Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK

MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA


JENIS KEDUA

Edo Nugraha Putra

Mahasiswa Program Studi S1 Matematika


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293

edonugraha23@gmail.com

ABSTRACT

This article discusses the differential transform method based on a Taylor


expansion of the kernel on the Volterra integral equation of the second kind.
This method can only be applied to the Volterra integral equation of the
second kind having kernel k(x−t). By comparing the approximated solution
to the exact solution through an example, it concludes that the solution
obtained using the differential transform method has fast convergence rate to
the exact solution.
Keywords: Volterra integral equation, Differential transform method, Taylor’s
theorem

ABSTRAK

Artikel ini membahas metode transformasi diferensial yang didasarkan


pada ekspansi Taylor dengan kernel dari persamaan integral Volterra
jenis kedua. Metode ini hanya dapat diterapkan pada persamaan integral
Volterra jenis kedua yang memiliki kernel k(x − t). Berdasarkan perbandingan
kedekatan solusi aproksimasi ke solusi eksak melalui sebuah contoh, terlihat
bahwa solusi yang diperoleh dengan menggunakan metode transformasi
diferensial memiliki tingkat kekonvergenan yang cepat terhadap solusi eksaknya.
Kata kunci: Persamaan integral Volterra, metode transformasi diferensial,
teorema Taylor

1. PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan di dunia yang


banyak diterapkan dalam berbagai bidang ilmu. Banyak diantara
permasalahan yang muncul dapat diselesaikan secara matematis. Salah satu

1
permasalahan yang muncul adalah persamaan integral Volterra linear dan
nonlinear jenis kedua dengan kernel k(x − t).
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menyelesaikan per-
samaan integral Volterra linear dan nonliear dengan kernel k(x−t), diantaranya
metode transformasi Laplace yang dijelaskan oleh Wazwaz [7, h.111] dan metode
homotopy perturbasi yang dijelaskan oleh Biazar dan Ghazvini [3]. Namun
dengan proses yang rumit, penulis tertarik menggunakan metode transformasi
diferensial yang dijelaskan oleh Biazar et al. [1] untuk menyelesaikan per-
samaan integral Volterra linear dan nonlinear jenis kedua dengan kernel k(x−t)
menggunakan teknik efisiensi.
Artikel ini merupakan review dari artikel yang ditulis oleh Seihe et. al. [6]
yang berjudul ”‘Numerical method for solving a kind of Volterra integral
equation using differential transform method ”’. Pembahasan dimulai di bagian
dua dengan menjelaskan metode transformasi diferensial. Selanjutnya di bagian
tiga dibahas tentang metode transformasi diferensial untuk menyelesaikan
persamaan integral Volterra jenis kedua dengan kernel k(x − t), kemudian di
bagian empat menyelesaikan persamaan integral Volterra jenis kedua dengan
kernel k(x − t) dari beberapa contoh soal.

2. METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL


Gubes et al. [4] menjelaskan, metode transformasi diferensial merupakan
metode numerik berdasarkan perluasan dari deret Taylor. Metode ini mencoba
untuk menemukan koefisien dari perluasan deret fungsi yang tidak diketahui
dengan menggunakan data awal pada masalah.

Definisi 1 [4] Transformasi diferensial satu dimensi dari fungsi f (x) untuk
titik x = x0 didefinisikan sebagai berikut:
[ ]
1 dk f (x)
F (k) = , k = 0, 1, 2, . . . , (1)
k! dxk x=x0

dengan f (x) adalah fungsi dan F (k) adalah transformasi dari fungsi tersebut.

