Professional Documents
Culture Documents
Tugas Laporan Kasus Oa Genu
Tugas Laporan Kasus Oa Genu
1. Cane (tongkat tangan). Berguna pada penderita OA lutut yang yang kelebihan
berat badan. Digunakan di tangan sisi berlawanan dari lutut yang terkena.
2. Brace lutut (dekker lutut). Ada dua macam brace lutut. Yang berfungsi
mengurangi tekanan pada sendi lutut dan yang berfungsi memperbaiki posisi
tulang tempurung lutut.
3. Bantalan kaki khusus (lateral heel wedge) untuk mengurangi tekanan sendi
lutut.
4. Plester kinesiotaping. Plester ini digunakan untuk memperbaiki posisi tulang
tempurung lutut.
4. Kapan OA Genu dilakukan sepeda statis? Quadriceps setting
Latihan dengan sepeda statik dilakukan dengan setting lutut ekstensi saat pedal sepeda
berada di bawah. Tingkat beban diatur bertahap mulai dari minimal sampai sedang.
Latihan dilakukan 5 menit dengan beban ringan selama 2 hari, kemudian beban
dinaikkan dan waktu ditambah 5 menit. Setiap peningkatan level dilatih selama 3 hari
sampai waktu latihan 20-30 menit.
Latihan merupakan bagian penting dalam manajemen pasien dengan OA lutut.
Program latihan pada pasien OA harus disusun secara individual sesuai keadaan pasien.
Pada pasien dengan kelemahan otot yang signifikan dan berkurangnya gerakan sendi,
tujuan awal dari latihan adalah mengurangi impairmen, memperbaiki fungsi, dan
persiapan untuk aktivitas fisik. Pada pasien OA dengan kekuatan otot dan luas gerak
sendi (LGS) yang baik maka program latihan difokuskan pada perlindungan sendi dan
general conditioning.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menyusun program latihan untuk
penderita OA lutut, yaitu
a. Derajat penyakit dan alignment sendi
Derajat OA bisa mempengaruhi respon penderitanya terhadap latihan. Penelitian
Fransen dkk menunjukkan bahwa pasien dengan celah sendi lutut sisi medial yang
lebih sempit berespon kurang baik dibandingkan dengan pasien yang celah
sendinya lebih lebar. Pada pasien OA dengan genu varus maka akan terjadi
peningkatan beban di sisi medial lutut saat jalan cepat. Oleh karena itu perlu
dgunakan ortosis misalnya dengan lateral wedge, atau knee brace. Selain itu pada
kondisi inflamasi akut atau udema sendi yang signifikan, latihan harus ditunda
sampai inflamasi berkurang.
b. Nyeri
Nyeri merupakan gejala utama pada pasien OA yang sering menyebabkan pasien
membatasi aktivitasnya. Latihan penguatan dapat mengurangi keluhan nyeri pada
pasien OA. Pada tahap awal digunakan latihan penguatan otot isometrik karena
gerak sendi yang terbatas sehingga tidak menimbulkan nyeri. Selain itu sebelum
melakukan latihan aerobik harus dilakukan latihan pemanasan muskuloskletal dan
kardiovaskular serta latihan fleksibilitas. Latihan dilakukan sebatas gerakan bebas
nyeri serta harus menghindari postur dan gerakan yang meningkatkan nyeri dan
menibulkan udema. Pasien juga diajari untuk memonitor sendiri latihannya untuk
menghindari nyeri dan delayed onset muscle soreness.
c. Usia
Usia bukan merupakan kontraindikasi melakukan latihan. Guideline latihan sama
bisa diterapkan pada penderita usia lanjut dengan memperhatikan adanya resiko
fraktur dan ganguan keseimbangan.
d. Obesitas
Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya OA. Menurunkan berat badan
diketahui menurunkan gejala OA dan resiko terjadinya OA. Program penurunan
berat badan harus termasuk dalam program latihan pasien OA dengan obesitas.
Berjalan dengan kecepatan sedang, bersepeda, dan latihan di air merupakan latihan
yang aman dan bermanfaat untuk pasien OA lutut dan hip, termasuk pasien yang
obesitas/overweight.
5. Lachman Test
Posisi: Tidur terlentang (supine lying)
Action: Fleksi knee 30°, menjepit malleolus dengan elbow dan jari bertumpu tidak
dikaitkan pada tuberositas tibia.
Tugas Laporan Kasus
OSTEOARTHRITIS GENU
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Yenny Fitrizar