Isi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKRIN 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seperti pepatah mengatakan “Ilmu Adalah Harta Yang Tak Pernah Habis digali”, ini

artinya ilmu tidak mempunyai batasan. Bahkan ada pepatah yang mengatakan “Tuntutlah

Ilmu sampai ke Negeri Cina” yang berarti ilmu itu harus dicari dan dikejar meskipun sampai

ke Negeri yang jauh. Jadi ilmu itu tidak hanya kita dapat di Sekolah saja tetapi juga bisa kita

dapatkan di luar Sekolah.

Salah satu wujud menggali dan mencari ilmu pengetahuan adalah dengan cara

pembuatan laporan ini. Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah salah satu upaya

mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan sesuai dengan tuntutan

dunia usaha apabila ia telah terjun ke dalam masyarakat nantinya. Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) merupakan perpaduan antara belajar di Sekolah dan Praktek di Kantoran atau

dunia usaha secara terencana dan sistematis.

1.2 TUJUAN

 Laporan ini di buat sebagai salah satu syarat dan sebagai bahan tambahan untuk dapat

mengikuti ujian akhir.

 Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir

dimasa sekarang.

 Mengetahui Struktur Kantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir

 Untuk meningkatkan proses kegiatan siswa-siswi dalam belajar

 Untuk meningkatkan aktivitas siswa-siswi untuk belajar.

1
LAPORAN PRAKRIN 2018

1.3 TEMPAT DAN WAKTU

 Tempat : KANTOR KEJAKSAAN NEGERI INDRAGIRI HILIR

 Waktu : 15 Januari 2018 s/d 28 November 2018

1.4 PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKRIN

 Kami melaksanakan PRAKERIN di mulai tanggal 15 Januari 2018 s/d 28 November

2018. Kami melaksanakan prakerin pada hari Senin S/d Jum’at, kegiatan di mulai

setiap harinya pada jam 08.00 WIB. S/d Selesai ( paling lambat jam 17.00 WIB).

2
LAPORAN PRAKRIN 2018

BAB II

PELAKSANAAN

2.1 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,

khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum

dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung

jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri

merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan

satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.

Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan UU No. 5

Tahun 1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum

dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan

kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN). Di dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI sebagai lembaga

negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan

fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan

pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya (Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2004).

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung

yang membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap

provinsi. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga

mengisyaratkan bahwa lembaga Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran strategis

dalam pemantapan ketahanan bangsa. Karena Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter

3
LAPORAN PRAKRIN 2018

antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai

pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai

pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat

menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat

bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.

Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana

putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan

juga memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat

mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa

Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai

Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan

Undang-Undang.

A. Sejarah Singkat Kejaksaan Republik Indonesia

1. Masa Revolusi Fisik

Kedudukan Kejaksaan Republik Indonesia dalam sistem Ketatanegaraan

dapat di lihat sejalan dengan perkembangan dan Pertumbuhan Negara Indonesia

melalui beberapa fase. Pada masa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,

tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1945, Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan

Kejaksaan dalam Struktur Negara Republik Indonesia dalam Lingkungan

Departemen Kehakiman. Kedudukan Kejaksaan dalam struktur Kenegaraan

Negara Republik Indonesia adalah selakualat kekuasaan eksekutif dalam bidang

Yustisial.

4
LAPORAN PRAKRIN 2018

2. Masa Periode Konstitusi Republik Indonesia Serikat (1949-1950)

Sejak bulan Januari 1950, Jaksa Agung RIS telah menjalankan tugasnya.

Walaupun Perihal Jaksa Agung baru di atur kemudian dalam UU No.1 Tahun

1950 tentang susunan dan kekuasaan serta jalannya peradilan Mahkamah Agung

Indonesia. Pada masa ini hanya ada satu Instansi Kejaksaan, yaitu Kejaksaan

Agung RIS, yang merupakan Kejaksaan Tingkat Tinggi di Republik Indonesia.

Sedangkan, daerah tidak mempunyai Instansi Kejaksaan.

3. Masa Demokrasi Parlementer ( 1950-1958)

Pada masa Republik Indonesia (17 Agustus 1950-05 Juli 1959),

kedudukan Kejaksaan sama seperti pada masa RIS, yaitu masuk dalam struktur

Departemen Kehakiman.