Definisi 2 [4] Inverse transfromasi diferensial dari fungsi F (k) didefinisikan


sebagai berikut:


f (x) = F (k)(x − t)k . (2)
k=0

Dengan mensubstitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan (2), diperoleh

∑∞ [ ]
1 dk f (x)
f (x) = k
(x − t)k . (3)
k=0
k! dx x=x0

Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa konsep transformasi diferensial


berasal dari perluasan deret Taylor, tapi metode transformasi diferensial

2
tidak mengevaluasi turunan secara simbolis. Namun, turunannya dihitung
dengan cara berulang-ulang yang dapat dilihat pada persamaan (1). Dalam
pengaplikasiannya, fungsi f (x) pada persamaan (2) dinyatakan ke dalam deret
yang terbatas, sehingga dapat ditulis menjadi

n
f (x) = F (k)(x − t)k . (4)
k=0

Jika t = 0, maka persamaan (4) menjadi


n
f (x) = F (k)xk . (5)
k=0

Dalam teorema berikut, diperoleh transformasi diferensial untuk dua jenis


perkalian fungsi nilai tunggal. Hasil tersebut sangat berguna dalam
pendekatan untuk menyelesaikan persamaan integral.

Teorema 3 [6] Jika U (k) dan G(k) adalah transformasi diferensial dari fungsi
u(x) dan g(x), maka
(a) jika f (x) = xn , maka
{
1, jika k = n
F (k) = δ(k − n) → (6)
0, jika k ̸= n,
∫x
(b) jika f (x) = x0
g(t)dt, maka

G(k − 1)
F (k) = , F (0) = 0, (7)
k
dn u(x)
(c) jika f (x) = dxn
, maka

F (k) = (k + 1)(k + 2) · · · (k + n)U (k + n), (8)


∫x
(d) jika f (x) = x0
u1 (t)u2 (t) · · · un (t)dt, maka

1 ∑ ∑ ∑
kn kn−1 k2
F (k) = ··· U1 (k1 )U2 (k2 −k1) · · · Un (kn −kn−1 −1), F (0) = 0.
k k =0 k =0 k =0
n−1 n−2 1

(9)
Bukti: Lihat Odibat [5].

3
3. METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK
MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA
JENIS KEDUA

Pada bagian ini dibahas metode transformasi diferensial untuk menyelesaikan


persamaan integra Volterra linear dan nonlinear jenis kedua dengan kernel
k(x − t). Diberikan bentuk persamaan integral Volterra linear jenis kedua
dengan kernel k(x − t) sebagai berikut:
∫ x
u(x) = f (x) + k(x − t)u(t)dt, (10)
0

dengan f (x) merupakan fungsi bernilai real, k(x − t) adalah kernel dan u(x)
adalah fungsi yang tidak diketahui. Adapun bentuk persamaan integral Volterra
nonlinear jenis kedua dengan kernel k(x − t) adalah sebagai berikut:
∫ x
u(x) = f (x) + k(x − t)(F (u(t)))dt, (11)
0

dengan f (x) merupakan fungsi bernilai real, k(x − t) adalah kernel, F (u(t))
adalah fungsi nonlinear dari u(x) dan u(x) adalah fungsi yang tidak diketahui.
Pada modifikasi metode transformasi diferensial diberikan kernel k(x − t)
yang diekspansikan ke dalam bentuk deret Taylor, dengan memisalkan
(x − t) = v dan (x0 − t0 ) = v0 diperoleh

(v − v0 )2 (v − v0 )3
k(v) = k(v0 ) + k ′ (v0 )(v − v0 ) + k ′′ (v0 ) + k ′′′ (v0 ) + · · · . (12)
2! 3!
Dengan mensubstitusikan persamaan (12) ke dalam persamaan (10), diperoleh
∫ x ∫ x
u(x) = f (x) + k(v0 )u(t)dt + k ′ (v0 )(v − v0 )u(t)dt
∫0 x 0
∫ x
′′ (v − v )2
(v − v0 )3
k ′′′ (v0 )
0
+ k (v0 ) u(t)dt + u(t)dt + · · · .
0 2! 0 3!
(13)

Persamaan (13) dapat diubah ke dalam bentuk u(x) = u0 (x) + u1 (x) + · · · +


un (x), untuk u0 (x) dan u1 (x) dapat ditulis ke dalam bentuk sebagai berikut:

u0 (x) = f (x), (14)


∫ x
u1 (x) = k(v0 )u(t)dt, (15)
0

4
sedangkan untuk u2 (x), u3 (x), . . . , un (x) ditulis ke dalam bentuk sebagai berikut:
∫x 
u2 (x) = 0 k ′ (v0 )(v − v0 )u(t)dt,  
∫x 2
u3 (x) = 0 k ′′ (v0 ) (v−v 0)
u(t)dt, (16)
.. ..
2!


