Professional Documents
Culture Documents
BAB I-3 Abal
BAB I-3 Abal
BAB I-3 Abal
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Februari 1984, Departemen Dalam Negeri mengadakan
seminar mengenai kredit pedesaan di Semarang. Berdasarkan hasil
seminar tersebut, Pemerintah Provinsi Bali mengambil langkah
cepat dan visioner dengan mendirikan lembaga keuangan pedesaan
yang disebut dengan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). LPD yang
pertama, sebagai proyek percontohan, didirikan tahun 1984 yang
kemudian diikuti oleh banyak yang lain pada tahun-tahun
berikutnya. Pada awalnya, pendirian LPD dirintis dan diputuskan
oleh Gubernur Bali saat itu, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, selanjutnya
diperkuat oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 2 Tahun 1998.
Menurut Perda Propinsi Bali No.2 Tahun 1988 tentang
Lembaga Perkreditan Desa menyebutkan : di tiap-tiap Desa Adat di
dirikan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), dimana Lembaga
Perkreditan Desa mempunyai fungsi sebagai wadah kekayaan Desa
Adat yang berupa uang atau surat-surat berharga lainnya, dimana
pendayagunaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) diarahkan kepada
usaha-usaha peningkatan tarap kehidupan krama desa untuk
menunjang pembangunan Desa “Lembaga Perkreditan Desa yang
usaha pokoknya adalah menerima simpanan baik berupa tabungan,
Simpanan berjangka, memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang”.
Di Lembaga Perkreditan Desa ini terdapat banyak bagian-
bagian disetiap bidang kerjanya, salah satu diantaranya yaitu bagian
Layanan Pelanggan/Nasabah atau pelayan yang bertugas untuk
membantu nasabah yang ingin melakukan pengambilan pinjaman,
kridit, penyimpanan uang dalam bentuk rekening tabungan,
Deposito dan sebagainya. Bagian pelayan ini berperan penting
dalam pengelolaan dan pengembangan Lembaga Perkreditan Desa
karena sangat mendukung proses bisnis yang terintegrasi.
Mengingat pentingnya menjaga kualitas pelayanan Lembaga
Perkreditan Desa terhadap nasabahnya maka pihak Lembaga
Perkreditan Desa harus selalu mengukur sejauh mana kualitas yang
telah diberikan.
Pelayanan yang diberikan kepada nasabah, bagian teller sebuah
Lembaga Perkreditan Desa merupakan bagian yang sangat
berpengaruh terhadap pelayanan keseluruhan, karena hampir
sebagian besar nasabah yang mendatangi Lembaga Perkreditan Desa
bertujuan untuk melakukan transaksi di teller. Transaksi yang
dilakukan antara lain : pengambilan pinjaman, kridit, penyimpanan
uang dalam bentuk rekening tabungan, Deposito dan sebagainya.
Oleh karna itu peranan teller sangat penting terhadap pelayanan
sebuah Lembaga Perkreditan Desa, sehubungan dengan sebagian
besar nasabah mengunjungi counter teller, maka pelayanan teller
terhadap nasabah harus diperhatikan oleh pimpinan. Agar tercapai
kepuasan terhadap nasabah. Pada saat ini, di berbagai tempat teller
telah menerapkan sistem antrian menggunakan komputer dalam
mengatur antrian.
Sitem antrian untuk saat ini semakin lama semakin
berkembang. Kesadaran masyarakat tentang peraturan dan
kertertiban juga masih jauh dari kata sempurna, pada awalnya sistem
antrian dilakukan secara manual, yaitu dengan berdiri berjajar
menunggu giliran pelayanan. Saat ini sistem antrian yang digunakan
pada Lembaga Perkreditan Desa yaitu dengan mengambil nomor
antrian yang sudah disediakan, nasabah yang datang mengambil
nomor antrian kemudian duduk untuk menunggu giliran dipanggil
oleh pelayan/teller. Sistem antrian ini masih di katakan konvesional.
Pada zaman modern dan serba canggih pada sekarang ini,
sistem antrian dikembangkan secara komputerisasi yaitu nasabah
mengambil nomor antrian dengan menekan tombol atau layar pada
mesin/komputer antrian dan kemudian nomor antrian akan dicetak.
Setelah itu nasabah tinggal menunggu untuk dipanggil oleh teller.
Sistem ini masih dikatakan belum maksimal dikarenakan sistem
antrian ini masih sama dengan sistem antrian secara konvesional,
Sehingga dibutuhkan pengembangan sistem antrian mencetak nomor
dengan suatu aplikasi antrian berbasis website.
Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik membuat suatu
aplikasi untuk membantu pihak Lembaga Perkreditan Desa dalam
menangani masalah pengambilan nomor antrian nasabah setiap
harinya sehingga pelayanan antrian Lembaga Perkreditan Desa bisa
berjalan dengan lancar dan teratur sesuai dengan yang diharpakan,
maka penelitian ini mengangkat judul “Rancang Bangun Aplikasi
Pengambilan Nomor Antrian Berbasis Website ” dengan adanya
aplikasi ini diharapkan bisa memudahkan nasabah untuk mengambil
nomor antrian.
1.2 Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat
dirumuskan masalah yaitu bagaimana merancang aplikasi
pengambilan nomor antrian berbasis website?
1.3 Batas Masalah
Batasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup
permasalahan terhadap sistem yang akan dibangun, hal ini bertujuan
agar pembahasan masalah tidak terlalu luas.
- Aplikasi ini hanya untuk pengambilan nomor antrian.
- Aplikasi ini menggunakan timer.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari pembuatan aplikasi ini yaitu agar customer bisa
mengambil nomor antrian tanpa harus ke lokasi. Maanfaat
pembuatan aplikasi ini yaitu memudahkan customer saat mengambil
no antrian.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan ini yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang diperoleh dari buku
yang berkaitan penelitian tugas akhir yang meliputi definisi
mengenai sistem nomor antrian dan website
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini berisikan tentang penjabaran umum tentang teknik
yang akan digunakan untuk membuat aplikasi nomor antrian.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang implementasi dan pembahasan
mengenai sistem nomor antrian serta pemaparan hasil pengujian
dengan website yang digunakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari pengujian yang telah
dilakukan dan saran-saran tentang laporan tugas akhir yang telah
dibuat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Komputer
Istilah komputer mempunyai arti yang luas. Istilah komputer
sendiri memiliki berasal dari bahasa latin yaitu computare yang
berarti alat hitung. Sementara dalam bahasa Inggris komputer yaitu
to compute yang artinya mmenghitung. Namun dalam
perkembangan selanjutnya komputer tidak hanya merupakan
sebagai mesin hitung saja, tetapi digunakan untuk melakukan
kontrol, dan lain sebagainya.
Dengan seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
definisi komputer atau pengertian komputer berbeda – beda. Secara
umum definisi komputer adalah alat pengolahan data yang bekerja
secara elektronis dengan kecepatan dan ketelitian yang sangat tinggi
dan mampu mengerjakan beberapa proses kerja yang melibatkan
manusia. Dapat disimpulkan bahwa komputer itu adalah :
1. Alat elektronik
2. Dapat menerima input data
3. Dapat mengelolah data
4. Dapat memberikan informasi
5. Menggunakan suatu program yang tersimpan di memori
komputer
6. Dapat menyimpan program dan hasil pengolahan data
7. Bekerja secara otiomatis.
Agar komputer dapat digunakan untuk mengelolah data, maka
harus berbentuk sistem komputer. Sistem adalah jaringan daripada
elemen – elemen yang saling berhubungan, membentuk satu
kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem
tersebut. Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data
untuk menghasilkan informasi. Agar tujaun pokok tersebut
terlaksana, maka harus ada elemen – elemen yang mendukungnya.
Elemen – elemen dari sistem komputer :
Hardware (perangkat keras) yaitu peralatan komputer yang
secara fifik dapat terlihat dan dapat disentuh seperti monitor, printer,
dan lain – lain.
1. Software (perangkat lunak) yaitu program yang berisi
perintah – perintah untuk melakukan pengolahan data.
2. Brainware yaitu manusia yang terlibat dalam
pengoperasian serta pengaturan sistem komputer.
3. Ketiga elemen sistem komputer ini harus saling
berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Ketiga elemen
sistem komputer tersebut saling mendukung agar berfungsi
sesuai yang diharapkan.
2.2 Siklus Pengolahan Data
Proses pengolahan data terdiri dari 3 tahapan dasar, yang
disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycle),
yaitu: input, processing, dan output.
Garis menghubungkan
antara atribut dengan
entitas dan entitas dengan
relasi
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
3.1.1 Jenis Data
- Data kualikatif adalah data yang tidak dapat dihitung atau
data yang bukan berupa angka - angka, melainkan uraian -
uraian mengenai sejarah perusahaan dan struktur
organisasi.
- Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka - angka dan dalam penelitian ini
berupa pengambilan nomor antrian dengan website.
3.1.2 Sumber Data
- Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari LPD
Desa Pakraman Sanding melalui petugas yang ditunjuk
untuk memberikan data yang diperoleh untuk peneliatian
ini.
- Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain
yakni dari buku – buku yang ada hubungannya dengan
penelitian yang dilangsungkan.
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Merupakan suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan
data atau fakta yang nantinya akan dipelajari dan akhirnya
sebagai bahan untuk dianalisa serta digunakan untuk
memudahkan pencarian dan pemecahan suatu masalah.
3.1.3.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara–cara
mempelajari teori–teori dan buku – buku yang
berhubungan dengan laporan penelitian ini.
3.1.3.2 Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara melibatkan
perusahaan secara langsung. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data–data dan keterangan–keterangan yang
berhubungan dengan masalah–masalah yang diteliti.
Studi lapangan ini meliputi:
1. Wawancara
Wawancara yaitu cara pengumpulan data
dengan Tanya jawab.
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung terhadap
objek yang diteliti untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan sesuai dengan
permasalahannya.
3. Riset Lapangan
Riset yang dilakukan dengan cara
mendatangi tempat kerja praktek dan
pengumpulan datanya dilakukan langsung
melalui responden.
3.2 Analisis Sistem
Pada tahap analisis, dilakukan penguraian terhadap topik
penelitian untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi proses-
prosesnya serta kebutuhan yang diperlukan agar dapat diusulkan
suatu solusi untuk diterapkan pada tahap perancangan. Dalam
menganalisis sistem antrian pada LPD desa pakraman sanding
terdapat pihak-pihak yang terlibat didalam antrian adalah petugas
teller dan nasabah yang akan melakukan transaksi. Tujuan
dilakukannya analisis sistem yaitu untuk mengetahui lebih jelas
bagaimana alur sistem antrian dan masalah-masalah yang dihadapi
mengenai kelebihan dan kekurangan sistem tersebut dapat
diidentifikasi, sehingga dalam membangun perangkat lunak menjadi
lebih mudah. Dari analasis sistem akan dikemukakan data dan fakta
yang akan dijadikan bahan uji dan analisa menuju pengembangan
dan penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan. Dari analisis
sistem antrian pada LPD desa pakraman sanding terdapat alur sistem
antrian yang sedang berjalan. Adapun alur antrian tersebut antara
lain sebagai berikut :
1. Nasabah yang hendak melakukan transaksi terlebih dahulu
mengambil nomor antrian di depan teller.
2. Nasabah yang sudah mengambil nomor antrian, langsung
mengantri sambil menunggu nomor antriannya dipanggil
oleh petugas teller ditempat yang sudah disediakan oleh
pihak LPD.
3. Sebelum memulai pelayanan nasabah, petugas teller akan
memanggil nomor antrian nasabah yang sudah menunggu
diruang tunggu, nasabah yang sudah memasuki counter
teller, maka petugas teller akan melayani transaksi nasabah
sampai dengan selesai.
3.3 Model Proses Sistem
Model proses sistem aplikasi antrian pada LPD desa pakraman
sanding digambarkan dalam bentuk flowchart, diagram konteks, dan
DFD.
3.3.1 Flowchart
Perancangan aplikasi sistem antrian ini penggambaran
prosedurnya menggunakan flowchart seperti dibawah ini :
1. Nasabah yang datang di bank langsung mengambil
nomor antrian, jika konter teller kosong maka
nasabah yang datang langsung melakukan
pelayanan kepada teller untuk melakukan transaksi
dan jika ada antrian nasabah harus menunggu
terlebih dahulu.
2. Petugas teller melakukan panggilan nomor antrian
nasabah yang menunggu untuk melakukan
transaksi, jika nomor antrian yang menunggu tidak
ada diruang tunggu maka petugas teller melakukan
panggilan ulang, dan jika nomor antrian yang
dipanggil tidak ada maka petugas teller melakukan
panggilan nomor antrian yang baru.
3. Setelah pemanggilan nasabah, teller pun melakukan
pelayanan kepada nasabah dan mulai menjalankan
waktu transaksi sampai transaksi berakhir. Setelah
transaksi berkahir maka waktu transaksi dihentikan
dan disimpan kedalam database. Proses pelayanan
selesai.
Untuk lebih jelasnya rancangan flowchart dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 4.1 Flowchart Pemanggilan Antrian
3.3.2 Diagram Konteks
Untuk mengambarkan sistem secara umum yang
mewakili seluruh proses yang terrjadi dan menggambarkan
bagaiman hubungan antara proses utama dengan entitas
ekternal yang terlibat dalam sistem, maka penyusun
menggambarkan diagram konteks dari sistem yang di usulkan
sebagai berikut: