Bab I

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi

merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus

untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Semua tindakan yang diambil dalam

setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi

anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya

manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas

dan pengawasan yang merupakan penentuan tercapainya tujuan perusahaan.

“Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006:182) disiplin sebagai


keadaan ideal dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam
rangka mendukung optimalisasi kerja”. Salah satu syarat agar disiplin dapat
ditumbuhkan dalam lingkungan kerja ialah, adanya pembagian kerja yang
tuntas sampai pada pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap
orang tahu dengan sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan
pekerjaan dimulai dan selesai, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan, dan
kepada siapa mempertangungjawabkan hasil pekerjaan itu (Budi Setiyawan
dan Waridin, 2006:183). Untuk itu disiplin harus ditumbuh kembangkan agar
agar tumbuh juga ketertiban dan evisiensi. Tanpa adanya disiplin yang baik,
jangan harap akan dapat wujud adanya sosok pemimpin atau karyawan ideal
sebagaimana yang dihaapkan oleh masyarakat dan perusahaan.

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber


Daya Manusia kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang
terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi
kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi
organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal (Malayu S.P. Hasibuan,
2011:93).

1
2

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk

mengetahui apakah peran pemimpin secara keseluruhan telah dilaksanankan

dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri

karyawan dan pelaksana yang teratur serta menunjukkan tingkat kesungguhan

tim kerja pada sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya

hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar yang ditentukan.

Oleh karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan,

melainkan memerlukan pertimbangan yang bijak.

Berkaitan dengan kemimpinan manajemen sumber daya manusia, maka

kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajemen sumber

daya manusia karena semakin baik sidiplin karyawan, semakin tinggi prestasi

kerja yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang

berkualitas. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi

perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja karyawan dapat

dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari ketepatan jam kerja, mengenakan

pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan terhadap peraturn.

Meskipun telah diatur namun kenyataannya masih banyak ditemukan

adanya bentuk – bentuk penyelewengan dan pelanggaran disiplin yang

dilakukan pegawai maupun para pejabat yang menduduki posisi penting yang

memanfaatkan kedudukannya untuk melakukan tindakan yang hanya untuk

kepentingan dan mencari keuntungan sendiri. Keadaan semacam ini akan

sangat merugikan pemerintah dan berdampak sangat luas bagi kehidupan

berbangsa dan bermasyarakat. Secara material akan menimbulkan


3

Pemborosan terhadap kauangan Negara atau Daerah karena pegawai yang

tidak disiplin cenderung untuk tidak produktif. Disamping itu

penyelenggaraan keuangan yang tidak disiplin akan memberikan peluang

untk terjadinya penyalahguanaan wewenang sehingga membuka kesempatan

untuk tumbuh dan berkembangnya korupsi dan kolusi.

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Dinas Pendidikan

Kabupaten Lamongan tentang kedisiplinan pegawai bahwasanya dari 10

orang pegawai 80% pegawai masih dalam konteks disiplin dan 20% pegawai

tidak disiplin dari situ dapat di ambil penarikan masalah bahwasanya di Dinas

Pendidikan kabupaten Lamongan masih ada pegawai yang belum disiplin.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang

lain (Suranta, 2002). Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan

telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seseorang

pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola

bawahanya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi

keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Bambang

Guritno, 2005). Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh

banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang dibangun didalam

organisasi tersebut. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara

dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan

mengatur seluruh unsur – unsur dalam kelompok atau organisasi untuk dapat

mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus dapat menemukan dan


4

menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi dan

bawahanya dipimpinnya. Untuk memimpin sekelompok manusia tertentu kan

berbeda dengan memimpin kelompok manusia lainnya. Salah satu diantara

sekian banyak kriteria pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin

tersebut mampu menjadi creator (pencipta) dan innovator (pendorong) bagi

bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat

memacu peningkatan disiplin kerja karyawannya.

“Berdasarkan Suranta (2002:116”), Gaya kepemimpinan merupakan

norma perilaku orang lain”.

Menurut Robbin dan Cautlter (2004), motivasi adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan

oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu

tertentu”.

