksternal di
lingkungan perairan. Sugiri (1999) menyatakan bahwa adaptasi fisiologis adalah
kemampuan organisme hewan air untuk menyesuaikan fungsi organ tubuh
merupakan. Kemampuan adaptasi fisiologis yang dapat dilakukan oleh ikan nila
adalah menyesuaikan diri terhadap rentang salinitas yang lebar (eurihaline)
(Perschbacher, 1992). Ikan air tawar (contoh: ikan nila), kondisi cairan internal
tubuhnya bersifat hipertonis terhadap lingkungan. Cairan internal pada vertebrata air
tawar mencapai 10 ppt, hal ini bisa mengakibatkan cairan internal di dalam tubuh
keluar dengan cara difusi melalui sel permeabel atau alat eksresi, seperti insang,
kulit dan ginjal. Selain itu, ikan air tawar bisa mengalami pemasukan air yang
berlebihan (Sugiri, 1999).
Laju aliran urin pada vertebrata air tawar jauh lebih tinggi daripada yang
dialami oleh hewan laut. Akan tetapi, pengeluaran urin juga menyebabkan
pengeluaran ion. Ikan air tawar memiliki peluang yang besar untuk memasukkan air
ke dalam tubuhnya, terutama melalui insang. Sebagai pengganti garam yang hilang,
hewan tersebut akan mengambil garam melalui insang dengan cara transpor aktif.
Dalam hal ini, insang berfungsi sebagai alat untuk memasukkan garam ke dalam
tubuh dengan cara transpor aktif, sekaligus untuk membuang kelebihan garam
secara difusi. Penggantian ion yang terlepas ke dalam air dapat dilakukan dengan
makan, namun sumber masukan ion yang utama adalah transpor aktif melalui
insang (Isnaini, 2000). Commented [u4]: TAMBAHKA MEKANISME/GAMBAR+SUMBER
Bagian insang yang berperan dalam proses transpor aktif dan osmoregulasi
adalah sel chloride yang terletak pada dasar lembaran-lembaran insang. Sel chloride
sebagai regulator ion pada epitel insang berfungsi mengambil NaCl, Na2+ dan
menyeimbangkan asam basa pada proses adaptasi air laut pada ikan nila (Sharaf,
2004). Takashima (1995) menyatakan bahwa sidat air tawar yang diadaptasikan dari
perairan tawar menuju perairan laut membutuhkan waktu 2 - 4 hari untuk
penyesuaian sel chloride pada insang atau 7 - 10 hari untuk meningkatkan sel
chloride. Insang berkembang menjadi tipe insang yang sesuai untuk air laut dalam
waktu satu bulan setelah proses aklimatisasi. Semakin jauh perbedaan tekanan
osmotik antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang
dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, hingga batas
toleransi yang dimilikinya. Dengan kata lain salinitas air sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup hewan air (Isnaini, 2000).
Nilai SR ini dihitung dalam bentuk angka persentase, mulai dari 0 – 100 %.
Keterangan :
SR adalah tingkat kelangsungan hidup (%)
No adalah jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Nt adalah jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor)