Professional Documents
Culture Documents
Model Pendokumentasian Keperawatan
Model Pendokumentasian Keperawatan
Model Pendokumentasian Keperawatan
Kerugian
1) Penekanan pada hanya berdasarkan amalah, penyakit dan ketidak mampuan dapat
mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang negatif
2) Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan tindakan atau timbulnya
masalah yang baru
3) Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam daftar masalah
4) SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika sering adanya target
evaluasi dan tujuan perkembangan klien sangat lambat
5) Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet untuk pencatatan
tidak tersedia
6) P (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan keperawatan
Kerugian :
a) Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi karena tidak berdasarkan urutan
waktu
b) Kadang-kadang mengalami kesulitan untuk mencari data sebelumnya, tanpa harus mengulang
pada awal
c) Superficial pencatatan tanpa data yang jelas
d) Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan
kepada klien
e) Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak
f) Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam interpretasi/analisa
g) Perkembangan klien sulit di monitor
Keuntungan :
a) Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi
b) Data yang tidak normal nampak jelas
c) Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami
d) Data normal atau respon yang diharapkan tidak menganggu informasi lain
e) Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan
f) Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi
g) Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya
h) Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien
i) Jumlah halaman lebuh sedikit digunakan dalam dokumentasi
j) Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang permanen
Kerugian
a) Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung pada “checklist”
b) Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada
c) Pencatatan rutin sering diabaikan
d) Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan
e) Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain
f) Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya suatu kejadian
4) Kardeks
Sistem ini terdiri dari serangkaian kartu yang disimpan pada indeks file yang dapat dengan
mudah dipindahkan yang berisikan informasi yang diperlukan untuk asuhan setiap hari.
Informasi yang terdapat dalam kardeks meliputi : data demografi dasar, diagnosis medik utama,
instruksi dokter terakhir yang harus dilaksanakan perawat, rencana asuhan keperawatan tertulis
9digunakan jika rencana formal tidak ditemukan dalam catatan klien), instruksi keperawatan,
jadwal pemeriksaan dan prosedur tindakan, tindak pencegahan yang dilakukan dalam asuhan
keperawatan serta faktor yang berhubungan dengan kegiatan hidup sehari-hari. Karena sering
ditulis dengan pensil kecuali jika kardeks digunakan sebagai bagian permanen dari catatan klien.
Potter dan Perry (1989) menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
rencana asuhan pada kardeks, yaitu : rencana asuhan ditulis ketika perawat :
a) Membahas tentang masalah kebutuhan klien
b) Melakukan rode setelah identifikasi atau peninjauan masalah klien
c) Setelah diskusi dengan anggota tim kesehatan lain yang bertanggung jawab terhadap klien
d) Setelah berinteraksi dengan klien dan keluarganya
Dalam kardeks harus ditulis tentang data pengkajian keperawatan yang berhubungan diagnostik,
instruksi (observasi yang harus dilakukan, prosedur terkait dengan pemulihan, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, cara khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan tindakan
keperawatan, melibatkan keluarga dan perencanaan pulang serta hasil yang diharapkan.
Keuntungan menggunakan sistem kardeks karena memungkinkan mengkomunikasikan informasi
yang berguna kepada sesama anggota tim keperawatan tentang kebutuhan unik klien terkait, diit,
cara melakukan tindakan penanggulangan, cara meningkatkan peran serta klien atau waktu yang
tepat untuk melakukan kegiatan keperwatan tertentu.
Kelemahan dari sistem kardeks, yaitu informasi dalam kardeks hanya terbatas untuk tim
keperawatan saja dan tidak cukup tempat untuk menulis rencana keperawatan bagi klien dengan
banyak masalah.
5) Komputerisasi
Sistem dokumentasi dengan menggunakan komputer sudah makin luas digunakan di Rumah
sakit dan instruksi pelayanan kesehatan terutama di negara yang telah berkembang. Perawat
adalah pemakai utama sistem yang mengintegrasikan semua sumber informasi ini, serta
memungkinkan semua tenaga kesehatan untuk dapat menggunakan informasi tersebut.
Keuntungan menggunakan sistem dokumentasi dengan komputer antara lain memudahkan
perawat merencanakan asuhan keperawatan, dapat mengevaluasi dan memperbarui informasi
setiap saat, memanggil data yang sesuai dengan diagnosis keperawatan tertentu, serta
mengurangi penggunaan berbagai flowsheet. Hanya kelemahan dari sistem dokumentasi dengan
menggunakan komputer adalah dalam menjaga kerhasiaan informasi klien. Karena makin mudah
menggunakan komputer, makin mudah pula untuk menyalahgunakan.
