Professional Documents
Culture Documents
01 Cover (6 Files Merged)
01 Cover (6 Files Merged)
Oleh :
RIZAL DHANESWARA
115.160.016
KELOMPOK 05
Disusun Oleh:
RIZAL DHANESWARA
115.160.016
KELOMPOK 6
Disahkan oleh:
ACC 1
Asisten Geomagnetik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Geomagnetik ini dengan sebaik
mungkin. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah mencurahkan kepada kita semua
jalan yang lurus serta agaman islam yang sempurna bagi seluruh alam semesta.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan laporan ini. Adapun guna dari laporan ini
ialah dapat menuntun kami agar sukses dan sebagai langkah awal untuk
menggapai semua impian kami masing-masing.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan praktikum Geomagnetik ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar laporan selanjutnya jauh lebih baik lagi. Semoga
laporan ini bermanfaat untuk para pembaca dan saya sendiri.
Rizal Dhaneswara
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ...........................................................................................1
1.2 MaksuddanTujuan .....................................................................................2
iv
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Peta TMI .................................................................................................21
5.2 Peta RTP .................................................................................................22
5.3 Peta RTE. ................................................................................................23
5.4 Peta Upward Continuation .....................................................................24
5.5 FFT (Grafik FFT dan Tabel Kedalaman). ..............................................25
5.6 Permodelan 2,5 D ...................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. LEMBAR KONSULTASI
B. TABEL PENGOLAHAN DATA SEMUA KELOMPOK
C. TABEL SUSEPTIBILITAS
D. LEMBAR PENILAIAN LAPORAN KELAS
v
DAFTAR GAMBAR.
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.1. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini untuk memahami dan mengetahui konsep
pengolahan data metode geomagnetik dan analisa kedalaman menggunakan grafik
FFT. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah dapat membuat peta TMI, RTE, RTP,
dan Upward Continuation. Dapat membuat sayatan pada peta RTP yang
kemudian diperoleh grafik analisa FFT untuk dilakukan analisa kedalaman.
2
BAB IV
METODE PENELITIAN
Data Lapangan
Oasis Montaj
Peta TMI
Surfer
MATLAB
Oasis Montaj
Kesimpulan
Selesai
17
4.2 Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Berikut adalah stratigrafi dari Perth Basin:
4
Perth merupakan bagian dari pesisir pantai Swan dimana Perth Basin berada.
Perth Basin berkembang dari batuan sedimen yang diselimuti sedimen yang terbentuk
sejak era Kenozoikum dan terbentuk karena lingkungan alluvial dan aeolian. Daerah
ini dibatasi oleh patahan Urella dan Darling pada sebelah timur dan sistem patahan
Beagle pada sebelah barat yang membatasi Perth Basin dengan batuan beku dari
Yilgarn Craton. Batuan granit dan gneiss dari Yilgarn Craton merupakan batuan
tertua pada lingkungan ini. Batuan tersebut terbentuk pada era Arkean. Terdapat juga
intrusi dolerite dike yang terbentuk pada eon Proterozoikum. Perth Basin secara
lateral terdiri dari sedimen yang terbentuk pada periode Perm sampai Cretaceous.
Terdapat lembah pada Perth Basin yangdiendapkan oleh sedimen yang berasal dari
kontinen.
Terlihat bahwa Perth Basin didominasi oleh batupasir, namun pada periode
Prekambrium didapati batuan kristalin. Kehadiran dominasi batupasir dijumpai sejak
periode Tersier pada fasies fluvial. Selain itu dijumpai juga sisipan-sisipan
batugamping dan batulempung pada formasi Cadda. Terlihat juga adanya
ketidakselarasan pada beberapa formasi di Perth Basin.
5
formasi Cattamara hingga Woodada merupakan reservoir. Salah satu konsep
mengenai petroleum system adalah bahwa source rock selalu berada di bawah
reservoir rock karena buoyancy atau daya apung dari hidrokarbon yang pasti akan
bergerak ke atas. Maka itu, source rock yang memiliki unsur-unsur hidrokarbon dapat
diindikasikan berada di bawah formasi Woodada yaitu formasi Kockatea.
Batulempung yang berada di formasi Kockatea mengalami proses transportasi yang
lebih jauh dibandingkan batupasir dan berada lebih jauh dari sumber batuan asalnya.
