Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

1

Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat


Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan industri di

Indonesia, semakin banyak diversifikasi usaha telah dilakukan. Banyak

bahan mentah atau setengah jadi diolah menjadi produk setengah jadi atau

produk jadi, sehingga mengurangi ketergantungan kita pada produk impor.

Perkembangan teknologi dan industri tersebut menyebabkan

semakin meningkatnya kebutuhan produk metil metakrilat. Metil

Metakrilat dengan rumus molekul CH2=C(CH3)COOCH3 merupakan

senyawa turunan ester yang dapat digunakan dalam industri cat, industri

peralatan rumah tangga, industri komestik dan industri polimer.

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan metil

metakrilat adalah aseton sianohidrin, asam sulfat dan metanol.

Pada tahun 1983 metil metakrilat mulai diproduksi di Jepang oleh

group Mitsubishi melalui proses oksidasi isobutan yang dikembangkan

kembali pada tahun 1988 melalui proses aseton sianohidrin. Sampai saat

ini metil metakrilat sangat diperlukan untuk berbagai jenis bahan baku di

industri kimia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan metil metakrilat,

maka diperlukan pengembangan metode esterifikasi yang memungkinkan

produksi secara kontinyu dan efisien.

Bab I Pendahuluan
2
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Metil metakrilat adalah salah satu bentuk monomer dari acrylic

resin. Bahan kimia ini mudah menguap, mudah terbakar, beracun, pada

suhu kamar berupa cairan tak berwarna dan mempunyai rumus molekul

CH2 = C(CH3)COOC3 (BM = 100). Sedangkan karakteristik lainnya antara

lain mendidih pada temperatur 1010 C, larut dalam air dan beberapa

solvent organik lainnya.

Dengan berbagai sifat yang dimilikinya tersebut, aplikasi dari metil

metakrilat menjadi cukup luas. Di negara-negara maju seperti Amerika

Serikat, metil metakrilat banyak digunakan dalam industri pelapis kulit

(24%), industri kosmetik (21%), industri cat (18%), industri peralatan

rumah tangga (10%), industri polimer (8%) dan untuk industri lainnya

(19%). Namun di Indonesia metil metakrilat ini masih terbatas

penggunaannya pada industri plastik, industri jenis resin dan perekat dan

industri cat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik

(BPS) diketahui bahwa konsumsi metil metakrilat di Indonesia cenderung

terus meningkat setiap tahunnya dan sampai saat ini belum ada pabrik

yang dapat memproduksinya, sehingga seluruh kebutuhan metil metakrilat

di dalam negeri masih harus diimpor dari beberapa Negara di Asia, Eropa

dan Amerika.

1.2. Kapasitas Rancangan

Di dalam pemilihan kapasitas pabrik metil metakrilat ada beberapa

hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

Bab I Pendahuluan
3
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

1.2.1. Ketersediaan bahan baku

1.2.2. Kapasitas minimal

Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.2.1. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk industri metil metakrilat adalah

aseton sianohidrin, asam sulfat, dan methanol. Bahan baku berupa asam

sulfat dapat diperoleh dari PT Petrokimia Gresik (Jawa Timur) dan bahan

baku yang berupa metanol dapat diperoleh dari P.T. Medco Methanol

Bunyu, Kalimantan Timur, sedangkan bahan baku yang berupa aseton

sianohidrin diperoleh secara impor dari Mitshubishi Rayon Co,Ltd di

Jepang. Sedangkan area Gresik terletak dekat dengan pelabuhan, sehingga

akan mempermudah pengadaan bahan baku yang digunakan.

1.2.2. Kapasitas Minimal

Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik Metil

Metakrilat. Penentuan kapasitas pabrik metil metakrilat dengan pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

1. Kebutuhan/pemasaran produk

Kebutuhan metil metakrilat selama ini dipenuhi dari import. Import ini

didatangkan terutama dari Jepang, China dan Korea. Berdasarkan data

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, perkembangan import metil

metakrilat Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1.

Bab I Pendahuluan
4
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Tabel 1.1. Import Metil Metakrilat di Indonesia 1996-2003.

