Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Petelur

Ayam layer atau ayam petelur adalah ayam yang diternakkan khusus untuk

menghasilkan telur konsumsi. Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam

petelur ringan dan medium (Bappenas, 2010).

Ayam yang dipelihara sebagai penghasil telur konsumsi umumnya tidak

memakai pejantan dalam kandangnya karena telur konsumsi tidak perlu dibuahi/

Produksi ayam dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain bangsa dan strain ayam

yang digunakan, kondisi lingkungan di kandang, dan manajemen pakan

(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).

2.2 Pengertian Culling

Seleksi dan culling adalah suatu istilah yang artinya saling bertolak

belakang. Seleksi adalah usaha memilih unggas yang mempunyai catatan produksi

tinggi sedangkan culling (pengafkiran) adalah suatu usaha memilih unggas -

unggas yang mempunyai produksi rendah. Pengertian lainnya, culling yaitu

penyingkiran dan pemisahan anak ayam yang jelek, misalnya anak ayam yang

lemah, tidak lincah, dan luka kena patuk atau akibat lain (Rahmat Rukmana,

2003).

Culling atau pengafkiran ialah memilih individu ayam yang tidak produktif

dan ayam – ayam yang afkir dikeluarkan dari kelompok – kelompok ayam yang

tidak dipelihara lain lalu dijual. Culling harus dilakukan secara kontinyu dengan
4

penuh dedikasi dan bertanggungjawab artinya jangan sampai melewati batas yang

dapat menimbulkan kerugian (Suprijatna, 2008).

Waktu yang tepat untuk melakukan program seleksi dan culling ketika

mulai starter hingga grower (pedaging) dan hingga layer (petelur). Pada periode

starter seleksi dan culling dititikberatkan pada tingkat pertumbuhan, tingkat

mortalitas (kematian), dan cacat. Pada periode grower yang perlu mendapat

perhatian waktu seleksi dan culling adalah tingkat pertumbuhan dan mortalitas

walaupun sangat jarang terjadi kecuali ada wabah penyakit yang menyerang

secara tiba - tiba. Pada periode layer dititikberatkan pada produksi telur, dan

waktu pencapaian puncak produksi. Puncak produksi untuk ayam dan itik adalah

sama yaitu antara 30 - 32 mgg, sedangkan untuk puyuh masa puncak produksi

dicapai ketika berumur ± 42 hari (7 mgg) (Datu, 2009).

Syarat utama pelaksanaan program seleksi dan culling yaitu apabila sarana

dan prasarana unggas sudah memenuhi persyaratan akan tetapi ayam tidak mampu

menunjukkan produksi optimalnya maka program seleksi dan culling wajib

dilaksanakan. Akan tetapi apabila system perkandangan tidak benar, system

pemeliharaan juga salah atau tidak teratur dan juga penggunaan bibit kualitas

rendah maka tidak perlu melakukan program seleksi dan culling (Datu, 2009).

 Pedoman pelaksanaan program seleksi dan culling yaitu :

1. Ada unggas yang sakit karena terkena penyakit disebabkan atau bakteri

maka penularannya sangat cepat.

2. Produksinya di bawah 50% karena hal ini berhubungan dengan konversi

pakan. Konversi pakan yang bagus untuk broiler adalah antara 1,9 – 2,1.

sedang untuk layer berkisar antara 2,1 - 2,3 (Konversi pakan diperoleh dari

jumlah pakan yang dikonsumsi dibagi dengan jumlah produksi).


5

3. Angka efisiensi pakan di bawah 50% (angka efisiensi pakan diperoleh dari

jumlah produksi dibagi dengan konsumsi pakan dikalikan 100%. Ke

empat, unggas yang diculling (afkir) benar - benar menunjukkan kelainan

yang dapat merugikan) (Roni, 2011).

Setelah masa produksi, culling diperlukan apabila produksi turun drastis

dan perlu dicari permasalahannya. Culling juga dilakukan pada ayam betina muda

menjelang bertelur dan pada ayam dewasa menjelang produksi menurun. Pada

peternakan ayam petelur culling perlu dilakukan bila rata - rata produksi pada

suatu flock kurang dari 200 butir / tahun / ekor (Roni, 2011).

