Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 1

Batasan Berpendapat di Era Digital

Globalilasi yang terus berjalan melahirkan teknologi tinggi telah menggiring menuju era
digital yang serba canggih. Di era ditigal saat ini keleluasaan berpendapat semakin terbuka lebar,
seiring akrabnya dengan media digital(media online) dengan cepat meliput peristiwa dipenjuru
dunia. Hal tersebut tentu akan merubah perspektif individu terhadap suatu masalah di ranah
publik. Media memfasilitasi aspirasi oleh masyarakat yang beragam, membentuk forum diskusi
komunikatif, dengan harapan mewujudkan kebebasan menyatakan pendapat, seperti yang
tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 E ayat 3. Berpendapat yang berarti mengemukakan hasil
pemikiran sesuai hati nurani didepan umum dengan bebas, tanpa dipengaruhi pihak manapun,
baik secara lisan atau berupa tulisan. Adanya akses terhadap media bagi publik juga memberi
kemauan dari media untuk merepresentasikan berbagai alur opini dan perspektif. Bagi publik
berpendapat di media secara bijak, dengan memerhatikan batas kebebasan pers. Sejauh mana
tidak menyinggung pihak terkait unsur SARA (Suku, Agama, dan Ras), agar tidak terjadi
perpecahan kelompok. Batasan lain dalam suatu pendapat tidak menimbulkan interprestasi,
sehingga akan berjalan sesuai kondisi sebenarnya. Bersikap bijak ketika berpendapat diruang
publik melalui media, juga ditunjukkan dengan penyampaian pendapat dengan penuturan yang
santun dan mudah dimengerti. Disamping itu bersikap terbuka untuk menerima feedback, saling
menghormati pendapat-pendapat lain. Keterlibatan media dalam menghimpun pendapat publik,
mampu meningkatkan partisipasi kebebasan berpendapat di era digital.

evia

You might also like