Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 32

Fisiologi Sistem Enterohepatik

Step 1

 Sistem enterohepatik :
Sistem yg brhubungan yg berhubungandgn hepar, pankreas, vesica fellea, lien yg
berhubungan dgn GIT

Step 2

1. Apa hubungan dari hepar, lien, vesica fellea, pankreas?


2. Bagaimana anatomi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
3. Bagaimana fisiologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
4. Bagaimana histologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
5. Bagaimana embriologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

Step 3

1. Bagaimana embriologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?


2. Bagaimana anatomi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
3. Bagaimana histologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
4. Bagaimana fisiologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
5. Apa hubungan dari hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

 HEPAR
 Embriologi

Dari epitel endoderm minggu ke3 (kehamilan) mll diverticulum (tunas dlm usus)
t’letak pd ujung distal usus,  hepar berproliferasi dgn sptum transversum antara
tunas hati dgn usus menyempit, shg mbuat duodenum menyempit, shg timbul
ligamentum2, mmisahkan lobus hepar dextra et sinistra. Area nuda (pars afiksa
hepatis)= bagian hepar ygbtidak tertutupi peritoneum  minggu 10, fungsi hemapoietik
berjalan menhasilkan leukosit n eritrosit

Ekstraperitoneal = Area nuda, vena porta, fossa vesica fellea, sulcus vci,

 MORFOLOGI

2 Facies
Diafragmatica
4 pars superior, posterior, anterior, dextra
Visceral
Lobus dextra impressio suprarenalis, impressio renalis, , impressioduodenal,
sulcus vena cava.
Lobus quadratus impressio duodenum
Anterior
2 lobus dextra et sinistra, dipisahkan lig. Falciformis
Posterior
4 lobus dextra et sinistra, caudatus, quadratus
Scra anatomis lobus caudatus, quadratus masuk lobus hepatis dextra
Scra fisiologi  lobus caudatus, quadratus masuk lobus hepatis sinistra (dipisahkan
fossa sagitalis dextra/ linea chantli)

 Vaskularisasi
Ada 2
Arteri heptica communis: mengalirkan 30 % ke hepar, berisi darah2 teroksigenasi
Vena porta hepatica : mengalirkan 70 % ke hepar, berisi darah2 hasil pencernaan
(berisi sari2 makanan)

 Innervasi
Simpatis : Truncus coeliacus
Parasimpatis: n. Vagus

 Penggantung
Lig. Falciforme, omentum minus, lig. Teres hepatis, lig. Venosum
Pemb. Limfe: nodi limfaticus nodi limfaticus prepilorica efferen di nodi
limfaticus coeliacus

 Fisiologi
Metabolisme karbohidrat, vitamin, lemak, protein,
penyimpanan darah, vit. ADEK
detoksifikasi
membentuk cairan empedu
membentuk plasma
membentuk garam empedu absorbsi vit K
EMULSI LEMAK

 HISTOLOGI
Hepar, tiap lobulus (terdapat mikrovili2 yg menyaring dari darah)
Sel ito, sel pit , sel hepatosit ekskresi garam empedu, sel kupffer imun

 LIEN
 Fisiologi
- Menyaring darah
Dari vena lienalis
- Menyimpan darah
 Sinus venosus dan pulpa
 VESICA FELLEA
 Fisiologi
Sel heaptositmelewati caniliculi biliaris ductus heapticus dextra et
sinistra ductus hepaticus communis ductuscysticus masuk vesica fellea
di vesica fellea disimpan pemekatan empedu empedu dikeluarkan
mnuju dukstys cystikus duktus koleidokus bersatu dgn duktus
pankreatikus menembus papilla duodeni mayor cairan empedu dialirkan
ke duodenum pars descendens
Empedu (bilirubin kolesterol garam empedu lecytin)
 PANKREAS
 Fisiologis
Penghasil kelnjar endokrin dan eksokrin
Kel endokrin, pulau langerhans
sel a, penghasil glukagon
sel b, penhasil insulin
sel d. Penhasil somatostatin
sel f, polopeptida pankreas

kel eksokrin
sel asinoserosa ion bikarbonat

penghasil enzim tripsin, amylase, lipase (dalam bentuk inactive) aktif ketika bertemu
enzim enterokinase

 Hubungan organ2 enterohepatik

-Hubungan pada sistem pencernaan


Lien pewarnaan feces (oleh bilirubin), pemecahan eritrosit.

Git glukosa, protein, kolesterol


Glukosa hepar semua jaringan otot jar adiposa

STEP 7

1. Bagaimana embriologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

2. Bagaimana anatomi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

Anatomi Hepar
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada manusia terletak pada
bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, terbanyak di
hipochondrium kanan, epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri. Beratnya 1200 – 1600 gram.
Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan
di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan
permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni, kecuali di daerah
posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung
dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area.Terdapat refleksi
peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa
ligamen. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi
(bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt mencapai sela iga IV/V
tepat di bawah aerola mammae.