6)focus
FORMAT FOKUS
Semua masalah pasien atau diagnosa keperawatan diidentifikasi dalam catatan perawatan dan
terlihat pada rencana keperawatan. Kolom fokus dapat berisi masalah klien, diagnosa
keperawatan dan kejadian penting. Tetapi, diagnosa keperawatan lebih ditekankan. Catatan
perawatannya berisi data, action dan respons (DAR)
17 Mei 2014
Data:
dada saya terasa sakit bila bernafas/ batuk . skala nyeri 0-10. Wajah meringis, tingkah laku
berhati- hati. Tekanan darah 140/80 mmHg, pernafasan 26 kali per menit. Tindakan diberikan
tienol 1 tablet
Action:
mengajarkan klien untuk memberitahu perawat sebelum nyeri skala 4. Mengajarkan latihan
distraksi, mengajarkan untuk bernafas dan batuk selama 5 menit
Respon:
saya menilai tingkat nyeri saya pada skala 3, wajah tidak meringis dan terasa terjadi penurunan
nyeri. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali permenit, pernafasan 20 ali permenit.
Pengobatan mengurangi rasa nyeri
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kebutuhan Dasar Manusia kami dengan judul
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan sehingga kami
tidak terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu kami yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin, namun kami
menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap
semoga hasil makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses profesionalisme bidang keperawatan merupakan proses berubah jangka panjang yang
melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan keperawatan sendiri ataupun dari kalangan non
keperawatan. Hal ini berarti bahwa perawat harus mau berubah dan mengikuti perubahan ke arah yang
lebih baik. Dengan demikian, perawat harus berani menghadapi konsekuensi-konsekuensi dan implikasi-
implikasi guna menampilkan ciri profesi dalam dirinya, yaitu sebagai perawat profesional.
Keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan konsep dan terjadi pergeseran yang sangat
penting. Salah satu pergeseran penting yang terjadi dalam proses profesionalisasi keperawatan adalah
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Pada awalnya, penekanan lebih ke arah prosedur, tanpa
adanya penekanan terhadap landasan pengetahuan ilmiah dan metode ilmiah yang bersifat logis dan
sistematis. Sekarang keduanya berjalan seiring yang dikenal sebagai proses keperawatan.
Antara profesionalisme keperawatan dengan dokumentasi proses keperawatan saling terkait. Tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangatlah penting. Tuntutan profesi adalah dokumentasi
keperawatan yang bertanggung jawab, baik dari aspek etik maupun aspek hukum.
B. Rumusan masalah
Pendekatan Model Dokumentasi keperawatan :
C. Tujuan
Tujuan kami mengangkat topik pendekatan model dokumentasi keperawatan adalah untuk memberikan
sedikit pemahaman tentang bagaimana model dokumentasi keperawatan. Selain itu dengan
mempelajari model dokumentasi keperawatan dapat menjamin tumbuhnya pandangan, sikap, dan cara
berpikir profesional pada setiap pemberian asuhan keperawatan. Membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar ataupun membandingkan antara teori dan praktik.
Merupakan sumber data pendidikan dan pengajaran karena berisi kronologis asuhan keperawatan dan
merupakan referensi riset.
D. Metode Penulisan
Dalampenulisanmakalahinipenyusunmenggunakanmetode:
1. Perpustakaan
2. Diskusi Kelompok
3. Literatur internet
E. Sistematika
Bab I Pendahuluan
A. LatarBelakang
B. Rumusan Masalah
C. TujuanPenulisan
D. MetodePenulisan
E. Sistematika
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
a. Komunikasi
Komunikasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada rekan sejawat atau
tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang sudah, sedang dan yang akan dilakukan.
b. Dokumentasi keperawatan
c. Standar dokumentasi
Standar dokumentasi merupakan standar yang dibuat untuk mengukur kualitas dan kuantitas
dokumentasi keperawatan. Standar ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pedoman praktik dalam
memberikan tindakan keperawatan.
Model dokumentasi keperawatan merupakan model dokumentasi dimana data-data klien dimasukan
kedalam suatu format, catatan dan prosedur dengan tepat yang dapat memberikan gambaran
perawatan secara lengkap dan akurat. Dalam catatan ini dapat diketahui secara jelas siapa yang
mencatat, dimana catatan dibuat, bagaimana cara mencatat, kapan catatan dibuat dan dibutuhkan, dan
dalam bentuk apa catatan tersebut dibuat. Sedangkan teknik dokumentasi keperawatan merupakan
cara menggunakan dokumentasi keperawatan kedalam proses keperawatan.
Model dokumentasi SOR ini dapat dibuat dengan formulir grafik, format pemberian obat, format catatan
perawat termasuk riwayat penyakit klien, riwayat perawatan perawatan dan perkembangan pasien,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diagnostik, formulir masuk Rumah sakit dan formulir untuk
tindakan operasi yang ditandatangani oleh pasien dan keluarga.
Model dokumentasi SOR terdiri dari 5 kompnen, yaitu:
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tindakan Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Tanda Tangan
Sumber : P : perawat
D : dokter
F : fisioterapi
G : ahli gigi
a. Data dasar
Data dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien yang berisi semua informasi-informasi yang
telah dikaji dari klien sejak pertama kali masuk Rumah Sakit. Data dasar ini meliputi: riwayat klien
tentang keadaan umum klien, riwayat keluarga, keadaan penyakit yang dialami pasien, tindakan
keperawatan yang pernah diberikan, pemeriksaan fisik, dan data-data penunjang (laboratorium dan
diagnostik).
b. Daftar masalah
Daftar masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau hasil analisis dari perubahan data.