Tahun Berat(kg) Nilai ($)

1996 8.744.853 11.101.085

1997 9.508.409 12.456.679

1998 7.292.777 5.060.231

1999 11.175.944 8.961.800

2000 11.798.256 13.033.982

2001 11.802.208 13.408.629

2002 14.890.236 13.250.539

2003 15.411.280 16.234.332

Sumber : Biro Pusat Statistik

Grafik Import Metil Metakrilat di Indonesia

18000000

15500000

y = 1044342.012x - 2076833857.429
13000000
Kebutuhan

10500000

8000000

5500000

3000000

500000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Tahun

Gambar 1.1 Grafik Hubungan Kebutuhan Metil Metakrilat tiap tahun

Bab I Pendahuluan
5
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Kebutuhan metil Metakrilat di Indonesia diperkirakan meningkat

pada tahun 2008 mencapai 20.000 ton/tahun. Kebutuhan ASEAN pada

tahun 2004 sekitar 150 ribu ton dan pada tahun 2008 diperkirakan

mencapai 230 ribu ton. Berdasarkan research yang dilakukan oleh

Mitsubishi Rayon Co., Ltd, diperoleh bahwa produksi MMA di wilayh

ASEAN terbesar berada di Thailand dengan kapasitas 90.000 ton/tahun

(satu unit plant).

Dari Hydrocarbon Processing (2003), diperoleh data bahwa

kapasitas minimal yang sudah ada untuk pendirian pabrik metil metakrilat

adalah 20.000 ton/tahun yang berlokasi di Spanyol. Sedangkan kapasitas

terbesar sampai saat ini untuk pabrik tersebut adalah 430.000 ton/tahun

dengan lokasi pabrik di Deer Park, Texas.

Berdasarkan pada hal-hal tersebut diatas, maka dalam perancangan

pabrik metil metakrilat ini dipilih dengan kapasitas 100.000 ton/tahun dan

pabrik didirikan pada tahun 2008. Kapasitas rancangan ini ditetapkan

sebesar 100.000 ton/tahun dengan alasan agar dapat memenuhi kebutuhan

metil metakrilat dalam negeri (30%) dan ekspor (70%).

1.3. Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik dapat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam

persaingan maupun penentuan kelangsungan produksinya. Pemilihan lokasi

pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu :

Bab I Pendahuluan
6
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

1. Faktor primer

- letak pabrik terhadap pasar

- letak pabrik terhadap bahan baku

- transportasi

- tersedianya tenaga kerja

- tersedianya sumber air dan tenaga

2. Faktor sekunder

- harga tanah dan gedung

- kemungkinan perluasan pabrik

- tersedianya air yang cukup

- peraturan daerah setempat

- keadaan masyarakat setempat

- iklim

- keadaan tanah

Dengan pertimbangan-pertimbangan hal tersebut di atas maka lokasi

pabrik direncanakan didirikan di daerah Gresik, Jawa Timur.

Alasan pemilihan lokasi tersebut antara lain :

1. Ketersediaan bahan baku

Bahan baku pembuatan metil metakrilat adalah aseton sianohidrin, asam

sulfat, dan metanol. Aseton sianohidrin diperoleh dengan cara impor dari

Mitshubishi Rayon Co,Ltd di Jepang, asam Sulfat diperoleh dari PT

Petrokimia Gresik, sedangkan bahan baku metanol diperoleh dari P.T.

Medco Methanol Bunyu, Kalimantan Timur.

Bab I Pendahuluan
7
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

2. Tenaga kerja mudah didapatkan

Gresik merupakan kawasan industri yang sudah cukup mapan sehingga

mudah untuk mendapatkan tenaga kerja. Untuk mendapatkan tenaga

kerja ahli dapat didatangkan dari luar.

3. Kebutuhan air dapat terpenuhi

Air baku pabrik diambil dari air sungai.

4. Sumber tenaga dan bahan bakar

Kebutuhan listrik didapatkan dari PLN dan generator sebagai cadangan

apabila listrik dari PLN mengalami gangguan, dimana bahan bakarnya

diperoleh dari Pertamina.

5. Sarana Transportasi

Tersedianya jalan raya dan pelabuhan memudahkan dalam distribusi

produk baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk tujuan eksport.

6. Kondisi geografis

Selama ini kondisi alam Gresik cukup stabil, aman dari bahaya tanah

longsor dan banjir. Iklim di Gresik seperti halnya di Indonesia pada

umumnya, kondisi iklim tidak begitu berpengaruh terhadap jalannya

operasi pabrik.

7. Faktor-faktor lain

Gresik merupakan kawasan industri yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah sehingga hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan

proses produksi suatu pabrik telah tersedia dengan baik seperti sarana

Bab I Pendahuluan
8
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

transportasi, energi, keamanan lingkungan, faktor sosial, serta perluasan

pabrik.

1.4. Tinjauan Pustaka

1.4.1. Tinjauan Proses

Berdasarkan bahan baku yang digunakan proses pembuatan metil

metakrilat dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu:

1.4.1.1 Metil metakrilat dari Aseton Sianohidrin.

1.4.1.2 Metil metakrilat dari Isobutanol atau dari Isobutilen.

1.4.1.3 Metil metakrilat dari Etilen.

1.4.1.1 Metil metakrilat dari Asetone Sianohidrin.

Pendekatan yang paling aman untuk sintesa metil metakrilat

(MMA) adalah dengan hidrolisa metakrilamit sulfat, yang didapat dari

aseton sianohidrin.

Reaksinya:

(CH3)2C(OH)(CN) + H2SO4 CH2=C(CH3)CONH2H2SO4

……...… (1.1)

CH2=C(CH3)CONH2H2SO4 + CH3OH CH2C(CH3)CO2CH

+ NH4HSO4 ….... (1.2)

Aseton sianohidrin direaksikan dengan asam sulfat berlebih (1,4 –

1,8 mol asam sulfat per mol aseton sianohidrin) untuk menghasilkan

metakrilamid sulfat. Asam sulfat bertindak sebagai reaktan, katalis dan

Bab I Pendahuluan
9
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

pelarut untuk reaksi. Reaksi ini berlangsung di dalam reaktor berpengaduk

pada suhu 100-125º C dengan tekanan operasi 1,5 atm dan waktu tinggal

dalam reaktor esterifikasi dengan penambahan metanol berlebih untuk

mendapatkan MMA dan ammonium bisulfat dengan kondisi reaktor 80-

110º C pada tekanan 2 atm. Selanjutnya aliran keluar reaktor dialirkan

melalui kolom distilasi guna memisahkan kandungan asam dari metil

metakrilat (MMA). MMA yang mentah dimurnikan di kolom distilasi agar

didapatkan produk yang lebih murni.

1.4.1.2 Metil Metakrilat dari Isobutanol atau Isobutilen.

Tahap pertama dari reaksi ini adalah mengoksidasi Isobutanol

menjadi metakrolein. Sedang tahap kedua adalah mengoksidasi

metakrolein menjadi MMA. Kedua reaksi ini berlangsung dengan bantuan

katalis. Katalis yang umum dipakai pada tahap pertama adalah oksida

logam multi komponen yang mengandung bismut, molybdenum dan

sejumlah logam lain untuk meningkatkan aktivitas dan selektivitas.

Sedang katalis tahap kedua adalah katalis yang dasarnya mengandung

fosfolibdat, namun juga mengandung logam alkali untuk mengontrol

keasaman.

Masing-masing reaksi ini berlangsung dalam reaktor yang berbeda.

Reaksinya:

(CH3)2CHCH2OH + O2 CH2C(CH3)CCHO + 2H2O ... (1.3)

CH2C(CH3)CCHO + ½ O2 CH2C(CH3)CO2CH3 ……..... (1.4)

Bab I Pendahuluan
10
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Reakor oksidasi pertama beroperasi pada suhu 300-400ºC, dengan

tekanan operasi 1-2 atm. Sedang reaktor oksidasi tahap kedua beroperasi

pada suhu 270-350ºC, dengan tekanan operasi pada 1-10 atm. Waktu

tinggal bahan adalah 0,2-30 detik. Selanjutnya aliran keluar reaktor kedua

dialirkan melalui scrubber untuk mendapatkan crude MMA. Keluaran

scrubber yang berupa gas dilewatkan ke dalam absorber untuk menyerap

methacrolein yang tidak bereaksi. Sebagai penyerap biasanya digunakan

larutan asam-asam karboksilat. Off gas absorber dikirim ke unit

pembakaran sebelum dibuang ke udara. Sedang methacrolein yang

terserap dialirkan ke stipper, dimana methacrolein akan dikembalikan ke

reaktor kedua dan penyerap dikembalikan ke absorber. MMA mentah yang

diperoleh dikirim ke menara distilasi untuk mendapatkan MMA dengan

kemurnian yang tinggi.