Hepar terdiri atas :


 lobus dexter
 lobus sinister
 lobus caudatus
 lobus quadratus
Secara anatomis, pada sisi anterosuperior oleh lig. Falsiformis dibagi menjadi lobus dekstra dan
sinistra. Pada sisi posterior, lobus kaudatus terletak diantara v . cava inferior dan fissura lig.
Venosum . Lobus ini memiliki prosessus kaudatus ( berupa ismus jaringan hepar ) yang
menghubungkannya dengan lobus dekstra. Lobus kuadratus terletak antara fossa vesika fellea dan
fissura lig. Teres.

Batas hepar

 Batas atas sejajar dengan ruangan interkostal V kanan


 Batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri

Facies (permukaan) Hepar:

1. Facies diaphragmatika
a. berbentuk konveks
b. menempel dipermukaan bawah diaphragma dan dibagi lagi menjadi facies
anterior, superior, posterior dan dekstra
2. Facies visceralis (inferior)
a. agak datar dan melandai kebawah, kedepan dan ke sebelah kanan dari facies
posterior
b. Umumnya pembuluh darah besar dan duktus masuk keluar porta hepatis yang
terletak di facies visceralis, kecuali v. hepatika yang muncul dari facies posterior
c. gambaran utamanya adalah struktur-struktur yang tersusun membentuk huruf
H.

Porta hepatis adalah hilus hepar dan dilengkapi oleh kedua lapisan omentum minus yang
pada sebelah kirinya terikat dengan ligamentum venosum. Porta ini ditempati oleh duktus hepatika
dekstra dan sinistra, a. hepatika dekstra dan sinistra serta v. porta. Susunannya dari belakang ke
depan adalah vena-arteri-duktus.

Duktus cystikus terletak pada sebelah kanan porta hepatis dan pada tempat ini terdapat
beberapa nodus limftikus. Nodus limfatikus ini bersama saraf menempel diantara tepi bebas
omentum minus. Di sebelah kanan porta terdapat vesika fellea yang terletak dalam fossa.

Stabilitas

Hepar dipertahankan pada tempatnya oleh :

 Vena hepatica dan vena cava inferior. Seluruh vena hepatica terletak intra hepatika
dan masuk kedalam vena cava inferior ketika melewati sulkus di facies posterior
hepar.
 Perlekatan lig. Triangularis kiri dan lig. Teres.
 Organ visera dibawahnya (gaster dan fleksura hepatika kolon).

Hepar dihubungkan dengan dinding abdomen dan diaphragma oleh 5 ligamen yaitu :
1. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan terletak di
antara umbilicus dan diafragma. Membagi hepar lobus dekstra dan sinistra.
2. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah lig. falciformis ;
merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis :Merupakan bagian dari
omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh prox
ke hepar.Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus
communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen
Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior ki–ka dan Lig coronaria posterior ki-ka :Merupakan
refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.
5. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan
posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.

Hepar diproyeksikan pada dinding anterior abdomen setinggi xiphisternum. Batas superior
kiri adalah sic V, 7-8 cm dari linea mediana dan kekanan pada sic V melengkung ke bawah
membentuk batas kanan , dari iga 7 hingga 11 pada linea midaksilaris.

Perdarahan

Aliran darah dari seluruh traktus gastrointestinal dibawa menuju ke hepar oleh v. porta
hepatis. Cabang dari vena ini berjalan diantara lobulus dan berakhir di sinusoid. Oksigenasi darah
disuplai oleh arteri hepatica. Darah meninggalkan hepar melalui v. sentralis dari setiap lobulus yang
mengalir melalui v. hepatica.

 Vena hepatica: Satu dari beberapa vena pendek yang berasal dari lobus hepar
sebagai cabang kecil. Vena ini mengarah langsung menuju v. kava inferior,
mengalirkan darah dari hepar.
 Vena cava inferior: Terbentuk dari bersatunya v. iliaka komunis kanan dan kiri,
mengumpulkan darah dari bagian tubuh dibawah diaphragma dan mengalir menuju
atrium kanan jantung
 Arteri hepatica: Arteri ini merupakan cabang dari truncus coeliacus (berasal dari
aorta abdminalis) dan mensuplai 20 % darah hepar.
 Vena porta hepatis: Pembuluh darah yang mengalirkan darah yang berasal dari
seluruh traktus gastrointestinal. Pembuluh ini mensuplai 80 % darah hepar.

Hepar menrima darah dari dua sumber : arterial dan vena. Perdarahan arterial dilakukan
oleh a. hepatika yang bercabang menjadi kiri dan kanan dalam porta hepatis (berbentuk Y).
Darah vena dibawa ke hepar oleh v. porta yang didalam porta hepatis terbagi menjadi
cabang kanan dan kiri. Vena ini mengandung darah yang berisi produk-produk digestif dan
dimetabolisme oleh sel hepar. Dari v. porta darah memasuki sinusoid-sinusoid hepar lalu menuju ke
lobulus-lobulus hepar untuk mencapai sentralnya. Darah arteri dan vena bergabung dalam sinusoid
dan masuk kedalam vena sentral dan berakhir pada v. hepatika. Terdapat tiga vena utama yaitu:
medial (terbesar), dekstra dan sinistra.