4. Masa Demokrasi Terpimpin (1956-1965)

Pada masa setelah Dekrit Presiden ( 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966) terjadi

perubahan dalam status Kejaksaan dari lembaga non Departemen di bawah

Departemen Kehakiman menjadi Lembaga yang berdiri sendiri, yang di

landaskan pada putusan Kabinet Kerja I tanggal 22 Juli 1960, yang kemudian di

Perkuat dengan keputusan Presiden No. 204 Tahun 2960, tanggal 15 Agustus

1960.

5. Masa Orde Baru (1966-1998)

Perubahan pimpinan pada masa ini pertama kali pada tanggal 27 Maret

1966 dengan di gantinya Jaksa Agung A. Soetardhio dengan Brigjen Sugih Arto.

Susunan organisasi dan Tata Kerja Institusi Kejaksaan Republik Indonesia

mengalami perubahan mendasar dengan keluarnya Keputusan Republik

5
LAPORAN PRAKRIN 2018

Indonesia No. 55 tahun 1991 tentang Susunan Organisasidan Tata Kerja

Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 20 November 1991.

Pada periode ini, terjadi 7 (tujuh) kali pergantian Jaksa Agung RI, 5 (lima)

orang diantaranya Militer, yaitu Sugih Arto, Ali Said, Ismail Saleh Hari Suharto,

dan Sukartono Marno Soedjono, sedangkan sipilnya adalah Singgih dan A.

Soedjono C. Atmonegoro.

6. Masa Orde Reformasi ( 1998-Sekarang)

Pada masa Orde Reformasi, selain terjadi 6 kali pergantian Jaksa Agung

dalam satu periode, juga terjadi penambahan fungsi yang berkaitan dengan tugas

dan wewenang, Jaksa Agung di beri Wewenang melakukan penyidikan dan

penuntutan terhadap pelanggaran HAM dengan keluarnya UU No. 26 tahun

1999 tentang Peradilan Hak Asasi Manusia.

Pada periode Reformasi setelah Marzuki Darusman, berturut-turut terjadi

pergantian Jaksa Agung. Pergantian dari Marsilam Simanjutak ke Baharuddin

Lopa. Baharuddin Lopa hanya sempat menjabat Jaksa Agung selama 1 (satu)

bulan karena setelah dia meninggal dunia, kemudian di gantikan oleh H.M.A

Rachman.

B. Tugas dan Wewenang Kejaksaan

Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia, berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan.

1) Di bidang pidana :

a. melakukan penuntutan;

6
LAPORAN PRAKRIN 2018

b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,

putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-

undang;

e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam

pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

2) Di bidang perdata dan tata usaha negara :

Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di

luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

3) Di bidang ketertiban dan ketenteraman umum :

Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum Kejaksaan turut

menyelenggarakan kegiatan:

a. peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

b. pengamanan kebijakan penegakan hukum;

c. pengawasan peredaran barang cetakan;

d. pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan

negara;

e. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

f. penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

7
LAPORAN PRAKRIN 2018

2.2 KEJAKSAAN NEGERI INDRAGIRI HILIR

A. Sejarah Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir

Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir yang pertama pada tahun 1959 yang di pimpin

oleh Bapak R. Soekarmadi, masa jabatan beliau di mulai pada tanggal 01 Januari 1959

s/d 30 Mei 1961. Kemudian setelah masa jabatan beliau berakhir. Kepala Kejaksaan

Negeri Indragiri Hilir di ganti dengan yang baru dan begitu seterusnya sampai dengan

sekarang. Selama periode 50- tahunan sampai dengan sekarang ini jabatan Kepala

Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir telah di pimpin sebanyak 19 orang.