1.4.1.3 Metil Metakrilat dari Etilen.

Cara lain untuk mendapatkan MMA adalah dengan cara

kondensasi dengan asam propinat untuk mendapatkan MMA dan

kondensasi formaldehid dengan propanol untuk mendapatkan metakrolein.

Pertama dihidroformilasi untuk mendapatkan propanol, yang selanjutnya

dikondensasi dengan formaldehid untuk menghasilkan metakrolein.

Reaksi ini berlangsung pada suhu 450ºC dan pada tekanan operasi 6 atm.

Reaksi ini akan memberikan konversi sebesar 68% dengan menggunakan

katalis berupa logam multi komponen.

Bab I Pendahuluan
11
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Reaksinya:

C2H4 + CO + CH2O + CH3OH CH2C(CH3)CO2CH + H2O

……....... (1.5)

Pemilihan Proses:

Tabel 1.2. Pemilihan Proses

Bahan baku Bahan baku Bahan baku

Aseton Isobutolen/ Etilen

Sianohidrin Isobutanol

Alat Proses Lebih sederhana Lebih rumit Lebih rumit

Operasi 1. Hidrolisa Oksidasi 2 tahap Kondensasi

2. Esterifikasi

Suhu operasi 1. 100-125ºC 1. 200-500ºC 200-450ºC

2. 80-110ºC 2. 200ºC-475ºC

Tekanan operasi 1. 1,5 atm 1. 1-2 atm 6 atm

2. 2 atm 2. 1-10 atm

Konversi > 90% 30% 68%

Berdasarkan ciri masing-masing proses tersebut, maka pembuatan

metil metakrilat ini menggunakan proses dengan bahan baku aseton

sianohidrin, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Proses ini menghasilkan yield yang paling tinggi, yaitu > 90%.

2. Kondisi operasi yang mudah dicapai sehingga tidak memerlukan

perlakuan awal yang rumit dan tidak memerlukan energi yang besar.

Bab I Pendahuluan
12
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

3. Katalis yang digunakan juga sebagai reaktan dan pelarut sehingga

tidak memerlukan perlakuan khusus seperti pada proses yang lain.

1.4.2. Kegunaan Produk

Secara komersial metil metakrilat banyak digunakan sebagai bahan

baku polimer yang dapat diproduksi menjadi plastik yang kuat, transparan

dan mempunyai kestabilan yang tinggi. Dengan banyaknya gugus ester

dalam ikatan polimer menyebabkan polimer memiliki batasan sifat fisis

yang cukup luas sehingga dapat dibentuk menjadi bermacam-macam jenis

produk. Karakteristik khusus dari polimer ini mempunyai kejernihan yang

sangat baik dan tahan terhadap bermacan-macam reagen. Dengan sifat-

sifat yang dimilikinya tersebut maka tidak dibutuhkan zat-zat aditif dalam

pembuatan plastik.

Tabel 1.3. Industri Pemakai Metil Metakrilat

No Jenis Industri Produk

1. Cast Sheet Reinforced Thermoplastic

2. Surface Coating Surface Coating

3. Molding Resins Chemicals for electronic component

Reinforced Thermoplastic

4. Oil Additives Automotive after market. Lubricating

oil additive and synthetic lubricant.

Gasoline additive.

Bab I Pendahuluan
13
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

1.4.3. Sifat Fisika dan Sifat Kimia

1.4.3.1. Bahan Baku

A. Aseton Sianohdrin

A.1. Sifat Fisis

Rumus molekul : (CH3)2C(OH)(CN)

Bentuk fisik : cair

Warna : tidak berwarna

Berat molekul : 85 g/mol

Titik Didih : 105 ºC

Titik lebur : -19 ºC

A.2. Sifat Kimia

1. Bereaksi dengan asam sulfat membentuk metakrilamid sulfat

(CH3)2COHCN + H2SO4 CH3CHCONH2H2SO4

……....... (1.6)

2. Bereaksi dengan hydrazine

Aseton sianohdrin akan bereaksi dengan hydrazine membentuk

hydrazine A yang kemudian dengan oksidasi menggunakan air

dan klorin akan menghasilkan 2,2 azobisisobutyronitrile (AIBN)

(CH3)2COHCN + H2NNH2 (CH3)2C(CN)(NH)2(CH3)2C(CN)

...….. (1.7)

(CH3)2C(CN)(NH)2(CH3)2C(CN) CH3)2C(CN)NN(CH3)2C(CN)

....…. (1.8)

