Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Energi Biogas

Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar
alternatif untuk menggantikan bahan bakar dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam.
Pada umumnya biogas berasal dari limbah atau kotoran yang besar produksinya
tergantung atas ketersediaan makanan, hal ini dimaksudkan selama makanan tersedia
maka energi tersebut akan selalu tersedia. Berbeda dengan gas alam, yang jumlah
cadangannya terbatas karena berasal dari fosil yang proses pembentukannya
membutuhkan waktu jutaan tahun.

Biogas merupakan bahan bakar yang tidak menghasilkan asap merupakan suatu
alternatif yang unggul untuk menggantikan bahan bakar konvensional, dimana gas ini
dihasilkan oleh suatu proses yang disebut pencernaan anaerobic, yakni percampuran
antara gas metana (CH4), Karbondioksida (CO2), serta sejumlah kecil nitrogen, ammonia,
sulfur dioksida, hydrogen dioksida dan hydrogen. Secara alami gas ini terbentuk pada
limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawa (Haryati; 2006)

Kandungan metana (CH4) dan nilai kalornya yang tinggi, yakni 50 MJ/kg pada
biogas sangat potensial sebagai sumber energi terbarukan. Selain itu, gas metana
memiliki satu karbon dalam setiap rantainya dapat menghasilkan pembakaran yang lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berantai karbon panjang. Hal ini
disebabkan jumlah CO2 yang dihasilkan selama pembakaran bahan bakar berantai karbon
pendek lebih sedikit Berikut ini merupakan campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri
metanogenik yang terjadi pada material-material terurau dalam kondisi anaerobic
menurut (Haryati;2006), pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) dengan
persentasi antara 50-70%, gas karbondioksida (CO2) 30-40%, hydrogen (H2) antara 5-
10%, dan gas lainnya dalam jumlah yang sedikit.

Komposisi gas yang terkandung dalam biogas ini nantinya sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternative yang ramah lingkungan khususnya pengganti
Liquefied Petroleum Gas (LPG) maupun bahan lain yang berasal dari fosil. Kesetaraan
biogas dalat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Biogas Bahan Bakar Lain


 Elpiji 0,46 Kg
 Minyak Tanah 0,62Liter
 Minyak Solar 0,52 Liter
1 m3 Biogas
 Bensin 0,80 Liter
 Gas Kota 1.50 m3
 Kayu Bakar 3,50 Kg

Sumbet: Haryati; 2006

Untuk membuat biogas diperlukan proses digestifikasi anaerobik, yakni proses


pembusukan bahan organic oleh bakteri anaerobic pada kondisi tanpa udara yang
menghasilkan biogas dan pupuk cair. Ada dua jenis digestifikasi anaerobic yakni alamiah
dan buatan seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Proses Digestifikasi Anaerobik

Metana yang terkandung dalam biogas akan relative lebih bersih daripada
batubara, dan menghasilkan energy yang lebih besar dengan emisi karbondioksida yang
lebih sedikit. Pemanfaatan biogas merupakan salah satu cara pengolahan yang tepat
dalam pengelolaan limbah karena metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
lebih membahayakan daripada karbondioksida.

B. Pemanfaatan Feses Manusia sebagai Energi Biogas

Pemanfaatan feses manusia sebagai biogas menuai berbagai perspektif


masyarakat. Menurut penelitian Susmarkanto dalam Jurnal Sains dan Teknologi BPPT
(2003) yang berjudul “Sikap Santtri Tebuireng terhadap Biogas” menyatakan bahwa
banyak santri yang tidak setuju dengan biogas hasil pengolahan feses manusia
dikarenakan kecanggungan pemanfaatan. Kondisi ini dipengaruhi oleh pemahaman
mereka tentang hakikat biogas dan konsekuensi yang timbul dari pemanfaatan energy
tersebut.

Pada dasarnya energi biogas sangat membantu dalam memecahkan masalah


kelangkaan yang sedang terjadi. Sebagaimana yang disampaikan oleh N.Agung dalam
penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif” bahwa
anaerobic digestion atau biodigester terhadap bahan organic dari feses maupun limbah
memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai sumber energy pengganti.

Penelitian mengenai biogas juga dilakukan oleh Rustijarno (2008) yang


menyebutkan bahwa, Pemanfaatan satu unit biogas dengan kapasitas 9 m3 dapat
dimanfaatkan oleh tiga Kepala Keluarga (KK) untuk kebutuhan memasak atau
penerangan rumah. Keungggulan energy biogas disamping sebagai kebutuhan
rumahtangga, feses ternak yang sudah diolah dan dimanfaatkan

Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


penggunaan biogas memberikan manfaat yang cukup yakni dari mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara meminimalisir produksi karbondioksida, serta pengurangan
perusakan laisan ozon. Selan itu, dari segi biaya, pengeluaran rumah tangga akan sedikit
lebih murah daripada menggunakan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA

Haryati, Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang enjadi Sumber Energi Alternatif. Bogor:
Balai Penelitian Ternak (dalam Jurnal WARTAZOA Vol 16 Nomor 3 Tahun 2006)

Rustijarno, Sinung. 2008. Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan di
Lokasi Prima Tani Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta: Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Yogyakarta dalam Seminar Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
(http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pro08-130.pdf?secure=1)
diakses pada 24 Maret 2018

Susmarkanto.2003.Sikap Santri Tebuireng terhadap Biogas. Jurnal Sains dan BPPT dalam
(http://www.iptek.net.id) diakses pada 24 maret 2018

You might also like