Kepala Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir yang pernah Menjabat di Kantor

Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir yaitu :

1. R. Soekarmadi, menjabat sejak 01 Januari 1959 s/d 30 Mei 1961

2. Yusuf Soedarmo, menjabat sejak 30 Mei 1961 s/d 01 Januari1964

3. Harun Arafah, BA, menjabat sejak 01 Februari 1964 s/d 25 Maret 1986

4. Alfian Husin, SH, menjabat sejak 25 Maret 1986 s/d 01 September 1974

5. Moh. Moekti, SH, menjabat sejak 01 September 1974 s/d 04 Februari 1979

6. I.S Melaila, SH menjabat sejak 04 Februari 1979 s/d 05 Maret 1980

7. Soetono Wirabumi, SH menjabat sejak 05 Maret 1980 s/d 31 Januari 1984

8. Soegianto, SH. Menjabat sejak 31 Januari 1984 s/d 30 Mei 1988

9. Soeparman, SH.MH menjabat sejak 30 Mei 1988 s/d 21 Desember 1990

10. H. Amrin Mahyudin, SH menjabat sejak 21 Desember 1990 s/d 29 Juni 1993

11. Kanuth Matan, SH.MH menjabat sejak 29 Juni 1993 s/d 08 Agustus 1996

12. Mampe Hutabarat, SH menjabat sejak 08 Agustus 1996 s/d 18 Mei 1999

13. Andi Puli Sultan, SH menjabat sejak 18 Mei 1999 s/d Oktober 2001

8
LAPORAN PRAKRIN 2018

14. Syafril Rustam, SH menjabat sejak Oktober 2001 s/d Desember 2002

15. Widodo Supriadi, SH.MH menjabat sejak Desember 2002 s/d Desember 2003

16. M. Masril, SH menjabat sejak Desember 2003 s/d Oktober 2006

17. M. Rasul Hamid, SH menjabat sejak Oktober 2006 s/d Februari 2010

18. H. Ferziansyah Sesunan, SH.MH menjabat sejak Februari s/d. 2014

19. Lulus Mustofa, SH. MH menjabat sejak 18 September 2014 s/d sekarang.

Pada saat ini jabatan Kepala Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir di Pimpin oleh

Bapak LULUS MUSTOFA, SH.MH. Beliau mulai menjabat pada tanggal 18

September 2014 s/d Sekarang.

B. Visi dan Misi Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir

1. Visi Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir

“Kejaksaan yang Independen dengan posisi sentral dalam penegakan

hukum guna mewujudkan supremasi hukum dan penghormatan Hak Asasi

Manusia”

Dari visi Kejaksaan tersebut di fokuskan ke arah terciptanya aparat

Kejaksaan yang profesional dengan di landasi integritas moral yang tinggi untuk

mewujudkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta penghormatan Hak Asasi

Manusia.

2. Misi Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir

Mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai falsafah hidup

bangsa Indonesia terhadap usaha-usaha yang dapat menggoyahkan sendi-sendi

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

9
LAPORAN PRAKRIN 2018

Mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum, keadilan hukum dan

mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan, dan kesusilaan.

Wajib menggali nilai kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam

masyarakat.

Terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan antara lain turut

menciptakan kondisi dan prasarana yang mendukung dan mengamankan

pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan pancasila.

2.3 ADMINISTRASI PERKANTORAN

A. Definisi Manajemen Administrasi Perkantoran

Manajemen administrasi perkantoran merupakan bagian dari manajemen yang

memberikan informasi layanan bidang administrasi yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan secara efektif dan memberi dampak kelancaran pada bidang lainnya

B. Aspek – Aspek Manajemen Perkantoran

Dalam manajemen perkantoran terdapat berbagai fungsi yang meliputi rangkaian aktivitas

antara lain:

 Manajemen dan pengarahan


 Tata laksana/penyelenggaraan
 Pelaksana secara efisien
 Manajemen
 Pengawasan
 Pengendalian dan pengawasan
 Pengarahan dan pengawasan
 Pengarahan
10
LAPORAN PRAKRIN 2018

 Perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian

C. Tujuan Manajemen Perkantoran

Tujuan manajemen perkantoran menurut GR Terry dalam bukunya yang berjudul “Office

Management and Control”, yaitu:

 Memberikan semua keterangan yang lengkap dan diperlukan siapa saja, kapan dan
di mana hal itu diperlukan untuk pelaksanaan perusahaan secara efisien
 Memberikan catatan dan laporan yang cukup dengan biaya serendah-rendahnya.
 Membantu perusahaan memelihara persaingan.
 Memberikan pekerjaan ketatausahaan yang cermat
 Membuat catatan dengan biaya minimal

2.4 PENERAPAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA KANTOR KEJAKSAAN

NEGERI INDRAGIRI HILIR

A. PEMBUATAN SURAT DALAM INSTANSI


1. PENGERTIAN SURAT

Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan atau informasi


secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, baik atas nama sendiri, maupun
atas nama jabatannya dalam sebuah organisasi, instansi ataupun perusahaan. Informasi-
informasi ini dapat beberapa permintaan, laporan, pemikiran, saran-saran dan sebagainya.