. = ..

Dengan menggunakan turunan pada persamaan (16) diperoleh


∫x ′ 
du2 (x)
= dx d
k (v0 )(v − v0 )u(t)dt,  
dx
d2 u3 (x) d2
∫ x ′′
0
(v−v0 )2
= k (v 0 ) u(t)dt, (17)
dx2
..
dx2 0
..
2!


. = ..

Selanjutnya dengan menggunakan metode transformasi diferensial pada


persamaan (14), (15) dan (17) diperoleh U0 (k), U1 (k), U2 (k), . . . , Un (k) yang
merupakan transformasi diferensial dari u0 (x), u1 (x), u2 (x), . . . , un (x). Sehingga
transformasi dari persamaan (13) dapat ditulis ke dalam bentuk sebagai berikut:

U (k) = U0 (k) + U1 (k) + U2 (k) + · · · + Un (k),


∑n
U (k) = Ui (k), (18)
i=0

dengan U (k) merupakan transformasi diferensial dari u(x). Sehingga untuk


mendapatkan solusi dari persamaan (10) dan persamaan (11), persamaan (5)
pada metode transformasi diferensial dapat ditulis menjadi

n

u(x) = U (k)xk , n = 0, 1, 2, . . . , (19)
k=0

dengan u(x)∗ merupakan solusi dari persamaan integral Volterra linear dan
nonlinear jenis kedua dengan kernel k(x − t).

4. CONTOH NUMERIK

Pada bagian ini diaplikasikan metode transformasi diferensial pada dua buah
contoh untuk memperlihatkan efisiensi solusi numerik metode transformasi
diferensial.

Contoh 1 Selesaikan persamaan integral Volterra linear jenis kedua dengan


kernel k(x − t) berikut:
∫ x
u(x) = x + (x − t)u(t)dt, (20)
0
u(0) = 0,

5
dengan menggunakan metode transformasi diferensial dan solusi eksak
u(x) = sinh(x).

Solusi. Dengan menurunankan persamaan (20) terhadap x, diperoleh


∫ x
du(x)
=1+ u(t)dt, (21)
dx 0

dengan menggunakan persamaan (6), (7) dan (8) pada Teorema 3, diperoleh
transformasi diferensial dari persamaan (21) sebagai berikut:

U (k − 1)
(k + 1)U (k + 1) = δ(k) + , dengan k ≥ 0, (22)
k
dengan mensubstitusikan k = 0, 1, 2, . . . pada persamaan (22), diperoleh

U (0) = 0,
U (1) = 1,
U (2) = 0,
1
U (3) = ,
3!
U (4) = 0,
1
U (5) = ,
5!
.. ..
. = ..

Berdasarkan persamaan (19), solusi dari persamaan (20) adalah


1 3 1 5
u(x)∗ = x + x + x + ··· ,
3! 5!
atau dapat ditulis
u(x)∗ ≈ sinh(x).
Perbandingan solusi eksak dan solusi numerik untuk Contoh 1 dapat
dilihat pada Tabel 1.

6
Tabel 1: Perbandingan solusi eksak dan solusi numerik Contoh 1

x ueksak u(x)∗ error


0 0 0 0
0.1 0.1001667500 0.1001667500 0
0.2 0.2013360025 0.2013360025 0
0.3 0.3045202935 0.3045202934 0.0000000001
0.4 0.4107523258 0.4107523251 0.0000000007
0.5 0.5210953055 0.5210953001 0.0000000054
0.6 0.6366535822 0.6366535543 0.0000000279
0.7 0.7585837018 0.7585835901 0.0000001117
0.8 0.8881059823 0.8881056102 0.0000003721
0.9 1.026516726 1.026515650 0.000001076
1 1.175201194 1.175198413 0.000782936

Dari Tabel 1 terlihat bahwa error dari solusi yang diperoleh dengan
menggunakan metode transformasi diferensial cukup kecil yang menunjukkan
bahwa solusi numeriknya mendekati solusi eksak.