Daftar ini mencerminkan keadaan atau nilai yang tidak normal dari data yang didapat dengan
menggunakan urutan prioritas yang dituliskan ke dalam daftar masalah dan diberikan pada setiap
pergantian shift.
Data yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan tanggal identifikasi masalah.
Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu dengan klien ataupun
orang yang diberi tanggungjawab untuk menuliskannya.
Daftar ini berada pada bagian depan status klien.
Tiap masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta nama perawat yang menemukan
masalah tersebut.
Format daftar masalah
Masalah
Tgl No Diidentifikasi oleh Masalah Klien
Klien
1 1. (perawat yang
mengidentifikasi
masalah klien)
Daftar rencana awal asuhan keperawatan terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Pemeriksaan diagnostik.
2. Manajemen kasus atau disebut juga usulan terapi (pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan,
diet, penanganan khususdan observasi yang harus dilakukan).
3. Pendidikan kesehatan (sebagai tujuan jangka panjang).
d. Catatan perkembangan
Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan dari keadaan klien yang didasarkan
pada setiap masalah yang ditemukan pada klien. Revisi atau pembaharuan rencana dan tindakan
mengikuti perubahan dari keadaan klien. Catatan perkembangan ini berisi perkembangan atau
kemajuan dari setiap masalah kesehatan klien.
1. SOAP, yaitu Subjective (data subjektif), Objective (data objektif), Analisist(analisa), Planning
(perencanaan).
2. SOAPIER, yaitu Subjective (data subjektif), Objective (data objektif), Analisist(analisa), Planning
(perencanaan), Implementation (implementasi atau tindakan), Evaluation(evaluasi), dan Reassessment
(penaksiran/ peninjauan kembali/ pengkajian ulang).
3. PIE, yaitu : Problem (masalah), Intervention rencana tindakan), Evaluation (evaluasi)
Format Model dokumentasi POR (problem-oriented-record)
Daftar Rencan Catatan
Data dasar
masalah intervensi perkembangan
DS : 1. 1. S
2. O
DO: 3. A
P
DS : 2. 1. S
2. O
DO: Dst 3. A
P
Dibawah ini merupakan jenis-jenis catatan yang dapat digunakan dalam model keperawatan POR
(progress-oriented-record) yaitu:
a. Catatan perawatan
1. Hasil observasi yang dilakukan perawat, pengukuran yang dilakukan secara berulang, dan yang tidak
perlu ditulis secara naratif.
2. Catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan dan catatan harian
tentang asuhan keperawatan.
Informasi untuk profesi kesehatan yang akan melanjutkan perawatan klien selanjutnya, mencakup:
1. Uraian mengenai intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada klien.
2. Uraian informasi yang telah disampaikan kepada klien.
3. Uraian mengenai keadaan klien.
4. Penjelasan tantang keterlibatan keluarga dalam asuhan keperawatan.
5. Uraian mengenai sumber daya yang diperlukan dirumah.
Informasi untuk klien, mencakup:
1. Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
2. Penjelasan prosedur tertentu sesuai dengan yang dibutuhkan klien.
3. Identifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti atau dilaksanakan klien ketika melakukan asuhan
keperawatan mandiri.
4. Pemeriksaan tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan klien jika dialami klien nantinya.
5. Pemberian daftar nama dan nomor telpon tenaga kesehatan yang bisa dihubungi klien.
Model dokumentasi CBE (charting by exeption) adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat hasil
atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal tubuh. Penyimpangan yang dimaksud dalam hal
ini menyangkut keadaan yagn tidak sehat yang menganggu kesehatan klien.
E# S................
O................
A................
P.................
Model dokumentasi POS (process-oriented-system) yang disebut juga dengan model dokumentasi fokus
adalah suatu model dokumentasi yang berorientasi pada proses keperawatan mulai dari pengumpulan
data klien, diagnosis keperawatan (masalah yang muncul), penyebab masalah, atau definisi karakteristik
yang dinyatakan sesuai dengan keadaan klien.
Catatan perkembangan pada model dokumentasi Fokus ditulis dengan menggunakan format DAR, yaitu:
Sistem dokumentasi core merupakan sistem dokumentasi pusat yang merupakan bagian terpenting dari
sistem dokumentasi dalam proses keperawatan. Catatan perkembangan pada Model
Dokumentasi Core, ditulis dengan menggunakan Format DAE, yaitu:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai seorang calon tenaga medis khususnya dalam bidang keperawatan asuhan keperawatan
sangatlah harus diperhatikan. Asuhan keperawatan berkaitan erat dengan dokumentasi keperawatan.
Dalam pendokumentasian keperawatan terdiri dari beberapa macam model, yaitu:
B. SARAN
Mahasiswakeperawatanharusbelajar memahami tentang model-model dokumentasi keperawatan dan
dapat mengaplikasikannya dalam pendokumentasian keperawatan.