2. PENGERTIAN SURAT MENYURAT


Surat menyurat adalah suatu kegiatan untuk mengadakan hubungan secara terus menerus
antara pihak yang satu kepada pihak yang lainnya. Dan dilaksanakan dengan saling
berkiriman surat. Kegiatan surat menyurat ini disebut juga dengan istilah lainnya yaitu
korespondensi. Jika hanya sepihak saja yang mengirimkan surat secara terus menerus
tanpa ada balasan atau tanggapan dari pihak lainnya hal ini tidak dapat dinamakan
kegiatan surat menyurat. Setiap kerja perorangan apalagi organisasi selalu membutuhkan
kerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuannya.

11
LAPORAN PRAKRIN 2018

Seperti telah dikatakan bahwa mengadakan hubungan dengan surat apalagi dalam sebuah

organisasi, instansi atau sebuah perusahaan untuk hal-hal yang tertentu memerlukan

persiapan-persiapan yang meliputi :

1. Persiapan pendiktean atau pengimlaan.

2. Penulisan steno dan pengetikannya.

3. Kertas-kertas dan alat-alat tulis.

4. Pengiriman surat.

5. Pengarsipan.

6. Pemakaian tenaga kerja manusia seperti juru tik, konseptor, ahli membuat surat dan

sebagainya.

Dengan demikian surat menyurat dalam sebuah organisasi mempunyai kaitan dengan

bidang-bidang kegiatan perkantoran lainnya yang menyangkut tata usaha. Kegiatan

perkantoran yang berhubungan dengan surat adalah :

1. Surat menyurat/korespondensi yaitu bagaimana mengonsep surat yang baik, membuat


surat yang baik dan juga memperbaiki surat.
2. Pengetikan/typing yaitu bagaimana mengetik konsep surat yang sebaik-baiknya,
sehingga, menjadi surat yang siap untuk dikirimkan.
3. Pengurusan surat/mail handing yaitu bagaimana menangani surat-surat yang masuk
dan keluar yang sebaik-baiknya dengan prosedur yang efektif dan efisien.
4. Kearsipan/fiking yaitu bagaimana menyimpan dan menemukan kembali surat atau

warkat dengan cepat dan tepat setiap saat diperlukan menurut sistem tertentu.

Surat menyurat seperti pekerjaan perkantoran lainnya, merupakan tugas-tugas pokok

organisasi, korespondensi atau surat menyurat merupakan kegiatan staff atau servise staff,

12
LAPORAN PRAKRIN 2018

tetapi kegiatan surat menyurat hampir melibatkan seluruh pejabat organisasi. Dengan

demikian yang perlu mengerti surat adalah :

1. Seluruh pejabat atau pegawai baik dalam organisasi swasta, maupun instansi
pemerintah maupun perusahaan.
2. Pejabat staff maupun pejabat lini terlibat dalam pemeriksaan surat, seperti surat-surat
yang dikirimkan keluar Negeri dari suatu organisasi, konssepnya selalu dibuat oleh
pejabat lini sesuai dengan tugasnya masing-masing.
3. Para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam hal surat-surat tertentu, karena
sesuatu alasan terpaksa membuat surat sendiri
Sedangkan yang perlu menguasai surat adalah :

a. Koresponden, para ahli pembuat surat dalam berbagai bahasa dan memeriksa konsep-
konsep surat.
b. Para konseptor, pembuat dan pengonsep surat.
c. Sekretaris, apakah dia sebagai sekretaris pejabat maupun sekretaris organisasi atau unit
organisasi.
d. Juru tik, harus menguasai tehnik pengetikannya, terutama menguasai bentuk-bentuk
surat.