Drainase limfatik

Aliran limfatik hepar menuju nodus yang terletak pada porta hepatis (nodus hepatika).
Jumlahnya sebanyak 3-4 buah. Nodi ini juga menerima aliran limfe dari vesika fellea. Dari nodus
hepatika, limpe dialirkan (sesuai perjalanan arteri) ke nodus retropylorika dan nodus seliakus.

Persarafan

Persarafan dilakukan oleh :

 N. simpatikus : dari ganglion seliakus, berjalan bersama pembuluh darah pada lig.
hepatogastrika dan masuk porta hepatis
 N. Vagus : dari trunkus sinistra yang mencapai porta hepatis mneyusuri kurvatura
minor gaster dalam omentum.

Anatomi Lien :
Lien berasal dari diferensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsal. Berat rata-rata

pada manusia dewasa berkisar 75-100 gram, biasanya sedikit mengecil setelah berumur 60 tahun

sepanjang tidak disertai adanya patologi lainnya, ukuran dan bentuk bervariasi, panjang ± 10-11cm,

lebar + 6-7 cm, tebal + 3-4 cm.

Lien terletak di kuadran kiri atas dorsal di abdomen pada permukaan bawah diafragma,

terlindung oleh iga ke IX, X, dan XI. Lien terpancang ditempatnya oleh lipatan peritoneum yang

diperkuat oleh beberapa ligamentum suspensorium yaitu :

a. Ligamentum splenoprenika posterior.

b. Ligamentum gastrosplenika, berisi vasa gastrika brevis

c. Ligamentum splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus

d. Ligamentum splenorenal.

Lien merupakan organ paling vaskuler, dialiri darah sekitar 350 L per hari dan berisi kira-

kira 1 unit darah pada saat tertentu. Vaskularisasinya meliputi arteri lienalis, variasi cabang pankreas

dan beberapa cabang dari gaster (vasa Brevis). Arteri lienalis merupakan cabang terbesar dari

trunkus celiakus. Biasanya menjadi 5-6 cabang pada hilus sebelum memasuki lien. Pada 85 % kasus,

arteri lienalis bercabang menjadi 2 yaitu ke superior dan inferior sebelum memasuki hilus. Sehingga

hemi splenektomi bisa dilakukan pada keadaan tersebut.Vena lienalis bergabung dengan vena

mesenterika superior membentuk vena porta. Lien asesoria ditemukan pada 30 % kasus. Paling

sering terletak di hilus lien, sekitar arteri lienalis, ligamentum splenokolika, ligamentum

gastrosplenika, ligamentum splenorenal, dan omentum majus. Bahkan mungkin ditemukan pada

pelvis wanita, pada regio presakral atau berdekatan dengan ovarium kiri dan pada scrotum sejajar

dengan testis kiri.


Gambar 1. Anatomi Lien

Secara fisik, lien banyak berhubungan dengan organ vital abdomen yaitu, diafragma kiri di

superior, kaudal pankreas di medial, lambung di anteromedial, ginjal kiri dan kelenjar adrenal di

posteromedial, dan fleksura splenikus di inferior.

Anatomi Vesica Fellea :

Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah lobulus kanan
hepar; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hepar.
Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan collum yang
meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti
biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus
cysticus yang bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk pencernaan
akan disalurkan melalui ductus choledochus dan bermuara dalam duodenum.

Kedudukan kandung empedu bervariasi terhadap kedudukan hati. Fundus kandung empedu terletak
khas pada tepi lateral m. Rektus abdominis kanan, agak di bawah tepi kosta.vesica biliaris memiliki
kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya, serta memekatkannya
dengan cara mengabsorspi air.

Vesica biliaris dibagi menjadi :


1. Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah margo inferior hepar,
penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi
ujung kartilago costalis IX dextra.


2. Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke
atas, belakang, dan kiri.


3. Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok ke dalam omentum
minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis untuk membentuk ductus
choledochus

Perdarahan

Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dari arteri
hepatica dextra. Dan vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae. Sejumlah arteri dan
venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.

Persarafan

Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai
respons terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunika mukosa duodenum karena
masuknya makanan dari gaster.

Anatomi Pancreas :
Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas.
Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam
ligamentum lienorenalis.

Pankreas dapat dibagi dalam :

1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung 
duodenum.
Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena mesenterica 
superior serta
dinamakan Processus Uncinatus.

2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan 
caput dan
corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan
tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.

3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang
sedikit berbentuk segitiga.

4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan
dengan hilium lienale.

Hubungan Pankreas dengan organ lain

1. Ke anterior : dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan mesocolon transversum,
bursa omentalis, dan gaster.

2. Ke posterior : dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis dan vena lienalis,
vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior, musculus psoas major
sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilum lienale.
Vaskularisasi dan Limfatik Arteriae

1. Arteri pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )

2. Arteri pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)

3. Arteri pancreatica magna dan arteri pancretica caudalis dan inferior cabang arteri lienalis

Venae

Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.

Aliran Limfatik

Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya
mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.

Persarafan

Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).

Ductus Pankreaticus

1. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)
Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar
menuju ke caput, menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars
desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus
membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di duodenum
terpisah dari ductus choledochus.

2. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)
Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput
pancreas dan kemudian bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada
papilla duodeni minor.

th
Feneis, Heinz, dkk. Pocket Atlas of Uman Anatomy. 4 Edition. Stuttgart : Thieme, 2000

3. Bagaimana histologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

Histologi Hepar:

o Hati dibungkus oleh simpai tipis jaringan ikat (kapsula Glisson) yg menebal di
hilum tempat vena porta dan a. hepatica memasuki hati dan duktus hepatikus
kanan dan kiri serta tempat keluarnya pembuluh limfe

o Lobulus Hati
 Komponen structural utama dari hati adalah sel hati (hepatosit)
 diantara lobulus terdapat penyekat yang disebut septum interlobularis,
disini juga terdapat celah portal atau portal triad atau trigonum Kiernan
yang terletak pada sudut lobulus yang berisi vasa interlobularis, duktus
biliaris dan pembuluh limfe
 celah diantara hepatosit dsbt sinusoid yg merupakan pembuluh darah
yang melebar secara tidak teratur, terdiri atas sel-sel endotel
 sel-sel endotel dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh celah
subendotelial yg dikenal sebagai celah Disse, yg mengandung mikrovili
dari hepatosit, hal ini yg memungkinkan pertukaran makromolekul dg
mudah dari limen sinusoid ke sel hati dan sebaliknya
 sinusoid juga mengandung sel fagosit yaitu sel kupffer yg berfungsi
memetabolisir eritrosit tua,
 pada celah disse terdapat sel penimbun lemak (sel ito ) yaitu sel stelata

( Histologi Dasar edisi ke-8 & Atlas Histologi di Fiore )

Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus.Di pusat setiap lobulus terdapat vena
centralis yg dikelilingi lempeng lempeng sel hati yaitu hepatosit dan sinusoid secara
radial.Jaringan ikat disini membentuk TRIAD PORTA.Darah arteri dan vena mula mula
bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena central.Dari sini darah memasuki
sirkulasi umum mll vena hepatica.
Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran saluran halus disebut kanalikuli biliaris yg
terletak di antara hepatosit.
Sebagai sel eksokrin, hepatosit menyintesis dan membebaskan empedu ke dalam sistem
duktus aksretorius, yaitu kanalikuli biliaris.Hepatosit juga merupakan sel endokrin. Sel ini
membebaskan bnayak produk lagsug ke dlm aliran darah saat darah mengalir mll sinusoid
dan berkontak langsung dg hepatosit.Jadi, hepatosit melaksanakan fungsi eksokrin dan
endokrin spt albumin, faktor pembekuan darah protrombin dan fibrinogen.

Struktur
Hepar terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi kurang lebih 60% sel hepar,
sedangkan sisanya terdiri dari sel-sel epitelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-
sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotelium, sel kuffer dan sel stellata yang berbentuk
seperti bintang. Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun melingkari efferent vena
hepatica dan duktus hepatikus. Saat darah memasuki hepar melalui arteri hepatica dan vena porta
serta menuju vena sentralis maka akan didapatkan pengurangan oksigen secara bertahap.

Secara mikroskopis hepar tersusun dari lobulus-lobulus hepar yang berbentuk heksagonal
dengan v. sentral di tengahnya. Dari vena sentral, sel-sel hepatosit dan sinusoid tersusun radier ke
lateralnya. Antara dua lobulus yang berdekatan terdapat kanalis porta yang berisi a. hepatika, v.
porta dan duktus biliaris. Kedua struktur tersebut membentuk asinus yang merupakan unit
fungsional hepar. Jika terdapat aliran darah maka perjalannya dari arah kanalis porta hepatis dan
akan berakhir pada v. sentral. Rongga sinusoid dibatasi oleh sel-sel endotelial dengan rongga-rongga
interseluler yang memungkinkan plasma mengalir keluar untuk nutrisi sel-sel hepar. Sel-sel
endothelia ini mempunyai kemampuan fagositik, berisi sel Kupferr sistem retikuloendothelial.

Pada sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat
berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari pembuluh
darah, pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut Trigonum
Kiernanni.

Mikroskopis
Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg
disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenkim hepar mengikuti pembuluh darah
getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di
dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang
disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang
lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer.
Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-
kapiler yang lain. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli. Di
tengah-tengah lobuli terdapat 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena
yang menyalurkan darah keluar dari hepar). Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan
jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-
cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan
mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai
dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk
dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu
yg lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
Membran hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak
mikrofili. Mikrofili juga tampak pada sisi lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan
petunjuk tempat permulaan sekresi empedu. Permukaan lateral hepatosit memiliki sambungan
penghubung dan desmosom yang saling bertautan dengan sebelahnya. Sinusoid hepar memiliki
lapisan endotelial-endotelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit oleh ruang disse (ruang
sinusoida). Sel-sel lain yang terdapat dalam dinding sinusoid adalah sel fagositik. Sel Kuffer yang
merupakan bagian penting sistem retikuloendothellial dan sel stellata disebut sel limfosit atau
perisit. Yang memiliki aktifitas miofibroblastik yang dapat membantu pengaturan aliran darah
sinosoidal disamping sebagai faktor penting dalam perbaikan kerusakan hepar.

(Atlas Histologi di Fiore, edisi 9)


(L.Carlos junqueira, Jose carneiro,Robert O; histologi dasar,edisi ke 8)

Histologi Lien :

Lapisan dari luar ke dalam :


- Tunica serosa
- Tunica subserosa
- Tunica muscularis
- Tunica mukosa  reabsorpsi cairan empedu
- Dinding Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa
- Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan
sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae
pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang
lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi
penuh.
· Epitel
- Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval
dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada
permukaan sel terdapat banyak microvilli.
· Lamina Propria
- Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali
pada collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk
kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan
mucus

2. Tunica Muscularis
- Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler,
longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis
- Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica
fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya
banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel
lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa
- Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus
oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang
menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.
- Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada
permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister
yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.

Dinding kandung empedu terdiri dari mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan
ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia
yang melekatnya pada hepar.

Mucosa menampakkan lipatan2 temporeryang menghilang saat kandung empedu


diregangkan oleh empedu. Kripti / divertikulum diantara lipatan sering membentuk
indentasi yg dlam di mukosa. Epitel pelapisnya adalah epitel selapis silindris tinggi dengan
sitoplasma terpulas pucat dan basal. Lamina propria mengandung jar ikat longgar dan
beberapa jaringan limfoid difus. Serat otot polos di dalam lap fibromuskular berbaur dengan
lapisan2 jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin.

(Atlas Histologi di Fiore, edisi 9)

Histologi Vesica Fellea :


Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin.
Endokrin  sel langerhans (alfa  glucagon, beta  insulin, somatostatin  inhibisi alfa
dan beta, F  peptida pancreas)

 Pulau langerhans terdiri atas sel alfa, beta dan delta


 Pulau langerhans sebagai endokrin
 Sel asini sebagai eksokrin
 Sel asini sebagai penghasil ion natrium bikarbonat , lipase dan enzim lain
 Sel asini sekretori  centrum asinar  ductus interkalaris  duktus interlobularis
 duktus pancreaticus
Histologi dasar junqueira

Histologi Pancreas :
Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin.
Endokrin  sel langerhans (alfa  glucagon, beta  insulin, somatostatin  inhibisi alfa
dan beta, F  peptida pancreas)

 Pulau langerhans terdiri atas sel alfa, beta dan delta


 Pulau langerhans sebagai endokrin
 Sel asini sebagai eksokrin
 Sel asini sebagai penghasil ion natrium bikarbonat , lipase dan enzim lain
 Sel asini sekretori  centrum asinar  ductus interkalaris  duktus interlobularis
 duktus pancreaticus
Histologi dasar junqueira

4. Bagaimana fisiologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?


Fisiologi Hepar :
1. Sebagai penyimpan darah
Sejumlah besar darah disimpan dalam pembuluh darah hati (volume normal : 450 ml). hati
merupakan organ besar, dapat meluas dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai
tempat penampungan darah yang dapat menampung darah saat volume darah berlebihan
dan dapat menyuplai darah ekstra saat kekurangan volume darah.
2. System makrofag hepatic sebagai pembersih darah
Darah yang melalui kapiler usus mengangkut banyak bakteri dari usus.Darah yang dari vena
porta sebelum masuk hati hamper selalu menumbuhkan kuman basilus kolon bila dibiakkan,
sedangkan pertumbuhan kuman basilus kolon dari darah di dalam sirkulasi sistemik sangat
jarang sekali.
Film berkecepatan tinggi yang khusus mengenai kerja sel kupffer, makrofag fagositik besar
yang membatasi sinus venosus hati menunjukkan sel-sel ini efisien membersihkan darah
sewaktu darah melewati sinus.
3. Metabolisme hati
- Metabolisme karbohidrat
Hati melakukan fungsi :
 Menyimpan glikogen dalam jumlah besar
 Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
 Glukoneogenesis  untuk mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah,
glukoneogenesis terjadi jika konsentrasi glukosa darah mulai menurun. Maka,
sejumlah besar as.amino dan gliserol dari TG diubah jadi glukosa, dapat
mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relative normal.
 Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat
Hati penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.Penyimpanan
glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa darai darah  disimpan 
dikembalikan lagi ke darah bila konsentrasi glukosa darah menurun terlalu rendah.
- Metabolisme lemak
 Oksidasi as.lemak untuk menyuplai energy bagi fungsi tubuh yang lain.
 Sintesis kolesterol, fosfolipid, dan sebagian besar lipoprotein.
 Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat.
 lemak dipecah  menjadi gliserol dan as.lemak  as.lemak dipecah oleh
oksidasi beta  jadi radikal asetil berkarbon 2 yang membentuk asetil Ko-A 
asetil Ko-A masuk ke siklus asam sitrat dan dioksidasi  membebaskan sejumlah
energy
 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati menjadi garam empedu 
diekskresikan lagi ke empedu. Sisanya diangkut dalam lipoprotein dan dibawa
oleh darah ke semua sel jaringan tubuh.
- Metabolisme protein
 Deaminasi as.amino, dibutuhkan sebelum as.amino dapat digunakan untuk energy
atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak.
 Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah
besar ammonia dibentuk melalui proses deaminasi dan jumlahnya masih ditambah
pembentukan bakteri di usus secara kontinu kemudian diabsorbsi ke darah.
 Pembentukan protein plasma
 Interkonversi beberapa as.amino dan sintesis senyawa lain dari as.amino
Sumber : fisiologi Guyton

Hepar merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak
20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hepar yaitu :

1. Fungsi hepar sebagai metabolisme karbohidrat

Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain. Hepar
mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, Mekanisme ini
disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hepar kemudian hepar akan memecahkan
glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjdi glukosa disebut glikogenolisis.
Selanjutnya hepar mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah
pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari
nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C) yaitu pyruvic
acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).