Bab I Pendahuluan
14
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

B. Asam Sulfat

B.1. Sifat Fisis

Rumus molekul : H2SO4

Bentuk fisik : cair

Warna : tidak berwarna

Berat molekul : 98 g/mol

Titik Didih : 340 0C

Titik lebur : 10,49 0C

Temperatur kritis : 651 oC

Tekanan kritis : 48,4 atm

B.2. Sifat Kimia

1. Merupakan asam kuat

2. Bersifat higraskopis

3. Asam sulfat murni sangat kecil sekali terionkan

1. 2H2SO4 H3SO4+ + HSO4- .....… (1.9)

2. 2H2SO4 H3O+ + HS2O7- .….. (1.10)

Kecilnya asam sulfat yang terionkan inilah yang menyebabkan

konduktivitas termal asam sulfat mempunyai harga terendah pada

kemurnian 100%. Jika asam sulfat murni dilarutkan dalam air,

dissosiasi terjadi sangat cepat.

H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4- …... (1.11)

Bab I Pendahuluan
15
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Dengan terjadinya dissosiasi ini maka konduktivitasnya akan naik

sangat cepat, dan pada kandungan air yang tinggi dissosiasi kedua

akan terjadi

H2SO4- + H2O H3O+ + HSO4- ..…. (1.12)

C. Metanol

C.1. Sifat Fisis

Rumus molekul : CH3OH

Bentuk fisik : cair

Warna : tidak berwarna

Berat molekul : 32 g/mol

Titik Didih : 57,1 oC

Titik lebur : -98,7 oC

Temperatur kritis : 512,6 K

Tekanan kritis : 81 atm

C.2. Sifat Kimia

Metanol merupakan alkohol alifatik dengan rumus molekul CH3OH

yang reaktivitasnya ditentukan oleh gugus hidroksinya. Reaksi

dengan methanol terjadi melalui pecahnya gugus C-O dan ikatan –H.

Reaksi yang penting dalam industri :

Bab I Pendahuluan
16
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

1. Dengan logam Na membentuk sodium metilat dan gas H2

CH3OH + Na CH3ONa + H2 ....... (1.13)

(Considine, 1970)

2. Dengan asam acrylate membentuk methyl acrylate

CH3OH + CH2=CHOOH CH2=CHCOOCH3 + H2O

...… (1.13)

(Ulman’s, 1989)

3. Dengan asam sulfat membentuk dimetil sulfat

CH3OH + H2SO4 (CH3)2SO4 + 2H2O ...… (1.14)

(Considine, 1970)

4. Dehidrogenasi methanol akan menghasilkan formaldehyde

CH3OH CH2O + H2 ..…. (1.15)

1.4.3.2. Produk

A. Metil Metakrilat

A.1. Sifat Fisis

Rumus molekul : CH2C(CH3)CO2CH3

Bentuk fisik : cair

Warna : tidak berwarna

Berat molekul : 100,12 g/mol

Titik Didih : 101 o C

Titik lebur : -48 oC

Temperatur kritis : 552 oC

Bab I Pendahuluan
17
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

Tekanan kritis : 37,5 atm

A.2. Sifat Kimia

1. Reaksi adisi pada ikatan rangkap karbon

Penambahan hidrogen sianida, hidrogen halida, hidrogen sulfida,

mercaptan, alkil amina, alkohol, penol atau pospine akan

mengasilkan β yang tersubstitusi menjadi α -metil propinat.

ZH + CH2=C-CCOOR Z-CH2-C-COOR .… (1.16)

CH3

2. Reaksi Dies-Alder

Reaksi Dies-Alder terjadi dengan diena, seperti butadiene dan

siklopentadiena.

1.4.3.3. Hasil Samping

A. Ammonium Bisulfate

A.1. Sifat Fisis

Rumus molekul : NH4HSO4

Bentuk fisik : cair

Warna : tidak berwarna

Berat molekul : 115 g/mol

Titik Didih : 490 oC

Titik lebur : 146,9 oC

Bab I Pendahuluan
18
Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat
Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol
Kapasitas 100.000 ton/tahun

A.2. Sifat Kimia

1. Reaksi Oksidasi

Ammonium bisulfat dapat dioksidasi membentuk Asam Sulfat,

Nitrogen dan Air.

NH4HSO4 + 3/4O2 1
/2N2 + 3/4H2 + H2SO4 …... (1.17)

Bab I Pendahuluan

You might also like