3. TUJUAN PENULISAN SURAT.


Setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang atau organisasi pasti mempunyai

tujuan, demikian juga penulisan surat mempunyai tujuan-tujuan tertentu, diantaranya :

1. Ingin menyampaikan warta atau informasi kepada pihak lain.


2. Ingin mendapat balasan atau tanggapan dari penerima atau pihak yang dikirim tentang
informasi yang disampaikan tersebut.
3. Memperlancar arus informasi, sehingga informasi yang diterima jelas dan tidak salah
tanggap.
Pada umumnya, pengirim surat menginginkan dari pembaca surat adalah hal-hal sebagai

berikut :

a. Pembaca atau penerima surat, percaya tentang hal atau masalah yang ditulis.
13
LAPORAN PRAKRIN 2018

b. Pembaca mau menerima pandangan-pandangan, gagasan dan keputusan-keputusan


dari pengirim.
c. Pembaca membalas surat dan meminta informasi lebih lanjut.
d. Pembaca memberi penjelasan atau informasi kepada pengirim.
e. Pembaca memenuhi segala permintaan kita atau pengirim.
f. Pembaca atau penerima dapat memahami segala pengaduan pengirim.
g. Pembaca selalu ingin mengadakan komunikasi dan menjadi relasi kita.

4. FUNGSI SURAT
A. Surat sebagai duta atau wakil atau utusan dari organisasi.
B. Surat sebagai alat pengingat.
C. Surat sebagai dokumen historis.
D. Jaminan keamanan, umpama surat keterangan jalan, ktp, dan sebagainya.
E. Sebagai pedoman atau pegangan untuk melaksanakan sesuatu,
F. Surat sebagai media komunikasi.
G. Surat sebagai alat bukti tertulis.
H. Surat sebagai otak tata usaha
I. Surat sebagai barometer kemajuan kantor.

5. PENGARSIPAN
Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan,

pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat

menurut sistem tertentu.

Saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut

tidak bernilai guna lagi, maka harus dimusnahkan.

Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu

sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi. Mengingat arti

pentingnya pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan.

Hal ini terbukti dengan diperlukannya beberapa peraturan perundangan yang mengatur

tentang kearsipan Nasional.

Adapun keunggulan dan fungsi yang dapat dilihat dari sistem penanganan

kearsipan setiap organisasi, yaitu:

14
LAPORAN PRAKRIN 2018

1. Aktifitas kantor/organisasi akan berjalan dengan lancar.

2. Dapat dijadikan bukti-bukti tertulis apabila terjadi masalah.

3. Dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi secara tertulis

4. Dapat dijadikan bahan dokumentasi

5. Dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya

6. Sebagai alat pengingat

7. Sebagai alat penyimpanan warkat

8. Sebagai alat bantu perpustakaan diorganisasi apabila memiliki perpustakaan

9. Merupakan bantuan yang berguna bagi pimpinan dalam menentukan

kebijaksanaan organisasi

Kearsipan berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting

mengenai kemajuan organisasi.

Sistem Pengelolaan Kearsipan Yang Sesuai

Dalam perkembangan dan kemajuan manajemen administrasi kantor sekarang ini

hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuai tergantung kepada warkat/dokumen. Baik itu

didunia perusahaan pemerintahan atau swasta. Warkat dianggap sangat berperan penting

dalam proses kegiatan organisasi.

Dan sistem yang sering dan masih berlaku di instansi-instansi diantaranya:

 Sistem sentralisasi merupakan kearsipan dimana semua surat perusahaan

disimpan dalam satu ruangan bukan dalam kantor terpisah.

 Sistem desentralisasi adalah sistem kearsipan yang dalam pelaksanaannya tidak

dipusatkan pada satu unit kerja, karena masig-masing unit pengolah menyimpan arsipnya.

15
LAPORAN PRAKRIN 2018

Dari segi pengelolaan arsip/filling yang berfungsi sebagai inti dari sebuah kegiatan

setiap organisasi dan berguna membantu bagi pimpinan untuk menentukan kebijaksanaan.

Perusahaan/organissasi kearsipan berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-

warkat

penting mengenai kemajuan sistem perusahaan.

Filling adalah salah satu kegiatan pokok galam bidang kearsipan. Filling dapat

diartikan suatu proses penciptaan. Pengumpulan, pemeliharaan, pengaturan, pengawasan,

penyusunan dan penyimpanan. Cara atau metode yang sistematis sehingga warkat tersebut

dengan mudah cepat dan tepat dapat ditemukan kembali apabila sewaktu-waktu

dibutuhkan.