Hal ini menyebabkan batulempung dapat membawa unsur-unsur organik bersamanya
sehingga dapat menjadi source rock. Cap rock merupakan “tutup” dari reservoir,
sehingga sifat batuan harus impermeabel dan nonporus. Batuan dengan sifat ini
ditemukan pada formasi Cadda yang memiliki batugamping di dalamnya. Maka itu
dapat diindikasikan bahwa batgamping pada formasi Cadda merupakan cap rock pada
sistem ini. Sedangkan trap pada sistem ini dapat ditinjau dari struktur dari basin yang
dimaksud. Struktur dapat ditinjau dari peta TMI dan peta geomagnetik lainnya. Trap
akan dibahas pada Bab V, yaitu bab pembahasan.
6
BAB III
DASAR TEORI
7
=√ 2 + 2 (3.1)
𝐹=√ 2 + 2 + 2 (3.2)
Selain itu medan magnet bumi juga mempunyai parameter fisis, lainnya
yaitu sudut inkliasi dan sudut deklinasi. Sudut inklinasi dinyatakan dengan:
= 𝑟𝑐𝑡 𝑛 √ 2+ 2
(3.3)
Sudut inkliasi positif di bawah bidang horizontal dan negatif di atas bidang
horizontal. Sedangkan sudut deklinasi positif ke arah timur geografis dan negatif
ke arah barat geografis. Sudut deklinasi deklinasi dinyatakan dengan:
𝐷 = 𝑟𝑐𝑡 𝑛 √ 2+ 2
(3.4)
8
2. Medan Magnet Luar
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi (aktivitas
matahari,badai magnetik) yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di
atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa
sumber medan luar antara lain:
1. Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11
tahun.
2. Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan
pasang surut matahari dan mempuyai jangkau 30 nT.
3. Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan
pasang surut bulan dan mempunyai jangkau 2 nT.
4. Badai Magnetik yang bersifat acak dan mempuyai jangkau sampai
dengan 1000 nT.
3. Medan Magnet Lokal/ Pengaruh Anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite, titanomagnetite dan lain-lain yang berada di kerak
bumi.
2. Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian besar
bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari perputaran
9
arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-partikel
terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktuasi arus yang dapat
menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga mencapai 30 gamma
dengan periode 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi yang amplitudonya
berkisar 2 gamma dengan periode 25 jam. Variasi ini diasosiasikan dengan
interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
3. Badai Magnetik
Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam medan
magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor penyebabnya
diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodenya acak tetapi kejadian ini sering
muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode yang berhubungan
dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik secara langsung dapat
mengacaukan hasil pengamatan.
Variasi medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target dari
survei magnetik (anomali magnetik). Besarnya anomali magnetik berkisar
ratusaan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada juga yang yang lebih besar
dari 100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara garis besar anomali ini
disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnet induksi. Medan
magnet remanen mempunyai peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu
pada besar dan arah medan magnetnya serta sangat rumit diamati karena berkaitan
dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini
disebut dengan Normal Residual Magnetismyang merupakan akibat dari
magnetisasi medan utama.
Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam
survei geomagnet, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnet kurang dari 25% medan magnet utama bumi. (Telfrod, 1979).
10
kartesian ketiga komponen tersebut dinyatakan X, Y, Z. Elemen-elemen isinya
adalah :
1. Deklinasi (D) adalah sudut utara magnet bumi dengan komponen
horisontal yang dihitung dari utara menuju timur (sudut antara utara
geomagnet dan utara geografis).
2. Inklinasi (I) adalah sudut antara medan magnet total dengan bidang
horisontal yang dihitung dari horisontal menuju ke bidang vertikal ke
bawah (sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total).
3. Intensitas horisontal (H) adalah magnitudo dari medan magnet total pada
arah horizontal.
4. Medan magnet total adalah magnitudo dari medan vektor magnet total.
Di beberapa literatur deklinasi disebut juga variasi harian kompas dan
inklinasi disebut dip. Bidang vertikal yang berimpit dengan arah dari medan
magnet
disebut meridian magnet.