Contoh 2 Selesaikan persamaan integral Volterra nonlinear jenis kedua dengan


kernel k(x − t) berikut:
∫ x
u(x) = x + sinh(x − t)u3 (t)dt, (23)
0
dengan menggunakan metode transformasi diferensial dan solusi eksak
1 5
u(x) = x + 20 1
x + 840 x7 + · · · .
Solusi. Dengan mengekspansikan kernel sinh(x − t) ke dalam deret Taylor,
diperoleh

(x − t)3 (x − t)5 (x − t)7


sinh(x − t) = (x − t) + + + + ··· ,
3! 5! 7!
(x − t)3
sinh(x − t) ≈ (x − t) + . (24)
3!
Dengan mensubstitusikan persamaan (24) ke dalam persamaan (23)
diperoleh
∫ x ∫ x
(x − t)3 3
u(x) = x + (x − t)u (t)dt +
3
u (t)dt, (25)
0 0 3!

persamaan (25) dapat diubah ke dalam bentuk u(x) = u0 (x)+u1 (x)+u2 (x),

7
sehingga dapat ditulis ke dalam bentuk sebagai berikut:

u0 (x) = x, (26)
∫ x
u1 (x) = (x − t)u3 (t)dt,
∫0 x
(x − t)3 3
u2 (x) = u (t)dt.
0 3!

Selanjutnya u1 (x) dan u2 (x) diturunkan terhadap x, diperoleh


untuk u1 (x), ∫ x
du1 (x)
= u3 (t)dt, (27)
dx 0

untuk u2 (x), ∫ x
d3 u2 (x)
= u3 (t)dt. (28)
dx3 0

Berdasarkan persamaan (6), (8) dan (9) pada Teorema 3, transformasi


diferensial dari persamaan (26), (27) dan (28) adalah sebagai berikut:
untuk persamaan (26), transformasi diferensialnya adalah

U0 (k) = δ(k − 1), dengan k ≥ 0, (29)

dengan mensubstitusikan k = 0, 1, 2, . . . ke dalam persamaan (29), diperoleh

U0 (0) = 0,
U0 (1) = 1,
U0 (2) = 0,
.. ..
. = ..

Untuk persamaan (27), transformasi diferensialnya adalah


k−1 ∑
k1
U (l)U (k1 − l)U (k − k1 − 1)
(k + 1)U1 (k + 1) = , dengan k ≥ 0, (30)
k1 =0 l=0
k

dengan mensubstitusikan k = 0, 1, 2, . . . ke dalam persamaan (30), diperoleh

U1 (0) = 0,
.. ..
.=.
U1 (4) = 0,
1
U1 (5) = ,
20
.. ..
. = ..

8
Untuk persamaan (28), transformasi diferensialnya adalah
k−1 ∑
∑ k1
U (l)U (k1 − l)U (k − k1 − 1)
(k + 1)(k + 2)(k + 3)U2 (k + 3) = , (31)
k1 =0 l=0
k
dengan k ≥ 0.

Dengan mensubstitusikan k = 0, 1, 2, . . . ke dalam persamaan (31), diperoleh

U2 (0) = 0,
.. ..
.=.
U2 (6) = 0,
1
U2 (7) = ,
840
.. ..
. = ..

Dari persamaan (18), transformasi diferensial untuk persamaan (23) adalah


n
U (k) = Ui (k),
i=0

kemudian dengan mensubstitusikan k = 0, 1, 2, . . . pada persamaan U (k),


diperoleh

U (0) = 0,
U (1) = 1,
U (2) = 0,
U (3) = 0,
U (4) = 0,
1
U (5) = ,
20
U (6) = 0,
1
U (7) = ,
840
.. ..
. = ..