Sistem penyimpanan yang sesuai diantaranya:

a) Sistem abjad merupakan suatu sistem dan penemuan kembali warkat-warkat


berdasarkan abjad
b) Sistem masalah merupakan suati sistem penemuan dan penyimpanan kembali
menurut isi pokok atau perihal surat.
c) Sistem nomor merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder
d) Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari,
bulan/tahun tanggal dijadikan kode surat.
e) Sistem Wilayah merupakan menyimpanan berdasarkan daerah/wilayah surat
yang diterima.
Filling sistem suatu rangkaian kerja yang teratur agar dapat dijadikan untuk

penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat dan tepat ditemukan.

Banyak istilah yang digunakan para ahli dalam membahas filling sistem seperti sistem

kearsipan, manajemen kearsipan, record manajemen dan lain lain.

16
LAPORAN PRAKRIN 2018

Menurut asrip nasional, filling / memfile adalah cara mengatur dan menata berkas

dalam susunan yang sistematis dan menurut Ensiklopedia Administrasi; Filling adalah

suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan warkat-warkat secara sistematis

sehingga bilamana diperlukan lagi, warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali secara

tepat.

17
LAPORAN PRAKRIN 2018

BAB III

TEMUAN

3.1 KETERLAKSANAAN

Belajar di sekolah dan di kantor sangatlah berbeda. Disekolah siswa dan siswi hanya

belajar teori sedangkan dikantor langsung praktek yaitu belajar sambil bekerja. Di instansi

Kejaksaan Negeri Tembilahan, siswa dan siswi bisa menerapkan apa yang di pelajari disekolah

diterapkan dikantor Kejaksaan Negeri Tembilahan. Contohnya Seperti Mengarsip Surat. Cara

Kerjanya Seperti disekolah yaitu menyimpan salinan penciptaan, penerimaan, pengumpulan,

pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem

tertentu agar saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan.

3.2 Faktor Pendukung

Seperti kita ketahui setiap instansi mempunyai faktor-faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Begitu juga dengan instansi

Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir. Faktor-faktor pendukungnya antara lain sebagai berikut :

 Pegawai dan Tenaga Bantu yang disiplin serta etos kerja yang tinggi.

 Kebersihan kantor yang membuat suasana nyaman dalam bekerja.

 Ketersedian sarana dan prasarana dalam menunjang pekerjaan.

 Sistem administrasi yang rapi sehingga memudahkan dalam peroses pengimputan

data.

 Tersedianya akses internet.

Faktor-faktor diatas dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga sinergi yang baik pun

dapat terjalin antara Pimpinan dan anggota/pegawai pada kantor Kejaksaan Negeri Indragiri

18
LAPORAN PRAKRIN 2018

Hilir dan kesadaran dari setiap pegawai untuk selalu mengamalkan Trikrama Adhyaksa

(Satya Adhi Wicaksana) sebagai doktrin Kejaksaan.

3.3 Faktor Penghambat

Adapun faktor-faktor penghambat yang dihadapi Kantor Kejaksaan Negeri Indragiri

Hilir dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya adalah :

 Kurangnya pegawai atau tenaga kerja, sehingga ada pegawai yang bekerja tidak

dibidangnya dan pegawai yang bekerja pada bidangnya merangkap pekerjaan pada

bidang lain.

 Kurangnya Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan lebih dibindang Teknik

Komputer dan Jaringan.

3.4 Manfaat Yang Dirasakan Saat Prakerin

Banyak manfaat yang penulis rasakan saat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di

Kantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir diantaranya :

 Dapat mengetahui sistem dan cara kerja Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir.
 Menambah ilmu pengetahuan dibidang hukum
 Menambah wawasan
 Menambah pergaulan
 Dapat merasakan dunia kerja yang sesungguhnya
 Menjadi mandiri dan disiplin
 Dan menambah banyak pengalaman

19
LAPORAN PRAKRIN 2018

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.

berkat rahmat dan dan hidayah-Nya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) ini dengan lancar. Kegiatan PRAKERIN ini dapat menambah motivasi diri

untuk lebih bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu untuk mencapai masa depan yang

lebih baik.

Dengan adanya kegiatan PRAKERIN siswa-siswi SMK dituntut untuk mempunyai

sikap mandiri, dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga siswa-siswi diharapkan

dapat memiliki keterampilan serta wawasan.