2. Fungsi hepar sebagai metabolisme lemak

Hepar tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam
lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
2. Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
3. Pembentukan cholesterol
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hepar merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol .Dimana
serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid

3. Fungsi hepar sebagai metabolisme protein

Hepar mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hepar
juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hepar
memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hepar merupakan satu-satunya organ yg
membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea merupakan
end product metabolisme protein. ∂ - globulin selain dibentuk di dalam hepar, juga dibentuk di limpa
dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di dalam hepar.

4. Fungsi hepar sehubungan dengan pembekuan darah


Hepar merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi
darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena
pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsik, bila ada hubungan dengan katup jantung –
yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah
dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa
faktor koagulasi.

5. Fungsi hepar sebagai metabolisme vitamin

Semua vitamin disimpan di dalam hepar khususnya vitamin A, D, E, K

6. Fungsi hepar sebagai detoksikasi

Hepar adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi,
metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over
dosis.

7. Fungsi hepar sebagai fagositosis dan imunitas

Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses
fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai immune livers
mechanism.

8. Fungsi hemodinamik

Hepar menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hepar yang normal ± 1500 cc/ menit
atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta
75% dari seluruh aliran darah ke hepar

9. Fungsi hepar sebagai kelenjar eksokrin

Hepar menghasilkan sekresi empedu sebanyak 1000 cc setiap hari.


Dalam cairan empedu terdapat:

· pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam lien dan medulla osseum
(bilirubin yang tidak mengandung Fe akan masuk darah ke hepatosit)
· garam empedu yang penating untuk pencernaan
· protein
· kolesterol
· kristaloid dalam air
· Hormon steroid yang mengikuti peredaran entahepatik. Hormon steroid masuk hepatosit,
mengalami perubahan atau tidak, kemudian masuk enzim yagn disalurkan dalam intestinum.
Di intestinum diserap masuk ke dalam darah lagi untuk kembali hepatosit. Demikian pula
peredaran untuk bilirubin

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak
20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fung hati yaitu :

1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat

Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini : 1. Menyimpan glikogen dalam
jumlah besar
2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
3. Glukoneogenesis

4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat Hati terutama
penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal. Penyimpanan glikogen
memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah, menyimpannya, dan kemudian
mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah mulai turun terlalu rendah.
Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga glukosa hati. Pada orang dengan fungi hati yang buruk,
konsentrasi glukosa darah setelah memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat dua atau
tiga kali lebih tinggi dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang normal.

Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah,
karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi glukosa darah mulai
menurun di bawah normal. Pada keadaan demikian, sejumlah besar asam amino dan gliserol dari
trigliserida diubah menjadi glukosa, dengan demikian membantu mempertahankan konsentrasi
glukosa darah yang relatif normal.

2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak Asam lemak
dipecah menjadi beberapa komponen :

1. Senyawa 4 karbon – Keton Bodies

2. Senyawa 2 karbon – Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)

3. Pembentukan kolesterol.

4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid. 
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis,


esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan
metabolisme lipid

Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang kemudian
disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein dan dibawa oleh darah
ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan terutama ditranspor dalam
lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk membran,
struktur intrasel, dan bermacam-macam zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Setelah lemak
disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemakuntuk di simpan.

3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hati juga
mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati memproduksi
asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk
plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product
metabolisme protein.∂ - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum
tulang β – globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan
BM 66.000.

Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:

1. Deaminasi asam amino

2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh

3. Pembentukan protein plasma

4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino

Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk energy atau
diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di jaringan tubuh
lain, terutam di ginjal, tetapi hal ini tidak penting di bandingkan deaminasi asam amino di dalam hati.

Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar amonia
dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh pembentukan bakteri di
dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam darah. Oleh karena itu, bila hati tidak
membentuk ureum, knsentrasi amino plasma meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma
hepatic dan kematian. Penurunan aliran darah yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila
timbul pintasan antara vena cava, dapat menyebabkan jumlah amonia yang berlebihan dalam darah,
suatu keadaan yang sangat toksik

Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin adalah antibodi
yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati mungkin dapat
membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50 gram/hari oleh karena itu,
bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma, jumlah ini dapat digantikan dalam
waktu 1 atau 2 minggu.

Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati yang cepat
dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini digandakan oleh kecepatan pengeluaran
protein plasma sampai konsentrasi plasma kembali normal. Diantara fungsi hati yang paling penting
adalh kemampuan hati untuk membentuk asam amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia
lain yang penting dari asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis
semuanya dalam hati.

4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah

Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah,
misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena
pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan katup jantung –
yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah
dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa
faktor koagulasi.

5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin

Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.

6. Hati menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin

Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk ferritin. Sel hati mengandung
sejumlah besar protein yang disebut apoferritin, yang akan bergabung dengan besi baik dalam
jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam cairan tubuh, maka
besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk ferritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam
sel hati sampai diperlukan,bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka
ferritin akan melepaskan besi. Dengan demikian, system apoferritin hati bekerja sebagai penyangga
besi darah dan juga sebagai media penyimpanan besi.

7. Fungsi hati sebagai detoksikasi

Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi,
metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over
dosis.

8. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas

Sel kuppfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses
fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.

9. Fungsi hemodinamik

Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000
– 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25% dan di dalam vena porta 75%
dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh
persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar
merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

10. Fungsi sekresi empedu oleh hati

Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu , normalnya antara 600 dan
1000 ml/hari.

Empedu melakukan dua fungsi penting, yaitu :

1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbs lemak, bukan karena enzim
dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu
melakukan dua hal, yaitu :

 Asam empedu membantu mengelmusikan partikel-partikel lemak yang besar dalam


makanan menjadi banyak partikel kecil, permukan partikel tersebut dapat disersng
oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, dan
 Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui
membrane mukosa intestinal.

2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting
dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin,
dan kelebihan kolesterol.

Pengosongan kandung empedu peran perangsangan kolesistokinin (CCK)

Ketika makanan mulai dicerna didalam traktus gastro intestinal bagian atas, kandung empedu mulai
dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit setelah
makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah kontraksi ritmis dinding kandung
empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan dengan
sfincter oddi, yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis kedalam duodenum (Gambar 10).

Gambar 10. Sphincter oddi

Sejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah hormone
kolesistokinin. Hormone ini adalah hormone kolesistokinin yang telah dibicarakan sebelumnya yang
menyebabkan peningkatan sekresi enzin pencernaan oleh sel-sel asinar pancreas. Rangsangan untuk
memasukkan kolesistokinin kedalam darah dari mukosa duodenum terutama adalah kehadiran
makanan berlemak dalam duodenum.

Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut- serabut
saraf yang menyekresi asetil kolin dari system saraf fagus dan enterik usus. Keduanya adalah saraf
yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian lain traktus gastrointestinal bagian
atas.

Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya kedalam duodenum terutama sebagai
respon terhadap perangsangan kolesistokonin yang terutama dicetuskan oleh makanan berlemak.
Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu berlangsung buruk,
tetapi bila terdapat lemak dalam jumlah yang berarti dalam makanan, normalnya kandung empedu
kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar satu jam.

Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

Fisiologi Lien :

Fungsi lien dibagi menjadi 5 kategori :

a. Filter sel darah merah

b. Produksi opsonin-tufsin dan properdin

c. Produksi Imunoglobulin M

d. Produksi hematopoesis in utero

e. Regulasi T dan B limfosit

Pada janin usia 5-8 bulan lien berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan

putih, dan tidak berfungsi pada saat dewasa. Selain itu, lien berfungsi menyaring darah, artinya sel

yang tidak normal, diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit tua ditahan dan dirusak oleh sistem

retikuloendotelium disana.

Lien juga merupakan organ pertahanan utama ketika tubuh terinvasi oleh bakteri melalui

darah dan tubuh belum atau sedikit memiliki antibodi. Kemampuan ini akibat adanya mikrosirkulasi

yang unik pada lien. Sirkulasi ini memungkinkan aliran yang lambat sehingga lien punya waktu untuk

memfagosit bakteri, sekalipun opsonisasinya buruk. Antigen partikulat dibersihkan dengan cara yang

mirip oleh efek filter ini dan antigen ini merangsang respon anti bodi. Sel darah merah juga

dieliminasi dengan cara yang sama saat melewati lien.

Lien dapat secara selektif membersihkan bagian-bagian sel darah merah, dapat

membersihkan sisa sel darah merah normal. Sel darah merah tua akan kehilangan aktifitas enzimnya

dan lien yang mengenali kondisi ini akan menangkap dan menghancurkannya. Pada asplenia kadar
tufsin ada dibawah normal. Tufsin adalah sebuah tetra peptida yang melingkupi sel – sel darah putih

dan merangsang fagositosis dari bakteri dan sel-sel darah tua. Properdin adalah komponen penting

dari jalur alternatif aktivasi komplemen, bila kadarnya dibawah normal akan mengganggu proses

opsonisasi bakteri yang berkapsul seperti meningokokkus, dan pneumokokkus.

http://www.scribd.com/doc/185718226/Anatomi-Dan-Fisiologi-Lien-docx#download

Fisiologi Vesica Fellea :