 Manfaat Culling :

1. Untuk meningkatkan produktifitasnya. Hal ini adalah untuk

menkontinuitaskan produksinya hal ini adalah untuk mencontinuitaskan

produksinya, suatu contoh apabila peternak A mempunyai 100 ekor layer

umur 8 bulan dengan rerata produksi 60%. Bila yang tidak berproduksi

tersebut di culling maka produksinya bukan 60% akan tetapi bisa 100%.

Hal ini terjadi karena semua yang dipelihara adalah unggas produktif.

2. Mengeliminasi pemborosan pakan.

3. Memberi uang tambahan karena kita menjual produk afkir.

4. Mengurangi areal kandang yang digunakan karena kepadatan kandang

(carrying) semakin berkurang.

5. Mengurangi tenaga kerja

6. Mengurangi bahaya penyakit menular (Rahmat Rukmana, 2003).


6

Tabel 1. Ciri ayam petelur yang sehat :


No Uraian Ayam Petelur Sehat Ayam Petelur Tidak Sehat
(Produktif) (Non-Produktif)
1 Daerah Muka cerah, mata bening, Muka buram, mata sayu,
Kepala jengger merah, lubang kadang-kadang berair dan
hidung dan mulut bersih mengantuk, jengger pucat
tidak berlendir atau tidak dan mengecil, lubang hidung
ada lendir (exudate), serta dan mulut berlendir atau ada
ayam tidak mengantuk. exudate.
2 Bulu Cerah, tidak kusam, dan Kusam, kelihatan lusuh,
kelihatanya berminyak. tidak berminyak (kering),
dan posisi bulu seperti
berdiri.
3 Sayap Kuat dan posisi tidak Lemah dan posisi sayap
terlukai. terlukai.
4 Kaki Ayam berdiri tegak, kaki Ayam duduk lesu dan lemah,
kokoh dan berminyak. kaki kelihatan kering.
5 Kloaka Bersih,besar, tidak ada Kotor, kecil, ada pasta putih,
kotoran di bagian bulu bulu-bulu di sekitar anus
sekitar anus dan kelihatan kotor dan kelihatan kering.
seperti berminyak (basah).
6 Tulang pubic Lebar, sekitar tiga jari. Sempit, kurang dari dua jari.
7 Produksi Lebih dari 300 butir per Kurang dari 300 butir per
telur siklus hidup. siklus hidup.
8 Penampakan Lincah dan aktif, nafsu Lesu, tidak aktif, nafsu
umum makan dan minuman makan berkurang.
normal.
Sumber : Ir. Roni Fadilah, SE & Drh. Agustin Polana (Mengatasi 71 Penyakit

Pada Ayam 2011).

2.3 Metode Culling

1. Metode Absensi

Metode ini merupakan metode paling sederhana dan paling banyak dilakukan

oleh peternak. Metode ini dilakukan dengan memberi tanda di batteray pada

ayam yang bertelur. Setelah waktu tertentu, ayam yang sedikit mendapatkan

tanda, dianggap tidak produktif dan dilakukan culling.


7

 Kelemahan dari metode ini :

- Apabila dalam satu battery berisi 2 ekor atau lebih, akan kesulitan

menentukan ayam mana yang produktif dan yang tidak.

- Bisa terjadi kesalahan culling, apabila ayam yang sebetulnya produktif,

tetapi pada saat dilakukan seleksi ayam masih dalam keadaan pause

(istirahat).

2. Dengan mengamati karakteristik fisik ayam.

3. Dengan mengamati berkurangnya warna kuning pada beberapa bagian tubuh

ayam.

Daftar Pustaka

Bappenas. 2010. Beternak Ayam Petelur. http://www.ristek.go.id. (diakses pada

hari Minggu, tanggal 06 Mei 2018 pukul 10:30 WIB).

Datu. 2009. Seleksi dan Culling. http://sentralternak.com/index.php/2008

/07/24/seleksi-dan-culling/ (Diakses pada hari Sabtu, tanggal 06 Mei 2018

pukul 10:00 WIB).


Fadilah, Roni dan Agustin Polana. 2011. Mengatasi 71 Penyakit Pada Ayam.

Jakarta Selatan : PT Agro Media Pustaka.

Kartasudjana, R. dan E, Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar

Swadaya : Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 2003. Ayam Buras. Yogyakarta : Kanisius.

Suprijatna, Edjeng. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta : Penebar Swadaya.

You might also like