Selain itu PRAKERIN merupakan kegiatan Parktek diluar jam sekolah yang

bekerjasama dengan masyarakat atau instansi, sehingga siswa-siswi mampu bergaul dan

bekerjasama dengan masyarakat luar. PRAKERIN dapat menunjang siswa-siswi untuk

menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan professional dalam bidangnya yang mampu

memenuhi pasar nasional atau bahkan internasional. Dengan begitu siswa-siswi akan

memiliki sikap yang akan menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan

dapat mengamalkan apa yang telah diperolehnya, dalam kehidupan sehari-hari. Adapun

kesimpulan mengenai tempat PRAKERIN ini adalah :

1. Lembaga Kejaksaan ini menjadi tempat yang baik untuk mengajarkan siswa-siswi

untuk berinteraksi dan mengembangkan wawasan khususnya dibidang hukum.

20
LAPORAN PRAKRIN 2018

2. Tersedianya beberapa penunjang yang ada guna mendukung para siswa-siswi seperti

komputer dan alat-alat kelengkapan kantor lain sehingga para siswa-siswi dapat belajar

dan memperaktekkan sesuai dengan bidang dan keilmuannya.

Selama melakukan Praktek Kerja Langsung (PKL) pada kantor Kejaksaan Negeri

Indragiri Hilir penulis dibagian Pidana Khusus (Pidsus), penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

 Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan pada bulan 15Januari s/d 28

April 2018 memberikan pelajaran dan pengalaman yang bermanfaat, khususnya

mempersiapkan diri untuk terjun ke Dunia Kerja.

 Pada Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan pada bulan 15 Januari s/d

28 April 2018 ini, penulis ditempatkan di kantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir pada

bagian Kasubag Pembinaan, penulis mendapatkan banyak pengalaman dan dapat

mengetahui cara kerja dikantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir terutama di bagian

Pidana Khusus.

 Penulis dapat mengerti cara-cara kerja pada kantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir.

 Dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) penulis diberikan petunjuk

tersebut agar penulis bisa melaksanakan pekerjaan dengan tanggung jawab.

 Penulis dapat memahami bagaimana turun langsung ke lapangan kerja.

4.2 Saran

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan mulai pada bulan

Juli s/d pertengahan bulan November, sangat banyak memberi pelajaran dan pengalaman

berharga bagi penulis dalam mempersiapkan diri untuk dapat terjun langsung ke Dunia

Kerja. Dalam kesempatan ini, penulis ingin memberi saran yang mungkin bisa bermanfaat

21
LAPORAN PRAKRIN 2018

bagi siswa-siswi yang akan terjun ke Dunia Kerja pada masa yang akan datang dan bagi

pegawai kantor Kejaksaan Negeri Indragiri Hilir.

Kami telah melaksanakan kegiatan PRAKERIN selama kurang lebih 4 bulan. Kami

merasakan apa yang terjadi jika seandainya kita menjadi tenaga kerja yang pastinya

bekerjasama dengan orang lain. Maka dari itu, untuk kedepannya kami menyarankan :

1) Kegiatan PRAKERIN lebih diperhatikan dalam arti pembimbing lebih memonitoring

para siswa-siswinya.

2) Diberikan hukuman bagi peserta PRAKERIN yang melanggar aturan instansi dan

atauran sekolah.

3) Menempatkan ke perusahaan yang lebih sesuai dengan kompetensi/keahlian para

siswa.

4) Meminimalkan tugas-tugas dari sekolah kepada siswa-siswi yang sedang

melaksanakan PRAKERIN.

Akhir kata kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kami harap laporan ini

bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi siswa-siswi SMK Negeri 1

Tembilahan. Saya sebagai penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menunggu kritik dan saran yang membangun dari rekan pembaca,

demi keberhasilan dan kemajuan penulis dalam penulisan laporan di masa yang akan datang

22
LAPORAN PRAKRIN 2018

LAMPIRAN

RUANGAN KEPALA KASSUBAG PEMBINAAN

23
LAPORAN PRAKRIN 2018

KANTOR KEJAKSAAN
NEGE RI INDRAGIRI HILIR

24
LAPORAN PRAKRIN 2018

Membantu Meregister Mengarsip Surat


Surat Masuk

Membantu Saat Dosir Membantu Mencari


Pegawai Dibutuhkan Berkas Yang Dibutuhkan

25

You might also like