Memekatkan, menyimpan, dan mengeluarkan cairan empedu
Fungsinya untuk menyimpan empedu dan memekatkannya akibat absorbsi air
Empedu hati terdiri atas 97% air sedangkan empedu kantung empedu 89% air
Apabila duktus cysticus & ductus choleducus dijepit maka tekanan intrabiliaris meningkat sampai
sekitar 320 mm empedu dlm 30 menit & sekresi empedu berhenti. Namun bila duktus choledocus
dijepit dan ductus cysticus dibiarkan terbuka, maka air akan diserap dalam kandung empedu &
tekanan intrabiliaris hanya 100 mm empedu dlm beberapa jam
(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran)

Mekanisme kontraksi empedu

Makanan berlemak masuk ke duodenum kemudian lemak menstimulasi sel2 dinding yang
ada di dinding duodenum, sel dinding duodenum mengeluarkan hormone kolesistokinin dari
tunica mukosa, kemudian di absorbs ke dalam darah kemudian menstimulir kontraksi dari
vesica biliaris yang mana bersamaan ductus choledocus dan ampula vetri relaksasi dan
cairan masuk ke duodenum.

(Fisiologi Guyton And Hall, Edisi 7)

Fungsi kandung empedu adalah untuk mengentalkan dan menyimpan empedu yang dibawa
kepadanya dari hati melalui duktus cysticus, diantara waktu makan dan melepaskan empedu ke
dalam usus lewat duktus cysticus selama makan. Dalam vesika fellea, empedu dipekatkan oleh
absorpsi air dan pengasaman empedu. Memekatkan empedu dengan penyerapan selektif daripada
air, garam organik dan sedikit garam empedu, sehingga volumenya menjadi 1/5 – 1/10 daripada
volume yang disekresikan oleh hati.

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung
membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang
berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus
pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum. Sebelum
makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu
yang mengalir dari hati. (Gambar 11). Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal
hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu
mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Gambar 11. Saluran Empedu

Empedu memiliki 2 fungsi penting:

1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang 
berasal
dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

1. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut 
dalam
lemak untuk membantu proses penyerapan

2. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu 
menggerakkan
isinya

3. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah 
dari sel darah
merah yang dihancurkan

4. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari 
tubuh

5. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke
dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam
tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam
empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu
menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang
bersama tinja.

Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.
Fisiologi Pancreas :

Pankreas adalah campuran jaringan eksokrin dan endokrin. Pankreas adalah kelenjar memanjang
yang terletak di belakang dan di bawah lambung, diatas lengkung pertama duodenum. Pankreas
merupakan kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.

Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang
membentuk kantung-kantung atau asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya
bermuara ke duodenum.
Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin
terisolasi, pulau-pulau langerhans (islets of langerhans), yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon
terpenting yang disekresikan oleh sel-sel pulau langerhans adalah insulin dan glukagon.

Eksokrin

Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu :

1. sekresi enzimatik poten dan

2. sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3).

Enzim pankreas disintesis oleh retikulun endoplasma dan kompleks Golgi sel asinus, dan kemudian
disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis bila diperlukan.

Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas yang
bermuara ke duodenum.

Ketiga jenis enzim pankreas yaitu:
1. Enzim-enzim proteolitik, yang berperan dalam pencernaan
protein.

Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen,
dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.
Setelah
disekresikan ke dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi bentuk aktifnya, tripsin oleh
enterokinase, suatu enzim yang terbenam diatas luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum.
Tripsin kemudian secara oktokatalisis mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap
inaktif dalam didalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia
terbentuk. Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah
oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin dan karboksipeptidase,
didalam lumen duodenum. Dengan demikian setelah eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin,
tripsin kemudian bertanggung jawab untuk menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.

1. Amilase pankreas, berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah


polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk
aktif karena amilase tidak membahayakan sel-sel sekretorik.

2. Lipase pankreas, sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang disekresikan
diseluruh sistem pencernaan yang dapat menuntaskan lemak. Lipase pankreas
menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu
satuan lemak yang dapat diserap. 
Kolesterol esterase untuk hidrolisis ester kolesterol
sedangkan fosfolipase untuk memecah asam lemak dan fosfolipid.
Tiga rangsangan dasar
yang menyebabkan sekresi pankreatik :
1. Asetikolin : disekresikan ujung nervus vagus
parasimpatis dan saraf-saraf 
kolinergenik.
2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa
duodenum dan jejunum rangsangan asam. 3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan
jejunum rangsangan asam.

Endokrin

Terdiri atas 4 sel, yaitu : sel α, sel β, sel σ, dan sel F.
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan
oleh pulau langerhans.Sekresi sel – sel ini berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui
pembuluh darah.Sel Hormon Target utama Efek Hormonal Regulasi.


1. α (Glukagon) Target adalah hati, dan jaringan adiposa. Efek adalah merombak cadangan
lipid, merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin.
2. β (Insulin)
Target adalah sebagian besar sel. Efek adalah membantu pengambilan glukosa
oleh sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan
kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh
somatostatin.
3. σ (Somatostatin)
Target adalah sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan. Efek adalah
menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim
pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target adalah organ pencernaan. Efek adalah menghambat
kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi
nutrisi oleh saluran pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang
parasimpatis.

Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

5. Apa hubungan dari hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

You might also like