Professional Documents
Culture Documents
Modul 10
Modul 10
a. fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan perbaikan terhadap
sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Hal-hal yang diperbaiki dan dibetulkan melalui pengajaran remedial
antara lain: perumusan tujuan, penggunaan metode mengajar, cara-cara belajar, materi dan
alat pengajaran, materi dan alat pengajaran, evaluasi dan segi-segi pribadi murid.
b. Fungsi pemahaman, artinya pengajaran remedial dapat membantu murid untuk lebih
menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai
dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang yang lebih
besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
c. Fungsi pengayaan, artinya bahwa materi pengajaran remedial dapat memperkaya
varian/jenis metode pengajaran. Materi yang disampaikan dalam pengajaran dalam
pengajaran tidak menggunakan metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran
reguler, metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran remedial lebih mengacu
pada materi yang telah lalu yang sulit dipahami, sehingga pengajaran lebih bersifat
pengayaan.
d. Fungsi akselerasi, artinya pengajaran remedial dapat membantu mempercepat proses
pembelajaran, karena pengajaran remedial memberi pengajaran khusus yang memudahkan
penangkapan materi oleh siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar untuk mengerti dan
menguasai materi sesuai dengan tujuan instruksional dan kurikuler sesuai waktu yang telah
ditentukan dalam kurikulum.
e. Fungsi terauputik, artinya secara langsungh maupun tidak langsung menyembuhkan atau
memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukan ada
penyimpangan (bimbingan dan konseling).
Agar menjadi lebih jelas, marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari
pembelajaran biasa dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut adalah:
a. Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk
mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal.
Sementara itu, dalam kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat
individual, tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A
mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.
b. Materi Pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas
dalam remedial akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya,
sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan
pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru
memperlakukan siswa semua sama. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran
hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini
dapat dilakukan secara individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan karakteristik siswa
yang mengikuti kegiatan remedial.
d. Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan
remedial alat evaluasiya bersifat individual atau kelompok.
Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran biasa menerapkan
pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan individual atau
kelompok.
2. MenemukanPenyebab Kesulitan
Setelah guru mengetahui siswa-siswa mana yang harus mendapatkan remedial,
informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau materi apa yang belum
dikuasai oleh siswa tersebut. Sebelum merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
1. Tutor Sebaya
Selain efektif dalam kegiatan remedial, tutor sebaya juga efektif digunakan dalam
kegiatan pengayaan. Melalui keiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep
akan meningkat karena selain mereka harus menguasai konsep yang akan dijelaskan mereka
juga harus mencari teknik menjelaskan konsep tersebut kepada temannya. Selain itu tutor
sebaya juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi.
2. Mengembangkan Latihan
Siswa kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat
dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk
pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata pelajaran matematika.
Guru juga bisa meminta siswa kelompok cepat untuk membuat soal-soal latihan beserta
jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam
kegiatan tutor sebaya.
3. Faktor Waktu
Kegiatan pengayaan diberikan untuk mengembangkan potensi siswa dengan
memanfaatkan kelebihan waktu pada saat siswa lain melakukan kegiatan remedial.
Jika siswa yang lambat telah menguasai kompetensi sesuai harapan dan
kegiatan pembelajaran biasa akan dilaksanakan/dilanjutkan, maka secara terprogram kegiatan
pengayaan untuk kelompok siswa cepat harus segera berakhir.
Sementara itu Arikunto (1986), juga dalam Julaeha (2007:9.38) menyebutkan faktor-
faktor penting lainnya yang juga harus diperhatikan oleh guru dalam menentukan dan memilih
kegiatan pengayaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Siswa lebih menyukai kegiatan di luar kelas
b. Siswa lebih suka beraktivitas dari pada hanya berteori di belakang meja
c. Kegiatan menemukan sendiri sesuatu yang baru lebih merangsang
minat siswadibanding kegiatan yang sifatnya penjelasan
d. Kegiatan yang dengan cepat dapat menunjukkan hasil, lebih disukai siswa dari pada
kegiatan yang menuntut penggunaan waktu yang relatif lama.
MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS
Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya melakukan diagnosis kebutuhan siswa,
rencana pembelajaran, menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan dan menilai kemajuan
belajar siswa.
Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Guru yang efektif harus mampu membedakan antara masalh-masalah pembelajaran yang
membutuhkan pemecahan pembelajaran dengan masalah-masalah pengelolaan kelas yang
membutuhkan pemecahan pengelolaan kelas.
Mungkinkah seorang siswa dapat belajar dengan baik apabila ia merasa bahwa dirinya
belum dapat diterima oleh teman-teman di kelasnya? Tentu saja jawabannya, tidak! Oleh
karena itu, salah satu tugas guru dalam membantu siswa belajar ialah menciptakan situasi kelas
yang hangat, aman dan sehat. Situasi kelas yang penuh keakraban akan memberikan rasa aman
dan kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran hingga
tercapainya tujuan pembelajaran.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENATAAN LINGKUNGAN KELAS
1. Karakteristik Guru
Keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh
karakteristik guru itu sendiri. Beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru untuk terciptanya
iklim psiko-sosial kelas :
a. Disukai oleh siswanya
Sifat guru yang memungkinkan disenangi ialah periang, ramah, tulus hati, dan
mendengarkankeluhan siswa serta percaya diri.
b. Memiliki persepsi yang realistic tentang dirinya dan siswanya
Guru yang memiliki pandangan realistikterhadapkemampuan siswanya dan dirinya dapat
menghambat efektivitas kegiatan pembelajaran. Guru yang terlalu memandang rendah
kemampuan siswanya akan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang membosankan.
Guru yang memandang rendah kemampuan dirinya akan menunjukkan kurang percaya diri.
Guru harus menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswanya. Disisi lain,
guru juga berusaha meningkatkan kelebihan yang dimiliki siswa. Guru yang penuh
perhatian, selalu memuji dan mempercayai siswa dapat menciptakan lingkungan psiko-
sosial kelas yang memungkinkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
Guru perlu menyediakan waktu untuk mengenal siswa lebih banyak. Berbincang-bincang
dengan siswa diluar waktu sekolah tentang keluarga, hobi dan sebagainya akan banyak
memberikan informasi kepada guru . namun perlu diingat bahwa hubungan yang terlalu
dekat dengan siswa perlu dihindari agar siswa tetap menghormati dan menghargai guru.
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan / respon siswa
Sikap positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru memang menguasai
materi yang sedang dibahas
e. Sabar, teguh dan tegas
Sebagai guru kita dituntut untuk sabr. Bila kita tidak sabar, siswa akan merasa ketakutan
untuk mengajukan masalh yang dihadapi. Selain itu, guru juga harus teguh dan tegas dalam
memegang aturan.
Begitu pentingnya keenam aspek tersebut, guru harus menjelaskan pentingnya keenam
aspek tersebut kepada siswa sehingga siswa berusaha menerapkannya.