11
dibentuk oleh medan magnet bumi dengan garis horizontal. Besarnya sudut
inklinasi di setiap permukaan bumi memiliki besar yang berbeda-beda. Dan sudut
inklinasi tersebut berada di daerah kutub utara dan kutub selatan bumi. Di dalam
batuan juga memiliki sifat kemagnetan, di antaranya:
1. Diamagnetik
Dalam batuan diamagnetik atom -atom pembentuk batuan mempunyai
kulit elektron berpasangan dan mempunyai spin yang berlawanan dalam tiap
pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan
berpresesi yang menghasilkan medan magnet lemah yang melawan medan magnet
luar tadi mempunyai suseptibilitas k negatif dan kecil dan suseptibilitas k tidak
tergantung dari pada medan magnet luar. Contoh : bismuth, grafit, gypsum,
marmer,
kuarsa, garam.
2. Paramagnetik
Di dalam paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh
yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin
yang sama. Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi
menghasilkan medan magnet yang mengarah searah dengan medan tersebut
sehingga memperkuatnya.
Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh agitasi
termal, oleh karena itu bahan tersebut dapat dikatakan mempunyai sifat:
suseptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu. Suseptibilitas k bergantung
pada temperatur. Contoh: piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll.
Dalam benda-benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-
momen magnetik atomik permanen, cenderung untuk membantu medan luar,
sedangkan untuk dielektrik-dielektrik medan dari dipole-dipole selalu cenderung
12
untuk melawan medan luar, apakah dielektrik mempunyai dipole-dipole yang
terinduksi
atau diorientasikan.
3. Ferromagnetik
Terdapat banyak kulit elektron yang hanya diisi oleh suatu elektron
sehingga mudah terinduksi oleh medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh
adanya kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipole-dipole
magnet (domain) mempunyai arah sama, apalagi jika di dalam medan magnet
luar.
Ferromagnetik mempunyai sifat suseptibilitas k positif dan jauh lebih
besar dari satu dan suseptibilitas k bergantung dari temperatur. Contoh: besi,
nikel,
kobalt.
4. Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipole
magnetik yang saling berlawanan arah sehingga momen magnetik secara
keseluruhan sangat kecil. Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal
akan mengalami medan magnet kecil dan susseptibilitasnya seperti pada bahan
paramagnetik suseptibilitas k seperti paramagnetik, tetapi harganya naik sampai
dengan titik currie kemudian turun lagi menurut hukum currie-weiss. Contoh:
hematite (Fe2O3).
13
Gambar 3.5. Antiferromagnetik
5. Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik domain-domain tadi juga saling antiparalel
tetapi jumlah dipole pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih
mempunyai resultan magnetisasi cukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan
tergantung
temperatur. Contoh: magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), pirhotit (FeS).
14
2. Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan minimal dua buah alat PPM seri G-856
atau lebih, dimana satu buah untuk pengambilan data base yang penempatan alat
PPM tersebut dipasang pada tempat yang bebas dari noise guna mencatat nilai
variasi harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan data di lapangan
guna
mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
3. Gradien Vertikal
Untuk pengukuran Gradien vertikal secara pengukurannya sama dapat
dilakukan secara Satu Alat atau Base Rover, hanya saja perbedaannya pada
pemakaian sensor. Jumlah sensor yang digunakan 2 buah sensor. Biasanya untuk
pemetaan medan magnet total dan variasi gradien vertikal medan magnet.
Untuk Pengukuran Geomagnetik itu sendiri yang secara valid, umum,
standar dalam pengukurannya yaitu menggunakan BaseRover. Sedangkan untuk
satu alat dan gradien vertikal jarang digunakan dalam pengukuran secara umum.
Gradien vertikal juga hanya digunakan pengukuran untuk mengetahui batas
litologi suatu lapangan saja.
3.7. Aeromagnetic
Survei geomagnetik dalam eksplorasi barang tambang biasanya dilakukan
di darat dan diudara. Survei geomagnetik di udara biasanya dilakukan untuk
memetakan daerah yang luas. Alat yang digunakan biasanya adalah flux-gate
magnetometer, nuclear precession. Kepekaan alat yang dipergunakan biasanya
lebih tinggi (1-5 gamma) daripada yang dipergunakan di darat (10-20 gamma).
Pada survei ini biasanya menggunakan helikopter yang dipasang sensor flux-gate
magnetometer pada tali sepanjang 30 m, karena menggunakan pesawat atau
15
helikopter sehingga biaya penyelidikan dari udara jauh lebih mahal.
16