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam


menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi
atau tujuan kerja (Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunehara, Drs. M.Si, P.Si.
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, 2011: 68).
Motivasi adalah proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan
individu dalam usaha mencapai sasaran (Stephen P. Robbins)

Dampak lain yang akan dapat ditimbulkan adalah kemerosotan

kepercayaan masyarakat dan terhambatnya pelayanan. Bentuk lain dari

tindakan melanggar disiplin adalah tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas,

sering meninggalkan jam kerja untuk kepentingan pribadi, penyelesaian tugas

dan kewajiban yang tidak tepat waktu, penggunaan fasilitas kantor yang

berlebihan untuk kepentingan pribadi dan bentuk – bentuk penyelewengan


5

lainnya. Untuk mengantisipasi tindakan – tindakan indisipliner tersebut diatas

faktor kesetiaan dan pengapdian sangatlah penting mendapatkan perhatian

didalam mempertimbangankan penempatan dalam jabatan karena walaupun

seorang pegawai ahli dalam bidannya, tetapi tidak memiliki disiplin kerja

yang baik, maka pegawai yang demikian dapat menimbulkan bahaya apabila

ditempatkan pada jabatan yang penting.

Begitu pentingnya disiplin kerja bagi setiap instansi di lingkungan

pemerintah maupun swasta, maka pimpinan harus dapat memberikan

motivasi kepada karyawan agar dapat menjalankan segala aturan yang

diberlakukan diinstansi atau kantor pemerintahan tersebut dan memberikan

sanksi yang tegas kepada setiap individu karyawan yang kurang disiplin dan

sering mengabaikan aturan – aturan yang sudah ditetapkan, dan seorang

pemimpin juga harus bias menentukan tingkat sanksi yang akan diberikan

kepada bawahannya mulai dari sanksi ringan, sanksi sedang, dan sanksi yang

berat. Tergantung setiap pola tingkah laku perbuatan yang melanggar

peraturan – peraturan kebijakansanaan dan norma – norma pekerjaan yang

telah di tentukan baik yang tertulis maupun tidak, dan seorang pemimpin

tidak boleh membeda – bedakan dalma pemberian sanksi kepada setiap

pegawai, baik tua – muda, pria – wanita tetap diberlakukan sama sesuai

dengan peraturan yang berlaku, tujuannya agar pegawai menyadari bahwa

disiplin kerja berlaku unutk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang

sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan atau instansi tersebut,

Seorang Pemimpin juga harus member contoh yang baik kepada bawahannya
6

karena seorang pemimpin itu adalah cermin dari suatu organisasi yang

dipimpinnya kalau pemimpinnya disiplin maka bawahanya juga akan ikut

disiplin dan sebaliknya.

Dina Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan berdiri

berdasarkan Perda no. 16 tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan. Sebagai unsur pelaksana

Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berada

dibawah dan tanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris

Daerah. Dan bertugas membantu kepala daerah dalam melaksanakan

kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desetralisasi

bidang pendidikan dan kebudayaan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis mengambil judul :

“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN LAMONGAN”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai

di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan?

2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap disiplin kerja pegawai di Dinas

Pendidikan Kabupaten Lamongan?

3. Apaah ada pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap disiplin

kerja pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan?


7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja

pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap disiplin kerja pegawai di

Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap

disiplin kerja pegawai di Dinas Pendidikan kabupaten Lamongan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mencoba membahas masalah yang timbul pada oraganisasi tersebut dan

juga diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan penulis

tentang masalah sebagai bagian dari disiplin ilmu yang dipelajari.

2. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu

pimpinan organisasi, untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang baik

dan Memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan

kedisiplinan bagi setiap pegawai organisasi.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi yang digunakan

sebagai tambahan kepustakaan terutama bidang manajemen sumber daya

manusia.
8

4. Bagi STIE K.H.Ahmad Dahlan Lamongan

Sebagai sumbangan pikiran dari penulis, untuk menambah dan melengkapi

buku perpustakaan dan sebagai pembanding bagi mahasiswa yang akan

mengambil judul yang sama atau sejenis dimasa yang akan datang.

You might also like