Berdasarkan persamaan (19) pada metode transformasi diferensial, solusi


dari persamaan (23) adalah
1 5 1 7
u(x)∗ = x + x + x + ··· .
20 840
Perbandingan solusi eksak dan solusi numerik untuk Contoh 2 dapat

9
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2: Perbandingan solusi eksak dan solusi numerik Contoh 2

x ueksak u(x)∗ error


0 0 0 0
0.1 0.1000005001 0.1000005001 0
0.2 0.2000160152 0.2000160152 0
0.3 0.3001217604 0.3001217604 0
0.4 0.4005139505 0.4005139505 0
0.5 0.5015718006 0.5015718006 0
0.6 0.6039213257 0.6039213257 0
0.7 0.7085015408 0.7085015408 0
0.8 0.8166336610 0.8166336610 0
0.9 0.9300939011 0.9300939011 0
1 1.0511904762 1.0511904762 0

Dari Tabel 2 terlihat bahwa solusi yang diperoleh dengan menggunakan


metode transformasi diferensial tidak memiliki error dari solusi eksaknya.
Dalam penyelesaian persamaan integral Volterra nonlinear jenis kedua dengan
kernel k(x − t), metode transformasi diferensial sangat baik digunakan
untuk mencari solusi karena memiliki kekonvergenan yang sangat cepat
terhadap solusi eksaknya.
Dari Contoh 1 dan Contoh 2 terlihat bahwa proses modifikasi yang di-
lakukan adalah dengan cara membentuk kernel k(x − t) ke dalam deret Taylor
dan membuat persamaan integral Volterra linear dan nonlinear jenis kedua
dengan kernel k(x − t) menjadi lebih sederhana dengan menggunakan metode
transformasi diferensial yang tidak memerlukan perhitungan yang sulit.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat


disimpulkan bahwa metode transformasi diferensial berhasil diterapkan
untuk mencari atau menemukan solusi dari persamaan integral Volterra
linear dan nonlinear jenis kedua dengan kernel k(x − t). Pada persamaan
integral Volterra linear jenis kedua dengan kernel k(x − t), solusi yang
diperoleh dengan menggunakan metode transformasi diferensial memiliki
error yang sangat kecil dibandingkan dengan solusi eksaknya, langkah-
langkah pengerjaannya juga cukup sederhana. Sedangkan pada persamaan
integral Volterra nonlinear dengan kernel k(x − t), solusi yang diperoleh
menggunakan metode transformasi diferensial tidak memiliki error apabila
dibandingkan dengan solusi eksaknya, langkah-langkah pengerjaannya juga
cukup sederhana dan tidak memerlukan perhitungan yang sulit. Sehingga

10
dapat disimpulkan bahwa metode transformasi diferensial sangat efisien dalam
mencari solusi dari persamaan integral Volterra linear dan nonlinear jenis
kedua dengan kernel k(x − t).

Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu


Dr. Leli Deswita, M.Si. yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] J. Biazar, M. Eslami dan M. R. Islam, Differential transform method for
special systems of integral equations, Journal of King Saud University
Science, 24 (2012), 211-214.

[2] R. G. Bartle dan R. D. Sherbert, Introduction to Real Analysis, Fourth


Edition, John Wiley dan Sons, New York, 2011.

[3] J. Biazar dan H. Ghazvini, He’s homotopy pertubation method for solving
system of Volterra integral equation of the second kind, Chaos, Solitons
and Fractals, 39 (2009), 770-777.

[4] M. Gubes, H. A. Peker dan G. Oturanc, Application of differential


transform method for El Nino Southern Oscillation model with compared
adomian decomposition and varitional iteration methods, Journal of
Mathematics and Computer Science, 15 (2015), 167-178.

[5] Z. M. Odibat, Differential transform method for solving Volterra integral


equation with separable kernels, Mathematical and Computer Modelling,
48 (2008), 1144-1149.

[6] H. Seihe, M. Alavi dan F. Ghadami, Numerical method for solving a kind
of Volterra integral equation using differential transform method, Journal
of Mathematics and Computer Science, 6 (2013), 220-229.

[7] A. M. Wazwaz, Linear and Nonlinear Integral Equations: Methods and


Applications, Higher Education Press, Beijing, 2011.

11

You might also like